Proses Produksi
Pemrosesan Keramik
Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
06
Teknik Teknik Industri Popy Yuliarty,ST,MT
Abstract Kompetensi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani Mahasiswa diharapkan dapat
keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat memahami proses produksi
yang telah mengalami proses pembakaran.Kamus bahan keramik dan perbedaan
dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan pemrosesan bahan keramik
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk dengan bahan lainnya
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, sehingga dapat menentukan
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. proses terbaik untuk bahan
Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari keramik
tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru
mencakup semua bahan bukan logam dan
anorganik yang berbentuk padat.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Bab 6
Pemrosesan Keramik
6.1. Pendahuluan
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.Kamus dan ensiklopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball
clay, kwarsa, kaolin, dan air.
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana
bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron
bebas. Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan
keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas
yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara
umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Pada tahun 1992 Jepang mentargetkan mesin-mesin mobilnya berbagian keramik
sekitar 7-8 Kg sedangkan Eropa antara 1-2 Kg
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan
kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat
digunakan sebagai semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang
berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri
nuklir. Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai
pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk saluran
pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Keramik sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate
(SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga oksida.
Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung panas
pada pesawat ulang-alik dan satelit.
Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh
manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh.
Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga
nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6).
Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan bangunan.
Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi. Keramik
yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang menggunakan
pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin
pengering.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Ciri keramik struktural
a. memiliki tahanan lebih baik terhadap suhu tinggi (di atas 1000oC),
b. tahan korosi terhadap lingkungan yang ganas,
c. bahan keramik kurang rapat jika dibandingkan dengan baja (sekitar setengahnya),
hal ini menjadikannya lebih ringan dari baja, maka keramik sering dibuat untuk
mesin mobil, pesawat
d. mudah menghalau panas karena daya hantar termal keramik cukup baik, maka
keramik juga digunakan untuk sistem pendingin mesin, wadah piranti sirkuit
elektronik yang terbuat dari aluminium oksida atau nitrida.
Lihat tabel 6.1 Potret dunia keramik struktural.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 6.3. Keramik canggih yang menyerbu industri konstruksi
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
3. Bila bahan tak beracun dan aktif-biologis (bioaktif), akan terjadi ikatan antar muka
4. Bila bahan tak beracun dan melarut, jaringan hidup disekitarnya akan
menggantikannya.
Ke-4 macam respon tersebut memungkinkan berbagai cara untuk
melekatkan/mempertautkannya dengan sistem otot-kerangka.
Tabel 6.4 di bawah ini adalah mekanisme pertautan biokeramik dengan jaringan tubuh
manusia.
Tabel 6.4 Mekanisme pertautan biokeramik
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
6.2.1 Proses membuat bubuk
Untuk membuat komponen kecil dan rumit pada penggunaan teknik/rekayasa serta
elektronik, maka digunakan proses pengempaan. Pengempaan kering ialah pemampatan
sehingga volume lebih kecil dengan bantuan tekanan sehingga terjadilah jejalan partikel dan
terbentuk ikatan partikel. Proses kempa kering dimulai dengan :
1. mengisi rongga die dengan bubuknya, lalu diberi tekanan dari desakan kempa atas
dan bawahnya.
2. Setelah dikempa, produk dipindahkan dan proses pengisian berulang.
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk meekatkan bubuk
keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk
mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi bentuk
yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan (molding).
Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection
molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan proses
yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang terbantuk lebih kuat
dan padat.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
1. Slip Casting. Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang.
Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang kecil dan
memanfaatkan daya kapilaritas air. Adonan dituangkan ke cetakan (yang terbuat dari
plester Paris) berpori agar air hilang dan bubuknya memampat. Biasanya digunakan
untuk membuat bentuk kompleks besar, misalnya peralatan toilet atau bila jumlah
komponen yang dibuat tidak terlalu banyak. Lihat gambar 9.2.
2. Pressure Casting. Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi
tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang
berbentuk seperti cetakan. Jigger dilakukan untuk membuat alat-alat makan, dengan
cetakan putar untuk membentuk satu permukaan sedangkan permukaan lainnya
terbentuk oleh putaran massa plastiknya sendiri pada piranti lengkung. Cara ini
digunakan untuk membuat mangkuk, piring dsb. Lihat gambar 6.3.
3. Injection Molding. Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit.
Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas
masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras
sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka
dan bagian keramik dipisahkan.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
4. Extrusion. Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan
didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan
mendorong material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu,
setelah terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini
digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
6.2.2.Densifikasi
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah keramik
menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada tungku
(furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700 C. Pada proses pemanasan,
partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek
keramik menyusut hingga 20 persen dari ukuran aslinya.
Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik
dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
Agar air verlebih bisa dihilangkan , maka air harus dihilangkan. Ada beberapa jenis air
pada keramik yatiu :
1. Air suspensi dari slip casting
2. Air antar partikel dari bentukan plastik
3. Air pori antarpartikel setelah pengerutan
4. Air terjerap atau terabsorbsi pada partikel
Proses pengeringan akan disertai pengerutan serta pemampatan, juga menambah
kekuatan karena air terbagi bersama. Pembakaran atau sintering memampatkan bubuk
keramik menjadi massa koheren. Permukaan mengecil, volume berkurang (rterjadi
pengerutan), bertambah kuat pula produknya karena butiran-butiran saling lebur menyatu.
Sintering merupakan perpindahan bahan untuk mengurangi porositas. Mekanisme
yang terlibat pada sintering yaitu :
1. Aliran kental atau aliran plastik
2. Penguapan dan pengembangan (kondensasi)
3. Pelarutan dan pengendapan
Pemampatan merupakan akibat peleburan dan berkurangnya porositas (lihat gambar 9.4)
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6.4 Pemampatan karena leburan dan pengurangan pori
Pengerutan disertai pertukaran bahan dan karena saling merekat maka akan bertambah
kuat. Gambar 6.5 di bawah ini adalah grafik daur pembakaran keramik.
Kurva pendinginan ialah grafik yang menggambarkan perubahan suhu sebagai fungsi
waktu bagi bahan tertentu. Gambar 9.6 adalah kurva pendinginan bahan kristal dan bukan
kristal.
Gambar 6.6 adalah kurva pendinginan bahan kristal dan bukan kristal.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Bahan kristal di saat mendingin dari keadaan eleh akan berada pada titik suhu tetap
untuk beberapa saat. Terdapat fasa cair dan padat. Bila setimbang, bahan tidak dapat
didinginkan sampai seluruh cairan berubah menjadi padatan dan sebaliknya.
Bahan non kristal atau gelas, tak ada patahan pada kurva. Jadi tak jelas kapan terjadi
perubahan cair-padat. Kondisi ini merupakan kondisi dalam keadaan gelas. Jadi gelas
adalah bentuk cairan supradingin.
Gelas dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu :
1. Kempaan : pembuatan alat makan
2. Hembusan : pembentukan botol
3. Roll dan tarik : lembaran sampai serat dengan tebal/ukuran tertentu
Dalam membuat lembaran, agar sungguh datar maka ditempuh proses flotasi pilkington
yaitu lelehan gelas diapungkan pada timah lebur. Agar lebih kuat, kmaka gelas dilakukan
pengkondisian termal yaitu :
1. Annealing : penghilangan tegangan termal yang ada karena pada pembentukan
dilakukan pendinginan cepat. Tegangan dihilangkan dengan sedikit memanaskan gelas,
lalu mendinginkannya pelan-pelan.
2. Tempering : memberikan tegangan permukaan kempaan dengan quenching cepat,
setelah annealing yang menghilangkan tegangan tak terkontrol. Agar barang yang diberi
lakuan tempering dapat pecah, tegangan kompresif harus dilalui. Bila hal itu terjadi,
peluruh gelas pecah berkeping-keping seketika. Misalnya pada kaca mobil.
3. Pengaturan kimia. Pelapisan dengan zat kimia untuk memperkuat tegangan gelas.
Lapisan ini sangat tipis sehingga tak mempengaruhi kebeningannya.
4. Defitrifikasi. Bertujuan untuk meningkatkan kekuatan gelas dengan pengontrolan kristal,
ukuran butiran dan derajat kristalisasinya.
Pelapisan enamel porselen adalah pelapisan gelas pada bahan basis logam. Lapisan
gelas menempel pada lapisan oksidasi yang terjadi saat pembakaran logam. Koefisien muai
termal enamel porselen agak lebih rendah daripada logam sehingga coating akan kompresif
pada suhu kamar. Enamel porselen merupakan bahan yang keras dan tegar, tahan aus,
bahan kimia dan isolator. Biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, arsitektur
dan industri. Logam yang dapat dienamel termasuk baja karbon rendah, baja stainles, alloy
aluminium tahan panas, logam mulia (tembaga, emas,perak)
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Glazur adalah coating gelas atas bahan basis keramik. Ini untuk menghaluskan
permukaan akibat butiran-butiran polikristal.
Plating nyala akan menghasilkan lapisan oksida, karbida dan nitrida dengan
memasukkan bubuk nyala amat panas. Bahan meleleh dan disemprotkan ke permukaan,
lalu memadat. Lapisan ini berpori tapi amat keras. Penggunaannya terutama untuk
permukaan anti aus.
Deposisi uap merupakan pelapisan permukaan dengan melelehkan bahan dan
membiarkan uapnya membentuk lapisan stabil, rapat mampat.
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin
pengering.
6.4. Tugas
Setelah membaca dan mencoba untuk memahami modul 6 ini, berikanlah uraian
mengenai perbedaan pemrosesan bahan kereamik dengan bahan lainnya.
Agar lebih jelas membedakannya, carilah contoh proses produksi yang nyata.
Daftar Pustaka
2013 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Popy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id