Palembang)
2. Latar Belakang
Belanja Negara (APBN) 2014 mencapai 76,20% dari total penerimaan negara.
kejujuran, akuntabilitas dan juga dilengkapi dengan etos kerja yang tinggi dari
pihak fiskus.
Saat ini, seperti kita ketahui bersama adanya beberapa masalah mafia
pajak yang terungkap. Hal ini bisa terjadi karena fiskus sering melakukan
kontak dengan wajib pajak. Kontak tersebut bisa dilakukan antara wajib pajak
1
keberatan sampai dengan banding. Hal ini mengakibatkan terbukanya peluang
bagi wajib pajak untuk meminimalkan pajak yang dibayar, antara wajib pajak
pengelolaan perpajakan, karena banyak pihak melanggar kode etik yang ada,
seharusnya etika melekat pada aparat pajak (fiskus), padahal telah jelas
mereka mengetahui standar kode etik aparat pajak yang ada. Kecerdasan yang
dimiliki tidak membawa fiskus membuat sistem atau hasil kinerja yang baik
pajak.
kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini
2
Kecerdasan emosional juga dapat diartikan sebagai kemampuan
2013)
emosional yang baik maka dia akan menampilkan perilaku yang baik pula.
Kasus Gayus Tambunan yang meledak pada Bulan April 2010 telah
mencoreng wajah dunia perpajakan Indonesia. Kasus ini sangat menyedot dan
3
terhadap “golongan-golongan” di atas Gayus yang mungkin saja memperoleh
uang pajak jauh di atas perolehan Gayus. Banyak pula kalangan pula yang
Gayus Tambunan memang sarat dengan polemik dan kontroversi. Mulai dari
“meloloskan” diri dari jeruji besi saat sedang ditahan. Tak salah apabila setiap
serupa juga terjadi melibatkan mantan pegawai Dirjen Pajak bernama Dhana
masyarakat.
yang dapat muncul dari dirinya sendiri ataupun dari pihak luar (Sari, 2014).
4
Fiskus dituntut tetap independen sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap
spiritual dan lingkungan kerja terhadap sikap etis fiskus. Adapun perbedaan
Palembang).
5
3. Perumusan Masalah
fiskus?
fiskus ?
fiskus?
4. Tujuan Penetilian
5. Manfaat Penelitian
6
intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
yang sudah ada dan dapat juga digunakan sebagai bahan referensi
melakukan pekerjaan.
7
6. Studi Kepustakaan
apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak
Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Umar, 2008). Minat berperilaku
perilaku dan evaluasi atas hasil yang diterima (beliefs strength dan
outcome evaluation)
3. control beliefs, yaitu keyakinan tentang hal- hal yang mendukung atau
8
menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi
terhadap minat berperilaku. Orang yang tidak percaya bahwa mereka memiliki
sumber daya atau kesempatan untuk melakukan perilaku, tentu tidak akan
6.1.2. Pajak
6.1.2.1.Pengertian Pajak
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
9
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-
Undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara
berikut:
tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang
bantuan dari dan kerja sama dengan Wajib Pajak, sehingga perlu juga
10
unsur paksaan karena dengan mencantumkan unsur paksaan seakan-
kewajibannya.
kemakmuran rakyat.
2. Berdasarkan Undang-Undang.
aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal atau kontrapretasi dari negara yang secara langsung
11
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
daerah.
keserasian pemungutan pajak dengan tujuan dan asas yang masih diperlukan
into the Nature and Cause of the Wealth of Nations menyatakan bahwa
12
1. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan
pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil
2. Certainty
wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besaran pajak yang
3. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan
saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak. Sebagai contoh, pada saat
4. Economy
13
6.1.2.3.Sistem Pemungutan Pajak
(tiga) yaitu :
terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif. Utang pajak
terutang ada pada wajib pajak sendiri. Wajib pajak aktif mulai dari,
ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
14
6.1.3. Kecerdasan Intelektual (Intellegence Quotient)
diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad
kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan
intelegensi ini merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan di anggap
sebagai kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki
15
Menurut GS, Prie (2015) kecerdasan intelektual adalah pintu pertama
tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John
dengan tenang.
16
Kemampuan emosional meliputi sadar akan keadaan emosi diri sendiri,
merasakan perasaan orang lain, dan pandai dalam menjalin hubungan dengan
sendiri agar dapat terungkap secara tepat dan mengatasi emosi yang tidak
17
rasanya masih banyak kesenjangan atau ketidak maksimalan dalam
4. Kemampuan Berempati
Istilah spiritual berasal dari bahasa latin yang berarti sesuatu yang
perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan
untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
18
spiritual adalah kemampuan untuk memberi makan spiritual terhadap
pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan
SQ secara komprehensif.
19
tujuannya yang dapat merupakan perbuatan. Ilmu etika ini tidak membahas
dasar, atau adat-istiadat yang terkait tentang baik dan buruk dalam tingkah
laku manusia. Jadi, etika menggunakan refleksi dan metode pada tugas
Riset awal yang menguji peran etika dalam kepatuhan pajak diteliti oleh
Schwartz dan Orleans yang berfokus pada aspek komitmen sosial terhadap
Orientasi etika mengarah pada pengertian etika secara umum atau lebih
dan kepercayaan yang bisa saja berbeda tergantung dari situasi yang dihadapi
lainnya).
20
ketidakpatuhan yang rendah dan sebaliknya.
pajak. Pada dasarnya terdapat kontrak psikologis antara pembayar pajak dan
loyalti dan etika antara pihak-pihak yang melakukan kontrak (Asnawi 2015).
sepenuhnya atas setiap konsekuensi yang akan diterima dari setiap keputusan
keputusan yang akan diambilnya baik patuh atau tidak memiliki konsekuensi
berhak menafsirkan bunyi UU Pajak (KUP, PPh, PPN) dan jika Wajib Pajak
21
KUP yang menyebutkan pada intinyta petugas pajak dilarang
mengenai pajak, ketika BPK, Itjen Depkeu (IBI), atau aparat penegak
kepentingan penyidikan.
yang dimaksud Fiskus dan Wajib Pajak di sini adalah oknum (tidak bisa
digeneralisasi bahwa semua atau sebagian besar Fiskus dan Wajib Pajak
melakukan hal yang sama. Sebagian besar wajib pajak lebih suka
22
3) Selayaknya markus (makelar kasus) di peradilan yang banyak
sebagai perantara antara Fiskus dan Wajib Pajak adalah konsultan pajak.
Di beberapa wajib pajak yang masih culun sering ditemui fee untuk
pembuktian di pengadilan.
hukum. Oleh karena itu, mereka sangat lihai bermain-main dalam mafia
Menurut komite pengawas perpajakkan (KPP) ada dua belas titik rawan
pajak
2) Keberatan pajak
3) Banding pajak
5) Penuntutan
6) Persidangan
23
8) Oknum pajak merangkap sebagai konsultan pajak
antar pegawai
24
setiap ketentuan yang berlaku. Kompetensi, yaitu ukuran tingkat
efisien.
sesuai
dan bersedia untuk diperiksa oleh pihak yang berwenang atas setiap
pelaksanaan tugas
pajak
25
4. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak
dan efisien.
yang menjadi tanggung jawab. Mentaati kententuan jam kerja agar tidak
dipahami bahwa pegawai hanya berada ditempat kerja pada jam kerja
yang ditentukan.
perpajakan.
26
6.2. Penelitian Terdahulu
27
4. Lisda (2009) Pengaruh Kemampuan Kecerdasan intelektual dan
Intelektual, kecerdasan spritual
Kecerdasan berpengaruh signikan
Emosional dan positif terhadap perilaku
Kecerdasan Spiritual Etis auditor. Sedangkan,
Terhadap perilaku kecerdasan emosional yang
Etis Auditor Serta tidak berpengaruh secara
Dampaknya Pada signifikan terhadap perilaku
Kinerja auditor
28
kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual
mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap kinerja ,
dan setelah adanya
penambahan kompetensi
menunjukkan peningkatan
pengaruh secara signifikan
sebagai variabel moderasi
(mempunyai pengaruh
moderasi).
29
Sedangkan untuk dimensi
perpajakan terdapat
perbedaan yang signifikan.
9. Purnama (2011) Persepsi Wajib Pajak Hasil penelitian di atas
Terhadap Dunia menunjukkan adanya
Perpajakan Indonesia hubungan negatif antara
Setelah Fenomena persepsi Wajib Pajak
Kasus dengan ketaatan dan
“GayusTtambunan” kejujuran Wajib Pajak
dengan Pendekatan setelah kasus Gayus
Triangulasi Tambunan. Dari hasil
pemahaman juga ditemukan
adanya citra perpajakan
Indonesia yang memang
sudah buruk sebelum
terjadinya kasus Gayus
Tambunan. Fakta yang
terungkap dalam kasus
Gayus Tambunan juga telah
mampu membuka mata para
Wajib Pajak tentang
buruknya sistem perpajakan
di indonesia.
10. Asnawi (2015) Analisis Keputusan Riset ini memberi simpulan
Kepatuhan Pajak: bahwa untuk meningkatkan
Strategi Audit kepatuhan pajak, pemerintah
Random, Probabilita tidak hanya memperhatikan
Audit Cerapan faktor-faktor ekonomi
dan Etika Pajak seperti strategi audit random
(studi eksperimen tetapi juga perlu
laboratorium) mempertimbangkan faktor
psikologis seperti
probabilita audit cerapan
etika pajak. Hasil riset ini
membuktikan bahwa etika
pajak memiliki pengaruh
yang dominan dalam
peningkatan keputusan
kepatuhan pajak
dibandingkan faktor
ekonomi (strategi audit
random).
30
6.3. Kerangka Pemikiran
berikut:
Kecerdasan Intelektual
(X1)
H1 Sikap Etis Fiskus
Kecerdasan Emosional H2 (Y)
(X2)
H3
Kecerdasan Spiritual
(X3)
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
6.4. Hipotesis
pemikiran tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
etis fiskus
31
H3: kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap sikap etis
fiskus
7. Metode Penelitian
7.1.1. Populasi
populasi dalam penelitian kali ini adalah Wajib pajak Orang Pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Timur, Ilir
32
7.1.2. Sampel
diteliti dan dianggap bisa mewakili populasi, sehingga jumlah sampel lebih
yaitu teknik pengambilan sampel yang ditentukan sendiri oleh penulis atau
𝑁
n=
𝑁 (𝑑 2 )+ 1
dimana :
n = sampel
N = populasi
pegawai pajak.
33
7.2. Data yang Digunakan
a. Data Primer
b. Data Sekunder
34
responden kemudian mereka menjawab sesuai dengan pendapat mereka.
Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala likert lima angka yaitu
mulai dari angka 5 untuk pendapat sangat setuju(ss) dan angka 1 untuk
a. Uji validitas
35
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor
b. Uji Realibilitas
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
a. Uji Normalitas
dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar
36
b. Uji heteroskedastisitas
tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
c. Uji Multikolonieritas
(TOL). Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai VIF <
37
3. Uji hipotesis
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu
dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang
variabel dependen .
38
b. Uji signifikansi simultan (Uji Statistik F)
berikut:
Dimana :
α : Konstanta
39
β 3 : Koefisien Kecerdasan Spiritual
e : error
1. Variabel independen
terdiri atas:
(Golemen, 2006)
40
c. Kecerdasan Spritual (SQ)
2. Variabel dependen
41
Daftar Pustaka
Fivawati Hani. 2012. Analisis Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Sikap Etis, dan
Penegakkan Hukum Perpajakn Terhadap Kinerja Pegawai Pajak di
Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
42
Ghania, Nurul. 2010. Analisis Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kinerja
Pelayanan Perpajakan, dan Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi
Kewajiban Perpajakan. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Goleman, Daniel. 2006. Kecerdasan Emosinal Mengapa EI lebih penting
daripada IQ. Jakarta : Gramedia.
GS, Prie. 2015. 3 Pil Kecerdasan Dosis Tinggi. Transmedia : Jakarta Selatan
Ika, Desy. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual
Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi Dipandang dari Segi
Gender. Jurnal Keuangan & Bisnis Vol. 3 No. 2, Juli 2011.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2015. Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet AB
Terpadu. Cetakan ke-9. Jakarta
Ilyas, Wirawan B dan Richard Burton. 2007 . Perpajakan Indonesia. Salemba
Empat, Jakarta, 2007
43
Purnama, D. 2011. Persepsi Wajib Pajak Terhadap Dunia Perpajakan
Indonesia Setelah Fenomena Kasus “Gayus Tambunan” dengan
Pendekatan Priangulasi. Simposium Nasional Akuntansi XIV Banda
Aceh 2011
Rahmi, Novieriza dan Ali Salmande. 2010. Kasus Gayus Terulang lagi di
Ditjen Pajak.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f47bf2d814c2/kasus-
gayus-terulang-lagi-di-ditjen-pajak. Diakses 7 Agustus 2016.
44
Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi Pada
Perguruan Tinggi Negeri Di Kota Makasar Provinsi Sulawesi
Selatan). Symposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006.
45
46