Disusun Oleh :
Kelompok
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah IV yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Poliomyelitis” tepat pada
waktunya. Tidak lupa kita panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam yang penuh
dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................. 3
TINJAUAN KASUS .......................................................................................................................................... 3
2.1. Kasus Pemicu ................................................................................................................................ 3
2.2. Pengkajian Keperawatan .............................................................................................................. 3
2.2.1. Data Subjektif ........................................................................................................................ 3
2.2.2 Pemeriksaan Fisik .................................................................................................................. 6
Analisa Data ...................................................................................................................................... 8
2.3. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................................... 11
2.4. Perencanaan Keperawatan ......................................................................................................... 12
2.5. Implementasi dan Evaluasi ......................................................................................................... 22
BAB III .......................................................................................................................................................... 33
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 33
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................................. 33
3.2. Saran ........................................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Paul (1955) mengemukakan bahwa 40-50 tahun yang lalu di Eropa Utara terdapat penderita
poliomielitis terbanyak pada umur 0-4 tahun, kemudian berubah menjadi 5-9 tahun dan kini di
Swedia pada umur 7-15 tahun, bahkan akhir-akhir ini pada usia 15-25 tahun.
Goar (1955) dalam uraiannya tentang poliomyelitis di negeri yang baru berkembang dengan
sanitasi yang buruk berkesimpulan bahwa didaerah-daerah tersebut pada epidemi poliomielitis
ditemukan 90% pada anak dibawah umur 5 tahun ini disebabkan penduduk telah mendapatkan
infeksi atau imunitas pada masa anak.
Di Indonesia banyak dijumpai penyakit poliomielitis terlebih pada anak-anak, hal ini
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Apalagi dengan kondisi di negeri ini yang masih
banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan gizi anaknya kurang mendapat
perhatian.
Anak-anak kecil yang terkena poliomielitis seringkali hanya mengalami gejala ringan dan
menjadi kebal terhadap poliomielitis. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki sanitasi
baik justru menjadi lebih rentan terhadap poliomielitis karena tidak menderita poliomielitis
ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa
depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah
menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti
layuh otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.
Peran serta pemerintah disini sangat diharapkan untuk membantu dalam menangani
masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui khususnya di daerah terpencil atau yang jauh dari
1
fasilitas pemerintah, sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat pinggiran. Kalau hal ini tidak
mendapat perhatian, maka akan lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menderita penyakit
polio.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara melakukan pengkajian pada klien dengan kasus poliomyelitis
2. Untuk merumuskan dan menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan kasus
poliomyelitis
3. Untuk menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan kasus poliomyelitis
4. Untuk mengetahui cara melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan kasus
poliomyelitis
5. Untuk mengetahui cara melakukan evaluasi pada klien dengan kasus poliomyelitis
2
BAB II
TINJAUAN KASUS
Nama : An. W
Umur : 3 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
3
Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Status kesehatan
1) Keluhan utama masuk RS :
Pasien merasa lemas di sekujur tubuhnya.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Kakak pasien menyatakan bahwa adiknya tiba-tiba merasa lemas di sekujur
tubuhnya, dengan gejala awal demam (Suhu 38,9 C), kemudian disertai mual,
muntah, nafsu makan berkurang, sesak hingga sekarang tidak mampu berdiri dan
berjalan. Imunisasi polio (-).
3) Riwayat penyakit dahulu
- Tidak Ada
4) Riwayat tumbuh kembang anak
- Imunisasi : Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir, BCG
diberikan saat lahir, Polio oral belum pernah diberikan
- Status Gizi : Baik.
- Tahap perkembangan anak menurut teori psikososial : Klien An. W mencari
kebutuhan dasarnya seperti kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan
dari orang tua sendiri.
4
- Lingkungan rumah dan komunitas : Lingkungan sekitar rumah berada di area
pemukiman kumuh.
- Kultur dan kepercayaan : -
- Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : -
- Persepsi keluarga tentang penyakit anak : Cobaan Tuhan
Pola eliminasi
- Sebelum sakit :
BAB : Normal 1x sehari, warna kulit kecoklatan, tekstur lunak, aroma terapik.
BAK : Normal, warna kunimg, aromatik.
- Selama sakit :
BAB : Konstipasi
BAK : Normal, warna kuning, aromatik.
Pola personal hygiene
Klien sering makan sembarangan karena masih masih berusia 3 tahun
Pola kognitif-perseptual
Klien belum mampu memaparkan konsep dirinya karena klien masih berusia 3
tahun.
5
Pola Peran Hubungan
- Sebelum sakit : Interaksi dengan keluarga, teman, dan lingkungan baik.
- Selama sakit : Pasien mengalami perubahan pada interaksi keluarga, teman, dan
lingkungan
Pola manajemen koping stress
- Sebelum Sakit : Baik.
- Selama sakit : Klien belum mampu memaparkan secara tepat keadaan jiwanya
karena klien masih balita, klien dibantu dengan orang tua (ibu) untuk
menyelesaikan masalahnya.
7
14) Sistem Pencernaan/ Gastrointestinal
Selaput mukos kering, mual, muntah, nafsu makan menurun, pembesaran limpa(-
), pembesaran hati (-), melena (-), anoreksia, konstipasi
15) Anus dan genitalia
Inspeksi : Tidak ada hematuria
16) Sistem Muskuloskeletal
Berdasarkan kasus pasien mengeluh lemas di sekujur tubuh, tungkai kanan susah
digerakkan, tidak mampu berdiri dan berjalan, reflex tendon berkurang
17) Sistem Integumen
Tampak kemerahan pada kulit, kulit teraba panas
18) Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboratorium :
Pada pemeriksaan sampel feses ditemukan adanya Poliovirus. Pada pemeriksaan
serum ditemukan adanya peningkatan antibody.
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
8
- Pemeriksaan sampel feses Anoreksia
ditemukan adanya poliovirus
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
DO :
- Nadi 102x/menit
disentuh
9
DO :
- RR klien 28x/menit
Menyerang sel-sel saraf yang
mengendalikan otot
Sesak nafas
digerakkan
10
menggerakan tungkai kanan
Kecemasan
11
4. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menyerang syaraf
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan paralysis
6. Kecemasan pada anak dan keluarga berhubungan dengan kondisi penyakit
12
catatan makanan harian
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
13
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein,Hb, dan
kadar Ht
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
14
warna kulit dan tidak ada nadi dan RR
pusing - Monitor penurunan
tingkat ksadaran
- Monitor WBC, Hb, dan
Hct
- Monitor intake dan
output
- Berikan anti piretik
- Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid sponge
- Kolaborasi pemberian
cairan intravena
- Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
- Tingkatkan sirkulasi
udara
- Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperature regulation
- Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
- Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
- Monitor TD, nadi, dan
RR
- Monitor warna dan suhu
kulit
15
- Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
- Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negative dari
kedinginan
- Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
- Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Catat adanya fluktuasi
16
tekanan darah
- Monitoring VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dan peubahan vital sign
17
Airway patency atau jaw thrust bila
Vital Sign Status perlu
- Posisikan klien untuk
Kriteria Hasil :
memaksimalkan
Mendemonstrasikan
ventilasi
batuk efektif dan suara
- Identifikasi pasien
nafas yang bersih, tidak
perlunya pemasangan
ada sianosis dan dipsneu
alat jalan nafas buatan
(mampu mengeluarkan
- Pasang mayo bila perlu
sputum, mampu bernafas
- Lakukan fisioterapi
dengan mudah, tidak ada
dada jika perlu
pursed lips)
- Keluarkan secret
Menunjukkan jalan nafas
dengan batuk atau
yang paten (klien tidak
suction
merasa tercekik, irama
- Auskultasi suara nafas,
nafas, frekuensi
catat adanya suara nafas
pernafasan dalam rentang
tambahan
normal, tidak ada suara
- Lakukan suction pada
nafas abnormal)
mayo
Tanda- tanda vital dalam
- Berikan bronkodilator
rentang normal (tekanan
bila perlu
darah, nadi, pernafasan)
- Berikan pelembab udara
kassa basah NaCl
lembab
- Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
- Monitor respirasi dan
status O2
Oxygen Therapy
- Bersihkan mulut,
18
hidung dan secret trakea
- Pertahankan jalan nafas
yang paten
- Atur peralatan
oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi
pasien
- Observasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi
- Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital Sign
Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor frekuensi dan
19
irama pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernafasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
20
Bantu untuk mobilisasi tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi
- Kaji kemampuan pasien
dalam ambulasi
- Kaji kemampuan pasien
dalam mobilisasi
- Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
- Dampingi dan bantu
pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs ps
- Berikan alat bantu jika
klien memerlukan
- Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
6. Kecemasan pada anak NOC : NIC
dan keluarga Anxiety Reduction
Anxiety self-control
berhubungan dengan (penurunan kecemasan)
Anxiety level
kondisi penyakit - Gunakan pendekatan
Coping
yang menenangkan
Kriteria Hasil :
- Nyatakan dengan jelas
Klien mampu harapan terhadap pelaku
mengidentifikasi dan pasien
mengungkapkan gejala - Jelaskan semua prosedur
cemas dan apa yang dirasakan
Mengidentifikasi, selama prosedur
21
mengungkapkan dan - Pahami perspektif pasien
menunjukan tekhik untuk terhadap situasi stres
mengontrol cemas - Temani pasien untuk
Vital sign dalam batas memberikan keamanan
normal dan mengurangi takut
Postur tubuh, ekspresi - Dorong keluarga untuk
wajah, bahasa tubuh dan menemani anak
tingkat aktivitas - Lakukan back / neck rub
menunjukkan - Dengarkan dengan
berkurangnya kecemasan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat
kecemasan
- Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
- Instruksikan pasien
menggunakan tekhnik
relaksasi
- Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
22
dengan anoreksia, mual - Mengkaji adanya alergi muntah dan tidak
dan muntah makanan menghabiskan makan
- Berkolaborasi dengan ahli
DS : O : - Klien terlihat
gizi untuk menentukan
masih mual, muntah
- Kakak klien mengatakan jumlah kalori dan nutrisi yang
dan makanannya tidak
klien mual-mual, muntah dibutuhkan pasien
dihabiskan
DO : - Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe A : Masalah belum
- Klien terlihat mual dan teratasi
- Menganjurkan pasien untuk
muntah terus
meningkatkan protein dan P : - Kaji kembali
- Klien tampak lemas vitamin C keluhan mual dan
- Memberikan substansi gula muntah yang dialami
- Nafsu makan klien
- Meyakinkan diet yang klien
berkurang
dimakan mengandung tinggi
- Vaksin polio (-) - Berikan makanan
serat untuk mencegah
yang mudah ditelan
- Pemeriksaan sampel feses konstipasi
seperti bubur
ditemukan adanya - Memberikan makanan yang
poliovirus terpilih (sudah - Berikan makanan
dikonsultasikan dengan ahli dalam porsi kecil dan
gizi) frekuensi sering
- Mengajarkan pasien
bagaimana membuat catatan
makanan harian
- Memonitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
- Memberikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
- Mengkaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
23
Nutrition Monitoring
24
- Mencatat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral
- Mencatat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
25
untuk mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
- Memonitor suhu minimal tiap
2 jam
- Merencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
- Memonitor TD, nadi, dan RR
- Memonitor warna dan suhu
kulit
- Memonitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
- Meningkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Menyelimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Mengajarkan pada pasien
cara mencegah keletihan
akibat panas
- Mendiskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negative dari kedinginan
- Memberitahukan tentang
indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency
yang diperlukan
- Mengajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
26
- Memberikan anti piretik jika
perlu
Vital sign monitoring
- Memonitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Mencatat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Memonitoring VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
- Mengauskultasi TD pada
kedua lengan dan bandingkan
- Memonitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
- Memonitor kualitas dari nadi
- Memonitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Memonitor suara paru
- Memonitor pola pernapasan
abnormal
- Memonitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Memonitor sianosis perifer
- Memonitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Mengidentifikasi penyebab
dan peubahan vital sign
27
nafas berhubungan - Membuka jalan nafas, mengatakan klien
dengan paralysis otot gunakan teknik chin lift atau masih sesak
jaw thrust bila perlu
DS : O : - Klien masih
- Memposisikan klien untuk
terlihat sesak, dan
- Kakak klien mengatakan memaksimalkan ventilasi
pernapasan klien
klien sesak - Mengidentifikasi pasien
masih cepat
- Sesak klien muncul setelah perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan - RR klien 28x/menit
tungkai kanan klien susah
digerakkan - Memasang mayo bila perlu A : Masalah belum
- Melakukan fisioterapi dada teratasi
DO :
jika perlu
P : - Pantau TTV
- Klien terlihat sesak, - Mengeluarkan secret dengan
klien
pernapasan klien cepat batuk atau suction
- Mengauskultasi suara nafas, - Monitor aliran
- RR klien 28x/menit
catat adanya suara nafas oksigen
- Vaksin polio (-) tambahan
- Buka jalan nafas
- Pemeriksaan sampel feses - Melakukan suction pada
klien dengan teknik
ditemukan adanya poliovirus mayo
chin lift atau jaw
- Memberikan bronkodilator
thrust
bila perlu
- Memberikan pelembab udara
kassa basah NaCl lembab
- Mengatur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
- Memonitor respirasi dan
status O2
Oxygen Therapy
- Membersihkan mulut, hidung
dan secret trakea
- Mempertahankan jalan nafas
28
yang paten
- Mengatur peralatan
oksigenasi
- Memonitor aliran oksigen
- Mempertahankan posisi
pasien
- Mengobservasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi
- Memonitor adanya
kecemasan pasien terhadap
oksigenasi
Vital Sign Monitoring
- Memonitor TD, nadi, suhu,
dan RR
- Mencatat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Memonitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
- Mengauskultasi TD pada
kedua lengan dan bandingkan
- Memonitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
- Memonitor kualitas dari nadi
- Memonitor frekuensi dan
irama pernafasan
- Memonitor suara paru
- Memonitor pola pernafasan
abnormal
- Memonitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
29
- Memonitor sianosis perifer
- Memonitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Mengidentifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
30
ibunya kemampuan kelemahan otot klien
- Mendampingi dan bantu
- Vaksin polio (-) - Melatih gerakan
pasien saat mobilisasi dan
klien
- Pemeriksaan sampel bantu penuhi kebutuhan ADLs
feses ditemukan adanya ps - Konsultasikan
poliovirus - Memberikan alat bantu jika dengan terapi fisik
klien memerlukan
- Mengajarkan pasien
bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika
diperlukan
6. Ansietas berhubungan Anxiety Reduction (penurunan S : - Kakak klien
kecemasan)
dengan kondisi penyakit mengatakan masih
- Menggunakan pendekatan cemas dengan kondisi
DS :
yang menenangkan klien
- Kakak klien mengatakan - Menyatakan dengan jelas
O : - Kakak klien
cemas karena klien belum harapan terhadap pelaku
tampak cemas
vaksin polio pasien
- Menjelaskan semua prosedur A : Masalah belum
DO :
dan apa yang dirasakan selama teratasi
- Kakak klien tampak cemas prosedur
P : - Pantau tanda-
- Kakak klien tampak - Memahami perspektif pasien
tanda kecemasan
gelisah terhadap situasi stres
keluarga klien
- Menemani pasien untuk
- Vaksin polio (-) - Berikan pengetahuan
memberikan keamanan dan
- Pemeriksaan sampel feses mengurangi takut tentang polio pada
menemani anak
- Melakukan back / neck rub
- Mendengarkan dengan penuh
perhatian
31
- Mengidentifikasi tingkat
kecemasan
- Membantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
- Mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Menginstruksikan pasien
menggunakan tekhnik
relaksasi
- Memberikan obat untuk
mengurangi kecemasan
32
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),
masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki
aliran darah dan mengalir ke sytem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralisis).
3.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan kepada masyarakat agar terhindar dari
penginfeksian penyakit poliomeilitis yang disebabkan oleh virus yang disebut dengan
poliovirus ini adalah:
1. Jagalah sanitasi lingkungan anda, sanitasi lingkungan merupakan hal yang sepele namun
sangat penting. Apabila sanitasi lingkungan kita tidak dijaga, maka dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit tidak hanya penyakit poliomielitis.
2. Jagalah makanan ataupun minuman yang akan dikonsumsi karena hal ini sangat penting
dimana makanan atau minuman menjadi tempat perantara penyebaran penyakit
poliomielitis.
3. Untuk pencegahannya yaitu diberikan vaksin polio idealnya pada anak-anak agar dapat
diantisipasi penyakit poliomielitis ini.
33
DAFTAR PUSTAKA
34