Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI FARMASI

"UJI DIABETES MELITUS"

Disusun oleh :
1. Listyanto Dhewandaru (2171022)
2. Nada Dwi Nabila S. (2171023)
3. Natasya Intania P. (2171024)
4. Nindy Yuniar P.T (2171025)
5. Nisa Sindi Astuti (2171026)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
2019
Uji Diabetes Melitus

I. Tujuan
Mengetahui efek sediaan farmasi dalam menurunkan kadar gula darah
dalam tikus yang di induksi glukosa berlebih
II. Dasar Teori
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat
adanya gangguan pada metabolime glukosa, disebabkan kerusakan
proses pengaturan sekresi insulin dari sel-sel beta. Insulin, yang
diahasilkan oleh kelenjar pankreas sangat penting untuk menjaga
keseimbangan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah normal pada
waktu puasa antara 60-120 mg/dl, dan dua jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, baik
secara kualitas maupun kuantitas, keseimbangan tersebut akan
terganggu, dan kadar glukosa darah cenderung naik (hiperglikemia)
(Kee dan Hayes,1996; Tjokroprawiro, 1998).
Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai
dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) sebagai
akibat dari rendahnya sekresi insulin, gangguan efek insulin, atau
keduanya. Diabetes mellitus bukan merupakan patogen melainkan
secara etiologi adalah kerusakan atau gangguan metabolisme.Gejala
umum diabetes adalah hiperglikemia, poliuria, polidipsia, kekurangan
berat badan, pandangan mata kabur, dan kekurangan insulin sampai
pada infeksi. Hiperglikemia akut dapat menyebabkan sindrom
hiperosmolar dan kekurangan insulin dan ketoasidosis.Hiperglikemia
kronik menyebabkan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan
kegagalan metabolisme sel, jaringan dan organ.Komplikasi jangka
panjang diabetes adalah macroangiopathy, microangiopathy,
neuropathy, katarak, diabetes kaki dan diabetes jantung (Reinauer et al,
2002).
Metformin bersifat anti hiperglikemia, bukan hipoglikemia.Obat
ini tidak menyebabkan pelepasan insulin dari pancreas dan tidak
menyebabkan hipoglikemia, bahkan dalam dosis yang
besar.Metformin tidak memiliki efek yang signifikan pada sekresi
glucagon, kortisol, hormone pertumbuhan atau somatostatin.
Metformin menurunkan kadar glukosa terutama dengan cara
mengurangi produksi glukosa di hati dan meningkatkan kerja insulin di
otot dan lemak. Mekanisme menurunkan produksi glukosa di hati oleh
metformin masih controversial, tetapi banyak data menunjukan efek
penurunan glukoneogenesis.

Metformin jug dapat menurunkan glukosa plasma dengan cara


mengurangi absorpsi dari usus, tetapi kerja ini belum terbukti memiliki
relevansi klinis.Efek samping akut metformin, yang muncul hingga
pada 20% pasien, meliputi diare, rasa tidak enak di perut, mual, rasa
logam, dan anoreksia. Hal ini biasanya di minimalkan dengan cara
meningkatkan dosis obat secara perlahan dan dimakan bersama
makanan. Absorpsi vitamin B12 dan folat pada usus sering menurun
selama terapi metformin jangka panjang.Suplemen kalsium
membalikan efek metformin terhadap absorpsi vitamin B12.
Daun salam (Syzigium polyanthum [Wight] Walp.) mengandung
sekitar 0,17% minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan
metil kavikol (methyl chavicol). Kandungan tersebut mampu
menurunkan kadar gula darah di samping itu daun salam juga
dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol,
melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare serta gatal gatal.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Syzygium polyanthum
untuk menurunkan kadar glukosa darah menunjukkan bahwa ekstrak
etanolik 30% dan 70% daun salam (Polyanthum (wight) Walp) terlihat
memberikan efek hipoglikemik pada kelinci setelah mendapat
pembebanan glukosa. (Wahyono, D, Susanti, 2006). Infus daun salam
dengan kadar 35% dilaporkan mempunyai efek penurunan kadar gula
darah setelah pembebanan dengan glukosa pada kelinci setara dengan
glibenklamid dosis lazim (Ariyanti, 2005).
Pada percobaan kali ini akan diamati kegunaan obat-obat
antidiabetik metformin dan daun salam dengan melihat efek penurunan
kadar gula darah dengan menggunakan alat ukur gula darah yaitu
glukometer.
III. Alat Bahan
A. Alat yang di gunakan
- Spuit injeksi
- Acu check
- Spuit injeksi
- Pisau scalpel
B. Bahan yang di gunakan
- Glukosa 2 g/kgBB stock 30%
- Metformin 65 mg/kgBB Stock 1,5%
- Infus daun salam dosis 2ml/200 gBB
- CMC-Na 0.5 %
IV. Cara Kerja
Model hiperglikemia (uji toleransi
glukosa)

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Tikus di induksi Tikus di induksi Tikus di induksi


glukosa glukosa 2g/kgBB+ glukosa
2g/kgBB+metfor infus daun salam 2g/kgBB+CMC-
min secara PO secara PO Na secara PO

Pengukuran kadar gula darah

Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan pisau


yang di sayat pada ekor tikus

Pengambilan darah dengan interval 30 mnt selama 2 jam

Pengukuran dengan stik pengukuran kadar gula darah


V. Analisis Data
Perhitungan larutan yang diberikan secara peroral:
1. Tikus I (CMC-Na)
Bobot: 150.2 gr
CMC-Na 2 mL
2000
𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 𝑥 150.2 = 300.4 𝑚𝑔
1000
300.4 𝑚𝑔
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑥 100 𝑚𝐿 = 1.0001 𝑚𝐿
30000 𝑚𝑔
2. Tikus II (Metformin)
Bobot: 171.9 gr
2000
𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 𝑥 171.9 = 343.8 𝑚𝑔
1000
343.8 𝑚𝑔
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑥 100 𝑚𝐿 = 1.146 𝑚𝐿
30000 𝑚𝑔
65
𝑀𝑒𝑡𝑓𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛 = 𝑥 171.9 = 11.17 𝑚𝑔
1000
11.17 𝑚𝑔
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑥 100 𝑚𝐿 = 0.74 𝑚𝐿
1500 𝑚𝑔
3. Tikus III (Infus Daun Salam)
Bobot: 173.9 gr
2 𝑚𝑙 𝑥
𝐷𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑎𝑚 = =
200 𝑔𝑟 𝐵𝐵 173.9
𝑥 = 1.739 𝑚𝐿
2000
𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 𝑥 173.9 = 347.8 𝑚𝑔
1000
347.8 𝑚𝑔
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 = 𝑥 100 𝑚𝐿 = 1.15 𝑚𝐿
30000 𝑚𝑔

Hasil uji toleransi glukosa:

Perlakuan Replikasi Kadar gula dalam darah mg/dl


Vt0 Vt30 Vt60 Vt90
CMC-Na 1 101 72 101 107
2 59 110 152 81
3 101 121 118 94
4 77 99 91 86
Rata-rata 84.5 100.5 115.5 92
Metformin 1 116 111 116 116
2 71 124 149 81
3 71 91 82 59
4 80 112 118 86
Rata-rata 84.5 109.5 116.25 85.5
Infus Daun
Salam 1 107 116 116 128
2 115 138 118 84
3 86 89 91 96
4 168 185 104 80
Rata-rata 119 132 107.25 97

1. Grafik AUC (Waktu vs Kadar gula)


a. CMC-Na
CMC-Na
160
140
120
Kadar gula mg/dl

100
Series1
80
Series2
60
Series3
40
Series4
20
0
0 30 60 90
Waktu

1 1 1
( (101+72)𝑥 30)+ ( (72+101)𝑥 30)+ ( (101+107)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼 = 2 2 2
=
3
2770
1 1 1
( (59+110)𝑥 30)+ ( (110+152)𝑥 30)+ ( (152+81)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝐼 = 2 2 2
=
3
3320
1 1 1
( (101+121)𝑥 30)+ ( (121+118)𝑥 30)+ ( (118+94)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝐼𝐼 = 2 2 2
=
3
3365
1 1 1
( (77+99)𝑥 30)+ ( (99+91)𝑥 30)+ ( (91+86)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑉 = 2 2 2
=
3
2715
b. Metformin
Metformin
160
140
120
100

Axis Title
Series1
80
Series2
60
Series3
40
Series4
20
0
0 30 60 90
Axis Title

1 1
( (116+111)𝑥 30)+ ( (111+116)𝑥 30)+ (116 𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼 = 2 2
= 3430
3
1 1 1
( (71+124)𝑥 30)+ ( (124+149)𝑥 30)+ ( (149+81)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝐼 = 2 2 2
=
3
3490
1 1 1
( (71+91)𝑥 30)+ ( (91+82)𝑥 30)+ ( (82+59)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝐼𝐼 = 2 2 2
=
3
2380
1 1 1
( (80+112)𝑥 30)+ ( (112+118)𝑥 30)+ ( (118+86)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑉 = 2 2 2
=
3
3130

c. Infus Daun Salam

Infus Daun Salam


200
180
160
140 Series1
120 Series2
100
Series3
80
60 Series4
40
20
0
0 30 60 90
1 1
( (107+116)𝑥 30)+ (116𝑥 30)+ ( (116+128)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼 = 2 2
= 3495
3
1 1 1
( (115+138)𝑥 30)+ ( (138+118)𝑥 30)+ ( (118+84)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝐼 = 2 2 2
=
3
3555
1 1 1
( (86+89)𝑥 30)+ ( (89+91)𝑥 30)+ ( (91+96)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝐼𝐼 = 2 2 2
= 2710
3
1 1 1
( (168+185)𝑥 30)+ ( (185+104)𝑥 30)+ ( (104+80)𝑥 30)
 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑉 = 2 2 2
=
3
3230
2. %DH dengan obat
a. Metformin
 Replikasi 1
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
2770−3430
= 100 - ( ) ×100%
2770

= 100 – (-23,82)%
= 123,82%
 Replikasi 2
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 - ( )× 100%
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
3320−3490
= 100 - ( ) × 100%
3320

= 100 – (-5,120)%
= 105,12%
 Replikasi 3
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
3365−2380
= 100 - ( ) × 100%
3365

= 100 – (29,27)%
= 70,73%
 Replikasi 4
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
2715−3130
= 100 - ( ) × 100%
2715

= 100 – (-15,28)%
= 115,28%
Rata-rata = 103.7375%
b. Infus Daun Salam
 Replikasi 1
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
2770 − 3495
=100 - ( ) ×100%
2770

= 100 – (-26,17)%
= 126,17%
 Replikasi 2
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
3320 − 3555
=100 - ( ) ×100%
3320

= 100 – (-7,078)%
= 107,078%
 Replikasi 3
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
3365−2710
=100 - ( ) ×100%
3365

= 100 – (19,535)%
= 80,535%
 Replikasi 4
𝐴𝑢𝑐 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑢𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
%DH = 100 -( ) × 100%
𝐴𝑢𝑐 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
2715−4130
=100 - ( ) ×100%
2715

= 100 – (-52,11)%
= 152,11%
Rata-rata = 116.47325%
Grafik %DH
140%

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
CMC-Na Metformin Infus daun salam

VI. Pembahasan
Dalam praktikum uji diabetes mellitus bertujuan untuk mengetahui
efek suatu sediaan farmasi dalam menurunkan kadar gula darah dalam
tikus yang diinduksi glukosa yang berlebih. Diabetes mellitus
merupakan gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme
glukosa tubuh.Glukosa yang diserap di jaringan otot ditimbun sebagai
glikogen atau dirombak menjadi asam laktat sedangkan jaringan lemak
juga menggunakan glukosa sebagai sumber energy dan substrat
sintesis trigliserida.Penyebab diabetes adalah kekurangan hormone
insulin yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagaisumber
energy.Akibatnya, glukosa menjadi bertumpuk dalam darah
(hiperglikemia) dan akirnya diekskresi melalui urin tanpa digunakan
(glikosuria).Hal ini menyebabkan produksi kemih pada pasien sangat
meningkat, merasa sangat haus, dan berat badan menurun. Untuk
memperingan gangguan-gangguan yang ditimbulkan akibat diabetes,
maka dibutuhkan obat-obat hipoglikemik yang bekerja meningkatkan
sekresi insulin.
Sebelum dilakukan percobaan, hewan yang akan diuji (tikus)
sebaiknya dipuasakan terlebih dahulu dengan cara tidak diberi makan
tetapi tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk menormalkan kadar
glukosa dalam darah tikus dan agar glikosa darah yang nantinya
terukur tidak dipengaruhi oleh glukosa yang berasal dari makanan
tikus. Jika tikus diberi makan, maka kadar glukosa dalam darahnya
menjadi tidak stabil (berubah-ubah). Namun, dalam praktikum hewan
uji yang digunakan tidak dipuasakan karena keterbatasan waktu.
Pada praktikum ini obat antidibates yang digunakan adalah
Metformin, infuse daun salam dan CMC-Na 0,5%. Pertama tikus
ditimbang kemudian diberi tanda pada bagian ekornya. Tikus
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok control positif
yaitu tikus diinduksi glukosa sebanyak 343.8mg dengan stock 1.146Ml
dan diberi metformin sebanyak 11.17 mg dengan stock 0.74ml yang
dilakukan secara peroral, kelompok uji yaitu tikus diinduksi glukosa
sebanyak 1.15ml dan diberi infuse daun salam sebanyak 1.739ml yang
dilakukan secara peroral, dan kelompok control negative yaitu tikus
diinduksi glukosa sebanyak 1.0001ml dan diberi CMC-Na 0,5%
sebanyak 2ml yang dilakukan secara peroral. Tikus diinduksi dengan
glukosa bertujuan untuk menambah peningkatan kadar glukosa dalam
darah tikus.
Kemudian dalam pengukuran kadar gula darah tikus dilakukan
dengan pengambilan darah dengan menggunakan jarum yang
disuntikkan pada daerah vena ekor tikus, yang dilakukan dengan
interval waktu 30 menit selama 90 menit. Untuk mengukur kadar
glukosa darah dari tikus, digunakan alat yaitu seperangkat alat ukur
yang terdiri dari glukometer dan strip pembaca glukosa darah yang
terpasang pada bagian atas glukometer. Dalam strip terdapat enzim
glukooksigenase yang mana jika sampel darah mengenai strip, maka
akan langsung terbaca oleh glukometer. Alasan pengunakan alat
glukometer sebagai alat otometik memudahkan dalam memperoleh
hasil glukosa darah periksaan dengan menggunakan alat ini
memerlukan waktu yang relative singkat, akurat, waktu tesnya
minimal 30 detik.
Untuk tikus yang diberi metformin, setelah diberi obat, kadar
gulanya terus menikat. Sesuai dengan literature obat metformin
merupakan obat turunan biguanida yang tidak merangsang sekresi
insulin. Sehingga obat ini digolongan sebagai obat anthihipoglikemi.
Sehingga ada kemungkinan jika pengukuran kadar gula darah pada
tikus dilanjutkan maka darah akan terus naik sampai glukosa yang
diinduksi ketubuh tikus habis bereaksi dengan insulin baru kadar gula
darah kembali pada kadar gula awal atau normal. Mechanisme kerja
metformin yaitu berdaa mengurangi resisten insulin, meningkatkan
kembali pada kadar gula awal atau normal.
Untuk tikus yang diberi CMC-Na yang berfungsi sebagai kontrol
atau pembanding bila tikus tidak diberikan obat antidiabetes, tetapi
kadar gula darahnya mengalami penurunan karena dalam praktikum ini
pankreas tikus tidak dirusak masih dalam keadaan yang normal jadi
masih memiliki kemapuan untuk menghasilkan insulin. Sedangkan
untuk pemberian infus daun salam trhadap tikus dimana infus daun
salam memiliki potensi untuk menurunkan kadar gula darah, dalam
praktikum kadar gula darah pada tikus yang diinduksi glukosa dan
diberi infus daun salam masih mengalami peningkatan kadar gula
darah. Hal ini disebabkan karena infus daun salam merupakan obat
tradisional yang memiliki kerja lebih lambat dari obat kimia lain, jadi
untuk mendapatkan penurunan kadar gula darah harus diberi
pemberian yang rutin infus daun salam.
Kemudian dilakukan pembuatan kurva hubungan antara waktu vs
Kadar gula. Dilihat dari grafik dapat dianalisa semakin rendah grafik
menandakan semakin kecil kadar glukosa dalam darah didalam tubuh
tikus. Dari kurva tersebut akan dihitung luas area di bawah kurva
(AUC). Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil rata-rata nilai
AUC yaitu untuk perlakuan control CMC-Na adalah 3042,5;
metformin 3107,5; infus daun salam 3247,5. Nilai AUC dapat
menunjukkan perbedaan antara kontrol dan perlakuan. Dengan adanya
nilai AUC dapat dihitung daya hiperglikemik dari masing-masing
obat..
Antara kadar glukosa darah dengan efek antidiabetes obat
berbanding terbalik, semakin kecil kadar glkosa darahnya maka
semakin besar efek antidiabetes yang diberikan. Untuk memastikan hal
tersebut maka dihitung %DH, yang diperoleh dari membandingkan
selisish antara rata-rata AUC control dan AUC perlakuan. Daya
hiperglikemik (DH) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
obat dapat memberikan efek antidiabetes. Berdasarkan hasil
perhitungan didapatkan hasil rata-rata %DA CMC-NA sebesar 0%,
metformin 103,7375%, infus daun salam 116.47325%. dari hasil
tersebut bahwa infus daun salam memberikan efek antidiabetes melitus
yang besar dibandingkan dengan metformin.
Dari hasil pengamatan sudah tampak perbedaan apabila dilihat dari
rata-rata %DH, namun perbedaan ini masih harus dibuktikan apakah
perbedaan tersebut berbeda signifikan (berbeda bermakna) atau tidak.
Hasil analisa dengan software SPSS 18 dengan data kelompok dan
AUC dengan metode One Way Anova. Pada Homogenity tes didapat
nilai signifikan yaitu 0,835 lebih dari 0.05 maka HO dapat diterima
atau dapat dikatakan data tersebut homogen, dan pada ANOVA
didapat nilai signifikan 0.785 yang lebih dari 0.05 sehingga data sama
dan tidak berbeda signifikan (pemberian obat satu dengan yang lain
memberikan efek yang sama atau tidak memberikan perbedaan yang
nyata) sehingga dapat dikatakan bahwa antara obat satu dengan obat
yang lain efek yang didapat sama
VII. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Aryanti, 2005, Uji Antidiabetika Infusa Daun Salam Syzygium Polyanthum


(wight) Walp pada Kelinci Jantan yang Dibebani Glukosa serta
Kromatografi Lapis Tipisnya, Skripsi, Purwokerto, Fakultas Farmasi
UMP.

Goodman & Gilman.2008.Dasar Farmakologi Terapi.Jakarta: EGC.


Kee, J.L. dan Hayes E. R. 1996.Farmakologi: Pendekatan Proses
Keperawatan. Alih Bahasa : Dr. Peter Anugrah. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta .
Reinauer, H. P. D. Home, A. S. Kanagasabapathy, C. C. Heuck. 2002.
Laboratory Diagnosis and Monitoring of Diabetes Mellitus. World
Health Organization. Geneva.

Wahyono D, Susanti, 2005. Aktivitas Hipoglikemik Ekstrak Etanolik Daun


Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) dan Pengaruhnya
terhadap Stimulasi Parasimpatik pada Kelinci Jantan yang Dibebani
Glukosa Hypoglycaemic Effect of Etanolic Extract of Syzygium
Polyanthum Wight. Walp Leaves and Parasymphatic Stimulation In
Rabbit After Glocuse Loading.
SPSS

Descriptives

AUC

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

CMC-Na 4 3042.50 347.623 173.811 2489.35 3595.65

Metformin 4 3107.50 509.926 254.963 2296.09 3918.91

Infus Daun Salam 4 3247.50 385.151 192.576 2634.64 3860.36

Total 12 3132.50 390.271 112.662 2884.53 3380.47

Descriptives

AUC

Minimum Maximum

CMC-Na 2715 3365

Metformin 2380 3490

Infus Daun Salam 2710 3555

Total 2380 3555

Test of Homogeneity of Variances

AUC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.185 2 9 .835
ANOVA

AUC

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 87800.000 2 43900.000 .249 .785

Within Groups 1587625.000 9 176402.778

Total 1675425.000 11

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

AUC

LSD

(I) Obat (J) Obat Mean Difference


(I-J) Std. Error Sig.

CMC-Na Metformin -65.000 296.987 .832

Infus Daun Salam -205.000 296.987 .507

Metformin CMC-Na 65.000 296.987 .832

Infus Daun Salam -140.000 296.987 .649

Infus Daun Salam CMC-Na 205.000 296.987 .507

Metformin 140.000 296.987 .649


Multiple Comparisons

AUC

LSD

(I) Obat (J) Obat 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

CMC-Na Metformin -736.83 606.83

Infus Daun Salam -876.83 466.83

Metformin CMC-Na -606.83 736.83

Infus Daun Salam -811.83 531.83

Infus Daun Salam CMC-Na -466.83 876.83

Metformin -531.83 811.83

Anda mungkin juga menyukai