Anda di halaman 1dari 2

2.

Etiologi

Pada penelitian Ronaldet al yang menggunakan ekokardiografi dengan pulsasi doppler yang dilakukan
pada bayi cukup bulan menunjukkan penutupan DA terjadi pada hampir 50% bayi dalam satu hari, 90%
menutup pada dua hari dan seluruhnya menutup pada tiga hari kelahiran (Clyman et al , 2012).

Rata-rata duktus arteriosus terlambat menutup pada bayi kurang bulan, 90% terjadi bersamaan dengan
respiratory distress syndrome, pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 30 minggu, duktus akan
menutup empat hari setelah kelahiran(Clyman et al , 2012).

Bayi kurang bulan dengan severe respiratory distress memiliki insiden sekitar 65% yang menderita PDA
lebih dari empat hari setelah kelahiran. Namun diantaranya, penutupan spontan dapat juga terjadi
selama periode neonatus. 67% bayi dengan berat badan lahir 1000dan 1500 gram, DA nya akan menutup
secara spontan dalam tujuh hari setelah kelahiran (94% menutup setelah keluar rumah sakit). Diantara
bayi dengan berat bayi lahir sangat rendah<1500 gram yang DA nya masih terbuka setelah keluar dari
rumah sakit, 86% menutup spontan pada akhir tahun pertama kehidupan (Clyman et al , 2012).

Ada beberapa faktor yang diduga memlunyai pengaruh pada peningkatan terjadinya penyakit jantung
bawaan:

a. Faktor prenatal diantaranya:

1). Ibu menderita Penyakit menular (Rubella)

2). Ibu alkoholisme

3). Umur ibu lebih dari 40 tahun

4). Ibu menderita penyakit Diabetes Melitus (DM) yang membutuhkan insulin

5). Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

b. Faktor genetik diantaranya:

1). Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan

2). Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan

3). Kelainan kromosom seperti sindrom down

4). Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

5. Faktor resiko
Faktor yang bertanggung jawab atas PDA tidak dimengerti sepenuhnya. Prematuritas secara jelas
meningkatkan insidensi PDA dan hal ini lebih disebabkan oleh faktor-faktor fisiologis yang berhubungan
dengan prematuritas dari pada abnormalitas duktus. Pada bayi cukup bulan, kasus lebih sering terjadi
secara sporadik, tetapi terdapat peningkatan bukti bahwa faktor genetis berperan pada pasien dengan
PDA. Sebagai tambahan, faktor-faktor lain seperti infeksi prenatal juga memiliki peran.PDA lebih sering
terjadi pada sindroma-sindroma genetik tertentu, termasuk dengan perubahan kromosom yang
diketahui seperti trisomy 21 dan sindroma 4p, mutasi gen tunggal seperti sindroma Carpenter dan
sindroma Holt-Oram, mutasi terkait kromosom X seperti incontinentia pigmenti. Infeksi rubela pada
kehamilan trimester pertama, terutama pada empat minggu pertama berhubungan dengan insidensi
PDA. PDA juga dilaporkan mempunyai hubungan dengan faktor lingkungan lain seperti sindroma fetal
valproate(Schneider, 2013).

Anda mungkin juga menyukai