PERAK, SURABAYA
( Studi Deskriptif Tentang Perilaku Kesehatan Buruh Migran Di Perak, Kecamatan Pabean
Cantikan Surabaya)
Rahma Widi. M
NIM : 070914099
Beberapa teori yang digunakan adalah teori tindakan Max Weber untuk
menjelaskan keterikaitan dua hal yang menjadi fokus penelitian berdasarkan tindakan
rasional yang diambil buruh migran di Perak, Surabaya. Teori dari B.F Skinner yang
mengenai perilaku kesehatan yang bersinggungan dengan pengembangan perilaku
kesehatan sehari-harinya.
Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan secara kualitatif, dengan
memilih lokasi penelitian di Perak Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara langsung secara mendalam dengan
menggunakan pedoman wawancara. Selain itu penelitian ini dilakukan dengan
mewawancarai sebanyak 5 informan yang tinggal di kawasan Perak. Teknik analisa data
yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data (display data), dan verivikasi data .
Hasil penelitian menunjukkan pola hidup bersih dan sehat buruh migran
dilihat dari pola kesehatan masyarakat, pemenuhan gizi, kebersihan lingkungan
tempat tinggal, ketersediaan fasilitas yang ada di kos-kosan atau kontrakan serta respon
saat sakit baik didaerah rantauan maupun daerah asal. Pola kesehatan masyarakat dilihat
dari kondisi di lapangan merupakan kawasan kumuh. Untuk aspek pemenuhan gizi
buruh migran memilih untuk mengakses warung-warung terdekat dikarenakan
mudah dijangkau dan sesuai dengan selera makan. Mengenai kebersihan lingkungan
perhatian buruh migran terhadap fasilitas yang ada di kos-kosan menganggap sudah
layak. Fasilitas tersebut dapat menunjang aktivitas sehari-hari dan kebutuhan buruh
migran. Tindakan saat sakit di daerah rantauan yang pada umumnya memilih untuk
mengakses pelayanan kesehatan yang telah tersedia di masyarakat, beberapa diantaranya
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang diperoleh dari tempat bekerja. Berbeda dengan
saat buruh migran ini berada di daerah asalnya yang memilih untuk memanfaatkan jasa
seperti pijat tradisional, dan juga mengkonsumsi jamu-jamu tradisional. Saat kondisi
yang dianggap parah buruh migran mengakses Puskesmas terdekat.
Teori B.F Skinner
Teori ini dikembangkan oleh B.F Skinner. Menurut Skinner dalam (Dimyati
Mahmud, 1989: 123) tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi
suatu tindakan yang disengaja atau operant. Operant ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi
sesudahnya. Jadi operant conditioning atau operant learning itu melibatkan pengendalian
konsekuensi.
Tingkah laku ialah perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu.
Tingkah laku ini terletak di antara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya
(antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi). Hal ini dapat dilukiskan
sebagai berikut:
Antecedent –> tingkah laku –> konsekuensi
atau A –> B –> C
Dengan demikian, tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent,
konsekuensi, atau kedua-duanya. Menurut Skinner, konsekuensi itu sangat menentukan
apakah seseorang akan mengulangi suatu tingkah laku pada saat lain di waktu yang akan
datang.
SUMBER : Rahma W.2012. Pola perilaku hidup bersih dan sehat buruh migran di perak,
Surabaya. ( Studi Deskriptif Tentang Perilaku Kesehatan Buruh Migran Di Perak,
Kecamatan Pabean Cantikan Surabaya)
C. Perilaku kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi
dari 3 aspek:
1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila
sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari sakit.
2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan
sehat.
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.
Perilaku hidup sehat merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan
dalam menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, terutama anak sekolah dasar
yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan (Effendi dan Riza, 2005).
Pola-pola perilaku memberikan kontribusi terhadap berbagai gangguan dan
penyakit fisik (Durand dan David, 2006) Cuci tangan dan kebiasaan makan
merupakan salah satu perilaku hidup sehat yang pasti sudah dikenal. Perilaku ini
pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil tidak hanya oleh
orang tua di rumah, bahkan ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang diajarkan
para guru di taman kanak-kanak sampai sekolah dasar. Tetapi kenyataannya
perilaku hidup sehat ini belum menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya
dilakukan sekedarnya (Sibuea, 2008).