TINJAUAN PUSTAKA
3
4
aneh dan tidak dapat diduga serta sulit diatur. Perilakunya kadang –
kadang menyerupai anak dengan autisme dan skizofrenia.
5. Gangguan Rett
Gangguan rett dihipotesiskan sebagai sindrom retardasi mental
dominan terkait-X, bersifat degeneratif, dan hanya mengenai
perempuan. Kemunduran keterampilan komunikasi, perilaku motorik,
dan fungsi sosial dimulai pada kira-kira usia 1 tahun. Gejala mirip
autistik lazim ditemukan, demikian juga ataksia, seringai wajah,
menggeretakkan gigi, dan hilangnya pembicaraan.
6. Sindrrom Lesch-Nyhan
Sindrrom Lesch-Nyhan adalah gangguan langka yang disebabkan
oleh defisiensi enzim yang terlibat didalam metabolisme purin.
Gangguan ini terkait-X; pasien mengalami retardasi mental,
mikrosefali, kejang, koreoatetosis, dan spastisitas
B. Faktor Pranatal
Persyaratan penting untuk perkembangan keseluruhan janin adalah
kesehatan fisik, psikologis dan nutrisi. Penyakit dan kondisi maternal
yang mempengaruhi perkembangan normal sistem saraf pusat janin
adalah diabetes melitus yang tidak terkendali, anemia, emfisema,
hipertensi, serta pemakaian jangka panjang alkohol dan zat narkotik.
Infeksi maternal selama kehamilan, terutama infeksi virus telah diketahui
menyebabkan kerusakan janin dan retardasi mental. Contohnya rubella
sebagai penyebab utama malformasi kongenital dan retardasi mental
yang disebabkan oleh infeksi maternal. Jika ibu terinfeksi dalam
trisemester pertama kehamilan, 10-15% anak terkena, tetapi insidensi
meningkat hampir 50% jika terinfeksi pada bulan pertama kehamilan.4
C. Faktor Perinatal
Beberapa bukti menunjukkan bahwa bayi prematur dan bayi
dengan berat badan lahir rendah berada dalam resiko tinggi mengalami
gangguan neurologis dan intelektual yang bermanifestasi selama tahun-
tahun sekolahnya. Bayi tersebut yang menderita perdarahan intrakranial
atau tanda-tanda iskemia serebral terutama rentan terhadap kelainan
8
2.6. Diagnosis
Kriteria diagnosis untuk retardasi mental dari Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders ed 4 ( DSM-IV) sebagai berikut.
a. Fungsi intelektual yang secara bermakna di bawah rata-rata IQ kira-
kira 70 atau kurang pada tes IQ yang dilakukan secara individual
(untuk bayi, pertimbangan klinis adanya fungsi intelektual yang jelas
di bawah rata-rata)
b. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif
sekarang (yaitu efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-
standar yang dituntut menurut usianya dalam kelompok kulturnya)
pada sekurangnya dua bidang keterampilan berikut: komunikasi,
merawat diri sendiri, di rumah, keterampilan sosial/interpersonal,
menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri,
keterampilan akademik fungsional, pekerjaan, liburan, kesehatan, dan
keamanan.
c. Onset sebelum usia 18 tahun
Penulisan didasarkan pada derajat keparahan yang mencerminkan
tingkat gangguan intelektual:
a. Retardasi mental ringan: tingkat IQ 50-55 sampai kira-kira 70.
12
2.7. Tatalaksana
a. Tatalaksana Medis
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental
adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat
(ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif.
Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin
kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan
kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril),
15
2.8. Pencegahan
Retardasi mental dikaitkan dengan berbagai gangguan psikiatri
komorbid dan paling sering membutuhkan berbagai dukungan psikososial.
Terapi orang dengan retardasi mental didasari pada penilaian akan kebutuhan
sosial dan lingkungan serta perhatian terhadap keadaan komorbidnya. Terapi
optimal untuk keadaan yang dapat menyebabkan retardasi mental adalah
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.4
a. Pencegahan Primer
Pencegahan perimer meliputi tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi keadaan yang menimbulkan terjadinya
gangguan yang terkait dengan retardasi mental. Cara-caranya mencakup
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat umum dan kesadaran
akan retardasi mental; upaya profesional kesehatan yang berkelanjutan untuk
meyakinkan dan memperbaiki kebijakan kesehatan; undang-undang untuk
menyediakan perawatan kesehatan anak dan ibu yang optimal; dan eradikasi
gangguan yang diketahui diakibatkan oleh kerusakan sistem saraf pusat. 4
b. Pencegahan Sekunder dan Tersier
Ketika suatu gangguan yang dikaitkan dengan retardasi mental telah
diidentifikasi, gangguan ini harus diterapi untuk memperpendek perjalanan
penyakit (pencegahan sekunder) dan untuk meminimalkan gejala sisa atau
hendaya selanjutnya (pencegahan tersier). Gangguan endokrin dan metabolik
herediter, seperti PKU dan hipotiroidisme, dapat diterapi dengan efektif pada
tahap awal dengan pengendalian diet atau terapi sulih hormon. Anak dengan
retardasi mental sering memiliki kesulitan emosi dan perilaku yang
memerlukan terapi psikiatrik. Kemampuan sosial dan kognitifnya yang
17
2.9. Prognosis
Pada sebagian kasus retardasi mental, hendaya intelektual yang
mendasari tidak membaik, tetapi tignkat adaptasi orang yang mengalaminya
secara positif dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung dan
berkualitas baik. Pada umunya, orang dengan retardasi mental ringan sedang
memiliki fleksibilitas tertinggi dalam beradaptasi terhadap berbagai keadaaan
lingkungan.4 Jadi Efek jangka panjang dari setiap individu berbeda-beda,
bergantung pada derajat defisit kognitif dan adaptif, gangguan perkembangan
pada masa embrionik, dan dukungan keluarga serta lingkungan.7
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang
terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada
semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa motorik
dan sosial
2. Prevalensi retardasi mental pada suatu saat diperkirakan adalah kira-
kira 1% dari populasi. Insidensi tertinggi adalah pada anak usia
sekolah, dengan puncak usia 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental
kira-kira 1,5 kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita.
Prevalensi untuk RM ringan 0,37-0,59 %, sedangkan untuk RM
sedang, berat dan sangat berat adalah 0,3-0,4 %.
3. Faktor etiologi retardasi mental terutama dapat berupa genetik,
pranatal dan perinatal.
4. Klasifikasi retardasi mental yaitu retadasi mental ringan, retadasi
mental sedang, retadasi mental berat, retadasi mental sangat berat dan
retadasi mental keparahan tidak terinci.
5. Pedoman diagnostik untuk retadasi mental ada dalam PPDGJ-III (F70-
F79).
6. Tatalaksana pada retadasi mental yaitu tatalaksana medis, rumah
sakit/panti khusus, psikoterapi,konseling, pendidikan, pencegahan
7. Prognosis gangguan ini tergantung individu dalam beradaptasi
terhadap berbagai keadaaan lingkungan
19
DAFTAR PUSTAKA