Anda di halaman 1dari 1

SELASA, 7 JUNI 2011

Mahalnya Politik, Murahnya Hukum


Tatkala Hakim Bisa Dibeli
Menyelesaikan persoalan-persoalan Semangatnya pun bukan mendetermi- Aadakalanya para pihak yang berperkara tak Menyedihkannya, fenomena ini tengah
yang terkait dengan kepentingan rakyat nasi, tetapi defensif. Bukankah lebih ber- Oleh Manunggal K Wardaya
segan melakukan apa saja asalkan vonisnya melanda dunia peradilan kita, setidaknya
— dalam hal ini penegakan hukum — martabat jika politisi Demokrat mengurai
sesuai dengan yang diinginkan. seperti tergambar dari drama penangkapan
akan lebih bermaslahat bagi Partai benang kusut ini dengan tidak menyalah-
Demokrat ketimbang membiarkan diri kan faktor eksternal? Perkara Nazaruddin THEMIS, Dewi Keadilan dalam mitolo- Tidak saja dengan suap, upayanya Syarifuddin Umar, Hakim Pengawas
terkurung luar-dalam oleh keribetan. malah sempat diarahkan untuk dikaitkan gi Romawi dikenal sebagai simbol universal bahkan dengan men-setting konstelasi Kepailitan pada PN Jakarta Pusat oleh KPK,
Terkait atau tidak terkait dengan masalah dengan ”peran” orang luar seperti Sekre- lembaga peradilan di dunia. Digambarkan hakim yang akan memutus perkara. John awal Juni ini.
besar yakni perilaku mantan Bendahara taris Jenderal Mahkamah Konstitusi Jane- membawa timbangan dengan mata tertutup Grisham dalam bukunya Pelican Brief(1992) Tertangkap tangan oleh KPK diduga
Umum Muhammad Nazaruddin, kini ter- djri M Gaffar, padahal seharusnyalah di- dan sebilah pedang bermata dua nan tajam, menggambarkan dengan apik pembunuhan tatkala sedang menerima uang suap dari
paan aneka isu mengepung partai peme- telisik dari kerumitan internal. Dan, ketika di- hakim dan pula lembaga kehakiman dituntut seorang hakim Supreme Court Amerika kare- pihak yang berperkara, Syarifuddin bahkan
nang Pemilihan Umum 2009 itu: dari tiupkan inisial ”Mr A” sebagai politikus bertindak seperti sang Dewi: memutus na pandangan hukum sang hakim diprediksi disinyalir oleh Indonesian Corruption Watch
laporan Mahkamah Konstitusi terkait pengobok-obok Demokrat, apakah hal itu perkara yang dihadapkan padanya dengan akan merugikan pihak tertentu dalam sebuah (ICW) memiliki rekam jejak buruk sebagai
Andi Nurpati hingga tiupan rumor ”Mr A” dimaksudkan untuk mempersatukan partai sebenar-benar dan seadil-adilnya tanpa perkara uji konstitusionalitas sebuah hakim yang membebaskan tak kurang dari
oleh Ramadhan Pohan. dengan menciptakan ”musuh bersama”? memandang pihak-pihak yang berperkara. undang-undang. 39 terdakwa kasus korupsi.
Hanya dengan ketidakberpihakanlah Setelah sang hakim terbunuh, pihak- Sesungguhnyalah kasus suap terhadap
Pertama, sangat terasa manajemen Sulit dimungkiri, terdapat kekontra- putusan hakim akan dihormati dan diterima, pihak yang berkepentingan akan berusaha Syarifuddin ini hanya menguatkan sinyal
konfik internal tidak terkendali dengan produktivan dalam semangat mem- kendati putusannya bisa jadi tidak selalu menggolkan hakim yang berpihak kepada yang selama ini telah terdeteksi akan parah-
baik, sehingga secara verbal mencuatlah bangun good governance ketika insti- memenuhi harapan para pihak yang bersen- mereka sebagai hakim pengganti. nya penyimpangan di aparat penegak
kubu-kubu. Tidak ada kekompakan tusi-institusi yang seharusnya berada gketa. Pengadilan imparsial akan menjadi Begitu kencangnya angin korupsi dan hukum.
dalam menyikapi kasus Nazaruddin, di garda depan pemberantasan korup- Setelah sebelumnya lembaga kejaksaan
yakni antara sikap kenegarawanan yang si tidak pernah bisa membuktikan diguncang suap yang melibatkan jaksa Urip
mendorong penyelesaian sebagai komitmennya. Partai politik berkesan Tri Gunawan (belakangan jaksa Cyrus Sinaga
momentum pembuktian komitmen par- cenderung menjadi bungker kaitannya dengan kasus mafia pajak Gayus
tai, dengan sikap defensif yang seolah- perlindungan. Kita tidak bermaksud
Tambunan), lembaga kepolisian dengan
olah membela citra partai tetapi malah menggeneralisasi persoalan, namun
rekening gendut perwira tinggi yang hingga
kontraproduktif bagi good governance memang terdapat realitas pembonsa-
karena pernyataan-pernyataan yang bisa ian spirit perlawanan terhadap keja- kini tak ada kejelasannya, kini pengadilan
dipandang bisa melemahkan semangat hatan luar biasa itu yang muncul dari sebagai benteng terakhir pencari keadilan
penegakan hukum. wilayah-wilayah elite politik. ternyata mengalami kebangkrutan kredibili-
tas akut.
Kedua, kita makin merasakan tiada- Penyebutan inisial yang menciptakan Tulisan ini pula mengamini bahwa
nya power yang mendorong pene- kegusaran dalam relasi Demokrat dengan terungkapnya Syarifuddin hanyalah fenome-
gakan hukum untuk membangun partai lainnya tentu bukan pendidikan politik na gunung es mafia hukum di tubuh lembaga
atmosfer budaya antikorupsi, andai yang baik, karena publik akan cenderung peradilan, karena kasus yang sebenarnya ter-
tidak ada suara-suara masyarakat sipil. merasakan adanya pengalihan isu yang jadi lebih banyak dan besar dari itu. Bertolak
Bergantung pada komitmen partai poli- tidak elegan dengan mengopinikan sum- dari kasus ini, sanksi administratif ataupun
tik sebagai perwujudan janji kampanye ber kekisruhan kepada pihak lain. Padahal, penal yang tegas dan maksimal sudah sepan-
saja tidak cukup, karena yang lebih ber- perkara Nazaruddin dan pelaporan Andi tasnya mulai dijatuhkan pada aparat penegak
bicara adalah keberkelindanan faktor- Nurpati ke kepolisian eloknya disikapi seba- hukum yang korup.
faktor kepentingan. Dan, sulitlah bagi gai momentum pembuktian komitmen De- Revisi UU Komisi Yudisial dan UU
partai untuk tidak ”terlibat”, atau kata- mokrat. Sayang, harga politik tampaknya Mahkamah Agung pula menemukan rele-
kanlah ”dibawa-bawa” oleh kadernya ditakar terlalu mahal, sehingga membuat vansinya untuk segera diagendakan dalam
yang berperkara. murah nilai penegakan hukum. rangka menyempurnakan sinergi pen-
gawasan internal oleh MA dan pengawasan
eksternal oleh KY.
Makin Baik Kesadaran Jaga Lingkungan Jika momentum terungkapnya kasus
Syarifuddin tidak dijadikan titik tolak mem-
Bergerak pelan tetapi pasti. Itulah yang Di perusahaan swasta, PT Djarum lembaga pengakhir sengketa yang ber- intimidasi yang mengadang seorang hakim bersihkan lembaga kehakiman dari hakim
bisa kita saksikan bagaimana kesadaran Kudus dikenal sebagai salah perusahaan wibawa, yang putusannya ditaati, bahkan sehingga integritas moral, profesionalitas, yang nakal, kredo ”kasih uang habis
masyarakat menjaga lingkungan. Dulu, yang sangat peduli lingkungan. Bahkan, di menjadi hukum baru (yurisprudensi) yang dan dedikasi tinggi untuk menegakkan perkara” (KUHP) akan makin diyakini kebe-
pemerintah memotivasi masyarakat menjaga tahapan sekarang perusahaan ini bukan akan diikuti oleh hakim lain atau masyarakat hukum adalah syarat mutlak yang harus dimi- narannya, meneguhkan keberadaan pengadi-
lingkungan dengan berbagai aneka penghar- sekadar “membantu” memberi bibit, tetapi manakala menghadapi permasalahan yang liki hakim, selain syarat kecakapan dalam lan sebagai tempat jual-beli perkara, dan
gaan. Ada Kalpataru untuk mereka yang telah lama melakukan berbagai penelitian sama. bidang hukum. bukannya pelabuhan terakhir pencarian
sepenuh hati dan gigih dalam menyela- dan pengembangan. Ini tentu kabar meng- Sedemikian besar power yang ada Lebih Besar keadilan. (10)
matkan lingkungan. Ada juga Adipura, peng- gembirakan karena perusahaan ini “berse- padanya membuat hakim dan kekuasaan Seorang hakim yang tak tahan godaan
hargaan untuk kota-kota yang mampu dia” mengeluarkan dana besar untuk ke- kehakiman rawan kooptasi dan goda korup- atau tekanan, tak akan mampu memutus den- — Manunggal K Wardaya SH LLM,
menampilkan diri memiliki lingkungan yang pentingan yang tidak terkait langsung den- si. Pada masa lalu, dikenal Departemen gan benar dan adil karena ia akan berpihak, dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal
bersih. Tujuan utama dari penghargaan terse- gan inti bisnisnya. Tanpa ada kesadaran baik secara sukarela maupun terpaksa. Ketika Soedirman Purwokertoa
Kehakiman menempatkan hakim secara
but adalah memberikan apresiasi dan moti- lingkungan yang baik, mustahil mereka rela hakim dapat dibeli, ia menjadi tak lebih dari
administratif di bawah presiden, yang mem-
vasi kepada para pelaku. bercapek-capek. sekadar tukang yang bisa memutus apa saja
buat hakim tak bebas memutus kasus berkai-
tan dengan kekuasaan pemerintah. sesuai pesanan asal ada kesepakatan harga.
Dalam beberapa tahun terakhir semakin Kesadaran menanam yang semakin baik
banyak perorangan, lembaga, maupun insti- ini, seharusnya juga diimbangi dengan gerakan
tusi bisnis yang merasa terpanggil untuk ikut memperlambat penebangan. Setidaknya, ada
“cawe-cawe” mengurus lingkungan. Harus
diakui, kini telah semakin tumbuh kesadaran
bagi banyak orang atau pun lembaga yang
jeda atau moratorium penebangan terutama
untuk menjaga hutan-hutan tropis yang makin
payah. Jika gerakan tanam tidak dibarengi ger-
akan pelambatan tebang maka akan terjadi
Modus Kabur sebelum Pencekalan
merasa harus ikut serta. Sekarang mudah se-
ketidakseimbangan. Misalnya, jeda 10 tahun
SUDAH berulang kali terjadi di negeri ini, seseo- Oleh Herie Purwanto lebih awal gelagat dari orang-orang yang terduga seba-
kali ditemui acara-acara yang selalu dihiasi
dengan pemberian aneka bibit pohon. Ham- tanpa penebangan, maka bisa dibayangkan rang yang diduga korupsi buru-buru kabur mengambil gai tersangka suatu perkara, lebih-lebih yang kasusnya
pir setiap hari ada “upacara” seperti itu, se- hasil yang luar biasa. Kenapa, jumlah pohon langkah aman ke luar negeri. Yang dituju adalah negara menyita perhatian publik. Orang seperti ini jelas berbe-
hingga pembibitan sekarang termasuk salah yang sekarang ada sekarang, ditambah den- yang tidak terikat perjanjian ekstradisi dengan da dari orang ”biasa”. Misalnya prediksi yang men-
satu bisnis yang cukup menguntungkan. gan pohon baru selama 10 tahun pula. Indonesia, seperti Singapura. Dengan dalih akan bero- dasarkan pada latar belakang, jaringan atau network-nya
bat, mereka kebablasan betah tinggal di sana, ketim- sampai pada akses yang dimiliki orang tersebut.
Kesadaran seperti itu tumbuh bukan aki- Penyelamatan lingkungan juga bukan bang balik ke Indonesia menghadapi proses hukum. Logika sederhananya, terduga atau tersangka kejahatan
bat dari perbuatan sesaat, melainkan hasil hanya masalah tanam pohon baru, tetapi Modus yang pernah dilakukan oleh beberapa ter- konvensional, atau misalnya korupsi ”hanya” Rp 100
dari edukasi puluhan tahun. Pendidikan pengelolaan sampah. Jika Djarum Kudus duga koruptor ataupun tersangka tindak pidana lain juta, sangat kecil kemungkinannya menggunakan
lingkungan itu bisa saja berasal dari sekolah,
tetapi juga dari pergaulan di masyarakat luas.
Setidaknya, mulai muncul kepedulian bahwa
bumi harus terus dirawat dan dihijaukan seba-
gai bagian menyelamatkan lingkungan untuk
generasi esok. Di kalangan perguruan tinggi,
sudah bergerak di area itu, tidak ada salah
perusahaan lain peduli sampah, air, sungai,
drainase kota, dan sejenisnya yang semua itu
memberi pengaruh terhadap kualitas lingkun-
gan. Konsep dan pemikiran bisa datang dari
mana saja, baik individu maupun perguruan
seperti Gayus Tambunan, Joko S Chandra, Marimutu
Sinivasan, dan Anggoro Widjojo juga diikuti oleh M
Nazaruddin, mantan Bendahara Umum DPP Partai
Demokrat yang lagi dibidik dengan kasus dugaan suap
Sesmenpora dan pemberian uang kepada Sekjen
Mahkamah Konstitusi (MK) Janedjri M Gaffar
hanya bisa diajukan setelah

Bila alasannya prosedur cekal
modus kabur sebelum pencekalan.
Yang lebih memilih kabur sebelum cekal hanya
orang-orang dengan modus kejahatan kerah putih atau
white collar crime. Bila alasannya prosedur pencekalan
baru bisa diajukan setelah ada kejelasan status hukum,
tentunya jauh-jauh hari aparat bisa mengantisipasinya
ada Universitas Negeri Semarang (Unnes) tinggi, dan para pemilik modal bisa men- (S M,27/ 05/ 11). ada kejelasan status hukum, melalui pengetatan pengawasan. Jangan sampai celah
yang telah berani menetapkan diri sebagai garahkan dana CSR-nya ke sana. Dengan Meskipun Nazaruddin menyatakan kesiapannya ini selalu dijadikan alasan pembenar. Bila ada iktikad
universitas konservasi, tentu dengan segala demikian, gerakan lingkungan menjadi kom- diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mestinya jauh-jauh hari aparat baik, maka pemerintah perlu segera membuat suatu
konsekuensinya. prehensif dan menyeluruh. tetap muncul kecurigaan bahwa hal itu sengaja regulasi guna mengatasi hal ini.
dilakukan untuk menghindari pemeriksaan.
sudah mengantisipasi dengan Membiarkan adanya celah hukum yang bisa
Nazaruddin segera membantah kecurigaan itu, dan ia memperketat pengawasan dimanfaatkan oleh pelanggar hukum, sama halnya den-
tetap berdalih kepergiannya ke Singapura dalam rangka gan membiarkan kejahatan terus terjadi, tanpa upaya
berobat serta seizin ketua fraksi partainya. menghentikannya. Atau memang kondisi seperti itu


Terlepas apakah nanti Nazaruddin beriktikad baik cenderung dibiarkan, untuk memberikan ruang kom-
pulang ke Indonesia dan menjalani proses hukum atau promi terhadap terduga koruptor ataupun tersangka tin-
tidak, semestinya gelagat kabur dulu sebelum dicekal dak pidana lain yang punya akses kuat dengan pen-
itu harus dijadikan pengalaman bagi aparat penegak cekalnya baru turun pada 17 Maret 2006. Penyidik guasa? Seandainya benar maka bertambahlah satu per-
KPU Pati tetapkan enam pasangan cabup-cawabup. hukum, baik KPK, Kejakgung, maupun Polri. Mabes Polri berdalih, waktu itu berkas belum lengkap masalahan hukum yang kian mengusutkan benang
Tuku sega menyang Ngluweng, ana sing gela ana sing seneng... Selama ini, seseorang yang lagi disorot atas dugaan sehingga Sinivasan belum bisa dicekal. Setelah berkas penegakan hukum di negeri ini. (10)
melakukan tindak pidana korupsi atau tindak pidana dinyatakan lengkap dan harus diserahkan untuk tahap
lainnya, tidak pernah diprediksikan bahwa dia bisa ke-2 kepada jaksa penuntut umum, Mabes Polri — Herie Purwanto, dosen Fakultas Hukum
* * * kabur ke luar negeri. kelabakan karena tersangka ternyata sudah kabur. Universitas Pekalongan (Unikal)
Kita bisa belajar dari tersangka kasus suap Sistem Kelengkapan Berkas
Golkar tak merasa terpojok dengan isu ”Mr A”.
Komunikasi Radio Terpadu di Dephut Anggoro Memang sebelum menetapkan ”cegah” terhadap
Jangan-jangan sumbernya ”Mr P” (Mr Pengecut)... Widjojo yang kabur ke luar negeri sebelum turun sta- seseorang, status hukumnya atas orang itu harus jelas
tus pencekalan atas dirinya. Anggoro kabur tanggal 26 lebih dahulu. Justru dari sinilah perlunya langkah Alamat Pengiriman Artikel
Juli 2008 dan anehnya status cekalnya baru turun pada strategis untuk mengantisipasi. Jangan sampai hal itu
Agustus 2008. Sudah kabur, baru dicekal. menjadi celah atau titik lemah proses penegakan Kirimkan artikel dan foto terbaru Anda ke:
Adapun Marimutu Sinivasan, tersangka dalam hukum. Masalahnya, bila hal ini terus dibiarkan maka wacana_nasional@suaramerdeka. info.
kasus penipuan atas laporan dari Bank Muamalat, kepercayaan masyarakat akan makin turun. Panjang maksimal 7.500 karakter dengan spasi
(Banyak yang penasaran, Mr atau Mrs)
kabur ke Singapura pada 15 Maret 2006 dan surat Sensitivitas penyidik seharusnya bisa membaca

Wakil Pemimpin Redaksi : Amir Machmud NS. Redaktur Senior: Sri Mulyadi,A. Zaini Bisri. Redaktur Pelaksana : Heryanto Bagas Pratomo, Gunawan Permadi,Ananto Pradono. Koordinator Liputan: Murdiyat Moko, Edy Muspriyanto. Sekretaris Redaksi : Eko Hari Mudjiharto
Staf Redaksi :Soesetyowati, Cocong Arief Priyono, Zaenal Abidin, Eko Riyono, Darjo Soyat , Ghufron Hasyim, I Nengah Segara Seni, Muhammad Ali, Dwi Ani Retnowulan, Bambang Tri Subeno, Johanes Sarbini, Hermanto, Simon Dodit, Edi Indarto, Budi Surono, Triyanto Triwikromo,
Renny Martini, Diah Irawati, Agustadi,Gunarso, Mohammad Saronji, Ahmad Muhaimin, Bina Septriono, Nugroho Dwi Adiseno, Nasrudin, M.Asmu’i, Ali Arifin, Sri Syamsiyah LS, Gunawan Budi Susanto, Imam Nuryanto, Arwan Pursidi, Irawan Aryanto, Arie Widiarto, Zulkifli Masruch, Agus
Terbit sejak 11 Februari 1950
Fathudin Yusuf, Petrus Heru Subono, Tavif Rudiyanto, Dwi Ariadi, M Jokomono, Saroni Asikin, Purwoko Adi Seno, Karyadi, Hartono, Arswinda Ayu Rusmaladewi, Maratun Nashihah, Abduh Imanulhaq, Mundaru Karya, Sarby SB Wietha, Mohamad Annas, Kunadi Ahmad, Ida Nursanti,
PT Suara Merdeka Press Aris Mulyawan, Setyo Sri Mardiko, Budi Winarto, Sasi Pujiati, Hasan Hamid, Rony Yuwono, Sumaryono HS, Moh. Anhar,, M Norman Wijaya, Surya Yuli P, Rukardi, AAdib, Fauzan Djazadi, Noviar Yudho P, Budi Cahyono. Litbang : Djurianto Prabowo ( Kepala ), Dadang Aribowo. Pusat
Data & Analisa: Djito Patiatmodjo (Kepala). Personalia:Sri Mulyadi (Kepala), Priyonggo. RedakturArtistik: Putut Wahyu Widodo (Koordinator), Toto Tri Nugroho, Joko Sunarto, Djoko Susilo Reporter Biro Semarang : Agus Toto Widyatmoko ( Kepala), Sutomo, Fahmi Z Mardizansyah,
Pendiri : H Hetami Moh. Kundori, Roosalina, Saptono Joko S, Yunantyo Adi S, Adhitia Armitrianto, Rosyid Ridho, Dicky Eko Supriyanto, Yuniarto Hari Santosa, Basuni Hariwoto, Dian Chandra TB, Maulana M Fahmi. Biro Jakarta : Hartono Harimurti, ( Kepala), Wahyu Atmadji, Wagiman Sidharta, Budi
Komisaris Utama : Ir Budi Santoso Yuwono, Sumardi, Tresnawati, Budi Nugraha, RM Yunus Bina Santosa, Saktia Andri Susilo. Biro Surakarta : Budi Santoso ( Kepala ), Won Poerwono, Subakti ASidik, Joko Dwi Hastanto, Bambang Purnomo, Anindito, Sri Wahyudi, Setyo Wiyono, Merawati Sunantri, Sri Hartanto, Anie
Pemimpin Umum: Kukrit Suryo Wicaksono R Rosyida, Wisnu Kisawa, Achmad Husain, Djoko Murdowo, Langgeng Widodo, Yusuf Gunawan Evi Kusnindya, Widodo Prasetyo, Irfan Salafudin, Heru Susilowibowo. Biro Banyumas :Sigit Harsanto (Kepala), Didi Wahyu , Anton Suparno, Khoerudin Islam, Budi Hartono, Agus Sukar-
Pemimpin Redaksi : Hendro Basuki yanto, RPArief Nugroho,Agus Wahyudi, M Syarif SW, Mohammad Sobirin, Sigit Oediarto. Biro Pantura :Trias Purwadi (Kepala), Wahidin Soedja, Saiful Bachri, NuryantoAji,Arif Suryoto, Riyono Toepra, Muhammad Burhan, MAchid Nugroho, Siti Kholidah, Wawan Hudiyanto, Cessna Sari,
Bayu Setiawan. Biro Muria : Muhammadun Sanomae (Kepala), Prayitno Alman Eko Darmo, Djamal AG, Urip Daryanto, Sukardi, Abdul Muiz, Anton Wahyu Hartono, Mulyanto Ari Wibowo. Biro Kedu/DIY: Komper Wardopo (Kepala), Doddy Ardjono, Tuhu Prihantoro, Sudarman, Eko
Priyono, Henry Sofyan, Sholahudin, Nur Kholik, Juli Nugroho. Daerah Istimewa Yogyakarta: Bambang Unjianto, Sugiarto, Asril Sutan Marajo, Agung Priyo Wicaksono, Juili Nugroho. Koresponden : Wiharjono (Malang), Ainur Rohim (Surabaya). Alamat Redaksi : Jl Raya Kaligawe KM
Direktur Bisnis : Poerwono 5 Semarang 50118. Telepon : (024) 6580900 ( 3 saluran ), 6581925. Faks : (024) 6580605. Alamat Redaksi Kota : Jl Pandanaran No 30 Semarang 50241. Telepon : (024) 8412600. Manajer Iklan : Bambang Pulunggono. Manajer Pemasaran: Romdhani, Manajer Riset dan
Direktur Pemberitaan : Sasongko Tedjo Pengembangan :Agus Widyanto. Manajer TU :AmirAR. Manajer Keuangan : Eko Widodo. Manajer Pembukuan : Kemad Suyadi. Manajer Logistik/Umum :Adi S. Manajer Produksi: Bambang Chadar. Alamat Iklan/Sirkulasi/Tata Usaha:Jl Pandanaran No 30 Semarang 50241.
Direktur SDM : Sara Ariana Fiestri Telepon: (024) 8412600. Faks : (024) 8411116, 8447858. ■HOT LINE 24 JAM024-8454333 ■REDAKSI:(024) 6580900 Faks (024) 6580605 e-mail: redaksi@suaramerdeka.info. Dicetak oleh PTMasscom Graphy, isi di luar tanggung jawab percetakan.

Anda mungkin juga menyukai