3 - Laporan Heat Exchanger Selesai

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mempelajari dasar-dasar penukar panas
2. Untuk menghitung neraca panas dari penukar panas
3. Untuk menghitung koefisien pemindahan panas keseluruhan dari penukar
panas
4. Untuk menghitung efisiensi penukar panas
5. Untuk mempelajari hubungan antara bilangan reynold dengan
karakteristik penukar panas.

C. Latar Belakang
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan
sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas
antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya
maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat
luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun
petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

48
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain.
Dalam hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
a. Memanaskan fluida yang dingin
b. Mendinginkan fluida yang panas
Defenisi panas adalah energy yang ditransfer akibat daripada
perbedaan temperatur. Pengertian diatas adalah berdasarkan prinsip
termodinamika. Walaupun hukum termodinamika menelaah transfer energy,
metode ini hanya dapat menganalisa suatu sistem yang dalam keadaan
setimbang. Sehingga dapat diperhitungkan jumlah energy yang diperlukan
untuk merubah suatu sistem dari suatu keadaan kesetimbangan ke
kesetimbangan lain, tetapi hukum termodinamika tidak dapat menganalisa
bagaimana kecepatan perubahan itu terjadi.
Pemanasan batangan baja dalam air panas. Hukum termodinamika
dapat digunakan untuk menentukan temperature akhir sesudah kedua sistem
mencapai kesetimbangan dan jumlah energy yang ditransfer dapat dihitung
dari keadaan mula-mula dan pada keadaan akhir kesetimbangan, tetapi tidak
dapat menjelaskan bagaimana kecepatan panas itu ditransfer dan tidak dapat
menjelaskan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai temperature
tertentu yang diinginkan.
Untuk analisa transfer panas yang sempurna, maka perlu memahami
tiga mekanisme transfer panas yaitu:
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi

49
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Defenisi Percobaan
1. Klasifikasi Alat Penukar Panas
Untuk melaksanakan proses perpindahan panas khususnya
dalam industri kimia, hal diatas dilakukan dengan menggunakan alat
penukar panas atau disebut Heat Exchanger. Nama alat ini adalah secara
umum, karena itu perlu dipahami fungsi yang sebernarnya dari alat
tersebut yang merupakan dasar pemberian nama alat dimaksud. Jelasnya
seperti dibawah ini:
1. Disebut pendingin atau Cooler, apabila alat tersebut hanya
mendinginkan fluida proses dari temperature yang lebih tinggi hingga
temperature tertentu yang lebih rendah tanda ada terjadi perubahan
fasa dari uap menjadi cair maupun sebaliknya.
2. Disebut pendingin atau Condeser, sama seperti diatas, tetapi proses
pendinginnan menghasilkan fasa cair dari fasa uap (ada perubahan
fasa) yang disebut kondesat.
3. Disebut pemanas atau Heater, bila alat tersebut bertugas memanaskan
suatu fluida hingga suhu tertentu (tidak ada perubahan fasa)
4. Disebut penguap atau Vaporizer, bila alat tersebut berfungsi
memanaskan suatu fluida hingga menghasilkan uap.
Khusus untuk alat penguap (vaporizing equipment) juga mempunyai nama
umum yang disebut EVAPORIZER dan masing-masing mempunyai nama
sesuai dengan fungsi atau tugasnya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Disebut alat penguap atau evaporator, bila alat tersebut berfungsi untuk
menguapkan air dari campurannya dengan zat lain.
2. Disebut alat pendingin ulang atau Reboiler, bila alat tersebut berfungsi
untuk mendidihkan kembali suatu fluida oleh reboiler pada suatu

50
menara destilasi (untuk mensupplai panas) yang mana uap dihasilkan
dapat uap air atau tidak.
3. Bila alat pada no 2 tidak digunakan untuk menghasilkan uap air
(steam) dan juga tidak merupakan bagian dari proses destilasi maka
alat penguap itu disebut Vaporizer.
4. Bila suatu alat penguap (evaporator) digunakan untuk sistem
pembangkit tenaga untuk memproduksi air murni atau untuk proses
yang bersifat penguapan dan bertujuan untuk membangkitkan tenaga,
alat ini disebut power-plant evaporator.
5. Disebut alat penguap kimia (chemical evaporator) bila alat tersebut
berfungsi untuk memekatkan suatu larutan kimia dari pelarut air.
Demikianlah pemberian nama alat-alat tersebut berdasarkan fungsi dan
tugasnya (agar tidak terjadi perbedaan persepsi), khususnya dalam
membicarakan lebih lanjut tentang alat-alat penukar panas yang disebut
Heat Exchanger.
Jenis-jenis Alat Penukar Panas
Alat penukar panas atau disebut Heat Exchanger, disingkat HE,
berdasarkan konstruksi disainnya dapat dibagi menjadi lima (5) jenis
yaitu: shell and tube, hairpin exchanger, aerial coolers, plane type
exchangers, berbagai jenis lain exchanger. Penukar panas atau
dalam industri kimia populer dengan istilah, heat exchanger (HE), adalah
suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah uap (super heated steam) dan air biasa dipakai
sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara
efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida
terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur
langsung begitu saja. Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri
seperti, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, pembangkit
listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator

51
mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara
sekitar.
Peralatan penukar panas adalah suatu peralatan dimana terjadi
perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi kepada
fluida lain yang temperaturnya lebih rendah. Klasifikasi peralatan penukar
panas didasarkan pada:
1. Proses perpindahan panas
2. Jumlah fluida yang mengalir
3. Kompak tidaknya luas permukaan
4. Mekanisme perpindahan panas
5. Konstruksi
6. Tipe plat
7. Pengaturan aliran.
Klasifikasi Alat Penukar Panas
1. Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan fluida sampai terjadi perubahan fase uap menjadi fase
cair. Media pendingin yang dipakai biasanya air sungai atau air laut
dengan suhu udara luar
2. Chiller
Chiller merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur
yang sangat rendah. Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih
rendah dibandingkan dengan pendinginan yang dilakukan oleh
pendingin air. Media pendingin yang digunakan antara lain freon.
3. Reboiler
Reboiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk
mendidihkan kembali serta menguapkan sebagian cairan yang
diproses. Media pemanas yang digunakan antara lain uap (steam) dan
minyak (oil). Alat penukar panas ini digunakan pada peralatan distilasi.

52
4. Cooler
Cooler merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas dengan
menggunakan air sebagai media pendingin. Dengan perkembangan
teknologi saat ini, media pendingin cooler menggunakan udara dengan
bantuan kipas (fan).
5. Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu fluida untuk pemanasan aliran fluida yang
lain. Dalam hal ini terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
 Memanaskan fluida yang dingin
 Mendinginkan fluida yang panas
6. Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan
(menaikkan suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media
pemanas. Media pemanas yang biasa digunakan antara lain uap atau
fluida panas lain.
7. Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi
fluida yang akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi
alamiah (natural circulation). Sedangkan Forced Circulation
Reboiler adalah reboiler yang sirkulasi fluida terjadi akibar adanya
pompa sirkulasi sehingga menghasilkan sirkulasi paksaan (forced
circulation)
8. Steam Generator
Alat ini sering disebut sebagai ketel uap dimana terjadi pembentukan
uap dalam unit pembangkit. Panas hasil pembakaran bahan bakar
dalam ketel dipindahkan dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
Berdasarkan sumber panasnya, steam generator dibagi 2 macam, yaitu:

53
 Steam generator tipe pipa air
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah air ketel,
sedangkan pemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di luar
pipa. Hasilnya berupa uap dengan tekanan tinggi.
 Steam generator tipe pipa api
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah nyala api,
sedangkan air yang akan diuapkan berada di luar pipa dalam
bejana khususpemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di
luar pipa
9. WHB (Waste Heat Boiler)
WHB adalah alat penukar panas sejenis dengan ketel uap tetapi
memiliki perbedaan pada sumber panas yang digunakan. Sumber panas
pada ketel uap yaitu hasil pembakaran bahan bakar sedangkan sumber
panas pada WHB yaitu memanfaatkan panas dari gas asap pembakaran
atau cairan panas yang diperoleh dari reaksi kimia.
10. Superheater
Alat penukar panas jenis ini digunakan untuk mengubah uap basah
(saturated steam) pada steam generator (ketel uap) menjadi uap kering
(superheated steam)
11. Evaporator
Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk
menguapkan cairan yang ada pada larutan sehingga diperoleh larutan
yang lebih pekat (mother liquor)
12. Vaporizer
Alat penukar panas ini digunakan untuk menguapkan suatu cairan
sehingga fasenya berubah dari cair menjadi gas
ALAT PENUKAR PANAS
Menurut Sitompul (1993), peralatan penukar panas adalah
suatu peralatan di mana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida
yang temperaturnya lebih tinggi kepada fluida lain yang temperaturnya
lebih rendah. Klasifikasi peralatan penukar panas didasarkan pada:

54
 Proses perpindahan panas
 Jumlah fluida yang mengalir
 Kompak tidaknya luas permukaan
 Mekanisme perpindahan panas
 Konstruksi
 Tipe pelat
 Pengaturan aliran
B. Perkembangan Serta Penggunaan Dalam Dunia Industri
Untuk melaksanakan proses perpindahan panas khususnya dalam
industry kimia, hal diatas dilakukan dengan menggunakan alat penukar panas
atau disebut Heat Exchanger. Nama alat ini adalah secara umum, karena itu
perlu dipahami fungsi yang sebernarnya dari alat tersebut yang merupakan
dasar pemberian nama alat dimaksud.
Penukar panas atau dalam industry kimia populer dengan
istilah, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai.
Biasanya, medium pemanas dipakai adalah uap (super heated steam) dan air
biasa sebagai pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu
saja. Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak,
pabrik kimia maupun petrokimia, gas alam, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

55
BAB III
MATERI DAN METODA

A. Materi
1. Alat
 Thermometer
 Heat Exchanger
 Heater
 Tangki Air Panas
 Tangki Air Dingin
 Power Supply
 Perpipaan
 Keran
 Flow Meter
 Katup 3 arah
2. Bahan
 Air

B. Metoda
 Prosedur Menjalankan
1. Keran dibuka untuk mengisi tangki persediaan dengan air.
2. Setelah tangki dingin penuh, kabel dihubungkan ke sumber arus,
kemudian saklar dihidupkan dan power supply dihidupkan.
3. Pompa dihidupkan pada panel, kemudian Heater dihidupkan dan diatur
temperatur 60 oC kemudian ditunggu sampai temperatur tercapai dan
catat temperatur 60 oC sebagai T1.
4. Aliran dibuat searah kemudian diatur laju air panas dan air dingin
sesuai yang diinstruksikan.
5. Setelah terdengar bunyi sebanyak 3 kali pada panel, data T2, t1, dan t2
dapat diambil dengan membaca termometer yang tersedia.

56
6. Percobaan diulangi untuk laju alir berikutnya.
7. Percobaan diulangi kembali untuk aliran berlawanan arah.
 Prosedur Mematikan
1. Setelah selesai melakukan praktikum, laju aliran air panas dan dingin
diatur kembali ke nol.
2. Arah aliran dikembalikan ke arah aliran searah.
3. Temperatur heater dikembalikan ke posisi 0.
4. Heater dimatikan pada panel.
5. Pompa dimatikan pada panel.
6. Power supply dimatikan pada panel.
7. Saklar dimatikan pada sumber arus kemudian kabel dicabut dari
sumber arus.
8. Keran ditutup dengan memutar berbalik arah jarum jam.

57
C. Gambar Rangkaian

58
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek

Fluida Panas Fluida Dingin

Sim T1 T2 W t1 t2 w
No o o o o
bol ( C) ( C) (L/jam) ( C) ( C) (L/jam)

1 61 51 100 31 36 200
Aliran Searah

2 61 52 150 31 37 250

3 61 53 170 31 38 300

6 62 51 100 31 36 200
Aliran Berbalik Arah

7 61 52 150 31 36 250

8 61 53 170 31 37 300

CONSTANTA
di 17 mm = 1,7 x 10-2 m
do 19 mm = 1,9 x 10-2 m
l 1000 mm = 1 m
Di (1,7 + 1,9) x 10-2 m = 3,6 x 10-2 m

59
B. Pembahasan

 Aliran Searah Data No 2

a. Menghitung harga ∆𝒕𝒎 dengan rumus


∆𝑡1 = 𝑇1 − 𝑡1 ∆𝑡2 = 𝑇2 − 𝑡2
∆𝑡1 = (61 − 31)℃ ∆𝑡2 = (51 − 36)℃
∆𝑡1 = 30 ℃ ∆𝑡2 = 15℃

∆𝑡1 − ∆𝑡2 ( 30 − 15)℃ 15 ℃


∆𝑡𝑚 = ∆𝑡1 = 30 ℃ =
ln ∆𝑡 ln 15 ℃ 0,6931
2

∆𝑡𝑚 = 20,1977 ℃

b. Menghitung nilai qw (air dingin)


𝑞𝑤 = 𝑤 × 𝐶𝑝 × (𝑡1 − 𝑡2 )
- Mengkonversi nilai w dari L/jam ke kg/jam
𝑤=𝑤 × 𝜌
Mencari nilai ρ pada suhu (t1 + t2)/2
𝑡1 + 𝑡2 (31 + 34)℃
= = 32,5 ℃
2 2
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(33,5 − 32) ℃ y − 0,99502 gr/cm3
=
(34 − 32) ℃ (0,99437 − 0,99502 ) gr/cm3
1,5 y − 0,99502 gr/cm3
=
2 −0,00065 gr/cm3
y = 0,9945 gr/cm3
gr 𝑘𝑔
ρ = 0,9948575 3
= 0,9948575
cm 𝐿
𝑤=𝑤 × 𝜌
𝐿 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑤 = 200 × 0,99453 = 198,905
𝑗𝑎𝑚 𝐿 𝑗𝑎𝑚

- Mencari nilai Cp pada suhu (t1 + t2)/2 = 33,5 oC

60
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(33,5 − 32) ℃ y − 0,998 kkal/kg℃
=
(34 − 32) ℃ (0,998 − 0,998 ) kkal/kg℃
1,5 y − 0,998 kkal/kg℃
=
2 0 kkal/kg℃
0 kkal/kg℃ = 2y − 1,996 kkal/kg℃
2y = 1,996 kkal/kg℃
y = 0,998 kkal/kg℃
Cp = 0,998 kkal/kg℃
𝑞𝑤 = 𝑤 × 𝐶𝑝 × (𝑡1 − 𝑡2 )
𝑘𝑔 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑞𝑤 = 198,906 × 0,998 × (31 − 34)℃
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔℃
𝑞𝑤 = −992,34094 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚

c. Menghitung nilai QW (air panas)

𝑄𝑊 = 𝑊 × 𝐶𝑝 × (𝑇1 − 𝑇2 )
- Mengkonversi nilai w dari L/jam ke kg/jam
𝑊=𝑊 × 𝜌
Mencari nilai ρ pada suhu (T1 + T2)/2
𝑇1 + 𝑇2 (61 + 51)℃
= = 56 ℃
2 2
Nilai 𝜌 berdasarkan pada suhu (T1 + T2)/2 = 56 oC berdasarkan tabel
𝜌 = 0,999 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 = 0,98501 𝑘𝑔/𝐿

𝑊=𝑊 × 𝜌
𝐿 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑊 = 100 × 0,28501 = 98,501
𝑗𝑎𝑚 𝐿 𝑗𝑎𝑚

- Mencari nilai Cp pada suhu (T1 + T2)/2 = 56 oC


Nilai Cp pada suhu 56 oC berdasarkan tabel

61
Cp = 0,999 kkal/kg℃

𝑄𝑊 = 𝑊 × 𝐶𝑝 × (𝑇1 − 𝑇2 )
𝑘𝑔 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑄𝑊 = 98,501` × 0,999 × (60 − 48)℃
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔℃
𝑄𝑊 = 984,0249 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚

d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)


𝑤
𝑅𝑒𝑤 = 7,584 × 10−6 .
𝑣𝑙

𝜋
𝐴= . (𝐷𝑖 2 − 𝑑𝑜2 )
4
3,14
𝐴= . ((3,6 × 10−2 )2 𝑚2 − (1,9 × 10−2 )2 𝑚2 )
4
𝐴 = 0,785 . ((12,96) × 10−4 𝑚2 )
𝐴 = 7,33975 × 10−4 𝑚2
𝐿 1 𝑚3 1 𝑗𝑎𝑚
𝑤 = 100 × ×
𝑗𝑎𝑚 1000 𝐿 3600 𝑠
𝑤 = 0,00002777 𝑚3 /𝑠
𝑤 0,00002777 𝑚3 /𝑠
𝑉= =
𝐴 7,33975 × 10−4 𝑚2
𝑉 = 0,03783 𝑚/𝑠
- Mencari nilai 𝑣𝑙 pada suhu (t1 + t2)/2 = 32,5 oC
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(32,5 − 30) ℃ y − 0,00796 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
(35 − 30) ℃ (0,00724 − 0,00796 ) × 10−4 𝑚2 /𝑠
1 2,5 y − 0,00796 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
2 5 −0,00072 × 10−4 𝑚2 /𝑠
−0,00072 × 10−4 𝑚2 /𝑠 = 2y − 0,01592 × 10−4 𝑚2 /𝑠
2y = 0,0152 × 10−4 𝑚2 /𝑠
y = 0,0076 × 10−4 𝑚2 /𝑠

62
𝑣𝑙 = 0,0076 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑤
𝑅𝑒𝑤 = 7,584 × 10−6 .
𝑣𝑙
100 𝐿/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝑒𝑤 = 7,584 × 10−6 .
0,0076 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑅𝑒𝑤 = 997,89473

e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (Air panas)


𝑤
𝑅𝐸𝑊 = 2,080 × 10−5 .
𝑣ℎ

𝜋
𝐴= . (𝑑𝑖 2 )
4
3,14
𝐴= . (1,7 × 10−2 𝑚)2
4
𝐴 = 0,785 . 2,89 × 10−4 𝑚2
𝐴 = 2,26865 × 10−4 𝑚2
𝐿 1 𝑚3 1 𝑗𝑎𝑚
𝑊 = 50 × ×
𝑗𝑎𝑚 1000 𝐿 3600 𝑠
𝑊 = 0,000013888 𝑚3 /𝑠
𝑊 0,000013888 𝑚3 /𝑠
𝑉= =
𝐴 2,26865 × 10−4 𝑚2
𝑉 = 0,06122 𝑚/𝑠

- Mencari nilai 𝑣ℎ pada suhu (T1 + T2)/2 = 54 oC


x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(54 − 50) ℃ y − 0,00562 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
(55 − 50) ℃ (0,00518 − 0,00562 ) × 10−4 𝑚2 /𝑠
4 y − 0,00562 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
5 −0,00044 × 10−4 𝑚2 /𝑠
−0,00176 × 10−4 𝑚2 /𝑠 = 5y − 0,0281 × 10−4 𝑚2 /𝑠
5y = 0,02634 × 10−4 𝑚2 /𝑠
y = 0,005268 × 10−4 𝑚2 /𝑠

63
𝑣ℎ = 0,005268 × 10−4 𝑚2 /𝑠

𝑤
𝑅𝐸𝑊 = 2,080 × 10−5 .
𝑣ℎ
50 𝐿/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝐸𝑊 = 2,080 × 10−5 .
0,005268 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑅𝐸𝑊 = 1974,18375

f. Menghitung nilai efisiensi


𝑇1 − 𝑇2
𝜂ℎ = × 100%
𝑇1 − 𝑡1
(61 − 51)℃
𝜂ℎ = × 100%
(61 − 31)℃
10
𝜂ℎ = × 100%
32
𝜂ℎ = 33,3 %

g. Menghitung nilai koefisiensi


𝑄𝑊 + 𝑞𝑤 (84,0249 + 992,54094)𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑞= =
2 2
𝑞 = 988,28992 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑞
𝑈=
𝐴 . ∆𝑡𝑚
- Menghitung nilai A
𝑞
𝑈=
𝐴 . ∆𝑡𝑚
988,2892 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑈=
0,05692 𝑚2 . 20,1977 ℃
𝑈 = 865,7195 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚2 𝑗𝑎𝑚℃

 Aliran Berbalik Arah Data No 1

a. Menghitung nilai ∆𝒕𝒎


∆𝑡1 = 𝑇1 − 𝑡2 ∆𝑡2 = 𝑇2 − 𝑡1

64
∆𝑡1 = (62 − 36)℃ ∆𝑡2 = (51 − 31)℃
∆𝑡1 = 26℃ ∆𝑡2 = 20℃

∆𝑡1 − ∆𝑡2 (26 − 21)℃ 6℃


∆𝑡𝑚 = ∆𝑡 = 26 ℃ =
ln ∆𝑡1 ln 21 ℃ 0,2624
2

∆𝑡𝑚 = 22,8689 ℃

b. Menghitung nilai qw (air dingin)


𝑞𝑤 = 𝑤 × 𝐶𝑝 × (𝑡1 − 𝑡2 )
- Mengkonversi nilai w dari L/jam ke kg/jam
𝑤=𝑤 × 𝜌
Mencari nilai ρ pada suhu (t1 + t2)/2
𝑡1 + 𝑡2 (31 + 36)℃
= = 33,5 ℃
2 2
Nilai ρ pada suhu 33,5 oC berdasarkan tabel
gr 𝑘𝑔
ρ = 0,99502 3
= 0,99502
cm 𝐿
𝑤=𝑤 × 𝜌
𝐿 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑤 = 200 × 0,99502 = 199,004
𝑗𝑎𝑚 𝐿 𝑗𝑎𝑚
- Mencari nilai Cp pada suhu (t1 + t2)/2 = 32 oC
Nilai Cp pada suhu 32 oC berdasarkan tabel
Cp = 0,998 kkal/kg℃
𝑞𝑤 = 𝑤 × 𝐶𝑝 × (𝑡1 − 𝑡2 )
𝑘𝑔 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑞𝑤 = 199,004 × 0,998 × (31 − 33)℃
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔℃
𝑞𝑤 = −397,21198 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚

c. Menghitung nilai QW (air panas)


𝑄𝑊 = 𝑊 × 𝐶𝑝 × (𝑇1 − 𝑇2 )
- Mengkonversi nilai w dari L/jam ke kg/jam
𝑊=𝑊 × 𝜌

65
Mencari nilai ρ pada suhu (T1 + T2)/2
𝑇1 + 𝑇2 (60 + 51)℃
= = 55,5 ℃
2 2
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(55,5 − 54) ℃ y − 0,98618 gr/cm3
=
(56 − 54) ℃ (0,98501 − 0,98618 ) gr/cm3
1,5 y − 0,98618 gr/cm3
=
2 −0,00117 gr/cm3
−0,001755 gr/cm3 = 2y − 1,97236 gr/cm3
2y = 1,970605 gr/cm3
y = 0,9853025 gr/cm3
gr 𝑘𝑔
ρ = 0,9853025 3
= 0,9853025
cm 𝐿
𝑊=𝑊 × 𝜌
𝐿 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑊 = 100 × 0,9853025 = 98,53025
𝑗𝑎𝑚 𝐿 𝑗𝑎𝑚

- Mencari nilai Cp pada suhu (T1 + T2)/2 = 55,5 oC


x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(55,5 − 54) ℃ y − 0,999kkal/kg℃
=
(56 − 54) ℃ (0,999 − 0,999 ) kkal/kg℃
1,5 y − 0,999 kkal/kg℃
=
2 0 kkal/kg℃
0 kkal/kg℃ = 2y − 1,998 kkal/kg℃
2y = 1,998 kkal/kg℃
y = 0,999 kkal/kg℃
Cp = 0,999 kkal/kg℃
𝑄𝑊 = 𝑊 × 𝐶𝑝 × (𝑇1 − 𝑇2 )
𝑘𝑔 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑄𝑊 = 98,53025 × 0,999 × (60 − 51)℃
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔℃
𝑄𝑊 = 885,885478 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚

66
d. Menghitung nilai Bilangan Reynold (air dingin)
𝑤
𝑅𝑒𝑤 = 7,584 × 10−6 .
𝑣𝑙
Dari perhitungan aliran searah diperoleh
𝐴 = 7,33975 × 10−4 𝑚2
𝐿 1 𝑚3 1 𝑗𝑎𝑚
𝑤 = 200 × ×
𝑗𝑎𝑚 1000 𝐿 3600 𝑠
𝑤 = 0,00005555 𝑚3 /𝑠
𝑤 0,00005555 𝑚3 /𝑠
𝑉= =
𝐴 7,33975 × 10−4 𝑚2
𝑉 = 0,07568 𝑚/𝑠
- Mencari nilai 𝑣𝑙 pada suhu (t1 + t2)/2 = 32oC
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(32 − 30) ℃ y − 0,00796 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
(35 − 30) ℃ (0,00724 − 0,00796 ) × 10−4 𝑚2 /𝑠
2 y − 0,00796 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
5 −0,00072 × 10−4 𝑚2 /𝑠
−0,00144 × 10−4 𝑚2 /𝑠 = 5y − 0,0398 × 10−4 𝑚2 /𝑠
5y = 0,03836 × 10−4 𝑚2 /𝑠
y = 0,007672 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑣𝑙 = 0,007672 × 10−4 𝑚2 /𝑠

𝑤
𝑅𝑒𝑤 = 7,584 × 10−6 .
𝑣𝑙
200 𝐿/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝑒𝑤 = 7,584 × 10−6 .
0,007672 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑅𝑒𝑤 = 1977,0594

e. Menghitung nilai Bilangan Reynold (Air panas)


𝑤
𝑅𝐸𝑊 = 2,080 × 10−5 .
𝑣ℎ

67
Dari perhitungan aliran searah diperoleh
𝐴 = 2,26865 × 10−4 𝑚2
𝐿 1 𝑚3 1 𝑗𝑎𝑚
𝑊 = 100 × ×
𝑗𝑎𝑚 1000 𝐿 3600 𝑠
𝑊 = 0,000027777 𝑚3 /𝑠
𝑊 0,000027777 𝑚3 /𝑠
𝑉= =
𝐴 2,26865 × 10−4 𝑚2
𝑉 = 0,12243 𝑚/𝑠
- Mencari nilai 𝑣ℎ pada suhu (T1 + T2)/2 = 55,5 oC
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y2 − y1
(55,5 − 55) ℃ y − 0,00518 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
(60 − 55) ℃ (0,00480 − 0,00518 ) × 10−4 𝑚2 /𝑠
0,5 y − 0,00518 × 10−4 𝑚2 /𝑠
=
5 −0,00038 × 10−4 𝑚2 /𝑠
−0,00019 × 10−4 𝑚2 /𝑠 = 5y − 0,0259 × 10−4 𝑚2 /𝑠
5y = 0,02571 × 10−4 𝑚2 /𝑠
y = 0,005142 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑣ℎ = 0,005142 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑤
𝑅𝐸𝑊 = 2,080 × 10−5 .
𝑣ℎ
100 𝐿/𝑗𝑎𝑚
𝑅𝐸𝑊 = 2,080 × 10−5 .
0,005142 × 10−4 𝑚2 /𝑠
𝑅𝐸𝑊 = 4045,1186
f. Menghitung nilai efisiensi
𝑇1 − 𝑇2
𝜂ℎ = × 100%
𝑇1 − 𝑡2
(62 − 51)℃
𝜂ℎ = × 100%
(62 − 31)℃
11
𝜂ℎ = × 100%
31
𝜂ℎ = 35,48%

68
g. Menghitung nilai koefisiensi
𝑄𝑊 + 𝑞𝑤 (992,54096 + 1080,5275)𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑞= =
2 2
𝑞 = 1036,53423 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚

𝑞
𝑈=
𝐴 . ∆𝑡𝑚

Menghitung nilai A
𝑑𝑖 + 𝑑𝑜
𝐴 = 𝜋. ( ).𝑙
2
(1,7 + 1,9) × 10−2 𝑚
𝐴 = 3,14 . ( ).1 𝑚
2
𝐴 = 3,14 . 1,8 × 10−2 . 1 𝑚
𝐴 = 0,05652 𝑚2

𝑞
𝑈=
𝐴 . ∆𝑡𝑚
1030,53423 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑗𝑎𝑚
𝑈=
0,05652 𝑚2 . 23,8689℃
𝑈 = 797,28756 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚2 𝑗𝑎𝑚℃

69
C. Tabulasi Data
Simbol T1 T2 W t1 t2 w (T1+T2)/2 𝒗𝒉 (t1+t2)/2 𝒗𝒍
Dimensi oC oC L/jam oC oC L/jam oC (x 10-4) m2/s oC (x 10-4 )m2/s

1 61 51 100 31 36 200 56 0,004968 33,5 0,00863


Aliran Searah

2 61 52 150 31 37 250 56 0,005066 34 0,00963

3 61 53 170 31 38 300 52 0,00542 34,5 0,00993

6 62 51 100 31 36 200 56 0,005142 56,5 0,00821


Aliran Berbalik Arah

7 61 52 150 31 36 250 57 0,005098 57 0,00742

8 61 53 170 31 37 300 57,5 0,009023 57,5 0,00612

70
Δt1 Δt2 Δtm QW REW qw Rew ηh U Q
oC oC oC
Kkal/jam Kkal/jam % Kkal/m2jam oC Kkal/jam

30 15 20,00 591,1162 1974,187 -992,34094 776,253 23 232,7221 295,5581

30 15 21,64 110,65801 1974,18376 -595,425 997,89473 30 2888,669 353,0430

30 15 22,47 640,5285 1957,8113 -14,8972 1409,0083 31,11 328,28260 444,823

31 15 20,13 787,2199 1974,1813 -44,6790 1496,821 33,76 466,321 641,548

30 17 18,15 786,510412 1978,18375 -496,2717 998,8943 32 605,2285 641,391

30 17 17,14 688,851 1957,8311 -397,082 1007,4808 31,12 459,124 542,966

71
BAB V
KESIMPULAN

KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa keketalan kinematika air dapat
lebih besar deari pada keketalan air panas
2. dari hasil percobaab dapay disimp[ulkan bahwa jumlah panas yang ditel;ima
fluidea yangt bersuhu rendah lebih tinggi nilai negatif karenba menggunakan
sejumlah panas sedangkan pada ffluida bersuhu tinggi bernilai positif karebna
mengandung jumlah panas.
3.dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa koefisien keseluruhan
pemindahan panas p[ada air searah lebih besar fdrari pada arus berlawanan

72
DAFTAR PUSTAKA

Crristie, J. Geankoplis.(1997).“Transport Process and Unit Operation”.3rd Ed.,


Prentice-Hall Of India.
Hartono Rudi, ST, MT. 2008. Penukar Panas. Banten : Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Paranita, Darni.2013.”Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 1.Medan:PTKI
Medan.
Stanley, M. Walas.(1988).“ Chemical Process Equipment “. 10th Butterworth
Publisher USA.
Warren, L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter harriot.(1999). ”Operasi Teknik
Kimia”.Jilid 1, Cetakan ke-4.Jakarta:PT. Erlangga.

73

Anda mungkin juga menyukai