DIABETES MELLITUS II
I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Diabetes berasal dari bahasa yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Melitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
diabetes mellitus bisa diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak
dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes mellitus adlah penyakit hiperglikemia yang ditandai
dengan ketidakadaan absolute insulin/penurunan relative intensitivitas sel pada insulin
(Corwin, 2009)
Diabetes Melitus adalah penyakit seumur hidup yang tidak bisa di sembuhkan
namun kadar gula darah dapat di kendalikan sedemikian rupa sehingga selalu sama
dengan kadar glukosa orang normal atau dalam batas normal (Meydani, 2011)
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik karena adanya masalah
pada pengeluaran insulin, aksi insulin atau keduanya. (Ig natavicius, Workman &
Winkelman; 2016)
B. Klasifikasi
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta dari
pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun.
Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak
biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat
penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah
raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat
hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat mengontrol
hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan
pada mereka yang obesitas.
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi, antibodi,
sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan endokrin.
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pankreas, sebagai pola
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autoimun yang dapat menimbulkan destruksi sel β pankreas.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
D. Patosifisiologi
Patofisiologi Diabetes Melitus (Tipe II).
Pada diabetes tipe II terdapat dua dilemma yang bekerjasama dua dilema yang
bekerjasama dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai
jawaban terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat
mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang lama sembuh, infeksi
vagina atau pandangan yang kabur. (jikalau kadar glukosanya sangat tinggi)
b. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti
dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan
gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel
merangsang pengeluaran ADH (Antidiuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.
c. Polifagia ( peningkatan rasa lapar) sejumlah kalori hilang kedalam air kemih,
penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasi hal ini penderita
seringkali merasa lapar yang luar biasa.
d. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes
lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk
menggunakan glukosa sebagai energi.
a. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan anti
bodi.
e. Kelemahan tubuh
h. penglihatan kabur.
F. Komplikasi
b. Retinopati diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren
G. Pemeriksaan Penunjang
4. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi
(Tipe II).
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Kategori Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler < 100 100-200 >200
Kadar glukosa darah puasa <80 80-200 >200
- Plasma vena
- Darah kapiler <110 110-120 >126
<90 90-110 >110
H. Penatalaksanaan
Keterangan :
Diit I – III : Diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
Diit IV-V : Diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI-VIII : Diberikan kepada penderita kurusm diabetes remaja,
atau diabetes komplikasi.
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru.
3. Penyuluhan
A. Pengkajian
3. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah ,Ego,Stress, ansietas
5. Eliminasi
6. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
7. Neurosensori
8. Nyeri / Kenyamanan
9. Pernapasan
10. Keamanan
B. Diagnosa Keperawatan
Mengekspresikan perilaku
Administrasi analgetik :
(gelisah, menangis)
Perubahan selera makan 1. Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
Faktor yang berhubungan :
Agens cedera biologis 2. Cek riwayat alergi.
(Mis.infeksi, iskemia,
neoplasma) 3. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis
optimal.
Agens cedera fisik (mis.
Abses, amputasi, luka
4. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgetik.
bakar, terpotong, trauma,
mengangkat berat) 5. Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
Agens cedera kimiawi
6. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek
(mis. Luka bakar,
kapsaisin, metilen klorida, samping.
agens mustard)
2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Nutrition management
kurang dari kebutuhan tubuh pada Tn.M diharapkan klien menunjukan status nutrisi 1. Kaji adanya alergi makanan.
yang adekuat dibuktikan dengan, 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah kalori
Domain 2 : Nutrisi dan nutrisi yang dibutukan pasien.
Kelas 1 : Makan Kriteria Hasil : 3. Anjurkan pasien untuk meningatkan protein dan vitamin C.
Kode : 00002 1. BB ideal sesuai dengan TB 4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
3. Intolerasi Aktivitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Pengelolahan energy
1. Tentukan penyebab dari keterbatasaan.
pada Tn.M diharapkan klien akan menunjukan toleransi
Domain 4 : Aktivitas/istirahat 2. Monitor lokasi dari ketidaknyamanan atau nyeri selama
aktivitas ditandai dengan, Kriteria Hasil : aktivitas
Kelas 4 : Respon
Kardiovaskuler/ Pulmonal 1. Daya tahan tubuh meningkat, 3. Kurangi ketidaknyamanan fisik yang menggangu dengan
fungsi kognitif dan monitor / mengatur aktifitasnya.
2. Tidak tampak lemah dan ADL tidak dibantu lagi.
Definisi : 4. Batasi rangsangan lingkungan ( misal: cahaya dan
kebisingan) untuk fasilitas relaksasi
Ketidakcukupan energi
5. Batasi banyaknya pengunjung yang bisa menggangu bila
secara fisiologis untuk dibutuhkan.
mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas 6. Rencanakan aktivitas pasien ketika pasien memenuhi banyak
energi.
kehidupan sehari-hari yang
harus atau yang harus 7. Bantu dengan aktivitas fisik teratur (misal : ambulasi,
transfer, berubah posisi dan perawatan personal )sesuai
dilakukan. kebutuhan .
Dispna dan
ketidaknyamanan yang
sangat.
Ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai
oksigen
5. Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Teaching : disease Process
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
pada Tn.M diharapkan klien dan keluarga memahami
Domain 5 : Persepsi/Kognisi tentang proses penyakit yang spesifik
tentang penyakitnya dan perawatannya ditandai dengan,
Kelas 4 : Kognisi 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
Kriteria Hasil :
Kode : 00126 berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman yang tepat.
Definisi : tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
Ketiadaan atau defisiensi pengobatan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
informasi kognitif yang penyakit, dengan cara yang tepat.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur
berkaitan dengan topik tertentu.
yang dijelaskan secara benar. 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang
apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya tepat
Batasan Karakteristik : 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan
Ketidakakuratan mengikuti cara yang tepat
perintah
7. Hindari harapan yang kosong
Kurang pengetahuan
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien
Perilaku tidak tepat dengan cara yang tepat
misalnya histeria, apatis,
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
bermusuhan
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses pengontrolan penyakit.
LAPORAN PENDAHULUAN
DisusunOleh :
( ) ( )
Diabetes Mellitus
Glukosa darah tidak bisa masuk sel Perubahan status Sel-sel kaya glukosa Sel beta pankreas terganggu Defisiensi insulin
Kesehatan
Pertumbuhan pesat mikroorganisme Produksi Insulin menurun Hiperglikemia
Pembentukan ATP terganggu
Kurang informasi tentang Peradangan Sekresi Insulin menurun Fleksibilitas
Penyakitnya darah merah
Kelemahan otot Penurunan Daya Tahan Tubuh Hiperglikemia
Defisiensi Pengetahuan Pelepasan O2