Anda di halaman 1dari 2

1. Saya tidak setuju.

Berdasarkan Pasal 1 dan 2 Ordonansi Bea, maka hanya tempat-tempat


yang ada kantor Bea Cukainya formalitas pabean dapat dipenuhi.

2. Memuat barang-barang untuk diangkut melalui lautan di tempat mana tidak memenuhi syarat-
syarat memuat, hanya diperbolehkan dengan perjanjian bahwa kapal-kapal yang
mengangkutnya segera melakukan kewajiban di tempat terdekat di mana ada kemungkinan
untuk memenuhi syarat-syarat tersebut. Menteri Keuangan dapat mengizinkan atau menyuruh
mengizinkan dengan perjanjian yang ditetapkan untuk memenuhi syarat-syarat tersebut, tetapi
di tempat lain yang akan ditunjuk, di mana syarat-syarat itu dapat dipenuhi.

3. Menurut Murni, 2006 menyatakan bahwa kegiatan ekspor dan impor mempengaruhi agregat
demand (AD) yaitu pengeluaran secara keseluruhan yang berhubungan langsung dengan
pendapatan nasional. Jika ekspor lebih besar dari impor maka neraca perdagangan akan
surplus dan meningkatkan pendapatan nasional. Sehingga apabila terjadi deficit neraca
perdagangan, pemerintah perlu memfokuskan dalam mendorong kegiatan ekspor. Salah satu
caranya adalah dengan mengidentifikasikan hambatan dan mencari solusi bagi
pengembangan industri, baik dari sisi regulasi maupun daya saingnya terutama ditujukan
untuk industri yang memiliki potensi ekspor.

4. Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Keuangan di bidang


pemungutan pajak negara, dalam bea, cukai dan pungutan lainnya serta mengamankan
kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran barang ke
atau dari wilayah Indonesia sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Wewenang :
 Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan serta
pemberian, kemudahan perpajakan di bidang bea dan cukai, sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis
operasional kebijaksanaan Pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan atas lalu
lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean, sesuai dengan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Pelaksanaan pemungutan bea dan cukai serta pungutan lainnya yang dibebankan
DJBC, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Pengamanan teknis atas pelaksanaan pungutan bea dan cukai serta kelancaran arus
barang yang dimasukkan dan dikeluarkan ke atau dari wilayah Indonesia sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Pencegahan dan penyidikan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
Pabean dan Cukai serta peraturan perundang-undangan lainnya yang
pelaksanaannya dibebankan DJBC.

5. Bea Masuk yang harus dibayar adalah Rp6.250.000,00

6. Bea Masuk = Rp320.000.000,00 x 30% = Rp96.000.000,00


PPN = 10% x (Rp320.000.000,00 + Rp96.000.000,00) = Rp41.600.000,00
PPh Pasal 22 = 2,5% x (Rp320.000.000,00 + Rp96.000.000,00) = Rp10.400.000,00

7. Nilai Pabean = (US$25.000 * Rp15.000,00) = Rp375.000.000,00


Bea Masuk = Rp375.000.000,00 x 20% = Rp75.000.000,00
Nilai Impor = Rp375.000.000,00 + Rp75.000.000,00 + Rp2.500.000,00 = Rp452.500.000,00
PPN = 10% x Rp452.500.000,00 = Rp45.250.000,00
PPnBM = 75% x Rp452.500.000,00 = Rp339.375.000,00
PPh Pasal 22 = 7,5% x Rp452.500.000,00 = Rp33.937.500,00

8. Nilai Pabean = (US$50.000 * Rp15.000,00) = Rp750.000.000,00


Bea Masuk = Rp750.000.000,00 x 20% = Rp150.000.000,00
Nilai Impor = Rp750.000.000,00 + Rp150.000.000,00 + Rp1.500.000,00 = Rp901.500.000,00
PPN = 10% x Rp901.500.000,00 = Rp90.150.000,00
PPh Pasal 22 = 7,5% x Rp901.500.000,00 = Rp67.612.500,00

9. Nilai Pabean = (US$15.000 + US$125) x Rp15.000,00 = Rp226.875.000,00


Bea Masuk = Rp226.875.000,00 x 20% = Rp45.375.000,00
Nilai Impor = Rp226.875.000,00 + Rp45.375.000,00 + Rp1.500.000,00 = Rp273.750.000,00
PPN = 10% x Rp273.750.000,00 = Rp27.375.000,00
PPh Pasal 22 = 7,5% x Rp273.750.000,00 = Rp20.531.250,00

10. FOB = US$50.000


Freight Jepang = 10% x US$50.000 = US$5.000
CFR = US$50.000 + US$5.000 = US$55.000
Insurance = 0,5% x US$55.000 = US$275
CIF = US$55.000 + US$275 = US$55.275
Nilai Pabean = US$55.275 x Rp15.000,00 = Rp829.125.000,00
Bea Masuk = Rp829.125.000,00 x 20% = Rp165.825.000,00
Nilai Impor = Rp829.125.000,00 + Rp165.825.000,00 + Rp1.500.000,00 = Rp996.450.000,00
PPN = 10% x Rp996.450.000,00 = Rp99.645.000,00
PPh Pasal 22 = 7,5% x Rp996.450.000,00 = Rp74.733.750,00

Anda mungkin juga menyukai