Mifo Ades
Mifo Ades
Nim : 1802111911
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah
ketentuan umum mengenai undang-undang Pasar Modal. Berisi tentang definisi, pengertian,
serta aturan dan ketentuan mengenai aktivitas di pasar modal. Di dalamnya berisi tentang:
BAB I Ketentuan Umum : Memberikan penjelasan tentang definisi, pengertian, serta
aturan dan ketentuan yang diatur di UU Pasar Modal.
BAB II Badan Pengawas Pasar Modal : Aturan mengenai fungsi, peran, otoritas, serta
tanggung jawab yang dimiliki Badan Pengawas Pasar Modal.
BAB III Bursa Efek, Lembaga Kliring, dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian : Memberikan pemaparan fungsi, syarat, dan ketentuan mengenai
aktivitas di Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian.
BAB IV Reksa Dans : Aturan mengenai bentuk dan sifat Reksa Dana, serta ketentuan
mengenai pengelolaan Reksa Dana.
BAB V Perusahaan Efek, Wakil Perusahaan Efek, dan Penasihat Investasi : Aturan
mengenai persyaratan, ketentuan, otoritas kegiatan, serta pedoman untuk Perusahaan
Efek, Wakil Perusahaan Efek, dan Penasihat Investasi.
BAB VI Lembaga Penunjang Pasar Modal : Aturan mengenai persyaratan dan ketentuan
tentang Lembaga Penunjang Pasar Modal, yang di dalamnya termasuk Kustodian, Biro
Administrasi Efek, dan Wali Amanat.
BAB VII Penyelesaian Transaksi Bursa dan Penitipan Kolektif : Penjelasan mengenai
tata cara aktivitas penyelesaian transaksi bursa, serta syarat dan ketentuan mengenai
penitipan kolektif.
BAB VIII Profesi Penunjang Pasar Modal : Aturan yang mengatur profesi penunjang
aktivitas Pasar Modal, serta persyaratan, tata cara, dan kewajiban saat melakukan
aktivitas di Pasar Modal.
BAB IX Emiten dan Perusahaan Publik : Penjelasan mengenai persyaratan pendaftaran,
kewajiban, ketentuan, serta hak yang dimiliki Emiten dan Perusahaan Publik dalam
aktivitas di bursa saham.
BAB X Pelaporan dan Keterbukaan Informasi : Memberikan paparan kewajiban bagi
pelaku di bursa saham untuk melapor kepada Badan Pengawas Pasar Modal, termasuk
jenis laporan yang harus disampaikan.
BAB XI Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Perdagangan Orang Dalam : Penjelasan
mengenai aktivitas dan kegiatan apa saja yang dilarang di kegiatan Pasar Modal,
termasuk penipuan, dan pelarangan penggunaan orang dalam sesuai ketentuan berlaku.
BAB XII Pemeriksaan :Dasar hukum mengenai wewenang Bapepam melakukan
pemeriksaan terhadap pelanggaran UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya,
termasuk aturan tata cara pemeriksaan.
BAB XIII Penyidikan : Aturan mengenai prosedur dan tata cara pelaksanaan penyidikan
yang dilakukan Bapepam terhadap pelanggar UU Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya.
BAB XIV Sanksi Administratif : Aturan mengenai sanksi administratif yang diberikan
Bapepam terhadap pelanggar UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.
BAB XV Ketentuan Pidana : Penjelasan mengenai ketentuan pidana terhadap pihak yang
melanggar UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.
BAB XVI Ketentuan Lain-lain : Penjelasan mengenai ketentuan menuntut ganti rugi
terhadap pihak yang dirugikan dari pelanggaran UU Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya, serta kewajiban konsultasi dan atau koordinasi Bapepam dan Bank
Indonesia terkait aktivitas pengawasan di Pasar Modal.
BAB XVII Ketentuan Peralihan : Memberikan paparan kewajiban dan ketentuan bagi
Perusahaan Publik setelah UU Pasar Modal ini diundangkan, dan sifat peraturan lain
terkait Pasar Modal setelah UU Pasar Modal ini resmi berlaku.
BAB XVIII Ketentuan Penutup : Penjelasan mengenai tanggal berlakunya UU Pasar
Modal mulai 1 Januari 1996, sekaligus tak berlakunya UU lama yang mengatur Pasar
Modal.
Organisasi
Tata Kelola Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance (selanjutnya disebut sebagai CG)
merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan secara
profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen,
kewajaran dan kesetaraan. BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di Indonesia
memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global.
Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good Corporate Governance
(GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu menciptakan daya saing untuk menarik investor
dan emiten melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,
efisiensi biaya serta penerapan good governance.
BEI telah berhasil menerapkan pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG secara
efektif dan efisien dalam kegiatan operasional Perusahaan dan senantiasa memperbaiki praktik
CG di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak positif pada
terciptanya akuntabilitas Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan
peningkatan kualitas informasi kepada publik.
Tujuan BEI menerapkan CG yaitu:
1. Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan dan pemberian
saran-saran kepada Direksi dalam pengelolaan Perusahaan.
2. Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan sehari-hari Perusahaan
dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dengan memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis,
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku lainnya.
3. Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam melaksanakan kegiatan
maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip CG.
Sruktur Organisasi
Papan Akselerasi
Papan Akselerasi adalah Papan Pencatatan yang disediakan untuk mencatatkan saham dari
Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2017 Tentang
Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal Dengan
Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Oleh Emiten Dengan Aset Skala Kecil Atau
Emiten Dengan Aset Skala Menengah dan belum dapat memenuhi persyaratan di Papan
Pengembangan. Peraturan Pencatatan Papan Akselerasi diberlakukan oleh BEI pada 22 Juli tahun
2019.
Latar Belakang
1. Penetapan Peraturan OJK Terkait Penawaran Umum untuk Emiten dengan Aset Skala Kecil
atau Menengah
Pada tahun 2017 OJK telah memberlakukan POJK Nomor 53/POJK.04/2017 tentang Pernyataan
Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Dan Penambahan Modal Dengan Memberikan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Oleh Emiten Dengan Aset Skala Kecil Atau Emiten Dengan
Aset Skala Menengah.
Perusahaan dengan Aset Skala Kecil dan Menengahmemiliki karakteristik tersendiri, sehingga
perlu diatur secara khusus baik dari aspek persyaratan, kewajiban, dan sanksi.
Target Calon Perusahaan Tercatat di Papan Akselerasi adalah perusahaan dengan aset skala kecil
atau menengah yang penggolongannya telah diatur dalam POJK Nomor 53/POJK.04/2017.
Manfaat
Mekanisme Pencatatan
Ketentuan dan Syarat Pencatatan
Selain di Papan Utama dan Papan Pengembangan, saat ini Calon Perusahaan Tercatat dapat
mencatatkan sahamnya di Papan Akselerasi. Berikut beberapa kemudahan untuk tercatat di
Papan Akselerasi dibandingkan dengan Papan Utama dan Papan Pengembangan.
*Aktiva Berwujud Bersih : Total Aset dikurangi dengan Aset Tak Berwujud, Aset Pajak
Tangguhan, Total Liabilitas dan Kepentingan Non Pengendali
Persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh calon Perusahaan Tercatat yang diatur melalui
Peraturan OJK
Tentang T+2
Siklus Penyelesaian adalah jeda hari sejak Transaksi dilakukan oleh investor hingga dengan
Transaksi tersebut diselesaikan. Setelah investor melakukan transaksi penjualan atau pembelian
efek, maka transaksi tersebut harus diselesaikan dengan cara penjual menyerahkan sejumlah efek
dan pembeli menyerahkan sejumlah dana pada hari penyelesaian yang telah ditentukan, hal ini
disebut juga dengan penyelesaian T Plus (T+). Siklus Penyelesaian Bursa T+2 (T+2) merupakan
Penyelesaian dimana penyerahan efek oleh pihak penjual dan penyerahan dana oleh pihak
pembeli dilakukan pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan praktik yang diterapkan oleh Bursa di
dunia, salah satu rekomendasi pengembangan Pasar Modal Dunia dan praktik yang ada saat ini
adalah mempersingkat siklus penyelesaian transaksi Bursa. Saat ini negara - negara dari
Kawasan Eropa, Asia, dan Amerika sudah mulai mempercepat Siklus Penyelesaian mereka dari
T+3 menjadi T+2.
Penerapan T+2 dapat memberikan manfaat bagi Industri diantaranya peningkatan efisiensi proses
penyelesaian, penyelarasan waktu penyelesaian dengan Bursa Dunia, likuiditas pasar yang lebih
tinggi, pemanfaatan dana yang lebih cepat, hingga penurunan risiko pasar secara keseluruhan.
Skema Penyelesaian di Bursa Efek Indonesia setelah T+2 di implementasi menjadi sebagai
berikut :
Manfaat T+2
Siklus Penyelesaian T+2 merampingkan proses penyelesaian saat ini sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan penurunan biaya penyelesaian bagi pelaku secara jangka panjang.
Berbagai Bursa dari Kawasan Eropa, Asia Pasifik, Australia, New Zealand, Arab Saudi, Amerika
Serikat, dan Kanada sudah menerapkan Siklus Penyelesaian T+2. Bursa ñ bursa lainnya juga
telah mengumumkan rencana untuk mempercepat Siklus Penyelesaian mereka.
Dengan waktu Penyelesaian yang lebih cepat, efek yang telah dibeli oleh investor dapat dijual
kembali dalam waktu yang lebih singkat sehingga pasar menjadi lebih likuid.
Sama halnya dengan efek, penjual akan menerima dana dan merealisasi gain 1 hari lebih cepat
serta mempermudah investor untuk melakukan ëswitchingí ke instrument investasi lainnya.
Semakin lama waktu Penyelesaian transaksi, semakin besar risiko yang akan dihadapi oleh
kedua belah pihak. Mempercepat siklus Penyelesaian akan membantu memitigasi risiko pasar
dengan mengurangi exposure antara pihak yang bertransaksi dan Lembaga Kliring dan
Penjaminan itu sendiri.