Anda di halaman 1dari 9

URAIAN

1. Informasi Produk
 Nama Obat Jadi : Hidrokortison 1%
 Bentuk Sediaan : Krim
 Kemasan : Tube
 Nama Perusahaan : Kalbe Farma
 Indikasi : Mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi
piuritik pada dermatosis yang bersifat responsive
terhadap kortikosteroid

2. Formula Sediaan

R/ Hydrocortisone 1g
Propylene Glycol 6g
Chlorocresol 0,1 g
Mineral oil (Liquid paraffin) 5g
Poloxyl 20 cetostearyl ether (Cetomacrogol 1000) 2g
Cetostearyl alcohol 8g
Petrolatum (white soft Paraffin) 18 g
Monobasic sodium phosphate 0,29 g
Propylparaben 0,035 g
Methylparaben 0,1 g
Purified water 59,6 g

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Semisolid


Products.

Kegunaan masing-masing bahan :


a. Hydrocortisone
Bahan aktif obat untuk mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi
piuritik pada dermatosis yang bersifat responsive terhadap kortikosteroid.
b. Propylen glycol
Sebagai humektan, plasticizer, stabilizing agent, pelarut, dan kosolven
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition Page 592).
c. Chlorocresol
Sebagai antimicrobial preservative dan desinfektan (Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th Edition Page 168).
d. Mineral oil (Liquid paraffin)
Emollient; lubricant; pembawa minyak; solvent; vaccine adjuvant
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition Page 445).
e. Poloxyl 20 cetostearyl ether (Cetomacrogol 1000)
Emulsifying agent; penambah penetrasi; solubilizing agent; wetting agent
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition Page 536).
f. Cetostearyl alcohol
Sebagai emolien, zat emulgator, dan bahan peningkat viskositas
(Handbook of Pharmaceutical Excipients Page 150).
g. Petrolatum (white soft Paraffin)
Sebagai emolien dan basis krim (Handbook of Pharmaceutical Excipients
Page 482).
h. Monobasic sodium phosphate
Buffering agent, emulsifying agent, sequestering agent (Handbook of
Pharmaceutical Excipients Page 659).
i. Propylparaben
Sebagai bahan pengawet (Handbook of Pharmaceutical Excipients Page
596).
j. Methylparaben
Sebagai bahan pengawet (Handbook of Pharmaceutical Excipients Page
441).
k. Purified water
Sebagai pelarut (Handbook of Pharmaceutical Excipients Page 766).
3. Cara Pembuatan Sediaan
 Masukkan 1 g cetomacrogol 1000, mineral oil, setostearil alkohol, dan
petrolatum ke dalam wadah untuk pencairan fase minyak.
 Panaskan pada uhu 70oC -75oC sambil diaduk. Setelah mencair semua,
dinginkan hingga suhu 65oC.
 Pertahankan suhu tetap pada 65oC-70oC.
 Panaskan purified water pada suhu 90oC di dalam mixer. Larutkan propil
paraben dan metil paraben hingga menjadi larutan jernih dengan
pengadukan. Pertahankan suhu tetap pada 65oC-70oC.
 Tambahkan 1 g cetomacrogol 1000, klorokresol, dan monobasic sodium
phosphate ke dalam larutan paraben hingga larut.
 Aduk selama 0-15 menit. Pertahankan suhu tetap pada 65oC-70oC.
 Pindahkan fase minyak kedalam fase air dalam wadah mixer melalui mesh
vakum sambil diaduk dengan mode manual, 10 rpm, suhu 60oC.
 Homogenkan pada kecepatan tinggi, suhu 60oC, vacum 0,4 bar, selama 10
menit
 Dinginkan hingga suhu 45oC. Campurkan hidrokortison dengan 4,8 g
propilen glikol dalam wadah terpisah pada suhu 45oC menggunakan
homogenizer untuk membuat campuran semisolid.
 Tambahkan kedalam fase terdispersi sambil dilakukan pengadukan pada
kecepatan 10 rpm dan suhu 45oC.
 Bilas wadah dengan 1,2 g propilen gilkol, dan tambahkan kedalam fase
terdispersi.
 Campur dan homogenkan dengan vacum 0,4 bar selama 10 menit,
kecepatan rendah, 10 rpm, dan suhu 45oC.
 Dinginkan suhu hingga 30oC sambil diaduk 10 rpm. Mode auto pada
vacum 0,4 bar.

4. Identifikasi Bahan Aktif


A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan pada suhu
105 oC selama 3 jam dan didispersikan dalam parain cair P,
menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
seperti pada hidrokortison PK.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,001% b/v dalam metanol P,
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang
sama seperti pada hidrokortison PK; daya serap masing-masing
dihitung terhadapa zat yang telah dikeringkan, pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 242 nm berbeda tidak
lebih dari 2,5%.
C. Pemerian: Serbuk hablur; putih sampai praktis putih; tidak berbau.
Melebur pada suhu lebih kurang 215° disertai penguraian.
D. Kelarutan: sangat sukar larut dalam air dan eter; agak sukar larut
dalam aseton dan etanol; sukar larut dalam kloroform.
E. Hidrokortison mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih
dari 102,0% C21H30O5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
F. Susut pengeringan: tidak lebih dari 1,0%; pengujian dilakukan pada
suhu 105 oC selama 3 jam.

(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope


Indonesia. Edisi ketiga. 1979).

5. Identifikasi Bahan-Bahan Tambahan

a. Propilen glikol
b. Klorokresol
c. Mineral oil (paraffin cair)
 Spektrofotometri serapan inframerah (2.2.24).
Perbandingan: Ph. Eur. referensi spektrum parafin cair.
 Dalam tabung reaksi, secara hati-hati panaskan 1 mL parafin cair
dengan 1 mL natrium hidroksida 0,1 M, dengan pengocokan terus
menerus, selama sekitar 30 detik. Pada pendinginan hingga suhu
kamar, 2 fase terpisah. Kedalam fase air tambahkan 0,1 mL
larutan fenolftalein R. Larutan menjadi merah.
 Viskositas : 110 cP - 230 cP.

d. Poloxyl 20 cetostearyl ether (Cetomacrogol 1000)


 Larutkan 0,1 g cetomacrogol dalam 5 mL air dan tambahkan 10
mL HCl (~70 g/l), 10 mL barium klorida (50 g/l), dan 10 mL asam
fosfomolibdat (80 g/l); akan dihasilkan endapan kuning kehijauan.
 Larutkan 0,1 g cetomacrogol dalam 5 mL air dan tambahkan asam
tanat secara bertahap (50 g/l); suatu endapan terbentuk, yang larut
dengan penambahan lebih lanjut dari larutan asam tanat.

e. Setostearyl alkohol

f. Petrolatum (white soft Paraffin)


 Titik jatuh adalah antara 35°C dan 70°C dan tidak berbeda lebih
dari 5°C dari nilai yang tertera pada label, menurut metode (2.2.17)
dengan modifikasi berikut untuk mengisi gelas: panaskan bahan
yang akan diperiksa pada suhu tidak melebihi 80°C, dengan
pengadukan untuk memastikan keseragaman. Panaskan cangkir
logam pada suhu tidak melebihi 80°C dalam oven, keluarkan dari
oven, tempatkan pada piring bersih atau ubin keramik dan tuangkan
sejumlah sampel yang cukup ke dalam cangkir untuk mengisi
sepenuhnya. Biarkan gelas yang diisi mendingin selama 30 menit
di atas piring atau ubin keramik dan letakkan di bak air pada 24-26
°C selama 30-40 menit. Ratakan permukaan sampel dengan satu
goresan pisau atau pisau cukur, hindari menekan sampel.
 Spektrofotometri serapan inframerah (2.2.24).
Persiapan: letakkan sekitar 2 mg di atas pelat natrium klorida R,
sebarkan zat tersebut dengan lempeng natrium klorida R lainnya
dan hilangkan 1 dari lempeng. Perbandingan: ulangi operasi
menggunakan parafin lunak putih CRS.
 Lelehkan 2 g dan ketika fase homogen diperoleh, tambahkan 2 mL
air P dan 0,2 mL yodium0,05 M. Kocok. Biarkan dingin. Lapisan
padat atas adalah berwarna ungu kemerahan atau coklat.
 Penampilan
Substansi berwarna putih. Lelehkan 12 g di water bath. Massa yang
meleleh tidak lebih berwarna dari pada campuran dari 1 volume
larutan primer kuning dan 9 volume larutan 10 g / L asam klorida
R.

g. Monobasic sodium phosphate


h. Propil paraben
i. Metil paraben
j. Purified water

a. Spesifikasi Mutu Obat Jadi

b. Penetapan Kadar Bahan Aktif


A. Larutan pembanding
 Buat menurut cara Penetapan kadar steroid tunggal yang tertera
pada Pemeriksaan steroid, menggunakan hidrokortison PK.
 Berdasarkan penetapan kadar steroid tunggal, pembuatan
larutan pembanding: Sejumlah zat pembanding kimia yang
tertera pada monografi yang sebelumnya dikeringkan pada
suhu 105 oC selama 3 jam dan ditimbang saksama, larutkan
dalam campuran kloroform P dan etanol (95%) P volume sama,
hingga diperoleh kadar lebih kurang 2 mg per ml.
B. Larutan uji
 Timbang seksama 100 mg, larutkan dalam campuran kloroform
P dan etanol (95%) P, volume sama secukupnya hingga 50,0
ml, campur.
 Cara lakukan penetapan menurut cara penetapan kadar steroid
tunggal yang tertera pada permeriksaan steroid menggunakan
pelarut A.
 Hitung jumlah dalam mg, C21H30O5 dengan rumus:
𝐴𝑢
0,5C ( )
𝐴𝑠

C. Penetapan kadar steroid tunggal


Cara berikut digunakan untuk penetapan kadar steroid yang telah
dipisahkan dari steroid asing sejenis dan zat lain, dengan cara
Kromatografi Lapis Tipis.
 Bagi lempeng menjadi 2 daerah yang sama, daerah kiri dan
kanan masing-masing untuk larutan uji dan larutan pembanding
dan bagian tengah untuk blanko.
 Totolkan masing-masing 200 mikroliter larutan uji dan larutan
pembanding hingga berupa garis dengan jarak 2,5 cm dari tepi
bawah lempeng.
 Keringkan lempeng dengan aliran udara.
 Dengan menggunakan pelarut yang tertera pada monografi,
bacam kromatgram dalam bejana kromatografi yang cocok
yang telah dijenuhkan, hingga pelarut merambat sejauh 15 cm
di atas garis awal.
 Angkat lempeng, uapkan pelarut, periksa pita utama larutan
pembanding dengan lampu UV.
 Tandai pita juga pita yang sesuai dari larutan uji dan blanko
pada lempeng.
 Pindahkan silika gel dari masing-masing tabung, tambahkan 25
ml etanol (95%) P dan kocok selama tidak kurang dari 2 menit.
 Pusingkan tabung selama 5 menit, pipet 20 ml beningan dari
masing-masing tabung ke dalam labu erlenmeyer 50 ml
bersumbat kaca.
 Tambahkan 2 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 50 mg
biru tetrazolium P dalam 10 ml metanol P, campur.
 Kemudian pada masing-masing labu tambahkan 2 ml campuran
1 bagian voume larutan tetrametilamonium hidroksida P dan 9
bagian volume etanol (95%) P, campur. Biarkan dalam gelap
selama 90 menit.
 Segera ukur serapan -1 cm larutan pembanding dan larutan uji
pada panjang gelombang lebih kurang 525 nm. Hitung kadar
steroid dengan rumus yang tertera pada masing-masing
monografi.
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope
Indonesia. Edisi ketiga. 1979).

c. Penetapan Kadar Bahan Aktif dalam Obat Jadi


A. Larutan pembanding
 Buat menurut cara Penetapan kadar steroid yang tertera pada
Pemeriksaan steroid, menggunakan hidrokortison PK.
 Berdasarkan penetapan kadar steroid tungga, pembuatan
larutan pembanding: timbang saksama sejumlah zat
pembanding kimia seperti yang tertera pada monografi yang
sebelumnya telah dikeringkan menurut cara yang tertera pada
monografi. Larutkan dalam etanol (95%) P. Lakukan
pengenceran bertingkat dengan etanol (95%) P secukupnya
hingga kadar lebih kurang 10 mikrogram per ml. Pipet 20 ml
larutan ke dalam labu erlenmeyer 50 ml bersumbat kaca.
B. Larutan uji
 Sejumlah krim yang ditimbang seksama setara dengan 5 mg
hidrokortison, masukkan kedalam labu, tambahkan 50 ml
etanol (95%) P
 Panaskan di atas tangas uap, kocok hingga krim leleh,
dinginkan.
 Saring larutan etanol ke dalam labu tentukur 100 ml.
 Ulangi proses penyaringan 2 kali, tiap kali dengan 20 ml etanol
(95%) P
 Pada kumpulan sari, tambahkan etanol (95%) P secukupnya
hingga 100,0 ml
 Pipet 20,0 ml ke dalam labu erlenmeyer 50 ml bersumbat kaca
 Cara lakukan penetapan menurut cara penetapan kadar steroid
yang tertera pada permeriksaan steroid. Hitung jumlah dalam
mg, C21H30O5 dalam krim yang digunakan, dengan rumus:
𝐴𝑢
0,5C ( )
𝐴𝑠

C. Penetapan kadar steroid


 Pada masing-masing 2 labu berisi 20 ml larutan pembanding
dan 20 ml larutan uji dan pada labu ketiga berisi 20 ml etanol
(95%) P sebagai blanko.
 Tambahkan 2,0 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 50
mg biru tetrazolium P dalam 10 ml etanol (95%) P, campur.
 Kemudian pada masing-masing labu tambahkan 2 ml campuran
1 bagian voume larutan tetrametilamonium hidroksida P dan 9
bagian volume etanol (95%) P, campur. Biarkan dalam gelap
selama 90 menit.
 Segera ukur serapan -1 cm larutan pembanding dan larutan uji
pada panjang gelombang lebih kurang 525 nm. Hitung kadar
steroid dengan rumus yang tertera pada masing-masing
monografi.

(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope


Indonesia. Edisi ketiga. 1979).
D. Uji Stabilitas

Anda mungkin juga menyukai