Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA 2
MEMBACA PETA DAN
MENGKLASIFIKASIKAN PETA

Disusun Oleh :
Guntur Fajar Kusuma (19.85.0084 )

Tanggal Pengumpulan Laporan Tanggal Praktikum


18 Oktober 2019 9 Oktober 2019

Dosen Pengampu Nilai

Widiyana Riasasi, M.Sc.


MEMBACA PETA DAN MENGKLASIFIKASIKAN PETA

A. Tujuan
1. Praktikan mampu membaca peta dan mengklasifikasian peta dalam
bentuk deskripsi
2. Praktikan mengetahui klasifikasi peta dan mampu mengidentifikasinya
3. Praitikan mengetahui berbagai macam peta

B. Alat dan Bahan


1. Peta Topografi dan peta tematik (Soft file dan hard file)
2. Alat tulis

C. Dasar Teori
Kartografi berasal dari bahasa yunani karto atau carto yang berarti
permukaan dan graft yang berarti gambaran atau bentuk, sehingga kartografi
adalah gambaran permukaan atau gambaran permukaan bumi. Pengertian lain,
kartografi merupakan ilmu tentang membuat peta. Kartografi adalah seni, ilmu
pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus mencangkup
studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1974).
Peta merupakan hasil pencerminan secara sistematis dari suatu ruang
geografis. Peta adalah suatu gambaran konvensional dari permukaan bumi,
sepertinya kenampakan dari kita tegak lurus dari atas, dan ditambah huruf-huruf
dan angka-angka sebagai informasi (Erwin Raisz. 1948). Fungsi peta
salahsatunya adalah sebagai alat bantu untuk mengamati permukaan bumi, peta
juga sebagai media komunikasi grafis.
Jenis- jenis peta ada beberapa macam. Jenis peta berdasarkan Isinya dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Peta Umum
Jenis peta ini menggambarkan sebagian atau keseluruhan
permukaan bumi secara umum. Peta umum juga menunjukkan
kenampakan alam dan buatan manusia. Peta
Terdapat 3 jenis Peta Umum, yaitu :
a) Peta Dunia, yakni peta yang menggambarkan bentuk, letak dan
wilayah negara-negara di dunia.
b) Peta Korografi, yakni peta yang menjelaskan seluruh atau sebagian
permukaan dengan skala kecil.
c) Peta Topografi, yakni peta yang menjelaskan permukaan relief
bumi dengan garis-garis kontur sebagai penjelasanya, seperti jalan,
sunga, dan sebagainya.
2. Peta Khusus
Selanjutnya juga ada peta khusus atau peta tematik. Jenis peta ini
menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu aspek atau gejala khusus
pada permukaan bumi di wilayah tertentu. Contoh peta khusus ini
misalnya peta persebaran flora dan fauna di Indonesia, peta kepadatan
penduduk, peta curah hujan di suatu daerah, dan lain-lain.
3. Peta Navigasi
Merupakan peta yang penggunaanya khusus unuk kepentingan
navigasi, misalnya navigasi udara atau laut. Peta navigasi biasanya disebut
dengan istilah khusus, yaitu charts , Peta Jalur Penerbangan, Peta
Kedalaman Laut, Peta Arah Angin.

Peta harus memberikan informasi yang lengkap dan mudah dibaca oleh
pembaca peta. Didalam peta terdapat komponen-komponen peta yang memuat
informasi yang ada disuatu peta yang diatur sesuai komposisi atau tata letak
peta. Pengaturan komponen peta pada suatu peta harus memperlihatkan aspek
selaras, serasi, dan seimbang atau disingkat aspek 3-S. Berikut merupakan
komponen-komponen peta :
1. Judul
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di
bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat
mungkin diletakkan di kanan atas.
2. Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci
untuk memahami peta.
3. Orientasi/tanda arah
Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas
peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur,
koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
4. Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis
tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam
peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
b) Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang
memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih
untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
c) Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.
5. Simbol
Peta Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili
kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta
kenampakannya,Berdasarkan bentuknya simbol dibedakan menjadi tiga,
yaitu sebagai berikut:
a) Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk mewakili data geografis yang
berhubungan dengan jarak, contoh : sungai, jalan, rel dan batas
wilayah.
b) Simbol Titik
Simbol Titik digunakan untuk mewakili tempat, contoh : kota,
gunung dan objek-onjek penting lainnya.
c) Simbol Area
Simbol Area digunakan untuk mewakili suatu luasan tertentu,
contoh : danau, rawa, gurun dan hutan.
6. Tipe Huruf (Lettering)
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang
ada. Macam penggunaan letering:
a) Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
b) Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
7. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang
digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang
dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga embentuk
vektor yang menunjukan letak astronomis.
8. Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam
inset antara lain:
a) Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang
belum dikenali
b) Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap
penting
c) Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang
terpotong di peta utama
9. Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan
untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.
10. Sumber Peta
Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh. Contoh :
- Sumber : Peta Topografi Sheet XL-A, skala 1:50000
- Sumber : Peta Jaringan Jalan, Skala 1:25000, DLLAJR 1990.
Data Angkutan Kota Semarang, BPS 1997.
11. Nama Pembuat Peta
Nama pembuat peta merupakan pihak atau nama lembaga yang telah
membuat dan mengeluarkan suatu jenis peta yang dicantumkan dalam
peta. Nama lain dari pembuat peta yakni Kartograf.

D. Langkah Kerja
Bagian 1
- Dosen memberikan penjelasan kepada praktikan tentang macam-macam
peta, cara membaca dan mengklasifikasikan peta.
- Dosen memberikan peta berupa hardfile dan softfile kepada praktikan.
Peta-Peta yang diberikan yaitu Peta dasar, yaitu :
1) Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1408-244 Kaliurang
2) Peta Topografi/Kontur Jogjakarta Edisi 1-AMS

dan juga peta tematik, yaitu :


1) Peta Jumlah Sambaran Petir Bulan Mei 2017
2) Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa. Lembar :
Magelang (11/XIV-B) – Semarang (11/XIII-E)
3) Peta Sebaran Lokasi Pengungsian Letusan Gunung Sinabung.

Bagian 2
- Pertama yaituMemperhatikan peta-peta yang diberikan oleh dosen
- Yang kedua adalah dalam penggunaan peta, Praktikan mencoba
mengidentifikasi simbol, membaca apa arti simbol. Untuk ini Praktikan
harus mengetahui terlebih dahulu “bahasa peta”. Bahasa peta yang
dimaksud adalah informasi tepi peta, meliputi judul, nomor lembar peta,
skala, orientasi, sumber pembuatan peta, proyeksi peta, dan legenda.
- Yang ketiga adalah mengidentifikasi peta, apabila sudah memahami apa
yang digambarkan dalam peta, selanjutnya peta diidentifikasi untuk
menentukan unsur-unsur penyusunnya
- Yang terakhir adalah mengisikan data hasil identifikasi padan table
berikut :
No Judul Jenis Skala Koordinat Pembuat Tahun Keterangan
Peta peta Peta pembuatan tambahan

1
dst
E. Hasil Praktikum
1. Tabel Klasifikasi Peta
N Judul Peta Jenis Skala Koordinat Pembuat Tahun Keterangan
o Peta Pembuat Tambahan
1. Peta Rupabumi Peta -Skala angka UTM dan Badan 2000 -Petunjuk letak peta
Indonesia lembar Dasar (1:25000) Geografis Informasi
-Diagram lokasi
1408-244 -Skala grafis Geospasial
-Keterangan legenda
-Petunjuk
pembacaan
koordinat geografi
-Petunjuk
pembacaan
koordinat UTM
-Pembagian daerah
administrasi
provinsi D.I
Yogyakarta
-Singkapan
-Kesamaan arti
-Keterangan arah
utara
2 Peta Geologi Peta -Skala angka Geografis Robert E. 1975 -Korelasi satuan-
Lembar Magelang Tematik (1:100000) Thaden, satuan peta
dan Semarang, -Skala grafis Harli -Peta petunjuk
Jawa. Lembar : Sumadirja, daerah yang
Magelang dan Paul tercangkup dalam
(11/XIV-B) – W.Richards peta.
Semarang -Penampang sayatan
(11/XIII-E) A-B, dan C-D.
-Lokasi Lembar
-Indek lokasi nama
dan nomor lembar
-Keterangan arah
utara
3 Peta Jumlah Peta Skala Grafis Geografis BMKG 2017 -Simbol danLegenda
Sambaran Petir Tematik -Inset
Bulan Mei 2017 -Arah mata angin
4 Peta Sebaran Peta Skala grafis Geografis BNPB 2010 - Legenda
Lokasi Tematik Skala angka -Informasi
Pengungsian Kartografi
Letusan Gunung -Sumber data
Sinabung -Arah mata angin
-Keterangan
dokumen
-Inset
-Keterangan jumlah
pengungsi
5 Peta Jogjakarta Peta Skala grafis UTM dan NSVLB 1954 -Legenda
Edition 1-AMS dasar/ Skala angka Geografis -Diagran Lokasi
topografi -Reability diagram

- Gambar Peta Rupabumi Indonesia lembar 1408-244 Kaliurang (Terlampir)


- Gambar Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa. Lembar :
Magelang (11/XIV-B) – Semarang (11/XIII-E) (Terlampir)
- Gambar Peta Jumlah Sambaran Petir Bulan Mei 2017 (Terlampir)
- Gambar Peta Sebaran Lokasi Pengungsian Letusan Gunung Sinabung
(Terlampir)
- Gambar Peta Jogjakarta Edition 1-AMS (Terlampir)
F. Pembahasan
Praktikum Kartografi Dasar Acara 2 ini membahas mengenai membaca dan
mengklasifikasi peta. Praktikan diberikan penjelasan mengenai macam-macam
peta dasar dan tematik. Pada kesempatan kali ini praktikan mendapat berbagai
macam peta yaitu : Peta Rupabumi Indonesia Kaliurang, Peta Geologi lembar
Magelang dan Semarang, Peta Sambaran Petir Bulan Mei 2017, Peta Sebaran
Lokasi Pengungsi Letusan Gunung Sinabung, dan Peta Topografi Jogjakarta.
Praktikan dalam mengidentifikasikan peta dimulai dari judul, biasanya
terletak di bagian atas peta atau di bagian bawah peta. Kemudian jenis peta, jenis
peta berdasarkan fungsinya ada 2 yaitu peta dasar dan peta tematik. Setelah jenis
peta yaitu skala peta, skala pada peta ada 3 yaitu skala grafis, skala angka, dan
skala verbal. Setelah itu sistem koordinat, pada umumnya menggunakan sistem
koordinat UTM atau sistem koordinat geografis. Kemudian Pembuat , Tahun,
dan keterangan tambahan.
Pertama kali praktikan mengklasifikasikan Peta Rupabumi Indonesia
Lembar 1408-244 Kaliurang Peta ini termasuk jenis peta dasar, karena
menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan bumi secara umum baik
kenampakan alam dan buatan manusia. Peta ini berskala 1:25000, skala ini
termasuk skala besar. Skala besar biasanya digunakan untuk menggambarkan
wilayah-wilayah yang relative tidak luas seperti kelurahan atau kecamatan dan
juga peta ini menggunakan skala grafis. Skala grafis memiliki keunggulan yaitu
jika ukuran peta yang diperbesar atau dikurangi, skala grafis juga diperbesar atau
diperkecil, artinya masih akurat. Peta ini menggunakan 2 sistem koordinat, UTM
dan Geografis, mengapa menggunakan system koordinat UTM karena system
koordinat UTM ketika digunakan untuk menghitung luas suatu daerah seperti
menjadi lebih mudah karena menggunakan satuan meter. Peta ini dibuat oleh
Badan Informasi Geospasial. Badan Informasi Geospasial adalah lembaga
pemerintah nonkementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang informasi geospasial. Peta ini dibuat pada tahun 2000.
Peta ini berisikan keterangan tambahan seperti Petunjuk letak peta, Diagram
lokasi, Keterangan legenda, Petunjuk pembacaan koordinat geografi, Petunjuk
pembacaan koordinat UTM, Pembagian daerah administrasi dll. Keterangan
legenda pada peta ini berisikan simbol-simbol baik simbol area, titik, maupun
garis, simbol-simbol tersebut menjelaskan tentang bentukan lahan seperti
gedung dan bangunan, tumbuh-tumbuhan, relief dan titik kontrol
Selanjutnya Praktikan mengklasifikasi Peta Geologi Lembar Magelang dan
Semarang, Jawa. Lembar : Magelang (11/XIV-B) – Semarang (11/XIII-E). Peta
ini merupakan jenis peta tematik karena menggambarkan dan menjelaskan
tentang suatu aspek atau gejala khusus pada permukaan bumi di wilayah
tertentu, yaitu menjelaskan tentang informasi geologi seperti jenis-jenis batuan,
persebaran batuan, susunan/urutan satuan batuan, stuktur-struktur geologi dll.
Peta geologi dibuat berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan
ilmiah (science), untuk kepentingan pertambangan atau teknik sipil (engrinering
) atau kepentingan lain misalnya pertanian lingkungan dsb. Peta ini berskala
1:100000 skala ini termasuk skala besar, Peta ini menggunakan sistem koordinat
Geografis. Peta ini dibuat oleh Robert E. Thaden, Harli Sumadirja, dan Paul
W.Richards pada tahun 1975. Keterangan tambahan pada peta ini diantaranya :
Korelasi satuan-satuan peta, Peta petunjuk daerah yang tercangkup dalam peta.,
Penampang sayatan A-B, dan C-D. Penampang sayatan merupakan gambaran
dari suatu sayatan vertical pada bumi yang berguna untuk menginterpretasikan
suatu hubungan keadaan geologi.
Kemudian praktikan mengklasifikasi Peta Jumlah Sambaran Petir Bulan
Mei 2017. Peta ini merupakan peta tematik karena menggambarkan dan
menjelaskan tentang suatu aspek atau gejala khusus pada permukaan bumi di
wilayah tertentu, yaitu menjelaskan tentang jumlah sambaran petir pada bulan
mei 2017 radius 55 Km dari sensor. Peta ini berskala grafis, dan juga peta ini
menggunakan sistem koordinat Geografis. Peta ini dibuat pada tahun 2017 oleh
BMKG/Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika adalah Lembaga
Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Peta ini
berisikan keterangan tambahan berupa Simbol dan Legenda, Inset, danArah
mata angin. Simbol-simbol pada peta ini menjelaskan tentang jumlah sambaran
petir yang terjadi di setiap daerah Indonesia, dari peta ini dapat disimpulkan
bahwa daerah dengan sambaran terbanyak berada di pulau sumatera, dan jumlah
sambaran terrendah berada di pulau papua.
Selanjutnya yaitu Peta Sebaran Lokasi Pengungsian Letusan Gunung
Sinabung. Peta ini merupakan peta tematik karena menggambarkan dan
menjelaskan tentang suatu aspek atau gejala khusus pada permukaan bumi di
wilayah tertentu, yaitu menjelaskan sebaran lokasi pengungsian letusan Gunung
Sinabung. Peta ini berskala 1:50000, skala ini termasuk skala besar dan
penggambaran peta skala besar lebih mendetail dari pada peta skala kecil,
contoh pada peta ini informasi tentang akses jalan sangat lengkap mulai jalan
arteri, jalan kolektor, jalan local, hingga jalan setapak. Selain itu belokan dan
lekukan dan lebar sungai, serta anak sungai sangat jelas tergambar pada peta
skala besar. Peta ini menggunakan sistem koordinat geografis. Peta ini dibuat
oleh BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah sebuah
Lembaga Pemerintah bertugas mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu, serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada
saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan,
penanganan darurat, dan pemulihan. Peta ini dibuat pada tahun 2010. Pada peta
ini terdapat informasi tambahan mengenai jumlah pengungsi ditiap lokasi.
dan yang terakhir praktikan mengklasifikasi Peta Jogjakarta Edition 1-AMS.
Peta ini merupakan peta dasar/topografi, adalah Peta yang menyajikan unsur
ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi.
Ketinggian tersebut digambarkan dengan garis kontur. Peta ini berskala
1:250000 artinya 1 cm pada peta mewakili 2,5 km sebenarnya. Peta ini juga
menggunakan sistem koordinat UTM dan Geografis, dan dibuat oleh NSVLB
pada tahun 1954.
Pada Praktikum Kartografi Dasar Acara 2 ini praktikan mengalami kesulitan
dalam mengidentifikasi peta topografi Jogjakarta karena peta tersebut dibuat
pada tahun 1954, terdapat keterangan yang praktikan kurang paham.

G. Kesimpulan

Kartografi merupakan ilmu tentang membuat peta, sedangkan peta adalah


suatu gambaran konvensional dari permukaan bumi, sepertinya kenampakan dari
kita tegak lurus dari atas, dan ditambah huruf-huruf dan angka-angka sebagai
informasi (Erwin Raisz. 1948).
Jenis peta berdasarkan Isinya dibagi menjadi 3 yaitu : Peta Umum (Peta
Topografi), Peta khusus (Peta Tematik), dan Peta navigasi. Didalam peta
terdapat komponen-komponen peta yang memuat informasi yang ada disuatu
peta yang diatur sesuai komposisi atau tata letak peta, contoh : judul peta,
orientasi peta, skala peta, legenda peta, garis tepi peta, koordinat peta, inset
peta,sumber peta, dan nama pembuat peta
H. Daftar Pustaka

Dewi Liesnoor Setyowati, Andi Irwan Bernardi, Saptono Putro. 2018. Kartografi
Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak (Anggota IKAPI).

Zakky. 2019. Jenis-Jenis Peta Beserta Contoh, Fungsi, dan Penjelasannya.


Diakses 16 Okt 2019 : Tersedia pada https://www.zonareferensi.com/jenis-
jenis-peta/
Widiyana Riasasi, S.Si, M.Sc. Membaca Peta dan Mengklasifikasikan Peta .
Modul diunggah pada tanggal, 10 Oktober 2019.
I. Lampiran

No Judul Peta Gambar peta


1. Peta Rupa Bumi
Digital
Indonesia .
Lembar 1408-
244 Kaliurang

2. Peta Geologi
Lembar
Magelang dan
Semarang,
Jawa. Lembar :
Magelang(II/XI
V-B) -semarang
(II/XIII-E)
3. Jumlah
Sambaran Petir
Bulan Mei 2017
(Radius 55 Km
dari sensor)

4. Peta sebaran
lokasi
pengungsian
letusan Gunung
Sinabung
Kabupaten
Karo,Provinsi
Sumatra Utara

5. Peta
Yogyakarta
Edisi 1-AMS

Anda mungkin juga menyukai