Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil data dari salah satu sentra
pertanaman kedelai di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014. Adapun asumsi-
asumsi yang dipergunakan sebagai berikut (Effendi, 1993) :
1) Biaya
Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat dikelompokkan menjadi biaya
tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah
yang tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang akan dihasilkan. Sementara yang
dimaksud dengan biaya tidak tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan
berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang
dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama satu musim
tanam (3 bulan) sebagai berikut :
Sewa Lahan
Biaya tidak tetao yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama satu musim
tanam (3 bulan) sebagai berikut :
Biaya pupuk
Biaya pestisida
Biaya tenaga kerja (penyiapan lahan, tanam, pemeliharaan, panen, dan proses)
Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan)
mencapai 2 ton/ha.
B/C Ratio = Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara
keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan usaha
taninya. Bila nilai B/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk
dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai B/C rasio lebih kecil dari 1, usaha tani tersebut tidak
layak untuk dijalankan.
Nirman, Sp