19110230944
23-10 SP
BAB 1
Negara pada dasarnya adalah dunia teritorial. Orang harus tinggal di suatu
tempat di planet ini, dan tempat-tempat itu harus saling berhubungan satu sama
lain dalam beberapa cara. Sistem negara adalah cara untuk mengatur wilayah
berpenduduk secara politis, sebuah organisasi politik teritorial yang khas,
berdasarkan pada banyak pemerintah nasional yang independen secara independen
satu sama lain.
Jadi, alasan utama mengapa kita harus mempelajari HI adalah fakta bahwa
seluruh penduduk dunia hidup dan tinggal di dalam negara merdeka. Secara
Bersama-sama, negara-negara tersebut membentuk system negara global.
Tahun 1950, Proses integrasi regional sedang berjalan di eropa Barat yang
memikat perhatian kaum neoliberal. Hal itu memberikan dasar bagi liberalisme
sosiologis, yang merupakan aliran neoliberal yang menekankan dampak dari
perluasan aktifitas lintas batas ini. Neoliberalisme republican mengambil tema
yang dikembangkan dalam pemikiran liberalism terdahulu.
TEORI-TEORI KLASIK
Kaum realis memiliki pandangan yang pesimis tentang sifat manusia. Kaum
realis skeptis bahwa akan ada kemajuan dalam politik internasional sama seperti
kemajuan dalam kehidupan politik domestik. Kaum realis melihat hubungan
internasional pada dasarnya bersifat konfliktual, dan yang pada akhirnya
diselesaikan dengan perang. Kaum realis yakin bahwa tujuan kekuasaan, alat-alat
kekuasaan dan penggunaan kekuasaan merupakan focus utama aktivitas politik.
Pelaksanaan kebijakan luar negeri bersifat instrumental yang didasarkan pada
kalkulasi cerdas dari satu kekuatan dan kepentingan terhadap kekuatan dan
kepentingan musuh-musuh dan pesaing-pesaing. Kaum realis memiliki penilaian
yang tinggi pada nilai-nilai keamanan nasional, kelangsungan hidup Negara, dan
stabilitas serta ketertiban nasional.
LIBERALISME
Kemudian liberalisme tidak hanya memfokuskan pada satu aktor saja, yaitu
state actor atau negara, yang dapat menjalankan hubungan internasional. namun
non-state actor juga dapat memiliki peran untuk menjalankan sebuah hubungan
internasional. Bahkan, non-state actor dianggap lebih memiliki peran dibandingkan
state aktor itu sendiri. Dari sini lah maka didirikan organisasi internasional yang
bernama Liga Bangsa-Bangsa, organisasi ini dipelopori oleh Wodrow Wilson
seorang presiden Amerika Serikat pada tahun 1920. organisasi ini diikuti oleh 42
negara. Tujuan didirikannya LBB adalah untuk menciptakan perdamaian dengan
cara aman dan tanpa adanya perang yang menyebabkan banyak kerugian. Namun
pada akhirnya organisasi ini gagal karena melemahnya perpsektif liberalisme itu
sendiri, tidak hanya itu terjadinya perang dunia kedua juga memperjelas keadaan
bahwa Liga Bangsa Bangsa telah gagal. Sebagai reaksinya muncullah perspektif
Realisme yang lebih mendominasi dan berkembang kuat pada jamannya.
MASYARAKAT INTERNASIONAL
EPI adalah hubungan antara politik dan ekonomi, antara Negara dan
pasar. Ekonomi adalah tentang pencapaian kekayaan, dan politik adalah tentang
pencapaian kekuatan. Ada tiga teori utama EPI: Merkantilisme, Liberalisme
ekonomi, dan Marxisme.
Isu kekayaan dan kemiskinan yang dimunculkan oleh EPI semakin penting
dalam politik dunia. Fokus tradisional HI berada pada perang dan perdamaian.
Tetapi bahaya perang antarnegara, terutama perang Negara angkatan berkekuatan
besar. Dewasa ini, konflik kekerasan berlangsung terutama didalam Negara,
khususnya didalam Negara-negara yang lemah.
KONSTRUKTIVISME SOSIAL
POST-POSITIVIS DALAM HI
Tiga dari pendekatan post positivis yang paling penting adalah post-
strukturalisme, post-kolonialisme, dan feminisme. Post-Strukturalisme difokuskan
pada bahasa dan diskursus, menyoroti dunia dengan cara teori dan persentasi. Post-
positivisme bersikap kritis terhadap neorealisme. Karena neorealisme hanya
menampilkan dunia dimana berbagai aktor dan proses tidak diidentifikasi dan
dianalisis. Oleh karena itu, neorealisme mengonstruksi gambaran bias dunia yang
perlu diungkap dan dikritik.
Hubungan antara teori dan kebijakan bersifat kompleks, karena setiap satu
teori tidak mengarah ke satu opsi kebijakan yang jelas, pada sebagian kasus
sebagian besar kasus, aka nada beberapa opsi yang berbeda.
Struktur birokrasi dan proses. Pendekatan ini fokus pada konteks pembuatan
keputusan organisasional, yang terlihat dikondisikan oleh ketentuan dan tuntutan
lingkup birokrasi di mana keputusan dibuat.
Proses kognitif dan psikologi. Pendekatan ini fokus pada pembuat keputusan
individu, memberikan perhatian khusus pada aspek-aspek psikologis pembuatan
keputusan.
Kaum konstruktivis sosial fokus pada peran ide dan wacana. Bagi kaum
konstruktivis, pembuatan kebijakan luar negeri merupakan sebuah dunia yang
intersubjektif, yang ide dan wacanannya dapat diteliti dengan cermat agar dapat
sampai ada pemahaman proses yang teoretis.
BAB XI
Kelebihan
Buku ini memperkenalkan kepada para mahasiswa teori dan prinsip dalam
Hubungan Internasional, gaya penulisan yang jelas dan mudah dibaca, serta
berbagai fitur pembelajaran yang bermanfaat. Menekankan hubungan antara
teori Hubungan Internasional dan praktik Hubungan Internasional. Buku ini
penuh penguasaan memperkenalkan pendekatan-pendekatan teoretis utama-
klasik dan kontemporer- untuk memahami Hubungan Internasional dan
menyediakan konteks serta sarana intelektual untuk mempertimbangkan dan
mengevaluasi manfaatnya.
Kekurangan
Menurut saya sebagai pembaca buku ini dan sebagai seorang mahasiswa HI
yang masih baru atau awal, buku ini banyak terdapat diagram yang mungkin
tujuan penulis untuk mempermudah pembaca atau sebagai alternatif untuk
memperjelas yang sedang dibahas. Setidaknya untuk diberi pembahasan pada
setiap diagram yang ada, agar para pembaca memahaminya.