Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi setiap orang yang berkaitan
dengan bidang kefarmasian, mulai dari pengusaha obat sampai ke pasien. Pengusaha obat harus
dengan jelas menunjukkan bahwa bentuk obat atau sediaan yang dihasilkannya cukup stabil
sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, di mana obat tidak berubah
menjadi zat tidak berkhasiat atau racun. Ahli farmasi harus mengetahui ketidakstabilan potensial
dari obat yang dibuatnya. Dokter dan penderita harus diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau
diguna
digunakann
kannya
ya akan
akan sampai
sampai pada tempat
tempat pengobat
pengobatan
an yang
yang diingi
diinginka
nkan.
n. Bebera
Beberapa
pa prinsi
prinsip
p dan
 proses laju yang berkaitan dimasukkan dalam rantai peristiwa ini :

1. Kesta
Kestabi
bila
lan
n dan
dan tak
tak terc
tercam
ampur
purka
kan
n pros
proses
es laju
laju umum
umumny
nyaa adal
adalah
ah sesu
sesuat
atu
u yang
yang
meny
menyeba
ebabk
bkan
an ketid
ketidak
akak
akti
tifa
fan
n obat
obat mela
melalu
luii pengu
pengura
raia
ian
n obat
obat,, atau
atau mela
melalu
luii
hilangnya khasiat obat karena perubahan bentuk fisik dan kimia yang kurang
diinginkan dari obat tersebut.
2. Disolusi,
Disolusi, disini yang diperhatika
diperhatikan
n terutama
terutama kecepatan
kecepatan berubahnya
berubahnya obat dalam
 bentuk sediaan padat menkadi bentuk larutan molekular.
3. Proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi beberapa proses ini berkaitan dengan
laju
laju absops
absopsii obat
obat ke dalam
dalam tubuh,
tubuh, laju distri
distribusi
busi obat dalam
dalam tubuh
tubuh dan laju
  pengel
pengeluar
uaran
an obat
obat setela
setelah
h proses
proses distri
distribus
busii dengan
dengan berbag
berbagai
ai faktor
faktor,, sepert
sepertii
metabolism
metabolisme,
e, penyimpanan
penyimpanan dalam organ tubuh lemak, dan melalui
melalui jalur-jalu
jalur-jalur 

 pengelepasan.
4. Kerja
Kerja obat pada tingkat
tingkat moleku
molekuler
ler obat dapat
dapat dibuat
dibuat dalam bentuk
bentuk yang tepat
tepat
dengan menganggap timbulnya respons dari obat merupakan suatu proses laju.
(Martin dkk, 2008)

PERURAIAN DAN PENSTABILAN OBAT

Sebagi
Sebagian
an besar
besar pengura
penguraian
ian bahan
bahan farmas
farmasii dapat
dapat digolo
digolongk
ngkan
an sebaga
sebagaii hidrol
hidrolis
is atau
atau
oksidasi. Kebanyakan obat mengandung lebih dari satu gugus fungsional, dan obat ini mungkin
 bisa terhidrolisis dan teroksidasi bersama-sama. Reaksi lain seperti isomerasi, epimeriasi, dan
fotolisis juga dapat memepengaruhi kestabilan obat dalam berbagai produk cairan, padatan, dan
semisolid. Reaksi air dengan ester seperti etil asetat dan dengan amida seperti prakainamida
dikenal sebagai hidrolisis. Akan tetapi reaksi antara air dan ion-ion garam dari asam lemah dan
 basa lemah juga disebut hidrolisis. Reaksi hidrolisis molukular berlangsung jauh lebih lambat
daripada hidrolisis ionik (protolisis)
(protolisis) dan yang dimaksud
dimaksud hidrolisis disini adalah yang pertama.
Hidrolisi
Hidrolisiss aspirin,
aspirin, merupakan reaksi orde pertama
pertama dan dikatalis
dikatalisis
is oleh ion hidrogen dan
hidroksil.
hidroksil. Aspirin
Aspirin sangat mudah terhidroli
terhidrolisis
sis di atas Ph 10. Prokaina
Prokaina terurai terutama
terutama oleh
hidrol
hidrolisi
isis,
s, degrad
degradasi
asi terjad
terjadii teruta
terutama
ma karena
karena pecahny
pecahnyaa bentuk
bentuk tidak
tidak bermua
bermuatan
tan dan bentuk 
bentuk 
muatan tunggal. Reaksi dikatalisis oleh ion OH-. Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa
larutan prokain harus disterilkan dengan otoklaf pada suhu 1200C untuk sementara waktu, dapat
 juga memanaskan 1000C secara berulang.
Reduk
Reduksi
si meru
merupa
paka
kan
n penam
penambah
bahan
an elek
elektr
tron
on pada
pada mole
moleku
kull dan
dan oksid
oksidas
asii meru
merupak
pakan
an
 pelepasan elektron dari molekul. Dalam kimia organik, oksidasi sering dianggap sama dengan
lepasnya
lepasnya hidrogen
hidrogen (dehidrogena
(dehidrogenasi).
si). Bila suatu reaksi melibatkan
melibatkan molekul oksigen,
oksigen, biasanya
biasanya
disebut
disebut otooks
otooksida
idasi
si atau
atau otoksi
otoksidas
dasi,
i, karena
karena biasan
biasanya
ya terjad
terjadii secara
secara sponta
spontan
n dalam
dalam keadaan
keadaan
normal. (Tim Penyusun, 2008)
Selain hidrolisis, oksidasi, dan reduksi, pirolisis juga
juga merupakan peruraian molekul obat.
Pirolisis merupakan suatu proses dekomposisi material organic dengan panas tanpa mengandung
oksige
oksigen.
n. Bila
Bila oksige
oksigen
n ada pada suatu
suatu reacto
reactorr piroli
pirolisis
sis maka
maka akan
akan bereak
bereaksi
si dengan
dengan materi
material
al
sehingga membentuk abu(ash). Untuk menghilangkan oksigen, pada proses pirolisis biasanaya di
  bantuk oleh aliran gasn inner sebgai fungsi untuk mengikat oksigen dan mengeluarkan dari
reactor. (Septa, 2009)
BAB II

ISI

Piroli
Pirolisis
sis merupak
merupakan
an suatu
suatu proses
proses dekomp
dekomposi
osisi
si materi
material
al organi
organicc dengan
dengan panas
panas tanpa
tanpa
mengandung oksigen. Bila oksigen ada pada suatu reactor pirolisis maka akan bereaksi dengan
material sehingga membentuk abu(ash). Untuk menghilangkan oksigen, pada proses pirolisis
  bia
biasa
sanay
nayaa di bantu
bantuk
k oleh
oleh alir
aliran
an gasn
gasn inner
inner sebg
sebgai
ai fung
fungsi
si untuk
untuk meng
mengik
ikat
at oksi
oksige
gen
n dan
dan
mengeluarkan dari reactor. Produk pirolisis berupa gas, fluida carir dan padat berupa carbon dan
abu. (Septa, 2009)
Pirolisis terbagi 2, yaitu :
1. Pirolisis primer 
Pirolisis primer adalah proses pembentukan arang yang terjadi pada suhu 150 oC – 300 oC. Proses
Proses
 pengarangan ini terjadi karena adanya energi panas yang mendorong terjadinya oksidasi sehingga
molekul karbon yang komplek terurai sebagian besar menjadi karbon atau arang.
2. Pirolisis sekunder 
Pirolisis sekunder adalah proses perubahan arang / karbon lebih lanjut menjadi karbon monoksida,
gas hydrogen dan gas – gas hidrokarbon

Pirolisis atau devolatilisasi disebut juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu rangkaian proses
fisik
fisik dan kimia terjadi selama proses pirolisis
pirolisis yang dimulai secara lambat
lambat pada T < 100 °C dan
terjadi secara cepat pada T > 200 °C. Komposisi produk yang tersusun merupakan fungsi
temperatur, tekanan, dan komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis dimulai
 pada temperatur sekitar 230 °C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal, seperti volatile
matters pada batubara, pecah dan menguap bersamaan dengan komponen lainnya. Produk cair 
yang
yang menguap
menguap mengand
mengandung
ung tar dan PAH (polya
(polyarom
romati
aticc hydroc
hydrocarb
arbon)
on).. Produ
Produk
k piroli
pirolisis
sis
umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas ringan (H2, CO, CO2, H2O, dan CH4), tar, dan arang.

REAKSI-REAKSI PIROLISIS

Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat dari zat anorganik 
untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan
dilakukan adalah
adalah klorinasi karbon disulfida menjadi
karbon tetraklorida,
tetraklorida, diikuti dengan  pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air 
menjadi asam trikloroasetat,
trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi
menjadi asam asetat.
(Anonim a,2009)

Monosodium glutamate (MSG) atau sering dikenal di masyarakat sebagai vetsin sampai
sekarang masih saja dipertanyakan orang tentang keamananya untuk kesehatan. Sebagian orang
meski ragu-ragu, memilih tidak menggunakannya daripada terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sebagian lagi mencoba mengurangi pemakaiannya. Apa sebetulnya MSG itu dan sejauh mana
keamanannya bagi tubuh manusia?

Bisa jadi pendapat MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari
sudut pandang berikut.
berikut. Glutamat dapat membentuk
membentuk pirolisis
pirolisis akibat pemanasan
pemanasan dengan suhu
tinggi dan dalam waktu lama. Pirolisis ini disebut-sebut sangat karsinogenik.

Masa
Masaka
kan
n prot
protei
ein
n lain
lain yang
yang tida
tidak
k dita
ditamb
mbah
ah MSG
MSG pun,
pun, menu
menuru
rutt pakar
pakar,, bisa
bisa juga
juga
membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang
lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin
 juga dapat mengalami pirolisis. (Anonim b, 2008)

Dinitrogen monoksida, N2O. Oksida monovalen nitrogen. Pirolisis amonium nitrat akan
menghasilkan oksida ini melalui reaksi:

 NH4 NO
 NO3 → N2O + 2 H2O (pemanasan pada 250° C).

Walaup
Walaupun
un bilang
bilangan
an oksida
oksidasi
si hanya
hanya formal
formalita
itas,
s, merupa
merupakan
kan hal yang
yang menari
menarik
k dan
simbolik bagaimana bilangan oksidasi nitrogen berubah dalam NH4 NO
 NO3 membentuk monovalen
nitrogen
nitrogen oksida (+1 adalah rata-rata bilangan oksidasi N dalam NH4+ dan NO3-).
rata-rata dari -3 dan +5 bilangan
Jarak ikatan N-N-O dalam N2O adalah
adalah 112 pm (N-N)
(N-N) dan 118 pm (N-O),
(N-O), masing-m
masing-masi
asing
ng
 berkaitan dengan orde ikatan 2.5 dan 1.5. N2O (16e) isoelektronik dengan CO2 (16 e). Senyawa
ini digunakan secara meluas untuk analgesik. (Saito,2009)
BAB III

PENUTUP

Piroli
Pirolisis
sis merupak
merupakan
an suatu
suatu proses
proses dekomp
dekomposi
osisi
si materi
material
al organi
organicc dengan
dengan panas
panas tanpa
tanpa
mengandung oksigen. Bila oksigen ada pada suatu reactor pirolisis maka akan bereaksi dengan
material sehingga membentuk abu(ash). Untuk menghilangkan oksigen, pada proses pirolisis
  bia
biasa
sanay
nayaa di bant
bantuk
uk oleh
oleh alir
aliran
an gas inne
innerr sebg
sebgai
ai fung
fungsi
si untu
untuk
k meng
mengik
ikat
at oksig
oksigen
en dan
dan
mengeluarkan dari reactor. Produk pirolisis berupa gas, fluida cair dan padat berupa carbon dan
abu. Untuk menghindari pirolisis sebaiknya bahan obat atau produk obat disimpan pada suhu
yang disesuaikan dengan sifat bahan, sehingga reaksi pirolisis karena pengaruh suhu dapat
dihindarkan.

Jadi sangatlah
sangatlah penting
penting bagi kalangan produsen farmasi untuk memperhatika
memperhatikan
n produk 
hasil produksinya agar bisa sampai ke tangan konsumen tanpa mempengaruhi kestabilan obat.
Segala aspek termasuk kemungkinan terjadinya pirolisis ini harus sudah diperhitungkan sehingga
kualitas obat yang dikonsumsi oleh pasien dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anitahilma.2009. Proses Perengkahan Termal.


Available at :http://anitahilma.wordpres
ress.co
.com/author/anitahilma/
ma/page/2/
Opened at : 12 Desember 2009

Anonim a. 2009. Asam Asetat.


Available at : http://wikipedia.com/asamasetat.html
Opened at : 6 Desember 2009

Anonim b. 2008.Seputar Kontroversi MSG.


Available at :http://kuline
: http://kulinerkita.multiply.com/revi
rkita.multiply.com/reviews/item/532?
ews/item/532?
&item_id=532&view:replies=reverse
Opened at : 6 Desember 2009

Ayatullah, Septa Mohammad.2009.


Mohammad .2009. Bioetanol Tenaga Yang Terbarukan.
Available at : http://septa-ayatullah.blogspot.com/2
http://septa-ayatullah.blogspot.com/2009/01/bioetano
009/01/bioetanol-tenaga-yang-
l-tenaga-yang-
terbarukan.html
opened at : 12 Desember 2009

Martin, Alfred, dkk. 2008. Farmasi   Fisika Dasar “Kimia Fisika Dalam Ilmu Farmasetika”.
Farmasetika”.
Jakarta : Universitas Indonesia.

Tim Penyusun. 2009.


2009. Buku Ajar  
Ajar   Farmasi Fisika.
Fisika. Bukit Jimbaran : Jurusan Farmasi, Fakultas
MIPA, Universitas Udayana.

Saito, Taro. 2009. Oksida Nitrogen.


Available at ; http://chem-is-try.org
Opened at : 6 Desember 2009

Anitahilma.2009. Proses Perengkahan Termal.


Available at :http://anitahilma.wordpress.com/author
:http://anitahilma.wordpress.com/author/anitahilma/page/2/
/anitahilma/page/2/
Opened at : 12 Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai