Endokrin SK 3 - Haid 3
Endokrin SK 3 - Haid 3
KELOMPOK B.13
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2012/2013
MENSTRUASI TIDAK TERATUR
Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi Universitas Yarsi, datang ke Poliklinik RS dengan
keluhan haid tidak teratur yaitu sejak 6 bulan yang lalu.Setiap haid lamanya 2-3 minggu.Dua hari
ini, haid banyak sekali (5x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkan haid yang pertama sejak
usia 12 tahun, teratur tiap bulan.
Pemeriksaan penunjang :
USG Ginekologi : Uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal.
Tidak tampak massa pada adneksa kanan dan kiri.
Lab darah rutin : Hb 10 g/dL, trombosit 300.000 /uL, lain-lain normal.
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi haid dan hormone yang memperngaruhi
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Sudut pandang islam terhadap perbedaan haid dan istihadah
LO.4.1 Memahami dan MenjelaskanIbadah yang bisa dilakukan saat suci ataupun tidak suci
LI.1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN REPRODUKSI WANITA
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang
menutupi bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons veneris akan di
tumbuhi oleh rambut kemaluan (pubes).
b. Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke
bawah dan belakang.Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulva dan terdiri dari
kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia mayora sinistra dan
dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut
commisura posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5 cm.
c. Labia Minora
Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia mayora dan merupakan lipatan
kecil dari kulit diantara bagian superior labia mayora.Sedangkan labianya mengandung jaringan
erektil.Dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.
d. Klitoris
Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil, kira-kira sebesar kacang hijau sampe
cabe rawit ditutupi oleh frenulum klitoris. Banyak mengandung urat-urat syaraf sensoris yang
dibentuk oleh suatu ligamentum yang bersifat menahan ke depan simpisis pubis dan pembuluh
darah.
Hymen adalah diafragma dari membrane yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus
vagina, di tengahnya terdapat lubang dan melalui lubang tersebut kotoran menstruasi dapat
mengalir keluar.Biasanya hymen berlubang sebesar jari, letaknya di bagian mulut vagina
memisahkan genitalia eksterna dan interna.
Septate hymen; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan
jumlahnya lebih banyak.
Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja
lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara. (Sudah Tidak
Perawan boss)
f. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateralnya dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina
uretra dan terdapat juga 4 lubang kecil yaitu: 2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat
disamping dan agak kebelakang dari introitut vagina, 2 muara dari kelenjar skene disamping dan
agak dorsal dari uretra.
g. Introitus vagina : Pintu masuk ke vagina
Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris.Disekitar lubang kemih bagian
kiri dan kanan didapat lubang kelenjar skene.
a. Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan vulva dan merupakan
tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus dan dialiri banyak
pembuluh darah serta serabut saraf secara melimpah. Panjang Vagina kurang lebih 10-12 cm dari
vestibula ke uterus, dan letaknya di antara kandung kemih dan rektum.
Fungsi yaitu : sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah menstruasi,
sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b. Uterus (rahim)
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang gepeng
dan terdiri dari 3 bagian : korpus uteri (badan rahim) yang berbentuk segitiga, servix uteri (leher
rahim) yang berbentuk silindris dan Cavum uteri (rongga rahim). Bagian dari korpus uteri antara
kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim) / proksimal rahim.
Bentuk dan ukuran uterus sangat berbada-bada tergantung dari usia, dan pernah
melahirkan anak atau belum. Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk segitiga, melebar di daerah
fundus dan menyempit kearah cervix.Sebelah atas rongga rahim brhubungan dengan saluran
indung telur (tuba follopi) dan sebelah bawah dengan saluran leher rahim (kanalis
cervikalis).Hubungan antara kavum uteri dengan kanalis cervikalis disebut ostium uteri
internum, sedangkan muara kanalis cervikalis kedalam vagina disebut ostium uteri eksternum.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan : Perimetrium (lapisan serosa: paling luar) yang meliputi
dinding uteru bagian luar, Myometrium (lapisan otot : tengah) merupakan lapisan yang paling
tebal, Endometrium (selaput lender/lapisan mukosa : dalam) merupakan lapisan bagian dalam
dari korpus uteri yang membatasi kavum uteri.
Ligamen-ligamen :
Suplai darah Rahim : A. uterine berasal dari a.iliaka interna (a.hipogastrika) dan a.ovarika
Fungsi utama Rahim : siklus haid setiap bulannya, tempat janin tumbuh dan berkembang,
berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan sesudah bersalin.
c. Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral, mulia dari
kornu uteri kanan kiri yang panjangnya kurang lebih 12-13 cm dan diameternya 3-8 mm. bagian
dalam dilapisi silia menyalurkan telur dan hasil konsepsi.
Fungsi : saluran telur, menangkap dan membawa ovum; tempat terjadinya pembuahan.
1. Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai
pada ostium internum tubae.
2. Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.
3. Pars Isthmica, bagian tuba sebelahkeluar dari dinding uerus dan merupakan bagian tuba
yang lurus dan sempit.
4. Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap ke rongga
perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkap ovum.
d. Ovarium
Ovarium terdapat di dalam rongga panggul di sebelah kanan maupun sebelah kiri dan
berbentuk seperti buah kenari. Berukuran 2,5-5 x 1,5-2 x 0,6-1cm. ovarium ditunjang oleh :
mesovarium, lig.ovariak dan lig.infundibulopelvikum.
Fungsi memproduksi sel telur, hormon esterogen dan hormon progesterone, ikut serta mengatur
haid.
Ovarium
Setiap ovarium merupakan struktur lonjong
gepeng yang terletak di bagian rongga
pelvis.Permukaan ovarium dilapisi oleh selapis sel
yang disebut epitel germinal atau germinativum yang
menutupi sejenis jaringan ikat padat, yaitu tunika
albuginea.Dibawah tunika albuginea terdapat korteks
ovarium, di bagian dalam terdapat pusat jaringan
ovarium yang sangat vascular, yaitu medulla ovarium,
tidak ada batas tegas diantara keduanya.
Korteks biasanya dipenuhi folikel ovarium dalam
berbagai tahap perkembangan, selain itu mungkin terdapat korpus luteum besar yang berasal dari
folikel yang telah ovulasi, korpus albikans : korpus luteum yang berdegenerasi, dan folikel atretis
yang berdegenerasi dalam berbagai tahap perkembangan.
Tuba Uterina (Salpinx)
lumen tuba falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia
bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar
mengadakan implantasi pada endometrium.
Uterus
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos
yang dinamakan miometrium.Uterus harus mampu untuk
membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi
akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit) dan
penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam
jaringan ikat miometrium. Rongga uterus dilapisi oleh
endometrium.Endometrium merupakan organ target dan
kelenjar endokrin.Dibawah pengaruh produksi siklus
hormon ovarium, endometrium mengalami perubahan
mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.
LI.2 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
FISIOLOGI HAID DAN HORMONE YANG MEMPENGARUHI
1. ESTROGEN
Estrogen yang terdapat secara alami adalah 17ß-estradiol, estron, dan estriol.Zat-zat ini
adalah steroid C18 yang tidak memiliki gugus metil angular.Hormon ini disekresikan terutama
oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta.Biosintesisnya tergantung pada
enzim aromatase (CYP19) yang mengubah testoteron menjadi estradiol dan androstenedion
menjadi estron (dapat juga terjadi di hati, lemak, otot, dan otak).
Pembentukan estradiol :
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/sistesis_fungsi_dan_interpretasi_hormon_reproduksi.pdf
2. PROGESTERON
Progesteron adalah suatu steroid C21 yang disekresi oleh korpus luteum, plasenta, dan
folikel (dalam jumlah kecil). Pada wanita, kadarnya sekitar 0,9ng/mL (3nmol/L) selama fase
folikular daur haid dan kadarnya akan meningkat pada fase folikular lanjut. Selama fase luteal,
korpus luteum menghasilkan banyak progesterone dan progesterone plasma meningkat pesat
hingga mencapai kadar puncak sekitar 18ng/mL (60nmol/L).
Fungsi :
SIKLUS MENSTRUASI :
a) Fase Folikel
- Awal
- Akhir
2. Siklus Endometrium
a) Fase menstruasi
b) Fase proliferasi
c) Fase sekresi
Siklus endometrium :
1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah.
2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi).
3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :
Setelah pubertas dimulai, ovarium akan mengalami suatu siklus secara terus menerus yang
terdiri dari dua fase, yaitu fase folikular (didominasi oleh folikel matang) dan fase luteal
(ditandai oleh adanya korpus luteum). Dalam keadaan normal siklus ini hanya terinterupsi saat
terjadi kehamilan dan akhirnya berakhir pada menopause.Siklus ini rata-rata berlangsung sekitar
28 hari, namun dapat bervariasi.
Fase folikular.
Sebagian dari folikel primer dengan lingkungan hormonal yang tepat mulai berkembang,
sedangkan folikel lainnya yang tidak mendapat bantuan hormon mengalami atresia.Selama
pembentukan folikel, terjadi perubahan penting di sel-sel yang mengelilingi oosit dalam
persiapan untuk pembebasan sel telur dari ovarium.
Pertama, satu lapisan sel granulosa pada folikel primer → berproliferasi membentuk
beberapa lapisan yang megelilingi oosit.Sel-sel granulosa ini mengeluarakn “kulit” kental mirip
gel yang membungkus oosit dan memisahkannya dari jaringan granulosa sekitar.Membran
penyekat ini dikenal sbg zona pelusida.
Pada saat yang sama ketika oosit sedang membesar dan sel-sel granulosa berproliferasi, sel-
sel jaringan ikat ovarium khusus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi suatu lapisan luar sel teka. Sel teka dan sel granulosa secara kolektif
disebut sebagai folikel,berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan estrogen,estradiol
merupakan estrogen ovarium utama.
Lingkungan hormon pada fase folikular → pembesaran dan pengembangan kemampuan
sekresi sel-sel folikel, mengubah folikel primer menjadi folikel sekunderatau folikel antrum, yang
mampu mengeluarkan estrogen.Selama tahap perkembangan folikel ini, terbentuk suatu rongga
berisi cairan, antrum, di bagian tengah-tengah sel granulosa.Pada saat yang bersamaan dengan
terbentuknya antrum, oosit telah mencapai ukuran penuh.Perubahan ke folikel antrum ini
menyebabkan periode pertumbuhan folikel yang cepat, disebabkan oleh proliferasi berkelanjutan
sel granulosa dan sel teka, namun sebagian besar disebabkan oleh pembesaran dramatic
antrum.Seiring dengan tumbuhnya folikel, produksi estrogen juga meningkat.
Salah satu folikel biasanya akan tumbuh lebih cepat daripada yang lain dan berkembang
menjadi folikel matang dalam waktu sekitar 14 hari setelah dimulainya pembentukan folikel.
Pada folikel matang, antrum menempati sebagian besar ruang, menyebabkan oosit yang
dikelilingi oleh zona pelusida dan satu lapis sel granulosa tergeser asimetris ke salah satu sisi
folikel.
Folikel matang yang telah sangat membesar ini menonjol dari permukaan ovarium,
menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit saat
ovulasi.Tepat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya.Ovum
(oosit sekunder), masih dikelilingi oleh zona pelusida yang lekat dan sel-sel granulosa kini
disebut korona radiate, tersapu keluar folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen oleh cairan
antrum yang bocor. Ovum yang dibebaskan ini akan cepat tertarik ke dalam tuba uterina, tepat
fertilisasi terjadi. Sedangkan, folikel-folikel lain yang sedang berkembang namun gagal
mencapai kematangan dan berovulasi akan mengalami degenerasi dan tidak pernah menjadi aktif
kembali. Pecahnya folikel saat ovulasi, menandakan berakhirnya fase folikular dan dimulainya
fase luteal.
Fase luteal.
Folikel yang pecah yang tertinggal di dalam ovarium segera mengalami perubahan.Sel-sel
granulosa dan sel teka yang tertinggal di sisa folikel mula-mula kolaps ke dalam ruang antrum
yang kosong yang telah terisi sebagian oleh bekuan darah.Sel-sel folikel ini lama-lama
mengalami transformasi structural drastic membentuk korpus luteum.Sel-sel folikel yang
berubah menjadi sel luteal ini membesar dan berubah menjadi jaringan yang sangat aktif
menghasilkan hormon steroid.Banyaknya simpanan kolesterol dalam butir-butir lemak di dalam
korpus luteum menyebabkan jaringan ini tampak kekuningan.
Korpus luteum mengalami vaskularisasi hebat seiring dengan masuknya pembbuluh darah
dari daerah teka ke daerah granulosa yang mengalami luteinisasi. Perubahan ini sesuai untuk
fungsi korpus luteum : mengeluarkan banyak progesterone dan sedikit estrogen ke dalam darah.
Sekresi estrogen pada fase folikular diikuti oleh sekresi progesterone pada fase luteal penting
untuk mempersiapkan unterus untuk implantasi ovum yang dibuahi.Korpus luteum berfungsi
penuh dalam 4 hari setelah ovulasi. Jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi dan tidak terjadi
implantasi, maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu sekitar 14 hari setelah
pembentukannya. Sel-sel luteal berdegenerasi dan difagositosis, vaskularisasi berkurang, dan
jaringan ikat segera masuk untuk untuk membentuk massa jaringan fibrosa yang dikenal sbg
korpus albikans.Fase luteal kini usai dan satu siklus ovarium telah selesai.
LI.3 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KELAINAN HAID
AMENORHEA
LO.3.1 DEFINISI
Amenorea adalah tidak adanya haid sedikitnya 3 bulan berturut-turut
Amenore Fisiologis :
Sebelum pubertas
Menopause
Dalam kehamilan
Dalam masa laktasi (kalau tidak menyusukan haid datang 3 bulan post partum, kalau
menyusui haid datang 6 bulan postpartum)
LO.3.2 ETIOLOGI
Penyebab dari amenorea primer adalah:
Kelainan kromosom. Beberapa jenis kelainan kromosom dapat menyebabkan sel telur
terganggu sehingga berpengaruh pada siklus menstruasi.
Gangguan pada kelenjar hipotalamus.
Organ vagina yang tidak sempurna. Pembentukan organ kelamin yang tidak sempurna
semasa janin bisa menyebabkan seorang perempuan tidak memiliki bagian vagina dengan
sempurna. Misalnya seorang perempuan tidak memiliki uterus, rahim, atau bahkan vagina.
Organ vagina yang tidak sempurna berpengaruh pada siklus menstruasi.
Struktur vagina yang tidak normal. Bentuk dari vagina, baik bentuk luar ataupun dalam,
berpengaruh pada siklus menstruasi. Menstruasi bisa saja terjadi, tapi karena bentuk vagina
yang menghalangi darah haid keluar tubuh, maka menstruasi dianggap tidak pernah terjadi.
Pubertas terlambat.
Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat
dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
LO.3.3 EPIDEMIOLOGI
Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi.
LO.3.4 KLASIFIKASI
Amenore Primer : Belum pernah dapat menstruasi sampai berumur 18 tahun.
Amenore Sekunder : pernah mendapat haid (menarce) setelah itu tidak dapat lagi.
LO.3.5 PATOFISIOLOGIS DAN PATOGENESIS
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom
hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenorea primer.
Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Pasien dengan amenorea primer yang
diakibatkan oleh testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai wanita
yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami
kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan
tidak terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis.
Keadaan seperti ini menyebabkan pasien mengalami amenorea yang permanen.
Prinsip dasar fisiologi fungsi menstruasi memungkinkan dibuatnya suatu sistem yang
memisahkan dalam beberapa kompartemen. Hal ini berguna untuk memakai evaluasi diagnostik
yang memilah penyebab amenorea dalam 4 kompartemen, yaitu:
Kompartemen I : kelainan terletak pada organ target uterus atau outflow tract
Kompartemen II : kelainan pada ovarium.
Kompartemen III : kelainan pada pituitri anterior
Kompartemen IV : kelainan pada sistem syaraf pusat (hipotalamus).
Feminisasi Testikuler
Insensitifitas androgen komplit (sindroma feminisasi testikuler) merupakan diagnosis
yang paling mungkin bilamana terjadi kanalis vaginalis yang buntu dan uterus tidak ada.
Kelainan ini merupakan penyebab amenorea primer yang ketiga setelah disgenesis gonad dan
agenesis mullerian. Penderita dengan feminisasi testikuler merupakan pseudohermafrodit pria.
Kata pria disini, didasarkan pada gonad yang dimiliki penderita; jadi individu ini memiliki testes
dan kariotipe XY. Pseudohermafrodit artinya bahwa alat genitalnya berlawanan dengan jenis
gonad-nya; jadi, individu tersebut secara fenotif wanita tetapi dengan tidak ada atau sangat
kurangnya rambut kemaluan dan ketiak.
Pseudohermafrodit pria adalah genetik dan gonad yang dimilikinya pria dengan
kegagalan virilisasi. Kegagalan dalam perkembangan pria dapat meliputi suatu spektrum dengan
bentuk insensitifitas androgen yang inkomplit. Transmisi kelainan ini melalui X-linked recessive
gene yang bertanggung-jawab terhadap reseptor androgen intraseluler.
Diagnosis klinik harus dipertimbangkan pada keadaan berikut:
o anak perempuan dengan hernia inguinal karena testes seringkali mengalami parsial descensus
o penderita dengan amenorea primer dan tidak ada uterus
o penderita tanpa bulu-bulu di tubuh.
Penderita kelihatan normal pada saat lahir kecuali mungkin adanya hernia inguinal, dan
penderita tidak dibawa ke dokter sampai usia pubertas. Pertumbuhan dan perkembangan normal.
Payudara abnormal dimana didapatkan jaringan kelenjar tidak cukup, puting susu kecil, dan
areola mammae pucat. Lebih dari 50% dengan hernia inguinalis, labia minora biasanya kurang
berkembang, dan blind vagina kurang dalam daripada normal. Tuba fallopi yang rudimenter
terdiri dari jaringan fibromuskuler kadang kala dengan hanya selapis epitel.
Karena penderita ini sudah merasakan dirinya sebagai seorang wanita, maka kadang-
kadang tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa. Testis yang berada intraabdominal perlu
dilakukan tindakan pengangkatan karena 10% dari kasus dengan testis intraabdominal dapat
menjadi ganas. Bila telah diputuskan untuk mengangkat testis, maka perlu diberikan pengobatan
substitusi hormone.
b. Gangguan Kompartemen II
Sindrom Turner
Pada tahun 1938 Turner mengemukakan 7 kasus yang dijumpai dengan sindroma yang
terdiri atas trias yang klasik, yaitu infantilisme, webbed neck, dan kubitus valgus. Penderita-
penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agak membesar pada beberapa
kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita.
Fenotipe pada umumnya ialah sebagai wanita, sedang kromatin seks negatif. Pola
kromosom pada kebanyakan mereka adalah 45-XO; pada sebagian dalam bentuk mosaik 45-
XO/46-XX. Angka kejadian adalah satu di antara 10.000 kelahiran bayi wanita. Kelenjar kelamin
tidak ada, atau hanya berupa jaringan parut mesenkhim (streak gonads), dan saluran Muller
berkembang dengan adanya uterus, tuba, dan vagina, akan tetapi lebih kecil dari biasa,
berhubung tidak adanya pengaruh dari estrogen.
Selain tanda-tanda trias yang tersebut diatas, pada sindroma Turner dapat dijumpai tubuh
yang pendek tidak lebih dari 150 cm, dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral,
payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi
atau stenosis aortae, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek,
osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal (hanya satu ginjal),
dan sebagainya. Pada pemeriksaan hormonal ditemukan kadar hormon gonadotropin (FSH)
meninggi, estrogen hampir tidak ada, sedang 17-kortikosteroid terdapat dalam batas-batas
normal atau rendah.
Diagnosis dapat dengan mudah ditegakkan pada kasus-kasus yang klasik berhubung
dengan gejala-gejala klinik dan tidak adanya kromatin seks. Pada kasus-kasus yang meragukan,
perlu diperhatikan dua tanda klinik yang penting yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk
menduga sindrom Turner, yaitu tubuh yang pendek yang disertai dengan pertumbuhan tanda-
tanda seks sekunder yang sangat minimal atau tidak ada sama sekali.
Pengobatan terhadap penderita sindroma Turner adalah pengobatan substitusi yang bertujuan
untuk:
merangsang pertumbuhan ciri-ciri seks sekunder, terutama pertumbuhan payudara
menimbulkan perdarahan siklis yang menyerupai haid jika uterus sudah berkembang
mencapai kehidupan yang normal sebagai istri walaupun tidak mungkin untuk mendapat
keturunan
alasan psikologis, untuk tidak merasa rendah diri sebagai wanita.
Hormon yang diberikan adalah estrogen dalam kombinasi dengan progestagen secara
siklis sampai masa menopause atau pascamenopause. Berhubung dengan kemungkinan bahwa
pemberian estrogen mengakibatkan penutupan garis epifisis secara prematur sehingga
menghalangi pertumbuhan tubuh, terapi ditunda sampai penutupan garis epifisis sudah terjadi.
Disgenesis Gonad XY
Penderita berfenotip wanita dengan kariotipe XY dengan sistem Mulleri yang teraba,
kadar testoteron wanita normal dan kurangnya perkembangan seksual dikenal sebagai sindroma
Swyer. Terdapat vagina, uterus, dan tuba falopii, tetapi pada usia pubertas gagal terjadi
perkembangan mammae dan amenorea primer. Gonad hampir seluruhnya berupa berkas-berkas
tak berdiferensiasi kendati pun terdapat kromosom Y yang secara sitogenetik normal. Pada kasus
ini, gonad primitif gagal berdiferensiasi dan tak dapat melaksanakan fungsi-fungsi testis,
termasuk supremasi duktus Mulleri. Sel-sel hillus dalam gonad mungkin mampu memproduksi
sejumlah androgen; maka dapat terjadi sedikit virilisasi, seperti pembesaran klitoris pada usia
pubertas. Pertumbuhan normal; tidak terdapat cacat penyerta. Transformasi tumor pada gonadal
ridge dapat terjadi pada berbagai usia, ekstirpasi gonadal streaks harus dilakukan segera setelah
diagnosis dibuat, tanpa memandang usia.
Agenesis Gonadal
Tidak terjadi komplikasi klinis yang terjadi bersama kegagalan gonad pada keadaan
agenesis ini. Keadaan ini disebut juga sindroma agenesis gonad XY atau sindroma regresi testis
embrionik. Pada sindroma yang langka ini, genitalis eksterna sedikit meragukan, namun hampir
menyerupai bentuk wanita. Ditemukan hipoplasia labia, derajat tertentu fusi labioskrotum, penis
kecil mirip klitoris, dan muara uretra pada perineum. Uterus, jaringan gonad, dan vagina tidak
ditemukan. Pada usia pubertas tidak terjadi perkembangan seksual, dan kadar gonadotropin
meningkat. Umumnya penderita diasuh sebagai wanita. Dalam kondisi ini, jaringan testis
dianggap telah aktif selama kehidupan janin sehingga mampu menghambat perkembangan
duktus mulleri, tetapi fungsi sel leydig minimal.
Tanpa informasi yang tepat, hanya dapat diperkirakan saja apa yang menjadi penyebab
tidak terjadinya perkembangan gonad tersebut. Jadi harus diduga bahwa virus dan metabolik
yang berpengaruh pada awal kehamilan. Meskipun demikian hasil akhirnya berupa
hipergonadotropik hipogonadism yang tidak dapat diperbaiki kembali. Bila fungsi gonad tidak
ada, perkembangan adalah wanita.
Pengangkatan gonadal streaks dengan pembedahan diperlukan untuk menghindari
kemungkinan terjadi neoplasia.
Sindroma Ovarium Resisten
Salah satu keadaan yang menarik dari faktor ovarium yang menimbulkan gangguan haid
ialah sindroma ovarium resisten gonadotropin, yang dikenal pula dengan istilah sindroma
ovarium insensitive atau ovarium hiposensitif gonadotropin. Penyebab yang pasti dari kelainan
ini belum seluruhnya terungkap. Kini yang banyak diperbincangkan adalah adanya gangguan
pembentukan reseptor-reseptor gonadotropin di ovarium akibat proses autoimun.
Dugaan ke arah diagnosis dari sindroma ovarium resisten gonadotropin ditegakkan baik
secara klinis mau pun secara laboratoris dan histopatologis. Secara klinis kelainan ini ditandai
dengan sindroma yang terdiri dari gangguan haid berupa oligomenorea sampai amenorea,
sedangkan secara laboratoris dijumpai hipergonadotropin dan hipoestrogen. Secara histologis
pada kelainan ini masih dijumpai struktur jaringan ovarium yang normal dengan folikel
primordial yang masih utuh.
Jarang terjadi penderita amenorea disertai peningkatan kadar gonadotropin walaupun
terdapat folikel-folikel ovarium normal dan tidak ada bukti penyakit autoimun. Laparotomi
diperlukan untuk sampai pada diagnosis yang benar dengan menghasilkan evaluasi histologis
ovarium yang adequat. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya folikel-folikel tetapi tidak
adanya infiltrasi limfositik dengan penyakit autoimun. Karena penyebab yang pasti dari penyakit
ini belum diketahui, maka pengobatannya lebih bersifat simptomatis. Banyak peneliti
menganjurkan pemberian substitusi siklik estrogen dan progesteron.
d. Gangguan Kompartemen IV
Biasanya masuk dalam kategori amenorea sekunder, dalam hal ini terkait dengan amenorea yang
disebabkan oleh :
Kehilangan berat badan, anoreksia, bulimia
Obesitas dapat diasosiasikan dengan amenorea, tetapi amenorea pada penderita dengan
obesitas biasanya berhubungan dengan anovulasi, dan keadaan hipogonadotropin tidak dapat
diketahui meskipun penderita juga didapatkan gangguan emosional yang berat. Sebaliknya
pengurangan berat badan secara mendadak, dengan berbagai macam cara, dapat menyebabkan
terjadinya keadaan hipogonadotropin. Diagnosis dari keadaan amenorea hipotalamus ini juga
merupakan hasil dari disingkirkannya adanya tumor hipofisis.
Anoreksia nervosa terjadi kebanyakan pada wanita muda terutama wanita dari kelas
menengah ke atas di bawah umur 25 tahun, tetapi sekarang terjadi juga pada berbagai tingkat
sosial ekonomi. Beberapa kondisi yang bisa menegakkan diagnosis anoreksia nervosa adalah:
umur berkisar antara 10-30 tahun, kehilangan berat badan 25% atau 15% di bawah berat normal,
adanya episode makan berlebihan (bulimia), overaktif, baradikardi, amenorea, tidak ditemukan
kelainan medis, tidak ditemukan gangguan psikiatri. Karakteristik lain diantaranya: konstipasi,
tekanan darah yang rendah, hiperkarotenemia, diabetes insipidus.
Latihan dan amenorea (exercise and amenorea)
Pada abad ke-20, telah ada suatu kewaspadaan bahwa para atlet wanita, dan wanita yang
memerlukan suatu latihan keras seperti penari balet, tari modern, didapatkan insidens yang
signifikan adanya gangguan menstruasi sampai adanya amenorea, keadaan ini disebut supresi
hipotalamus. Dua pertiga pelari memiliki fase luteal, yang pendek sehingga terjadi anovulasi.
Bila latihan keras tersebut dimulai sebelum menars, menars mungkin akan terlambat sampai
lebih kurang 3 tahun, dan kejadian menstruasi yang tidak teratur akan menjadi lebih tinggi.
Kemunculan amenorea ini disebabkan oleh 2 sebab yaitu suatu kadar kritis dari lemak
tubuh dan efek dari stress itu sendiri. Para atlit wanita yang senantiasa ikut
kompetisi/perlombaan memiliki 50% kadar lemak lebih sedikit dibanding dengan atlit yang
bukan kompetitor. Pengurangan lemak tubuh tidak harus mengurangi berat badan, sebab lemak
dikonversi menjadi massa otot. Pengamatan secara kritis didapatkan bahwa tidak ada hubungan
sebab akibat dari lemak tubuh dan gangguan menstruasi tetapi hanya satu korelasi saja.
Prognosis dari para atlit wanita mungkin baik. Hanya tingkat reversibilitasnya tidak
diketahui dengan pasti, meskipun beberapa penelitian menunjukkan mengindikasikan bahwa
sebagian besar atlit wanita akan mengalami ovulasi kembali bila stress dan latihan mulai bisa
dibatasi. Pemberian terapi hormonal bisa dipertimbangkan pada wanita dengan hipoestrogen
guna menjaga agar tidak terjadi perubahan pada tulang dan kardiovaskuler.
LO.3.9 KOMPLIKASI
LO.3.10 PROGNOSIS
LO.3.11 PENCEGAHAN
Amenore dapat dicegah bila Anda:
HIPERMENORHEA (MENORHAGIA)
LO.3.1 DEFINISI
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari
dan ganti pembalut 5-6 kali perhari.Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih
normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal), kira2 2-3 kali ganti
pembalut perhari.
LO.3.2 ETIOLOGI
Gangguan Pembekuan
Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands
berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan terhadap
individu bervariasi.Pada wanita dengan tromboitopenia kehilangan darah berhubungan
dengan jumlah trombosit selama haid.Splenektomi terbukti menurunkan kehilangan darah.
Waktu hiad 7-8 hari, perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah, siklus haid teratur
LO.3.7 DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDING
LO.3.8 PENATALAKSANAAN
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, ukuran
uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum pengobatannya sangat luas
mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal seperti pengangkatan
dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid
(miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter).
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina, ladies mantle,
vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat uterus.Vitex juga dianjurkan
untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual.Dianjurkan juga pemberian suplemen
besi untuk mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah
vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar
vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids
dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler.
LO.3.10 PROGNOSIS
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.
LO.3.11 PENCEGAHAN
HIPOMENORHEA
LO.3.1 DEFINISI
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc),
kadang-kadang hanya berupa spotting.Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik atau
uterus.Pasien dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini.Hal ini juga dapat terjadi
pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium sedikit.
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.Lama
perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari
maka daya regenerasi selaput lendir kurang.Misal pada endometritis, mioma.
LO.3.2 ETIOLOGI
Pendarahan sedikit
DYSMENORHEA
LO.3.1 DEFINISI
Dysmenorhea adalah nyeri pada waktu haid, dimana nyerinya bagian bawah/daerah bujur
sangkar michaelis.Nyeri terasa sebelu, selama atau sesudah haid.Bersifat kolik atau terus-
terusan.Nyeri diduga karena kontraksi.
LO.3.2 ETIOLOGI
Prevelense disminorhea pada anak remaja berkisar 20-90%. Sebuah studi longitudinal
secara kohort pada wanita Swedia ditemukan prevalensi dismenore adalah 90% pada wanita usia
19 tahun dan 67% pada wanita usia 24 tahun.
LO.3.4 KLASIFIKASI
Disminore Primer : menstruasi sangat nyeri tanpa ada patologi pelvis yang ditemukan.
Ditandai dengan nyeri keram yang dimulai sebelum atau segera setelah awitan aliran
menstrual dan berlanjut selama 48 – 72 jam. Disminore diduga akibat dari pembentukan
prostaglandin yang berlebihan dan menyebabkan uterus terus berkontraksi secara berlebihan
dan mengakibatkan vaasopasme arteriolar. Nyeri ini akan hilang sama sekali setelah
melahirkan anak.
Disminore sekunder : kelainan yang jelas, dimana haid disertai infeksi, endometriosis, mioma
uteri, polip endometrial, stenosis serviks dan IUD. Sering mengalami nyeri yang terjadi
beberapa hari sebelum haid disertai ovulasi dan kadangkala saat melakukan hubungan suami
istri.
Berdasarkan derajat :
Derajat 0 : tanpa rasa nyeri dan aktifitas tidak terganggu
Derajat 1 : nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, aktifitas jarang terpengaruh
Derajat 2 : nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri, altifitas terganggu.
Derajat 3 : nyeri yang sangat hebat dan tidak berkurang walaupun sudah menggunakan obat,
tidak dapat bekerja dan kasus ini ditangani dokter.
LO.3.5 PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
Selama fase luteal, prostaglandin F2 alfa disekresi, sekresi yang berlebihan dapat
meningkatkan amplitude dan frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan vasospasme arteriol
uterus, sehingga mengakibatkan iskemia dan kram abdomen bawah yang bersifat siklik.
LO.3.6 MANIFESTASI KLINIS
Kram bagian bawah perut dan menyebar ke punggung dan kaki, Muntah, sakit kepala, cemas, kelelahan,
diare, pusing dan kembung.
LO.3.8 PENATALAKSANAAN
Aspirin : hambat sintesis prostaglandin di hipotalamus (mengangani rasa sakit dari ringan sampai
sedang), efek samping terhadap saluran pencernaan.
Asetaminofen : hambat sintesis prostaglandin di SSP. mengangani rasa sakit dari ringan sampai
sedang. Dapat mengganti aspirin pada penderita dengan keluhan saluran cerna. Efek samping
adalah alergi(dosis normal). Nekrosis hati, nekrosis tubuli renalis serta koma hipoglikemik.
(Dosis besar).
Asam mefenamat : ES terhadap saluran cerna seperti dyspepsia, diare, dan iritasi lambung.
Ibuprofen : sifat analgesic dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu kuat, ES sama seperti
aspirin.
Pemberian kompres panas : menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi.
latihan fisik : meningkatkan sekresi hormone dan pemanfatannya khususnya estrogen.
diet : mengurangi garam dan meningkatkan penggunaan diuretic alami, sehingga mengurangi
edema dan rasa tidak nyaman tubuh. , tidur cukup.
Pembedahan : upaya terakhir.
LO.3.11 PENCEGAHAN
Penyebab sulit diketahui, tapi biasanya dijumpai pada sindroma polikistik ovarii, obesitas, imaturitas dari
hipotalamus-hipofisis-ovarium, serta ganggan strees.
LO.3.3 EPIDEMIOLOGI
LO.3.8 PENATALAKSANAAN
Pasien yang belum menikah : terapi hormonal dengan pemberian estrogen, progesterone,
maupun pil kombinasi.
Pasien yg sudah menikah : kuretase
Tujuan penanganan perdarahan uterus disfungsional adalah untuk mengontrol perdarahan yang
keluar, mencegah komplikasi, memperbaiki keadaan umum pasien, memelihara fertilitas dan
menginduksi ovulasi bagi pasien yang menginginkan anak.
Terkadang pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak.Sehingga
penderita harus bed rest dan diberi transfusi darah. Pada usia premenars, pengobatan hormonal
perlu bila tidak dijumpai kelainan organik maupun kelainan darah, gangguan terjadi selama 6
bulan atau 2 tahun setelah menarche belum dijumpai siklus haid yang berovulasi, perdarahan
yang terjadi sampai mebuat keadaan umum memburuk.
Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan
tidak ada abortus inkomplitus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan
hormon steroid. Dapat diberikan :
a. Estrogen dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti.
Dapat diberikan estradiol dipropionat 2,5mg atau estradiol benzoat 1,5mg secara
intramuskular.Kekurangan terapi ini adalah setelah suntikan dihentikan, perdarah timbul lagi.
b. Progesteron, dengan pertimbangan bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat
anovulatoar, sehingga pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi-progesteron 125mg, secara intamuskular atau
dapat diberikan peroral sehari norethindrone 15mg atau medroksi-progesteron asetat (provera)
10mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita masa puberas.
Androgen berefek baik terhadap perdarahan disebabkan oleh hiperplasia
endomentirum.Terapi ini tidak boleh diberikan terlalu lama, karena bahaya virilisasi. Dapat
diberikan testosteron propionat 50 mg intramuskular yang dapat diulangi 6 jam kemudian.
Pemberian metiltestosteron peroral kurang dapat efeknya.Androgen berguna pada perdarahan
disfungsional berulang, dapat diberikan metil testosteron 5 mg sehari.Erapi oral lebih baik dari
pada suntikan, dengan pedoman pemberian dosis sekecil-kecilnya dan sependek mungkin.
Kecuali pada masa pubertas, terapi paling baik adalah dilatase kuretae.Tindakan ini
penting untuk diagnosis dan terapi, agar perdarahan tidak berulang. Bila ada penyakit lain maka
harus ditangani pula.
Apabila setelah dilakukan kerokan perdarahan disfungsional timbul lagi, dapat
diusahakan terapi hormonal.Pemberian estrogen saja kurang bermanfaat karena sebagian besar
perdarahan disfungsional disebabkan oleh hiperestrenisme.Pemberian progesteron saja berguna
apabila produksi estrogen secara endogen cukup.Dalam hubungan hal-hal tersebut diatas,
pemberian estrogen dan progesteron dalam kombinasi dapat dianjurkan, untuk keperluan ini pil-
pil kontrasepsi dapat digunakan.Terapi ini dpat dilakukan mulai hari ke-5 perdrahan terus untuk
21 hari.Dapat pula diberikan progeseteron untuk 7 hari, mulai hari ke ke-21 siklus haid2.
Pil kontrasepsi dapat menekan pertumbuhan endometrium, mengontrol sifat perdarahan,
menurunkan perdarahan terus-menerus dan menurunkan resiko anemia defesiensi besi3.
Bila setelah dialakukan kerokan masih timbul perdarahan disfungsional, dapat diberikan
terapi hormonal.Pemberian kombinasi estrogen dan progestron, seperti pemberian pil kontrasepsi
dapat digunakan.Terapi ini dapat dilakukan mulai hari ke 5 perdarahan sampai 21 hari. Dapat
diberikan progesteron untuk 7 hari, mulai hari ke 21 siklus haid.,
Sebagai tindakan terakhir pada wanita dengan peredarahan disfungsional terus-menerus
(meski telah kuretase) adala histerektomi.
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang
disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Etiologi
1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :
uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
4. Hipertensi
5. Dekompensio cordis
6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon
(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal
ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus,
pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel
menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari
setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium
sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang
disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa
kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH,
tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum
yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan
cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan.
Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun
ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan
hebat.
Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering
merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada
endometritis, mioma.
Etiologi
1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
2.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan
hormonal.
Patofisiologi
dapat diakibatkan oleh Asherman’s syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk membuat hormon
steroid, dan faktor psikogenik
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa
spotting.
c).Polimenorea (Epimenoragia)
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah
perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga
siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Manifestasi klinis
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
d). Oligomenorrhea
Definisi
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi
Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5
menstruasi )
Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Manifestasi klinis
Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
Perdarahan haid biasanya berkurang
e).Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid
tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina
2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan
progesteron negatif.
3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
4. kelainan kongenital
5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana
terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan hormon ini
menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron.
Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya
endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe
keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma
pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang
cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan
progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan
FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab
yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan
adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak
pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan
gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-
ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara
fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran
darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti
kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
f). Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Etiologi
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma
corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,
hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,
penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten,
kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun
kronis.
Manifestasi klinis
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini
sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi : kuretase dan hormonal.
Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang
menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2
sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan
oleh :
Sekresi estrogen yang abnormal
Kelebihan atau defisiensi progesteron
Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
Kelebihan hormon anti diuresis
Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah
ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan
hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi
progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan
penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang
akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh
ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.
Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen
dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat
mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut.
Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau
normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA).
Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon
esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
Manifestasi klinis
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan
meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya
perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
h).Dismenore
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan
pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri
haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.
Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1. Sering ditemukan pada usia muda.
2. Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
3. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai mual,
muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
4. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua
haid.
5. Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.
6. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
Patofisiologi
Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan. Hal ini akan
mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan labilisasi membran lisosom,
sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan
menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium dan menghasilkan
asam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang
kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan
dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGF2 alfa di dalam darahnya, yang
merangsang kontraksi dan vasokonstriksi miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi
dan disritmi uterus, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan
iskemia dan menimbulkan abdominal cramp. Prostaglandin sendiri dan leukotrine juga
menyebabkan sensitisasi, selanjutnya meningkatkann ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf
aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Sunaryo, 1989).
Manifestasi klinis
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas
bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif, mudah
marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap
memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram perut
bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal
dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.
Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini
terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis, retroflexio uteri
fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
Manifestasi klinis
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):
1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama), yang
merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
2. Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.
3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan
kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan
pelvis), dan adenomyosis.
3. Hysterosalpingography
merupakan inspeksi terhadap tuba falopii dan uterus, dengan cara menginjeksi agen
radiokontras, untuk memastikan apakah ovum dapat melewati tuba tanpa adanya
obstruksi dan untuk mengetahui adanya abnormalitas uterus
4. Ovarian ultrasound
untuk mengetahui perkembangan folikel ovarium. Sangat berguna untuk membantu
diagnosis sindrom ovarium polikistik
5. Hysteroscopy
berfungsi untuk mendiagnosis beberapa hal yang dapat menganggu kesuburan,
diantaranya fibroid uteri, sindrom asherman, dan bicornate uterus. Cara dengan
memasukkan endoskopi untuk menghasilkan gambar tentang kondisi uterus
6. Laparoscopy
berfungsi untuk memeriksa bagian interior abdomen. Dapat juga digunakan untuk
mengetahui keadaan tuba falopii dan sangat berguna untuk diagnosis endometriosis
DARAH WANITA
Haid : Keluar dalam keadaan sehat,
Nifas: Keluar setelah melahirkan
Istihadlah : Keluar tidak pada hari haid dan nifas; dalam keadaan sakit (darah penyakit).
Akibat Hukum Datangnya Haid
o Seorang wanita dianggap telah balig, menjadi mukallaf, dianggap telah cukup cakap
bertindak hukum.
o Pertanda wanita tersebut tidak hamil,
o Dijadikan sebagai batas penghitungan masa iddah bagi wanita subur.
o Menjadikannya wajib mandi saat haidnya berhenti.
o Haram melakukan hubungan badan pada masa tersebut. Ulama berbeda pendapat tentang
saksi (kaffarat) yang melanggarnya (wajib dan tidak wajib).
Datang atau Berhentinya Haid Saat Waktu Shalat atau Puasa
Jika haid datang pada waktu shalat dan dia belum shalat, dia berhutang shalat.
Jika berhenti haid, maka harus segera mandi dan shalat, jika tidak, maka termasuk
mengabaikan shalat.
Perbedaan antara Darah Istihadlah dengan Darah Haid
Warna
o Haid umumnya hitam, sedangkanIstihadlah umumnya merah segar.
Kelunakan dan Kerasnya
o Haid sifatnya keras dan Istihadlah lunak.
Kekentalan
o Haid kental sedangkan Istihadlah sebaliknya.
Aroma
o Haid beraroma tidak sedap atau busuk.
LO.4.1 IBADAH YANG BISA DILAKUKAN SAAT SUCI ATAUPUN TIDAK SUCI
1. Berdzikir, berdo’a, dll.
2. Membaca Al-Qur’an dan memegang mushaf Al Qur’an (Khilafiah).
3. Bermesraan dengan suami, sepanjang tidak coitus.
4. Melakukan berbagai aktivitas yang baik, selain yang terlarang atas wanita yang dalam
keadaan haid /nifas
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1981.
Ginekologi. Bandung
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid 1.Edisi 2. Jakarta
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari sel ke system. Ed 2. EGC: Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 4. Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi 3.Cetakan 9. Jakarta
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/sistesis_fungsi_dan_interpretasi_hormon_reproduksi.pdf
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-234-1769780408-babii.pdf
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/amenore-_-951000103195
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/amenore-_-951000103195
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-virafatmas-5166-3-bab2.pdf
http://www.scribd.com/doc/17693423/PUD
http://obgyn-rscmfkui.com/berita.php?id=312