Pembahasaan mengenai guru tidak terlepas dari suatu tugas dan kewajiban yang
melekat padanya. Tugas dan kewajiban ini berbeda dengan “pekerjaan” yang
kebanyakan dipahami masyarakat secara umum, hal ini karena “pekerjaan guru”
merupakan pekerjaan yang menuntut syarat dan kriteria tertentu yang disebut
profesi. Kata profesi berasal dari bahasa yunani “propbaino” yang berarti
menyatakan secara publik, dan dalam bahasa latin disebut “ profession” yang
digunakan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat oleh seseorang
yang bermaksud menduduki jabatan publik.
Profesi guru masih dihadapkan kepada banyak permasalahan, karena profesi guru
merupakan suatu profesi yang sedang tumbuh, semua permasalahannya masih
relevan untuk dibicarakan, salah satu diantaranya profesi harus melalui
pendidikan tinggi keguruan. Hal ini sejalan dengan UU No. 14 tahun 2005 pasal 8
menyatakan guru wajib memiliki kualfikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Kemudian pasal 9 menyatakan kualifikasi
akademik sebagimana dimaksud pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana atau program diploma empat. Oleh karena guru merupakan
jabatan profesi, maka guru juga harus memenuhi syarat profesi yang dikemukakan
dalam bukunya planning for teaching, Richey (2008) menyatakan bahwa suatu
profesi mempersyaratkan anggotanya:
Selain dari syarat-syarat tersebut, terdapat pula ciri-ciri profesi yang dikemukakan
Chandler adalah sebagai berikut:
Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari sosok seorang guru yang berperan
sebagai informasi, inspirator, korektor, organisator, fasilitator, inisiator,
pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, motivator, supervisior, dan
evaluator di kelas. Hamalik (2004) menyatakan bahwa guru adalah jabatan
profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Berdasarkan hasil
Lokakarya Pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung menyatakan
bahwa guru sebagi suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional
sebagai berikut:
1. Fisik
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan
cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
2. Mental/Keperibadian
a. Berkeperibadian/berjiwa pancasila.
b. Mampu menghayati GBHN.
c. Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada
anak didik.
d. Berbudi perketi yang luhur.
e. Berjiwa kreatif, dapat memenfaatkan rasa pendidikan yang ada secara
maksimal.
f. Mampu menyuburkan sikap demokratis dan penuh tanggung jawab
yang besar akan tugasnya.
g. Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar
akan tugasnya.
h. Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
i. Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya.
j. Ketaatan akan disiplin.
k. Memiliki sense of humor.
3. Keilmiahan/pengetahuan
a. Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.
b. Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya
dalam tugasnya sebagai pendidik.
c. Memahami, menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan
diajarkan.
d. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.
e. Senang membaca buku-buku ilmiah.
f. Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang
berhubungan dengan studi.
g. Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.
4. Keterampilan
a. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural,
interdispliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
b. Mampu menyusun garis besar program pengajaran.
c. Mampu memecahkn dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang
baik dalam mencapai tujuan pendidikan.
d. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
e. Memahmi dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar
sekolah.
Berdasarkan hal diatas, seorang guru harus benar-benar memahami dalam hal
menjalankan profesinya sehingga seorang guru mendapatkan pengakuan yang
baik oleh masyarkat. Oleh karena itu, menurut usman (2009), mengingat tugas
dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan
persyaratan khusus antara lain adalah sebagai berikut:
Kompetensi guru sangat penting alam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar
siswa. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh
sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar
ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru
yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar para
siswa berada pada tingkat optimal.Istilah kompetensi guru mempunyai banyak
makna, broke dan stone mengemukakan bahwa kompetensi gurun sebagai (
kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru
yang penuh arti) . sedangkan dalam undang-undang Repubik Indonesia nomor 14
tahun 2005 tentang guru dan doen, dijelaskan bahwa: ‘ kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilik, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen. Pada permendiknas nomor 16 tahun 2007 pasal
1 yang menyatakan bahwa: “ guru harus memnuhi standar kualifikasi akademik
dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”. Standar kualifikasi akademik
yang dimaksud adalah sebagai berikut:Sedangkan standar kompetensi akademik
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi akademik
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi dan informasi.
f. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun.
g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
h. Menfaatkan hasil evaluasi.
2. Kompetensi keperibadian
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berahlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru
dan percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama,ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi.
4. Kompetensi profesional
a. Menguasai materi struktur, konsep, dan pola keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Mengusai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Di samping standar kualifikasi dan standar kompetensi di atas, guru juga
perlumemiliki standar mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik dan pesikis
seperti yang telah dikemukakan oleh Mulyasa (2008:28).Dalam menjalankan
kewenangan profesinya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang
bersifat psikologis, yang meliputi: kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan
kompetensi psikomotor.Di samping itu, ada satu macam kompetensi yang
diperlukan guru yang kompetensi kepribadian. Namun demikian, kompetensi
kepribadian ini tidak diuraikan karena kandungan elemen implisit sudah
terkandung dalam ketiga kompetensi di atas.
Kompetensi afektif ranah guru bersifat tertutup dan abstrak sehingga amat
sukar untuk diidentifikasi.
Pasal 39 ayat(1) undang –undang system pendidikan nasional no.20 tahun 2003
menjelasakan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanaan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
1. Sehat jasmani dan rohani yang menyatakan dengan tanda bukti dari yang
berwewenang yang meliputi, tidak menderita penyakt menahun (kronis)
atau yan menular, tidak memiliki ccacat tubuh yag dapat menghambat
pelaksanaan tugas sebagai tenaga pendidik , tidak menderita kelainan
mental.
2. Berkepribadian yang meliputi, beriman dan bertakwa kepada tuhan yang
maha esa, dan berkepribadian pancasila
1. Permohonan sendiri
2. Meninggal dunia
3. Mencapai batas usia pension, dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang bersangutan
1. Hokum jabatan
2. Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempuyai kekuatan hokum tetap, dilakkan oleh penyelenggara satuan
pendidik yang bersangkutan.
Selain itu, dalam pemberentian tenaga kependidikan dapat dilkukan karena sebab
lain diantaranya sebagai berikut: