Paper Thinking Theory
Paper Thinking Theory
“Thinking Theory”
Disusun Oleh :
C021181004
Psikologi B 2018
Universitas Hasanuddin
2019
1. DEFINISI BERPIKIR (THINKING)
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep
(Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan
ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. “Berpikir”
mencakup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat menentukan sebuah pilihan, kita
berpikir melamun menunggu kuliah psikologi umum dimulai, kita berpikir saat mencoba
mengerjakan soal final, kita berpikir saat menulis makalah, membaca buku, dsb. Kegiatan
berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan
kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu,
menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai
wawasan tentang obyek tersebut.
Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang
dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga
termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur,
mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah atau membedakan,
menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat
analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada,
menimbang, dan memutuskan.
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara
kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif
baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term
memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item
(Khodijah, 2006:117).
Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117)
berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan
adanya masalah. (Solso, 1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses
dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi
yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan
pemecahan masalah.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir,
yaitu (1)berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat
diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan
beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan
menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
2. MACAM-MACAM BERPIKIR
1. Berpikir Kritis (Critical Thingking)
Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang dikehendakinya.
Santrock (2011: 357) juga mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah
memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Berpikir
sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan bepikir secara kritis, membuat
keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Menurut Santrock (2011: 359), pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan
produktif, serta melibatkan evaluasi bukti. Jensen (2011: 195) berpendapat bahwa berpikir
kritis berarti proses mental yang efektif dan handal, digunakan dalam mengejar
pengetahuan yang relevan dan benar tentang dunia. Cece Wijaya (2010: 72) juga
mengungkapkan gagasannya mengenai kemampuan berpikir kritis, yaitu kegiatan
menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam,
memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih
sempurna.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai
pengertian kemampuan berpikir kritis yaitu sebuah kemampuan yang dimiliki setiap orang
untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mengejar
pengetahuan yang relevan tentang dunia dengan melibatkan evaluasi bukti. Kemampuan
berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap
pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Berpikir kritis berarti
melakukan proses penalaran terhadap suatu masalah sampai pada tahap kompleks tentang
“mengapa” dan “bagaimana” proses pemecahannya.
Menurut Sapriya (2011: 87), tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji suatu
pendapat atau ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau pemikiran yang
didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut biasanya
didukung oleh kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Berpikir Analisis
Berpikir Analitis adalah berpikir yang menggunakan sebuah tahapan atau langkah-
langkah logis. Langkah berpikir analitis ialah dengan menguji sebuah pernyataan atau bukti
dengan standar objektif, melihat bawah permukaan sampai akar-akar permasalahan,
menimbang atau memutuskan atas dasar logika.
Berpikir analitis memudahkan kita berpikir secara logis, gaya belajar tipe
investigatif merupakan gaya belajar yang mempunyai ciri-ciri yaitu: berpikir logis, analitis,
kritis, rasa ingin tahu yang tinggi dan rendah hati.
Kemamapuan berpikir analitis adalah kemampuan berpikir untuk menguraikan,
memperinci, dan menganalisis informasi-informasi yang digunakan untuk memahami
suatu pengetahuan dengan menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar
perasaan atau tebakan. untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis
dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.
Menurut Sudjana (2010) Kemampuan analitis adalah kemampuan untuk
menguraikan atau memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mencari
keterkaitan antara bagian-bagian tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh Bloom yang
menyatakan bahwa kemampuan berpikir analitis menekankan pada pemecahan materi ke
dalam bagian-bagian yang lebih khusus atau kecil dan mendeteksi hubungan-hubungan dan
bagian-bagian tersebut dan bagian-bagian itu diorganisir
5. Berpikir Sintesis
Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi) yang
biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan
suatu hasil baru. sintesis merupakan penyatuan beberapa ide untuk menciptakan suatu
struktur konseptual yang sempurna atau lengkap.
Sintesis (syntesis) Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian
atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang
berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi
daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah:
peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan.
REFERENSI
Santrock, John W. 2012. Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketiga Belas Jilid I.Penerjemah:
Benedictine Widyasinta. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Suriasumantri.
http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/11/thinking.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/10000/4/bab%202.pdf
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/24428
https://www.academia.edu/38340925/Kemampuan_Berpikir_Tingkat_Tinggi_HOTS_
https://eprints.uny.ac.id/3500/1/05Atikel_CP_PardjonoWARDAYA_EDIT.pdf
http://e-campus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/data/pdf/jurnal_mhs/artikel/RRA1C209035.pdf