Direktorat Jenderal Anggaran adalah salah satu unit eselon 1 yang membantu Menteri
Keuangan dalam menjalankan fungsi pengelolaan fiskal khususnya Perencanaan APBN,
Cakupan Tugas dan Stakeholder DJA sangat luas, dibutuhkan Sinergi dengan stakeholder
terkait (internal maupun eksternal)
1. Legislatif (DPR)
Pembahasan bersama DPR terkait KEM dan PPKF, APBN, APBNP, Laporan
Semester I APBN
2. Kementerian/Lembaga
• PNBP pembahasan target-target PNBP
Siklus APBN
Satu kali siklus biasanya berlangsung selama 2,5 tahun mulai dari perancangan, pelaksanaan
hingga pertanggung jawaban. Siklus APBN menggambarkan secara singkat tugas dan fungsi
yang berjalan secara estafet sepanjang tahun. masih terdapat dua agenda tersisa dalam
penyelesaian dokumen APBN 2020.
Kebijakan Fiskal dan APBN adalah Instrumen Pemerintah untuk mewujudkan tujuan
bernegara => Pembukaan UUD 1945 Alinea ke 4, Mayarakat Adil Makmur
Fungsi APBN
1. Fungsi Alokasi =>anggaran negara harus diarahkan untuk efisiensi dan efektivitas
perekonomian
2. Fungsi distribusi => anggaran pendapatan belanja negara juga sebagai kebijakan
dalam memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
3. Fungsi Stabilisasi => Memiliki makna bahwa APBN menjadi alat dalam pemeliharaan serta
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian NKRI
Tantangan
1. Ketidakpastian perekonomian global
2. Memperluas ruang fiskal
3. Belanja yang lebih berkualitas
4. Pembiayaan anggaran yang produktif dan inovatif
Proses
1. Teknokratis
2. Politik
3. Administratif
Dalam Penyusunan kebijakan fiskal dan APBN, Segala keputusan mengacu pada Fiscal rule
and Mandatory spending
Fiscal rule
Defisit
Outstanding Utang
Mandatory spending
Mandatory Spending Mandatory spending adalah belanja atau pengeluaran negara yang
sudah diatur oleh Undang-Undang. Tujuan mandatory spending ini adalah untuk mengurangi
masalah ketimpangan sosial dan ekonomi daerah. Mandatory spending dalam tata kelola
keuangan pemerintah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN/APBD sesuai amanat
UUD 1945 pasal 31 ayat (4);
2. Alokasi anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) minimal 26 persen dari penerimaan
dalam negerineto sesuai dengan ketentuan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
3. Alokasi anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) dengan perhitungan yang telah
ditentukan sesuai dengan ketentuan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
4. Alokasi anggaran kesehatan sebesar 5 persen dari APBN sesuai dengan ketentuan
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Alokasi anggaran untuk otonomi khusus sesuai dengan Undang-undang Otonomi
Khusus Provinsi Aceh dan Papua masing-masing sebesar 2 persen dari DAU nasional.
Perkembangan Perekonomian Terkini
Perekonomian Dunia saat ini cenderung melemah dengan adanya perang dagang dan
dinamika geopolitik dunia
Untuk menghadapi perlambatan ekonomi seperti sekarang ini, dibutuhkan langkah langkah
tepat, agar perekonomian Indonesia tetap stabil dan dampak dari perlambatan ekonomi dapat
terminimalisir.
Produktivitas dan daya saing harus ditingkatkan untuk mampu mengejar level index
GCI
Fokus pada aspek: infrastruktur, kualitas SDM (kesehatan, skills, dan pasar tenaga
kerja), kemampuan berinovasi dan adaptasi teknologi, serta sistem keuangan.
Perbaikan infrastruktur menjadi kunci penting dalam peningkatan daya saing dan
produktivitas, Sebagaimana rilis IMD World Competitiveness Yearbook, peringkat
Indonesia meningkat signifikan dari 43 di tahun 2018 menjadi peringkat 32 pada
tahun 2019.
Penyederhanaan dan perbaikan regulasi untuk mempermudah usaha dan menarik
investor yang ingin menanamkan modalnya di tanah air
APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas SDM
mobilisasi pendapatan negara untuk menarik investasi dan mendorong daya saing
kebijakan belanja negara yang berkualitas
pembiayaan kreatif dan mitigasi resiko
1. Kenaikan PPh Migas perubahan asumsi dasar ekonomi makro dan parameter migas
Kebijakan
Kontribusi PNBP dari sektor Nonmigas terus ditingkatkan disertai peningkatan layanan
kepada masyarakat
Kebijakan
1. Pengelolaan dan Pemanfaatan SDA yang Optimal, Efektif dan Efisien
2. Peningkatan Pelayanan dan Penyesuaian Tarif
3. Peningkatan Efisiensi BUMN dan Kinerja BLU
4. Penyempurnaan Tata Kelola
1. SDM Beerkualitas
Peningkatan produktivitas/daya saing SDM (39 T)
1. APBN untuk mempersiapkan generasi muda untuk peningkatan kualitas SDM
2. APBN untuk mempersiapkan generasi muda juga untuk pelatihan kerja
Bidang Pendidikan perluasan akses pendidikan, peningkatan skillenterpreneurship,
penguasaan ICT, dukungan kegiatan penelitian Anggaran Pendidikan Rp508,1 T
1. Danau Toba
2. Labuan Bajo
3. Borobudur
4. Mandalika (1) (2) (3) (4)
Subsidi diarahkan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi melalui upaya perbaikan
ketepatan sasaran
Pembiayaan Utang
1. Arah Kebijakan Pembiayaan Utang
pengendalian rasio utang dalam batas aman berkisar 29,4 – 30,1 persen PDB
untuk mendukung kesinambungan fiskal
Menjaga keseimbangan makro dengan menjaga komposisi utang domestik
dan valas dalam batas terkendali serta pendalaman pasar keuangan
2. Strategi Pembiayaan Utang
Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pasar obligasi domestik
(financial deepening)
Pengelolaan utang secara aktif melalui manajemen kewajiban dan aset