Latar Belakang
1
Ajaran Islam yang dipeluk oleh sebagaian besar rakyat Indonesia telah
memberikan kontribusi besar, serta dorongan semangat, dan sikap mental dalam
perjuangan kemerdekaan. Tertanamnya “RUHUL ISLAM” yang di dalamnya
memuat antara lain :
2. Ijin Berperang Dari Allah SWT. (Q.S. Al Haj : 39) “ Telah diijinkan
berperang bagi orang-orang yang diperangi, sesungguhnya mereka itu
dijajah/ditindas, maka Allah akan membela mereka ( yg diperangi dan ditindas
)”.
4. “Khubul Wathon minal Iman”, cinta tanah air sebagian dari Iman,
menjadikan semangat Partiotik bagi umat Islam dalam melawan penjajahan.
Dengan demikian ajaran Islam yang sudah merakyat di Indonesia ini, punya
peranan yang sangat penting, berjasa, dan tidak dapat diabaikan dalam perjuangan
di Indonesia.
2
Umat Islam Indonesia punya peranan yang menentukan dalam dinamika
perjuangan untuk memdapatkan kemerdekaan. Dalam perjuangan ini dapat dibagi
menjadi:
3
Darwis dari Kedu; Perlawanan Kyai Dermojoyo dari Nganjuk; dan juga
perlawanan P. Dipanegara, masih banyak lagi.
4
ilannur (habislah gelap terbitlah terang). Patimura yang yang diklaim sebagai
seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang Islam yang taat.
Semangat jihad yang dikumandangkan oleh para pahlawan semakin
terbakar ketika para penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada
bangsa Indonesia yang mayoritas sudah beragama Islam yang tentu saja dengan
cara-cara yang berbeda dengan ketika Islam datang dan diterima oleh mereka,
bahwa Islam tersebar dan di anut oleh mereka lewat jalan damai dan persuasif
yakni lewat jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahwa wali songo
menyebarkan lewat seni dan budaya. Para da’i Islam sangat paham dan
menyadari akan kewajiban menyebarkan Islam kepada orang lain, tapi mereka
juga sangat paham bahwa tugasnya hanya sekedar menyebarkan saja. Hal ini
sesuai dengan Q.S Yasin ayat 17 yang berbunyi: “Tidak ada kewajiban bagi
kami hanyalah penyampai (Islam) yang nyata”.
5
kelompok nasionalis sekuler dibwah pimpinan soekarno menginginkan negara
Indonesia yang akan di bentuk itu netral dari agama. Namun akhirnya terjadi
sebuah kompromi antara kedua kelompok sehingga melahirkan sebuah
rumusan yang dikenal dengan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 yang
berbunyi:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan, perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1
Abdul Karim, Islam Dan Kemerdekaan Indonesia (Yogyakarta: Sumbangsih Press, 2005) hlm, 38-
45
6
Perjuangan umat Islam bukan hanya sebatas merebut kemerdekaan
Indonesia dari tangan penjajah, namun antara peran penting umat Islam lainnya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu:
a) Pada tahun 1960 para aktivis islam yang tergabung dalam organisasi
masa dan partai berusaha mencegah gagasan Nasakom
b) Mengusulkan pembubaran PKI pada tahun 1965 untuk menyelamatkan
Pancasila dan kesatuan bangsa
c) Mempelopori pembentukan Front pancasila
d) Mendirikan organisasi social dan lembaga-lembaga pendidikan, antara
lain ;
7
6. Eksistensi Perjuangan Umat Islam dalam mencapai kemerdekaan
Dalam bidang ideologi. Sebagai eksistensi dari perjuangan memperoleh
kemerdekaan dalam bidang ideology menampakkan adanya sebuah kristanisasi
dari tiga dimensi.
1) Dimensi Masa Lalu
Dimensi Masa Lalu cukup memberikan pengalaman yang
berharga.Masalalu merupakan pengalaman yang panjang, ditinggalkan
oleh para patriot kemerdekaan. Dari zaman yang terlingkar akan adanya
kekuasaan bersifat kerajaan, diteruskan oleh perjuangan anti penjajahan
bersifat kedaerahan hingga muncul kesadaran perjuangan kemerdekaan
yang didukung oleh kekuatan persatuan nasional.
2) Dimensi Masa Kini
Kemantapan prinsip-prinsip hidup dan nilai-nilai yang
ditinggalkan generasi yang lalu, benar-benar merupakan prinsip-prinsip
yang terwujud dalam budaya yang tinggi, mendasari kehidupan manusia
Indonesia, dan sekaligus pemersatu terwujud dalam Pancasila setelah
melalui perjuangan-perjuangan yang meminta banyak korban. Barulah
tertera hitam diatas putih sebagai muqaddimah dari undang-undang dasar
1945.
3) Dimensi Masa Depan
Untuk menjamin kelangsungan kehidupan kemerdekaan sudah
tentu tidaklah dibatasi oleh suatu kurun waktu melainkan berkelanjutan
hingga manusia mempunyai batas waktu tertentu, sedangkan
kemerdekaan harus tetap abadi oleh sebab itu seluruh budaya terutama
yang bersangkutpaut dengan ideology harus dapat diwarisi dan di
lanjutkan oleh generasi penerus, Pancasila dari UUD 1945, dengan
redaksinya yang sederhana dan mudah dipahami mempunyai elastisitas
dan fleksibel, yang mudah menampung perkembangan pikiran, sehingga
8
ideology itu dapat bertambah sesuai dengan perkembangan pikiran
dimasa yang akan datang.2
2
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016. Islam Nusantara dan Kepesantrenan, (Jember:
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016), hlm 87-91
9
8. Melawan Penjajah Dengan Non-Senjata
a) Perlawanan Kultural
Dizaman penjajahan colonial sedang berlangsung, terdapat sikap dan
perlawanan para Kyai pengasuh pondok pesantren, bersama masyarakat santri.
Sikap dan perlawanan tersebut unik namun efektif untuk menumbuhkan emosi
kebencian terhadap penjajah Belanda. Sikap dan perlawanan tersebut dikenal
dizaman itu sebagai perlawanan kurtural atau sikap “emoh dan benci”. Perilaku
dan tata budaya kaum colonial termasuk bertutur kata, berpakaian dan model
paket pendidikannya.
Sikap yang dijiwai “emoh” budaya Belanda itu ditulis juga oleh Drs.
Slamet Effendy Yusuf dkk, dalam bukunya “Dinamika kaum Santri”.
Perlawanan kultural juga pernah disampaikan oleh K.H Syaifuddin Zuhri
dalam bukunya “Sejarah Kebangkitan Islam”.
b) Doa dan Suwuk dalam Perang
Bekal lahir batin bagi seorang pejuang kemerdekaan, bukanlah hal yang
aneh bagi seorang yang maju ke medan tempur. Bekal lahir bias diperoleh dari
ilmu beladiri atau senjata tajam dan senjata api. Sedangkan bekal batin bagi
pejuang, tidak dapat ia peroleh sendiri. Mereka memperolehnya dari “doa dan
suwuk”. Para Ulama pejuang yang memang memiliki keahlian dalam
bidangspesialisasi bekal batin.
B. Catatan Akhir
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati Indonesia,
seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak, dan lain-lain. Jauh sebelum mereka datang,
umat Islam Indonesia sudah memiliki identitas benderabdan warnanya adalah
merah putih sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW.
10
KESIMPULAN
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakat dalam hati bangsa
Indonesia, bahkan saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra
Pasai, Perlak, Demak dan lain-lain.
Rasulullah SAW pernah bersabda: “ Allah telah menundukkan pada dunia,
timur dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah yakni Al-Ahmar dan Al-
Abyadl, merah dan putih”. Begitu juga dengan Indonesia.
Dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia tidak disangsikan lagi
peran kaum muslimin terutama para ulama. Mereka berkiprah dalam BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk
tanggal 1 Maret 1945. Lebih jelas lagi ketika Badan ini membentuk panitia kecil
yang bertugas merumuskan tujuan dan maksud didirikannya negara Indonesia. Dan
panitia yang terdiri dari 9 orang muslimin dan satu orang yang beragama Kristen.
Peran penting umat islam lainnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
yaitu:
a. Pada tahun 1960 para aktivis islam yang tergabung dalam organisasi masa
dan partai berusaha mencegah gagasan Nasakom
b. Mengusulkan pembubaran PKI pada tahun 1965 untuk menyelamatkan
Pancasila dan kesatuan bangsa
c. Mempelopori pembentukan Front pancasila
d. Mendirikan organisasi social dan lembaga-lembaga pendidikan,
11
Kemantapan prinsip-prinsip hidup dan nilai-nilai yang ditinggalkan
generasi yang lalu, benar-benar merupakan prinsip-prinsip yang terwujud dalam
budaya yang tinggi, mendasari kehidupan manusia Indonesia.
3) Dimensi Masa Depan
Kemerdekaan harus tetap abadi oleh sebab itu seluruh budaya terutama yang
bersangkutpaut dengan ideology harus dapat diwarisi dan di lanjutkan oleh generasi
penerus, Pancasila dari UUD 1945, dengan redaksinya yang sederhana dan mudah
dipahami mempunyai elastisitas dan fleksibel, yang mudah menampung
perkembangan pikiran, sehingga ideology itu dapat bertambah sesuai dengan
perkembangan pikiran dimasa yang akan dating.
Umat Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai-partai politik dengan
corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik,
sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Namun semuanya mempunyai
tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya umat Islam dan
melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016. 2017. Islam Nusantara dan
Kepesantrenan. Jember. Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016.
13