Anda di halaman 1dari 2

Nama : Selvy Ani

Nim : 201810060311085

Judul : Dirjen Kebudayaan Melarang Adanya Diskriminasi Bahasa Daerah


Sumber : Liputan 6.com

Tanggal 21 Februari diperingati secara luas Hari Bahasa Ibu Internasional.


Untuk tahun ini, Badan Bahasa Indonesia mengusung tema “Kebinekaan Bahasa
Daerah sebagai Potensi Pemajuan Bangsa”. Hilmar Farid, selaku Dirjen
Kebudayaan Kementrian Pendidikan, berpesan agar jangan ada diskriminasi
terhadap bahasa lokal atau bahasa Ibu (bahasa Daerah). “Jangan kucilkan atau
deskriminasi keberadaan bahasa lockal”. Pesannya sangat sederhana, bahwa bahasa
itu memejukan kebudayaan Indonesia. “Kita harus bias memajukan kebudayaan
dan bahasa kita”, ujar Hilmar.
Menurut Hilmar, politik dalam kebijakan bahasa harus inklusif dan
melibatkan semua pihak. Sebab, prinsip dasarnya adalah politik bahasa sama
dengan politik kebudayaan, sehingga tidak boleh mendeskriminasi bahasa. Pada
kesempatan ini, Hilmar juga menyebutkan Indonesia tidak memiliki Schedule
language, yakni penetapan bahasa secara kunstitusional. “Di India sudah ada 22
bahasa yang sudah dimasukkan ke schedule language, di Indonesia belum ada, tapi
tolong saya koreksi kembali”, kata Hilmar.
Dalam UUD 1945pasal 32 ayat 1 menyebutkan, Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya. Dari nukilan UUD 45 tersebut, Hilmar melanjutkan, “salah satu upaya
memajukan adalah melindungi. Melindungi itu termasuk mengenal, mencatat atau
mendokumentasikan, dan ini pekerjaan yang kompleks”, ujarnya.
Tanggapan : saya sangat setuju dengan pernyataan Dirjen kebudayaan yang
melarang adanya diskriminasi terhadap bahasa daerah, karna diskriminasi bahasa
daerah dapat mengurangi kebudayaan di Indonesia. Bahasa dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan, karena keduanya saling berkaitan. Bahasa adalah penanda
eksistensi budaya dari masyaraka yang bersangkutan. Bahasa juga sering disebut
cermin masyarakatnya. Jika diskriminasi terhadap bahasa daerah masih terjadi,
secara otomatis kebudayaan di Indonesia pun akan berkurang. Oleh karena itu,
marilah kita menjaga dan melestarikan bahsa daerah bukan
mendiskriminasikannya. Dengan begitu, budaya di Indonesia juga akan tetap
terjaga.

Anda mungkin juga menyukai