Anda di halaman 1dari 1

Mind

Mind merupakan konsepsi dalam pengkajian kebudayaan. Konsep –konsep yang


dimaksud adalah hal-hal yang melekat pada proses peristiwa kebudayaan. Daerah satu
dengan yang lain, memiliki perbedaan kebudayaan. Di Yogyakarta, masyarakatnya teguh
memegang ajaran Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Peristiwa budaya yang
terjadi di Yogyakarta selalu bersinggungan dengan kraton. Salah satunya adalah budaya
Mubeng Beteng pada malam Satu Suro.

Mind dalam budaya Mubeng Beteng Malam Satu Sura di Kraton Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat di antaranya:

1. Malam Satu Sura


Malam Satu Sura merupakan waktu pelaksanaan peristiwa budaya
berlangsung. Sura adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa atau Muharram
dalam nama Islam. Penanggalan ini mengikut rotasi bulan terhadap bumi.

2. Mubeng Benteng
Mubeng Benteng merupakan pokok peristiwa budaya yang diadakan pada
malam Satu Sura di Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Mubeng berarti
mengelilingi atau mengitari sedangkan Benteng adalah tembok pertahanan dari
kraton. Budaya tersebut berlangsung dengan mengitari benteng kraton oleh para
abdi dalem kraton dan masyrakat umum.

3. Jam 12
Peristiwa budaya Mubeng Benteng dilaksanakan pada pukul 24.00 WIB.
Penanda waktu yang digunakan pada peristiwa budaya tersebut adalah berbunyinya
Jam Brajanala sebanyak 12 kali. Jam Brajanala merupakan sebuah lonceng untuk
menandai waktu yang berada di Bangsal Pancawati.

4. Putaran Ganjil
Peristiwa budaya mengitari Benteng yang dilakukan oleh para abdi dalem
kraton dan masyarakat umum sebanyak hitungan ganjil. Hitungan ini dapat terus
berlipat asal tetap ganjil, baik itu satu, tiga, lima dan seterusnya.

5. Tapa Bisu
Tapa Bisu merupakan syarat yang harus dilakukan saat proses Mubeng
Benteng berlangsung. Tapa Bisu adalah menahan mulut untuk berbicara, makan dan
minum. Syarat ini harus dipenuhi sampai peristiwa budaya Mubeng Benteng selesai.

Anda mungkin juga menyukai