Anda di halaman 1dari 13

PEMILU PRESIDEN AMERIKA SERIKAT

PRESIDENTIAL ELECTIONS IN THE UNITED STATES

Aisah Putri Budiatri

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia


Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta
E-mail: aisahputrib@gmail.com
Diterima: 5 Agustus 2013; direvisi: 20 September 2013; disetujui: 2 Desember 2013

Judul Buku : Presidential Elections: Strategies and Structures of American Politics


Editor : Nelson W. Polsby, Aaron Wildavsky, Steven E. Schier, dan David A. Hopkins
Penerbit : Rowman & Littlefield Publishers, Inc., Plymouth, United Kingdom, 2012.
Tebal : xiv + 337 hlm.

Abstract

The United States of America has run presidential elections for more than a century. Democratic elections
are a dinamyc process with many changes in the rules and the systems. Nelson W. Polsby, Aaron Wildavsky, Steven
E. Schier, and David A. Hopkins try to explain deeply about the evolution of American presidential election in
their book: “Presidential Elections: Strategies and Structures of American Politics”. In this book, the writers give
details about presidential election from different eras that focus on several issues, namely voters, interest groups,
rules and resources, the nomination process, and the campaign. Besides, the book attempt to ask about how
presidential elections serve the purposes of democracy in the U.S.
Keywords: presidential election, the U. S., America, democracy

Abstrak

Amerika Serikat (AS) telah menjalankan pemilihan umum (pemilu) presiden selama lebih dari satu abad.
Pemilu demokratis yang telah dijalankan oleh AS merupakan sebuah proses yang dinamis dengan banyak
perubahan aturan dan sistem di dalamnya. Nelson W. Polsby, Aaron Wildavsky, Steven E. Schier, dan David
A. Hopkins mencoba untuk menjelaskan secara mendalam evolusi (perubahan) pelaksanaan pemilu presiden di
dalam buku “Presidential Elections: Strategies and Structures of American Politics”. Di dalam buku ini, penulis
memberikan gambaran rinci mengenai pemilu presiden di era yang berbeda-beda dengan berfokus pada beberapa
isu diantaranya pemilih pemilu, kelompok kepentingan, aturan dan sumber daya, proses nominasi, dan kampanye.
Selain itu, buku ini mencoba menanyakan juga bagaimana pemilu presiden mampu mendukung tujuan demokrasi
di AS.
Kata kunci: pemilu presiden, Amerika Serikat, demokrasi

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 163


Pendahuluan dari tahap pra hingga pasca-pemilu. Penulis
menjelaskan dengan rinci bagaimana Amerika
Pelaksanaan pemilu merupakan salah satu syarat Serikat menjalankan tahapan pelaksanaan
penting bagi terciptanya sebuah negara yang pemilu, proses pencalonan presiden-wakil
demokratis. Amerika Serikat merupakan salah presiden oleh internal partai, kampanye,
satu negara perintis demokrasi yang telah cukup dan penghitungan suara. Tidak hanya itu,
lama dan berpengalaman dalam menjalankan perbandingan pelaksanaan pemilu presiden
pemilu yang adil, terbuka dan berkala. dari masa ke masa menjadi dasar analisa buku
Pemilu presiden ini telah dijalankan Amerika ini untuk mengkaji kontribusi partai politik dan
Serikat sejak abad ke-18, saat sistem pemilu pemilu terhadap kehidupan berdemokrasi AS.
demokrasi baru saja berkembang. Jika dihitung
mulai dari tahun 1928, AS telah memilih 13
presiden melalui sebuah mekanisme pemilu.
Perjalanan panjang pemilu presiden AS tentu Perilaku Pemilih Pemilu AS
merupakan kajian yang sangat menarik sebagai Partisipasi pemilih dalam pemilu di Amerika
pembelajaran politik atas sistem demokrasi saat Serikat selalu menjadi isu yang hangat
ini. dibicarakan oleh media dan pengamat politik
Terdapat banyak ilmuwan dan peneliti dunia. Pembahasan ini selalu menarik karena
yang menyoroti isu pemilu di Amerika, di satu sisi, rakyat AS dikenal sebagai pemilih
diantaranya Anthony King, Richard W. Boyd, loyal partai, namun di sisi lain angka golongan
Raymond E. Wolfinger, dan Stanley Kelley putih (golput)-nya pun tinggi. Pada pemilu
Jr. Namun, belum banyak kajian ilmiah yang 2008 lalu, lebih dari 130 juta Rakyat Amerika
berhasil melihat pemilu presiden sebagai memilih dalam pemilu, tetapi jutaan (mendekati
suatu kajian yang utuh dan komprehensif. 100 juta) lainnya tidak memilih.1 Mengapa
Umumnya, kajian hanya menyoroti satu isu mereka memilih dan mengapa yang lainnya
tertentu di dalam pemilu, misalnya mengenai tidak memilih? Pertanyaan ini dijawab oleh
pemilih, kampanye, partisipasi pemilu, dan penulis dalam bab muka buku ini.
lainnya, atau kajian hanya melihat pemilu pada Hopkins dan ketiga penulis lainnya
suatu periode tertentu saja. Dengan demikian, mengutarakan beberapa argumen yang
terdapat kekosongan ketersediaan kajian yang menjelaskan alasan banyak pemilih di AS
membahas pelaksanaan pemilihan presiden di tidak ikut serta dalam pemilu. Ketidakpuasan
AS secara menyeluruh dan komprehensif. dan keterasingan terhadap sistem politik
Nelson W. Polsby dan Aaron Wildavsky yang berjalan di AS menjadi salah satu
mengawali kajian pemilu presiden yang penyebab yang seringkali disampaikan oleh
dilakukan secara utuh dengan menuliskan para pengamat politik di Amerika. Argumen
hasil analisa setiap kali pemilu sejak tahun lainnya menyatakan bahwa kerumitan proses
1964. Kajian ini kemudian disempurnakan oleh pelaksanaan pemilihan umum, khususnya
Steven E. Schier, dan David A. Hopkins hingga pendaftaran menjadi pemilih pemilu, menjadi
menghasilkan buku “Presidential Elections: alasan banyak orang untuk golput.2
Strategies and Structures of American Politics”. Bagi penulis, alasan yang paling tepat
Buku edisi ketiga ini telah diperbaharui dengan mengapa angka golput tinggi adalah kerumitan
paparan analisa yang lengkap mengenai pemilu proses pemilu, terutama aturan di setiap negara
presiden mulai abad ke-18 hingga pemilu bagian bahwa setiap orang harus mendaftar
presiden tahun 2008. Di dalam buku ini, penulis ulang untuk menjadi pemilih dalam setiap
membagi 7 babak tulisan yang meliputi kajian pemilu yang dilaksanakan. Tidak diterapkannya
atas pemilih pemilu, kelompok kepentingan, sistem registrasi yang otomatis disebabkan oleh
aturan dan sumber daya pemilu presiden, proses mobilitas warga AS yang sangat tinggi, dimana
pencalonan, kampanye, reformasi sistem pemilu dalam dua tahun terdapat rata-rata 30% warga
dan partai politik, serta partai dan demokrasi.
Sebagian besar isi dari buku “Presidential
1
Nelson W. Polsby, dkk., Presidential Elections:
Strategies and Structures of American Politics,
Elections: Strategies and Structures of
(Plymouth: Rowman & Littlefield Publishers, Inc,
American Politics” memaparkan secara teknis 2012), hlm. 3.
pelaksanaan pemilu presiden, yakni mulai 2
Ibid, hlm. 3-8.

164 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


AS pindah dari satu negara bagian ke negara seseorang yang pada akhirnya membentuk
bagian lainnya. Tidak hanya itu, pelaksanaan identitas politik, terutama identitas partai
pemilu yang dilakukan di hari kerja dan politik. Umumnya, loyalitas mereka terhadap
bukan merupakan hari libur nasional menjadi partai politik tertentu berasal dari pengaruh
alasan sebagai warga AS menolak ke tempat interaksi sosial dalam keluarga dan masyarakat.
pemilihan.3 Preferensi politik diturunkan di dalam keluarga
dan ditularkan dari teman-teman di dalam
Proses pemilu yang rumit telah disadari
komunitas sosialnya.6
memiliki kontribusi terhadap tingginya
masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilu Penduduk AS memutuskan untuk memilih
di AS. Oleh karena itu, beberapa negara bagian dalam pemilu karena keterikatan hubungan yang
telah membuat kebijakan untuk meningkatkan kuat dengan komunitasnya. Saat mereka sudah
partisipasi pemilih di dalam pemilu, diantaranya berada pada satu komunitas politik tertentu,
kebijakan pendaftaran pemilih pada hari maka afiliasi politiknya pun terbentuk pada satu
pelaksanaan pemilu, kemudahan pendaftaran partai politik tertentu. Mereka pun akan menjadi
pemilu bagi pemilih pemilu yang memiliki pemilih loyal partai tersebut. Mereka cenderung
mobilitas tinggi, dan melakukan pemilihan mendengarkan argumen-argumen politik dari
suara sebelum pelaksanaan pemilu. Kebijakan satu arah partai politik yang mereka pilih saja
tersebut berdampak positif terhadap pelaksanaan dan tidak tertarik dengan apa yang disampaikan
pemilu di Amerika Serikat, dimana 30% pemilih oleh partai politik lainnya. Bahkan, mereka
memanfaatkan kesempatan pemungutan suara sudah menentukan akan memilih kandidat
sebelum hari pelaksanaan pemilu.4 presiden dari sebuah partai politik meski proses
kampanye pemilu belum dilakukan.7
Banyak kajian telah memberikan jawaban
atas pertanyaan mengapa orang tidak memilih Partai Demokrat dan Partai Republik
dalam pemilu AS, namun sebaliknya alasan menjadi dua partai politik yang memonopoli
mengapa orang memilih masih dipertanyakan loyalitas pemilih pemilu presiden. Dalam sejarah
hingga kini. Banyak akademisi yang mengkaji AS, hanya pemilu presiden tahun 1860 dan
motivasi tersebut menyatakan bahwa pemilih 1912 saja yang pernah mencalonkan kandidat
melihat keterlibatan mereka dalam pemilu dari partai lain di luar Republik dan Demokrat.
sebagai sebuah bentuk partisipasi politik Dari 21 kali pemilu presiden diadakan di AS,
warga terhadap komunitas di mana mereka Demokrat memenangkan 11 kali pemilu dan
tinggal. Oleh karenanya, masyarakat yang Republik 10 kali pemilu.8
tinggal menetap di suatu tempat dalam
Motivasi memilih partai politik yang
waktu lama memiliki kesadaran politik lebih
didasarkan pada keterikatan atas komunitas
tinggi dibandingkan mereka yang seringkali
menjadikan basis pemilih partai politik mudah
berpindah. Mereka yang menetap tersebut akan
untuk dipetakan. Partai Republik sukses di kota
memiliki keterikatan sosial yang lebih tinggi
kecil dan area rural di Amerika bagian timur laut
dengan komunitas tempat tinggal mereka, dan
dan barat dan dalam lima puluh tahun terakhir
memutuskan untuk aktif dalam kegiatan politik
juga sukses di daerah selatan. Sementara itu,
di komunitas itu, termasuk memilih dalam
Partai Demokrat didukung oleh pemilihnya yang
pemilu.5
berada di area urban di luar wilayah selatan,
Ikatan keluarga, tingkat pendidikan, termasuk New York, Boston, Philadelphia,
tempat tinggal, identifikasi kelompok politik Chicago, Los Angeles, dan lainnya.9
merupakan faktor yang mempengaruhi warga
Tidak hanya itu, latar belakang ekonomi,
untuk berpartisipasi di dalam pemilu. Warga AS
agama dan etnis juga berpengaruh terhadap
yang terlibat di dalam sebuah ikatan keluarga,
peta kekuatan politik Partai Demokrat dan
organisasi sipil, atau kelompok kepentingan
Republik. Pemilih Republik memiliki tingkat
tertentu memiliki partisipasi terhadap pemilu
kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan
yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang
dengan kelompok Demokrat, mereka umumnya
tidak terlibat. Ikatan-ikatan terhadap komunitas
tersebut akan membentuk identitas sosial 6
Ibid.
7
Ibid, hlm. 9-11.
3
Ibid. 8
Ibid, hlm. 10.
4
Ibid, hlm. 7-8. 9
Ibid, hlm. 11-12.
5
Ibid, hlm. 9-14.

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 165


adalah manajer atau pengusaha kecil. Selain itu, Pemilu sebagai Agregasi Kelompok
pemilih Republik umumnya adalah kelompok
mayoritas yang meliputi orang kulit putih (74%
Kepentingan
dari pemilih pemilu 2008), pemilih berusia paruh Hidup partai politik di AS ditentukan oleh
baya, berpendidikan dan beragama Protestan. tiga basis kelompok partai, yakni : (1) pekerja
Sebaliknya, Pemilih Demokrat umumnya profesional dan staf yang bekerja di dalam partai
merupakan kelompok minoritas yang dirugikan dan merepresentasikan dirinya sebagai bagian
dan memiliki ketertarikan terhadap program dari partai, (2) kandidat caleg atau presiden
politik yang spesifik. Mereka diantaranya yang melabelkan dirinya kepada partai saat
adalah imigran baru, kaum muda, kaum pencalonan, (3) aktivis partai, yakni kelompok
miskin, kelompok yang tidak berpendidikan, orang yang aktif dalam kegiatan partai meliputi
dan kelompok yang tidak membaur di dalam kampanye, pengumpulan dana, dan lainnya,
masyarakat. Kelompok pemilih Demokrat namun tidak bekerja secara formal untuk partai
umumnya merupakan kelompok masyarakat dan tidak mencalonkan diri dalam pemilu.
yang pernah merasa dirugikan, diantaranya Aktivis partai ini erat hubungannya dengan
kelompok African-American, gay, agama kelompok-kelompok kepentingan dalam sebuah
minoritas dan anggota perserikatan.10 komunitas masyarakat di AS.13
Loyalitas pemilih terhadap partai Kelompok kepentingan di Amerika
umumnya sangat kuat dan jarang sekali berubah. sangat berpengaruh dalam kehidupan partai
Jika berubah, maka pemilih menunjukan politik, meskipun mereka belum tentu dapat
adanya perubahan dari loyalitas partisan ke mempengaruhi proses pembuatan kebijakan.
loyalitas lemah, dari loyalitas lemah ke netral, Hal ini sangat terlihat di dalam pelaksanaan
atau ke golput. Umumnya, pemilih yang pemilu presiden di AS. Polsby dan kawan-kawan
seringkali mengubah pilihan politiknya berasal menuliskan bahwa setidaknya terdapat tiga peran
dari kelompok pemilih independen. Pemilih penting kelompok kepentingan dalam pemilu
independen tersebut umumnya menilai partai presiden yakni pertama, kelompok kepentingan
yang akan dipilihnya berdasarkan ideologi dan dapat membantu menjadi penghubung bagi
posisi partai terhadap isu-isu spesifik. Label anggotanya untuk menemukan kandidat yang
ideologi yang secara umum digunakan terbagi paling tepat untuk dipilih; kedua, kelompok
menjadi ideologi kiri dan ideologi kanan (untuk kepentingan menjadi basis pendukung partai
isu ekonomi dan kesejateraan sosial), serta yang membantu kampanye dan menjaring
ideologi liberal, dan ideologi konservatif (untuk konstituen untuk partai; dan ketiga, kelompok
isu hak asasi).11 kepentingan mempengaruhi pembuatan
kebijakan yang dilakukan oleh kandidat atas
Pemilih independen tidak dapat
isu tertentu sebagai timbal balik dorongan
dikategorikan sebagai pemilih partai loyal
kampanye dan massa yang diberikannya.14
karena orientasi politiknya yang selalu berubah-
ubah. Namun demikian, kehadiran pemilih Kelompok kepentingan tidak hanya
independen tidak dapat dipandang sebelah berperan sebagai pengumpul massa bagi partai
mata karena kelompok ini akan dapat sangat politik, tetapi juga memiliki peran penting
menentukan pemenangan kandidat di dalam untuk menyokong kebutuhan finansial partai.
pemilu. Sebagai contoh, dalam pemilu 2008, Sistem politik di Amerika membuka peluang
Obama menang dikarenakan peran pemilih bagi kelompok kepentingan (kelompok serikat
independen. Meskipun di internal partai, dan pebisnis) untuk memberikan sumbangan
Obama hanya meraih 89%, sementara McCain finansial kepada partai atau kandidat pemilu
90%, namun 44-52% pemilih independen melalui Political Action Committee (PAC).
memenangkan Obama.12 PAC dapat menerima sumbangan dalam jumlah
yang tak terbatas dan untuk kandidat yang
tidak terbatas, tetapi ada keharusan bahwa satu
penyumbang PAC tidak boleh memberikan
lebih dari 5000 dollar. Jumlah kontributor PAC
semakin meningkat dari tahun ke tahun yakni
10
Ibid, hlm. 25-33.
11
Ibid, hlm. 18-21. 13
Ibid, hlm. 42.
12
Ibid, hlm. 25. 14
Ibid, hlm. 33-34.

166 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


diawali dari hanya 89 di tahun 1974 hingga AS saat ini lebih memakan waktu, memiliki
1816 di tahun 1988. Namun, saat ini jumlahnya proses yang kompleks dan memakan biaya
berkurang hingga menyentuh 1601 di tahun tinggi. 18
2008.15
Langkah pertama untuk memasuki
PAC merupakan bentuk perkembangan pencalonan presiden AS dimulai dengan
dari Committee on Political Education (COPE). pelaksanaan pemilihan pendahulu (early
COPE dibentuk oleh the new American primary election) di Iowa dan New Hampshire.
Federation of Labor and Congress of Industrial Pelaksanaan pemilihan pendahulu dilakukan
Organizations (AFL-CIO) saat federasi buruh di kedua negara bagian tersebut pada bulan
melebur di tahun 1955 untuk mengumpulkan Februari, sementara pemilihan pendahulu di
dana sumbangan politik. PAC membuka ruang negara bagian lainnya baru diselenggarakan pada
kepada publik untuk memberikan dana politik bulan Maret dan Juni. Pemilihan pendahulu ini
kepada partai, walaupun mereka bukan lah memiliki pengaruh yang penting dalam proses
bagian dari AFL-CIO. Dengan demikian, dana pemilu presiden karena sangat menentukan
politik untuk partai tidak hanya berasal dari apakah kandidat presiden akan melanjutkan
kelompok kepentingan saja, namun terbuka kepada pemilihan di negara bagian lain yang luas
menjadi lebih luas.16 wilayahnya lebih besar atau tidak. Pemilihan
pendahulu ini akan menentukan seberapa
Idealnya, PAC ditujukan agar partai politik
besar dukungan yang akan diberikan kepada
menjadi lebih bertanggung jawab terhadap
para calon kandidat presiden. Oleh karena itu,
publik atas apa yang ditetapkannya sebagai
banyak calon kandidat presiden mundur dari
kebijakan. Namun, hal yang terjadi justru tidak
proses pemilu setelah kalah pada pemilihan
sesuai dengan tujuan awal dibentuknya PAC.
pendahulu di Iowa dan New Hampspire ini. 19
PAC justru menciptakan hubungan klientisme
yang kuat antara kelompok kepentingan Selain pemilihan pendahulu, partai politik
dengan partai politik. Kelompok kepentingan, juga memiliki prosedur lain dalam menentukan
terutama kelompok pebisnis, yang memberikan delegasi yang akan memilih calon presiden
sumbangan finansial akan memikirkan apa dalam konvensi nasional, yakni melalui kaukus
timbal balik partai terhadap mereka. Sangat negara bagian dan superdelegasi. Sebagai
penting bagi kelompok kepentingan untuk contoh, di tahun 2008, lebih dari dua per tiga
mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh delegasi konvensi Partai Demokrat dipilih dari
partai untuk kepentingan mereka. Dengan pemilihan pendahulu, 19% adalah superdelegasi
demikian, warga pun berbondong-bondong dan 12% dipilih melalui kaukus atau konvensi
bergabung dengan kelompok kepentingan negara bagian. Dua prosedur lainnya ini
untuk mendorongan kepentingan mereka merupakan prosedur awal yang muncul dalam
masing-masing.17 Alih-alih menciptakan partai setiap proses pemilihan kandidat presiden untuk
yang kuat, partai politik saat ini justru semakin pemilu AS. 20
melemah posisinya di tengah rakyat.
Kaukus negara bagian merupakan metode
yang umum digunakan oleh Amerika Serikat
sebelum tahun 1972 untuk memilih kandidat
Pencalonan Kandidat untuk Pemilu presiden dengan berdasarkan pada keputusan
Presiden Amerika Serikat pimpinan-pimpinan partai. Melalui metode
kaukus ini, pimpinan partai secara otomatis
Pencalonan kandidat presiden merupakan mendapatkan kursi sebagai delegasi dalam
langkah awal yang penting dalam setiap konvensi untuk menentukan kandidat presiden.
pelaksanaan pemilu presiden AS. Sejarahnya, Oleh karena itu, pimpinan partai memiliki
nominasi presiden ditentukan oleh pimpinan dan kekuatan yang besar untuk mengontrol hasil
elit partai politik yang mewakili negara-negara dari nominasi calon presiden ini.21
bagian, namun saat ini ditentukan oleh delegasi
tersumpah yang dipilih juga melalui pemilihan
pendahulu. Proses penentuan kandidat presiden 18
Ibid, hlm. 51.
19
Ibid, hlm. 51, 100-111.
15
Ibid, hlm. 39-40. 20
Ibid, hlm. 96.
16
Ibid, hlm. 40. 21
Ibid, hlm. 124.
17
Ibid, hlm. 40.

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 167


Superdelegasi adalah cara memilih yakni mereka yang merasa kepentingannya
delegasi konvensi nasional yang muncul terakomodir oleh partai.25
sebagai upaya reformasi atas metode kaukus.
Dalam bidang ekonomi, Partai Demokrat
Superdelegasi menjadikan kontrol pencalonan
dikenal sebagai partai yang membawa aspirasi
presiden oleh partai bukan hanya oleh elit partai
kelompok pekerja dan membawa kesejahteraan
dalam kepengurusan di tingkat negara bagian
bagi masyarakat. Demokrat yang memiliki
saja, tetapi juga menjadikan senator, gubernur,
tendensi untuk mengusung pemikiran liberal
mantan presiden, mantan wakil presiden, dan
membawanya pada penilaian positif masyarakat.
pimpinan kongres sebagai delegasi dalam
Demokrat membawa beberapa isu diantaranya
konvensi. Seperti halnya kaukus, maka kursi
tentang upah minimum buruh, training untuk
dari para superdelegasi juga otomatis diberikan
pengangguran, dan kebijakan sosial domestik
tanpa proses pemilihan sebelumnya.22
lainnya. Sebaliknya, Republik lebih sering
Setelah ketiga proses tersebut dijalankan, dilekatkan pada resesi dan ketidakberhasilan
maka konvensi nasional siap dilaksanakan ekonomi. Hal ini didukung oleh peristiwa-
untuk memilih kandidat presiden yang akan peristiwa kegagalan ekonomi pemerintah di
dicalonkan oleh partai politik dalam pemilu. bawah kekuasaan Partai Republik, termasuk
Tren posisi ideologi partai politik terefleksi Depresi Ekonomi tahun 1929 dan beberapa
melalui kehadiran kelompok aktivis politik kali resesi ekonomi sejak 1970 hingga 2009.
yang menjadi delegasi di dalam konvensi Situasi ini memberikan keuntungan bagi Partai
nasional, dimana delegasi Demokrat adalah Demokrat di dalam pemilu. Oleh karenanya, isu
sekelompok orang liberal dan Republik ekonomi menjadi isu yang diunggulkan oleh
dipenuhi oleh sekelompok orang konservatif. Demokrat sebagai materi kampanye.26
Hal ini menunjukkan bahwa konvensi nasional
Isu politik luar negeri yang muncul di
tidak hanya menjadi sarana untuk menentukan
dalam kampanye politik partai umumnya terkait
kandidat presiden, namun juga merefleksikan
dengan persoalan militer. Kenyataan bahwa
posisi partai terhadap ideologi politik dan isu
Perang Dunia I dan II, Perang Korea dan Perang
politik tertentu.23
Vietnam terjadi pada masa pemerintahan
Demokrat telah menciptakan asumsi masyarakat
bahwa Demokrat cenderung membawa AS pada
Kampanye Pemilu Presiden peperangan. Sebaliknya, Republik lebih dikenal
Amerika Serikat sebagai partai yang cinta damai dan cenderung
menahan diri untuk terlibat di dalam aliansi-
Kampanye merupakan proses politik yang aliansi internasional. Namun, belakangan ini,
penting di dalam proses pemilu presiden Demokrat justru diasumsikan sebagai partai
Amerika Serikat. Kampanye menjadi alat partai perdamaian karena pemerintahan George W.
politik untuk meyakinkan pemilih loyalis agar Bush, seorang presiden yang diusung oleh
tidak memilih partai politik atau kandidat lain Republik, mengusung okupasi militer terhadap
dan untuk membujuk pemilih independen Irak.27
yang belum menetapkan pilihannya. Namun,
kampanye tidak ditujukan untuk mengubah Isu sosial dipahami sebagai isu yang terkait
pilihan pemilih loyalis dari partai berbeda.24 dengan kriminalitas, hak kelompok gay, aborsi,
dan kontrol penggunaan senjata api. Berbicara
Dalam kampanye pemilu presiden, mengenai isu-isu tersebut, Partai Republik
pemilih digiring ke dalam tiga isu utama lebih berpikir konservatif, sementara Demokrat
kampanye, yakni isu ekonomi, isu politik luar berpikir dalam pandangan liberal sosial.
negeri dan isu sosial. Partai Demokrat dan Republik mencoba untuk mempertahankan nilai-
Republik menggiring ketiga isu tersebut dalam nilai tradisional di dalam masyarakat sehingga
kerangka yang berbeda untuk menunjukan menentang eksistensi kelompok gay dan aborsi.
keunggulan masing-masing partai. Pendekatan Sebaliknya, Partai Demokrat berada pada sisi
berbeda atas ketiga isu itu lah yang kemudian yang lebih progresif mendukung kelompok-
membentuk kelompok-kelompok loyalis partai, kelompok tersebut. Namun demikian, saat ini,
22
Ibid, hlm. 126-127. 25
Ibid, hlm. 152-158.
23
Ibid, hlm. 128-129. 26
Ibid, hlm. 153-155.
24
Ibid, hlm. 147-148. 27
Ibid, hlm. 155-156.

168 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


Demokrat lebih sering mengangkat isu ekonomi pertama (kecuali Maine dan Nebraska). Dalam
dibandingkan isu sosial di dalam kampanye- sistem ini, setiap negara bagian wajib diwakili
kampanyenya.28 oleh minimal tiga suara, bahkan oleh wilayah
negara bagian yang kecil sekalipun. Dampaknya
Selain isu dalam kampanye, pemilih
terdapat ketimpangan antara satu negara bagian
pemilu juga memperhatikan latar belakang
dengan negara bagian lain, contohnya Wyoming
kandidat yang diusung oleh partai. Kandidat
memiliki rasio 1 suara mewakili 84.886 pemilih
diharapkan adalah orang yang dapat dipercaya,
dan di Florida terdapat 1 suara untuk 311.493
cerdas, dewasa, bijaksana, dan juga memiliki
pemilih. Hal ini menyebabkan kandidat
kehidupan keluarga yang baik. Kehidupan
umumnya lebih berfokus untuk kampanye
privasi kandidat menjadi bahan kampanye
pada negara bagian yang berpenduduk padat
yang dapat mempengaruhi persepsi pemilih.
dibandingkan daerah yang berpenduduk sedikit.
Beberapa kandidat presiden mundur dari
Di tahun 2008, negara bagian yang menjadi
pencalonan dalam pemilu karena terungkap
target diantaranya adalah North Carolina,
persoalan kehidupan pribadinya seperti yang
Wisconsin, Ohio, Pennsylvania, Florida,
dialami oleh Gary Hart di tahun 1987 (Nelson
Indiana, Iowa, Minnesota, Missouri, Nevada,
W. Polsby, dkk., 2012, hal.158-159).29
New Hampshire, New Mexico, Virginia, and
Di abad ke-19, kampanye pemilu Colorado.31
presiden umumnya hanya mengandalkan
Sistem pemilu presiden AS yang bertahap
struktur organisasi partai saja. Namun dalam
dengan jangkauan wilayah yang sangat luas
perkembangannya saat ini, partai politik dan
juga mempengaruhi biaya kampanye politik
kandidat presiden mengatur pelaksanaan
partai dan kandidat menjadi sangat tinggi. Di
kampanye dengan bantuan konsultan politik,
tahun 2008, Obama membutuhkan biaya 745
penasehat kebijakan dan pollster. Konsultan
juta Dollar, sementara McCain 350 juta dollar.
politik merupakan organisasi berbayar yang
Kandidat presiden lainnya dari Demokrat
diminta untuk mengatur seluruh proses
mengeluarkan biaya sekitar 311 juta dollar
kampanye dan pengumpulan dana politik.
dan Republik 248 juta dollar. Sementara itu,
Selain konsultan politik untuk kampanye, partai
untuk pencalonan anggota senat dan parlemen
politik dan kandidat juga memiliki penasehat
dibutuhkan dana lebih dari 1,4 miliar dollar.32
kebijakan. Penasehat kebijakan mengatur isu-
isu kebijakan yang populis untuk diambil oleh Dana kampanye yang besar menjadi isu
kandidat presiden atau partai politik selama masa pokok yang dibahas oleh media dan pakar
kampanye. Umumnya, penasehat kebijakan ini politik selama proses pemilu berlangsung.
sudah mulai bekerja sejak dua tahun sebelum Partai politik dituntut untuk mendapatkan
pemilu. Hal ini ditujukan untuk membangun dana politik yang besar agar kampanye dapat
reputasi kandidat presiden dan partai politik dilakukan secara maksimal dan kandidatnya
di hadapan publik. Kerja konsultan politik pun dapat memenangkan pemilu. Partai politik
dan penasehat kebijakan dibantu oleh pollster, melakukan beragam cara berbeda untuk
yakni pelaku survei publik. Survei publik sangat memenuhi kebutuhan dana politik tersebut,
penting untuk membantu memetakan kekuatan diantaranya menggalang relawan untuk mencari
politik, membangun strategi kampanye dan sumbangan dana politik dari komunitas dimana
melihat isu strategis di masyarakat.30 mereka tinggal, memanfaatkan media online
(internet) untuk menggalang dana politik, dan
Sistem pemilu AS memiliki pengaruh yang
mendapatkan bantuan dana federal.33
besar terhadap bentuk kampanye yang akan
dijalankan oleh kandidat presiden dan partai Sumber kampanye terbesar di Amerika
politik. Sistem pemilu AS menghendaki presiden saat ini masih berasal dari sumbangan politik
tidak hanya dipilih langsung berdasarkan suara individu dan kelompok-kelompok kepentingan.
terbanyak rakyat saja, namun juga terdapat “the Umumnya, sumbangan yang besar berasal dari
electoral college” dimana setiap negara bagian tiga negara bagian yakni New York, Washington,
menunjuk wakilnya untuk memilih kembali dan Los Angeles. Sumbangan ini dikumpulkan
calon yang paling popular dari hasil pemilu oleh tim relawan yang bekerja untuk mencari
28
Ibid, hlm. 156-158. 31
Ibid, hlm. 51-52.
29
Ibid, hlm. 158-159. 32
Ibid, hlm. 53.
30
Ibid, hlm. 160-161. 33
Ibid, hlm. 53-58.

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 169


sumbangan dana politik dari lingkungan di dana kampanye sebesar $350 juta, Clinton
sekitar mereka termasuk keluarga, teman, dan sebesar $250 juta,dan McCain sebesar $190
komunitas dimana ia tinggal. Namun demikian, million. Dana tersebut jauh di atas dana 54
dengan perkembangan media saat ini, maka juta dollar yang dibatasi oleh ketentuan dana
penggalangan dana juga mulai dilakukan melalui federal.36
media internet. Internet bahkan terbukti efektif
Sebelum dilakukan pembatasan atas
mengumpulkan dana politik dalam jumlah yang
jumlah sumbangan politik di tahun 1970-
besar. Selain itu, kandidat di dalam pemilu juga
an, pemilu presiden diasumsikan memang
memanfaatkan internet untuk menggalang dana
dipengaruhi secara tidak wajar oleh kepentingan
politik pencalonannya. Sebagai contoh, Obama
uang. Namun, kemenangan pemilu tidak
berhasil menggalang dana politik sebesar 150
langsung dapat berkorelasi dengan jumlah dana
juta dollar dalam waktu satu bulan saja. Jumlah
politik yang dimilikinya. Sebagai contoh, pada
dana kampanye yang Obama yang terkumpul
pemilu tahun 1968, Partai Republik memiliki
melalui internet membuatnya memiliki dana
dana politik dua kali lebih besar dibandingkan
kampanye yang jauh lebih besar dibandingkan
Demokrat, tetapi Demokrat mampu mendapat
dana kampanye John McCain, saingannya.34
suara 500.000 lebih banyak dibandingkan
Tidak hanya sumbangan individu Republik. Walaupun terdapat fenomena
dan kelompok saja, partai politik juga bisa anomali, uang kampanye yang besar terbukti
memperoleh dana politik dari pemerintah. Di berpengaruh kepada kemenangan sejumlah
tahun 1974, pemerintah federal melalui Federal kandidat presiden. Sebagai contoh, Obama
Election Campaign Act (FECA) memberikan yang memiliki dana politik jauh lebih besar dari
dana publik (dari pajak) untuk biaya politik McCain mampu memenangkan pemilu. Tidak
kandidat yang telah mengumpulkan setidaknya hanya Obama, presiden pemenang lainnya
5000 dollar dari sumbangan individu. Dana secara umum memiliki dana politik yang lebih
publik dari pemerintahan federal tersebut besar dari kandidat lainnya.37
akan dihargai sebesar 250 dollar/individu
Sistem pemilu presiden yang
terhitung dari jumlah individu penyumbang
mengharuskan para kandidat dan partai politik
yang sudah mereka kumpulkan sebelumnya.
melakukan kampanye di setiap negara bagian
Namun, sebagai timbal balik, maka kandidat
membuat kampanye media menjadi alat efektif
perlu memenuhi dua syarat yakni kandidat
untuk memperoleh dukungan. Kampanye media
dilarang mengeluarkan uang sendiri atau
digunakan oleh kandidat sebagai alat kontrol
dari keluarganya lebih dari 50.000 dollar dan
informasi di ruang publik, khususnya untuk
kandidat harus membatasi dana kampanye yang
meningkatkan popularitas kandidat presiden.
dikeluarkannya untuk periode pre-nominasi
Kampanye media dalam pemilu terbagi atas
(dibatasi sebesar 10 juta dollar di tahun 1974,
dua bentuk yakni, free-media, termasuk
dan dibatasi sebesar 54 juta dollar di tahun
pemberitaan oleh media dan debat politik, dan
2008).35
media berbayar, termasuk kampanye iklan di
Sumbangan dana federal yang memiliki televisi dan radio.38
persyaratan ketat tersebut dinilai akan membatasi
Liputan media dapat sangat
dana politik partai atau kandidat pemilu. Oleh
menguntungkan kampanye kandidat dalam
karena itu, banyak kandidat presiden akhirnya
pemilu, sebagai contoh, di tahun 2008, Obama
memilih untuk tidak mendapatkan bantuan dana
mendapatkan keuntungan dari peliputan media
federal karena yakin mampu mendapatkan dana
yang sangat tertarik pada pencalonan presiden
lebih besar serta tidak dibatasi oleh dua aturan
pertama seorang African-American. Meskipun
kompensasi tersebut. Kandidat yang memilih
demikian, kampanye media tidak menjadi satu-
tidak mendapatkan dana federal tersebut
satunya sumber yang berpengaruh bagi pemilih,
diantaranya Mitt Romney, Rudy Giuliani,
pemilih juga mendapatkan pengaruh yang
John McCain, Mike Huckabee, Ron Paul, Fred
kuat dari lingkungan sosial di sekitar mereka
Thompson, Hillary Clinton, Barack Obama, dan
termasuk keluarga, teman, organisasi kegamaan
Bill Richardson. Meskipun tidak mendapatkan
dan etnis, dan organisasi sosial lainnya. Oleh
sumbangan dari pemerintah, Obama memiliki
36
Ibid, hlm. 60.
34
Ibid, hlm. 57. 37
Ibid, hlm. 65.
35
Ibid, hlm. 59. 38
Ibid, hlm. 73.

170 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


karena itu, kampanye secara langsung di setiap Apa yang disampaikan oleh kelompok
negara bagian, khususnya di negara bagian reformasi politik merupakan kritik terhadap
dengan populasi tinggi, tetap perlu dilakukan konsepsi partai politik sebelumnya yang
oleh kandidat presiden.39 menempatkan partai politik sebagai agensi
kompromi. Partai politik menjadi tempat
konsensus kepentingan yang beragam untuk
Reformasi Sistem Partai Politik menghindari terjadinya konflik tajam antar
kelompok kepentingan. Partai politik melakukan
dan Pemilu di Amerika Serikat harmonisasi kepentingan yang beragam agar
Telah disinggung sebelumnya bahwa dalam dapat menjadi satu kebijakan yang sama sebagai
proses lebih dari satu abad Amerika Serikat aturan main. Setiap kelompok kepentingan yang
menjalankan sistem politiknya, AS telah berbeda dituntut untuk kemudian menyesuaikan
melakukan beberapa kali reformasi atas sistem kepentingannya dengan aturan main tersebut,
pemilu dan partai politik. Reformasi ini bergulir dan tidak lagi menyuarakan kepentingannya
sebagai pengaruh dari pemikir-pemikir politik yang berbeda.43
abad dua puluh seperti Woodrow Wilson dan Selain upaya reformasi partai politik, AS
James Bryce. Mereka melakukan evaluasi atas juga memiliki gerakan reformasi yang mendorong
fungi dan legitimasi partai politik, kongres, berlangsungnya demokrasi partisipatif.
presiden, serta akomodasi kebijakan atas Reformasi menuju demokrasi partisipatif ini
kepentingan publik.40 dinilai menjadi jawaban atas kelemahan sistem
Pemikir-pemikir reformasi politik menilai politik Amerika, dimana pemilu dinilai tidak
bahwa untuk menciptakan pemerintahan yang berhasil menjamin kepentingan rakyat (pemilih
demokratis di Amerika, maka dibutuhkan partai mayoritas) dapat terkomodasi dalam kebijakan-
politik yang berkomitmen terhadap masyarakat kebijakan pemerintah. Pokok pemikiran
pemilihnya, partai yang membawa kepentingan reformasi demokrasi partisipatif ini sesuai
pemilihnya, partai yang membawa kebijakan dengan pemikiran Jurgen Habermas bahwa
alternatif bagi pemerintahan, dan partai politik demokrasi yang terlegitimasi dapat dibentuk
yang memberikan pilihan-pilihan kebijakan oleh yang disebutnya “an ideal speech situation”
alternatif bagi konstituennya. Dengan kata lain, atau situasi berbicara yang ideal, dimana setiap
partai politik didefinisikan sebagai asosiasi yang orang aktif dan memiliki ketertarikan yang
membawa tujuan konstituennya yang beragam sama untuk berpartisipasi politik. Setiap orang
menjadi kebijakan. 41 memiliki hak, sumber daya finansial, dan
informasi yang sama untuk berpartisipasi politik
Reformasi partai politik dilakukan agar
secara efektif.44
partai politik menjadi saluran kepentingan
rakyat. Partai politik tidak selalu secara serta Reformasi menuntut perubahan sistem
merta mendukung satu kebijakan yang sama pemilu dan partai untuk meningkatkan kualitas
baik itu di tingkat lokal maupun nasional. demokrasi terus bergulir selama lima puluh
Pemikir reformasi politik mendukung adanya tahun belakangan ini. Namun demikian,
perbedaan kepentingan meski dalam satu garis reformasi tidak hanya digulirkan untuk
partai yang sama dengan asumsi anggota partai memperbaiki sistem demokrasi saja, melainkan
merupakan wakil dari kelompok kepentingan juga untuk hal-hal spesifik seperti proses
yang berbeda. Kebijakan nasional belum tentu nominasi, prosedur konvensi partai dan bentuk
sesuai dengan kepentingan di tingkat lokal, “electoral college”. Ketiga hal tersebut menjadi
sehingga anggota partai di tingkat lokal dapat isu yang dianggap perlu diubah untuk mencapai
saja berbeda argumen dengan anggota partai di sistem pemilu presiden yang lebih efektif.45
tingkat nasional. Hal ini menuntut dilakukannya Tuntutan perubahan proses nominasi yang
diskusi oleh partai politik guna membahas dilakukan adalah diusulkannya pelaksanaan
keragaman kepentingan konstituen partai.42 pemilihan pendahulu dan kaukus yang berlaku
serentak secara nasional di setiap negara
39
Ibid, hlm. 9-14, 73. bagian. Dengan demikian, tidak akan ada
40
Ibid, hlm. 214 43
Ibid, hlm. 247-248.
41
Ibid. 44
Ibid, hlm. 223, 249.
42
Ibid, hlm. 214-218. 45
Ibid, hlm. 224-237.

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 171


bobot yang lebih tinggi dari pelaksanaan partai politik sebagai advokat kebijakan.
pemilihan pendahulu seperti yang berlangsung
Kelompok kepentingan dan kelompok
di Iowa dan New Hamspire. Namun, ada juga
minoritas di AS berjumlah sangat banyak
usulan lain dimana waktu pelaksanan pemilu
sehingga akan sulit bagi partai politik untuk
pendahulu sebaiknya diseragamkan sesuai
mengakomodir seluruh kepentingan tersebut.
dengan kelompok wilayah geografisnya. Pemilu
Terlebih lagi, AS hanya memiliki dua partai
pendahulu dapat dilaksanakan secara bergiliran
politik sebagai kendaraan politik utama di
dengan empat kali waktu pelaksanaan berbeda.46
dalam pemilu, sehingga akan sangat sulit
Reformasi pelaksanaan konvensi untuk dua partai mampu menguasai keragaman
nasional partai menuntut adanya perubahan kepentingan tersebut. Situasi ini juga yang
orientasi konvensi yang sejauh ini dinilai terjadi di dalam pemilu presiden, dimana dua
tidak memilih calon presiden terbaik, tetapi partai besar berkompetisi untuk memenangkan
calon yang terpopular. Calon presiden yang kandidatnya. Kandidat presiden akan kesulitan
popular dinilai lebih penting karena pemilu jika harus membawa program-program spesifik
presiden langsung menempatkan popularitas berbeda sesuai kepentingan kelompok yang
di mata publik menjadi faktor yang terpenting berbeda-beda. Untuk efektivitas pemenangan
untuk memenangkan pemilu. Padahal, tujuan dalam pemilu, maka harapan partai politik
pelaksanaan konvensi tidak hanya untuk sebagai advokat kebijakan sulit untuk dicapai.
memilih kandidat yang menarik bagi publik,
Mayoritas pemilih yang tidak ideologis
namun juga yang berkualitas baik dan memiliki
juga menjadi hambatan untuk mewujudkan
kemampuan memimpin pemerintahan.47
partai politik sebagai advokat kebijakan.
Electoral college merupakan proses yang Banyak pemilih AS tidak memilih partai
menarik di dalam pemilu presiden di AS. Banyak politik atau kandidat berdasarkan program
kalangan menilai bahwa pelaksanaannya harus kebijakan yang mereka tawarkan, tetapi mereka
dihapuskan untuk mendorong demokrasi murni memilih karena keterikatan mereka dengan
yang didasarkan hanya pada pemilihan langsung komunitas loyalis partai tertentu. Seperti telah
oleh rakyat. Namun, terdapat kelompok dijelaskan sebelumnya bahwa pemilih AS
reformis lain yang menilai bahwa electoral umumnya memilih karena pengaruh keluarga,
college tetap perlu dilaksanakan, tetapi perlu organisasi sosial atau komunitas terdekatnya.
diatur perhitungan baru untuk alokasi suara Di luar itu, pemilih umumnya menentukan
yang mewakili masing-masing negara bagian. kandidat presiden pilihannya berdasarkan latar
Kemungkinan lainnya adalah electoral college belakang figur dan karakter kandidat. Artinya,
tetap dilaksanakan dengan penghitungan satu pemilih pemilu yang berorientasi pada program
suara untuk setiap kemenangan di wilayah kebijakan pun masih minoritas.
distrik dan dua suara untuk setiap kemenangan
Dengan situasi-situasi yang telah dijelaskan
di wilayah negara bagian.48
tersebut, maka bentuk partai sebagai advokasi
kebijakan diragukan dapat terwujud di AS.
Oleh karenanya, Polsby meyakini bahwa partai
Partai Politik dan Demokrasi di intermediasi menjadi lebih tepat dilekatkan
Amerika Serikat kepada partai politik di AS saat ini dibandingkan
dengan partai advokasi. Partai intermediasi
Saat ini, partai politik AS dituntut untuk diartikan sebagai partai yang berkemampuan
menjalankan fungsinya sebagai advokat sebagai penghubung berbagai kepentingan,
kebijakan, yakni partai yang berfungsi sebagai termasuk kelompok kepentingan dan juga
pembawa kebijakan yang berpihak terhadap para implemen kebijakan, termasuk kongres,
kelompok massa pendukungnya yang beragam. birokrasi, pemerintah kota dan pemerintah
Hal ini dianggap memiliki pengaruh yang negara bagian. Artinya, kebijakan yang nantinya
penting untuk mematangkan demokrasi di disampaikan oleh partai merupakan kompromi
Amerika Serikat. Namun, terdapat beberapa atas berbagai kepentingan.
hal yang menjadi hambatan untuk mewujudkan
46
Ibid, hlm. 224-228.
47
Ibid, hlm. 228-231.
48
Ibid, hlm. 231-237.

172 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


Tinjauan Kritis terhadap demokrasi AS saat ini dengan adanya beragam
“Presidential Elections: Strategies persoalan pemilu dan partai politik. Dengan
angka golput tinggi dan politik kompromistis
and Structures of American yang kuat, apakah demokrasi di AS sudah dapat
Politics” dikategorikan sebagai demokrasi substansial?
“Presidential Elections: Strategies and Atau masih terkategori demokrasi prosedural?
Structures of American Politics” merupakan Atau sesuai dengan konsep demokrasi yang
sebuah buku yang sangat komperehensif dalam diangkat di dalam buku ini, apakah sudah
menjelaskan pemilu presiden AS. Hal ini terkategori sebagai demokrasi partisipatif atau
terbukti dari kemampuan buku ini merangkum demokrasi deliberatif? Tidak ada penjelasan
perkembangan pelaksanaan pemilu presiden lebih dari penulis untuk memberi posisi atas
dari beragam sisi. Buku ini tidak hanya demokrasi AS saat ini, meskipun penulis
memaparkan proses pemilu secara teknis, mengkhususkan bab terakhir untuk membahas
namun juga membahas hal substansial seperti lebih dalam terkait demokrasi.
perilaku pemilih dan perkembangan pemikiran Pembicaraan hubungan antara partai
atas sistem politik yang ideal di negeri Paman politik dengan demokrasi pun menjadi tidak
Sam ini. terlalu relevan mengingat persoalan partai
Poin penting yang menarik diulas dalam politik yang diangkat oleh penulis bukan lah
buku ini adalah penjelasan bahwa meskipun AS hal spesifik yang terjadi di Amerika Serikat
merupakan negara demokratis yang diasumsikan saja. Artinya, tidak ada yang terlalu menarik
mapan oleh banyak pihak, nyatanya menyimpan saat membahas karakter partai politik yang
banyak persoalan juga di dalam pelaksanaan kompromistis karena hal ini juga terjadi pada
pemilu presidennya. Persoalan pelik yang partai politik di belahan dunia mana pun.
hingga kini dihadapi oleh Amerika Serikat Terkait dengan pemilu presiden AS, maka akan
diantaranya mengenai angka golput yang tinggi, lebih menarik jika penulis menghubungkan
kecenderungan partai politik memilih kandidat demokrasi dengan dua hal yakni angka golput
presiden populis dibandingkan kandidat yang yang tinggi dan pelaksanaan electoral college.
terbaik kualitasnya, biaya politik tinggi, politik Hubungan demokrasi dengan kedua hal itu
kompromistis antara kelompok kepentingan sempat dibahas oleh penulis namun tidak utuh
dengan partai, kerumitan sistem pemilu dan tidak mendalam.
presiden dan berbagai persoalan lainnya. Hal- Apakah demokrasi AS dapat tetap
hal tersebut tentu berdampak negatif bagi dikategorikan sebagai demokrasi yang
kemapanan demokrasi AS saat ini. Oleh karena partisipatif dan substansial apabila tingkat
itu, reformasi atas sistem partai politik dan golputnya sangat tinggi dan fluktuatif dari
pemilu di Amerika Serikat tak henti-hentinya tahun ke tahun? Pertanyaan tersebut patut untuk
digulirkan hingga saat ini. dipertanyakan terus menerus karena merupakan
Namun demikian, buku ini luput membahas persoalan nyata AS saat ini. Demokrasi akan
secara detil kontribusi kelemahan-kelemahan berjalan semu apabila partisipasi rakyat di
pelaksanaan pemilu presiden terhadap sistem dalam sistem politiknya rendah. Dalam hal
demokrasi Amerika Serikat. Penulis memang persoalan partisipasi politik ini, AS bahkan
telah menjadikan pembahasan itu sebagai berada di bawah Belgia, Islandia, Denmark,
sebuah kajian tersendiri di dalam bab terakhir Australia dan negara-negara lain yang memiliki
buku ini, tetapi pembahasan lebih difokuskan tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu lebih
kepada kaitan demokrasi dengan partai tinggi dari 57%. AS telah memiliki prosedur
politik dan bukan pemilu. Sebagai buku yang pemilu langsung, namun hampir 50% rakyatnya
melihat pemilu presiden sebagai inti kajian, tidak ikut memilih dalam pemilu.
maka seharusnya penulis lebih berfokus pada Selain persoalan angka partisipasi politik
pelaksaan pemilu demokrasi, sementara partai yang rendah, sistem pemilu AS sendiri pun
politik cukup menjadi elemen pembahasan di menuai persoalan bagi perjalanan demokrasi
dalamnya. negeri Paman Sam ini. Banyak pengamat
Tidak hanya itu, di dalam pembahasan bab politik menilai bahwa dengan adanya penerapan
terakhir tidak dijelaskan juga bagaimana posisi electoral college selain pemilu langsung

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 173


menjadikan pemilu AS kurang demokratis. organisasi politik sebagai penyebab golput.52
Bahkan hal ini pula yang menjadikan Pada dasarnya, penulis telah menjelaskan posisi
banyak politisi di Indonesia menilai bahwa lemah partai politik AS, termasuk misalnya
pemilu presiden Indonesia lebih demokratis ketidakmampuan mengakomodasi isu dan
dibandingkan pemilu presiden AS.49 Pemilu program, sifat partai yang kompromistis, dan
demokratis yang utuh adalah pemilu yang hal lainnya. Namun, tidak ada penjelasan di
didasarkan pada pemilu langsung, bukan dalam buku ini bahwa kelemahan tersebut
kolaborasi antara pemilu langsung dan berhubungan dengan partisipasi yang rendah
tidak langsung. Sementara itu, konstitusi dari masyarakat. Ketidakmampuan partai politik
AS membangun sistem pemilu presiden untuk memainkan fungsi organisasi menjadikan
sebagai kompromi antara pemilihan melalui tingkat kepercayaan publik terhadap partai,
pemungutan suara di kongres dan pemilihan pemilu dan sistem politik rendah. Hal itu juga
oleh suara terbanyak warga pemilih.50 yang menyebabkan masyarakat malas untuk
ikut dalam pemilu, karena mereka tidak yakin
Kedua persoalan tersebut merupakan isu
suaranya akan dihitung dan berpengaruh
khas yang ditemukan di AS, sehingga akan
terhadap kehidupan politik AS.53
sangat menarik untuk diungkap lebih dalam
keterkaitannya dengan kematangan demokrasi Buku ini juga mengkategorikan pemilih
yang diterapkan. Meskipun dua persoalan pemilu AS secara tegas antara pemilih loyal
tersebut dianggap sebagai persoalan mayor dan pemilih independen. Keduanya dinilai oleh
dari pemilu presiden (korelasinya dengan Polsby dan kawan-kawan sebagai kelompok
demokrasi) saat ini, namun ada hal lain termasuk yang memiliki perilaku memilih berbeda secara
keterbukaan proses pemilu dan intimidasi politik signifikan terutama loyalitasnya terhadap partai,
yang juga mencederai demokrasi AS. Kedua dimana pemilih loyal cenderung memiliki
hal ini penting tetapi luput diperhatikan oleh pilihan tetap dan pemilih independen sebaliknya.
penulis. Hal ini penting untuk dilihat karena Namun, Wiliam G. Mayer memiliki temuan
bagaimana pun juga AS adalah mercusuar atas berbeda atas hal tersebut. Menurutnya, pemilih
pelaksanaan demokrasi di dunia, sehingga pemilu AS tidak dapat terkategori secara ajeg
membawa nilai penting sebagai pelajaran bagi karena sifatnya dapat berubah.54
negara-negara lainnya.51
Berdasarkan survei, 40-60% pemilih
Tidak hanya lemah dalam pemaparan pada independen merupakan partisan partai. Artinya,
bab terakhir, namun terdapat beberapa poin yang meskipun mereka adalah pemilih independen,
juga luput di dalam kajian buku ini. Beberapa namun mereka telah memiliki kecondongan
hasil penelitian sumber lain memberikan preferensi terhadap partai tertentu.55 Dalam
penjelasan yang berbeda atas apa yang coba situasi ini, maka tidak tepat jika dikatakan
diangkat oleh Polsby dan kawan-kawan di pemilih independen adalah kelompok non-
dalam buku ini. Cara pandang yang berbeda ini partisan murni, karena mereka juga sudah
terutama menyoroti persoalan perilaku pemilih memiliki kecenderungan pilihan dalam pemilu.
dalam pemilu.
Pemilih loyalis juga bukan suatu
Polsby dan ketiga penulis lainnya kelompok pemilih pemilu yang kaku, karena
menekankan bahwa penyebab tingkat partisipasi diantara mereka juga terdapat pemilih partai
pemilu yang rendah dititikberatkan pada sistem yang cair. Menjadi seorang partisan partai
pemilu AS yang rumit. Namun, Gianfranco di AS tidak berarti tidak dapat mengubah
Baldini dan Adriano Pappalardo menekankan pilihannya dalam pemilu. Menurut temuan
kepada lemahnya parpol menjalankan fungsi 52
Gianfranco Baldini dan Adriano Pappalardo,
49
“Basuki: Indonesia lebih demokratis dari AS”, 13 Election, Electoral Systems and Volatile Voters,
Maret 2013, www.nasional.kompas.com, diakses (New York: Palgrave Macmillan, 2009), hlm. 47.
pada tanggal 24 April 2013. 53
Alan Marzilli, Election Reform 2010, (New York:
50
“Bagaimana Proses Pemilihan Presiden AS?”, Chelsea House Publishers, 2011), hlm. 12.
7 November 2012, www.gatra.com, diakses pada 54
William G. Mayer, “The Swing Voter in American
tanggal 14 April 2013. Presidential Election”, American Politics Research,
51
Matthias Maass, The World Views of The US Vol. 35, No. 3, 2007, Sage Publications, hlm. 366-
Presidential Election 2008, (New York: Palgrave 367.
Macmillan, 2009), hlm. 3. 55
Ibid.

174 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10, No.2 Desember 2013


William, angka rata-rata antara tahun 1952- Daftar Pustaka
2004, ditemukan setidaknya 19% partisan
loyal Partai Demokrat beralih memilih Partai Buku
Republik di dalam pemilu, dan 10% partisan Baldini, Gianfranco, dan Adriano Pappalardo.
loyal Partai Republik memilih Demokrat.56 Dari 2009. Election, Electoral Systems and
angka tersebut terbukti pemilih Republik lebih Volatile Voters. New York: Palgrave
loyal dibandingkan pemilih Partai Demokrat. Macmillan.
Namun, keduanya terbukti bukanlah loyalis
Maass, Matthias. 2009. The World Views of The
partai murni.
US Presidential Election 2008. New York:
Berdasarkan data dan uraian William Palgrave Macmillan.
tersebut, maka terbukti bahwa sulit untuk Marzilli, Alan. 2011. Election Reform 2010. New
melakukan pengkategorian pemilih pemilu York: Chelsea House Publishers.
secara ketat seperti yang dilakukan oleh Polsby Nelson W. Polsby, dkk. 2012. Presidential
dan kawan-kawan. Kecenderungan perubahan Elections: Strategies and Structures of
orientasi pilihan partai sangat nampak bahkan American Politics. Plymouth: Rowman &
oleh pemilih loyalis partai, sebaliknya pemilih Littlefield Publishers, Inc.
independen pun tak sepenuhnya non-partisan.
Paparan William tersebut tentu menunjukan
sekali lagi kelemahan argumentasi di dalam Jurnal
buku ini. Mayer, William G. 2007. “The Swing Voter in
American Presidential Election”. American
Politics Research 35(3).
Penutup
Buku “Presidential Elections: Strategies and Surat Kabar dan Website
Structures of American Politics” layak menjadi
bahan bacaan acuan untuk melihat perjalanan “Bagaimana Proses Pemilihan Presiden AS?”.
pelaksanaan pemilu presiden di Amerika 2012, www.gatra.com. 7 November.
Serikat. Buku ini telah berhasil menggambarkan “Basuki: Indonesia lebih demokratis dari AS”.
kompleksitas pemilu presiden dari berbagai 2013. www.nasional.kompas.com. 13
sudut termasuk, aturan pemilu, proses pemilu, Maret.
pemilih pemilu bahkan peserta pemilu. Tidak
hanya melihat keunggulan pelaksanaan pemilu
presiden di Amerika Serikat, Polsby dan
ketiga rekannya juga menguraikan kelemahan-
kelemahannya. Meskipun demikian, buku ini
memiliki beberapa celah kekurangan dalam
pemaparan data dan analisa, khususnya dalam
mengangkat pola hubungan pelaksanaan pemilu
presiden dengan pelaksanaan demokrasi AS.
Adapun catatan penting dari buku ini adalah
bahwa pelaksanaan demokrasi merupakan
sebuah proses terus-menerus yang ditandai
oleh perbaikan sistem politik termasuk sistem
pemilu dan partai politik, begitupun proses
yang dilalui oleh Amerika Serikat. Meskipun
AS dianggap sebagai negara demokratis yang
mapan, hingga saat ini negeri Paman Sam ini
selalu memperbaiki sistem dan aturan yang
dimilikinya untuk menemukan sistem pemilu
dan partai politik yang ideal.

56
Ibid.

Pemilu Presiden Amerika Serikat | Aisah Putri Budiatri | 175

Anda mungkin juga menyukai