Disusun Oleh :
Dwi Kurniasari 1211021038
Intan Larasati 1211021064
Nuryani 1211021090
EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
0
BAB I
PENDAHULUAN
Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna
perencanaan pembangunan.Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas
pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat.Data kematian
juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program
kebijaksanaan penduduk.
Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar.Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati
dan keadaan hidup secara klinik.Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan,
dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang
kapan seseorang dikatakan mati.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia (kompas 2006). Derajat
kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai
generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat di kembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan
bangsa (kompas 2006).
Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator
yang dapat digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi,
status gizi, dan angka harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi menjadi
1
indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO, 2002) karena
merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Angka kematian bayi dan
balita di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN. Sedangkan angka kesakitan
bayi menjadi indikator ke dua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena
nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu
(AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat
ditekan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2007). Selain AKI, angka kematian bayi (AKB) juga
masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari
AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup.
2
Hasil pengumpulan data profil kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota di
sulawesi selatan tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi
mengalami peningkatan menjadi 868 bayi atau 5.90 per 1000 kelahiran hidup
dibandingkan 2010 yang hanya 824 kasus Sementara, untuk angka kematian ibu
pada 2011 tercatat 116 kasus. Jumlah kematian balita yang dilaporkan oleh Dinas
Kesehatan Kab/Kota di Sulawesi selatan pada tahun 2012 sebanyak 25 bayi setiap
1000 kelahiran hidup.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian morbiditas dan mortalitas penduduk.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya mortalitas penduduk.
3. Mengetahui Penyakit terbesar penyebab morbiditas dan mortilitas.
4. Mengetahui sumber data kematian.
5. Mengetahui dan memberikan contoh indikator morbiditas dan mortalitas.
6. Mengetahui perkembangan angka mortalitas di indonesia.
7. Mengetahui proporsi mortalitas menurut kelompok.
8. Mengetahui pengaruh mortalitas terhadap kesehatan masyarakat.
9. Mengetahui upaya pemerintah dalam menurunkan angka mortalitas penduduk.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000
individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan,
sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih
kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-peristiwa
tersebut, tetapi juga factor yang mempengaruhinnya (determinant factors), seperti
factor sosial, ekonomi, dan budaya. Ukuran kematian merupakan angka atau
indeks, yang di pakai sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat
kematian suatu penduduk.Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang
paling sederhana sampai yang cukup kompleks.Namun demikian perlu di catat
bahwa keadaan kematian suatu penduduk tidaklah dapat diwakili oleh hanya suatu
angka tunggal saja.Biasanya berbagai macam ukuran kematian di pakai sekaligus
guna mencerminkan keadaan kematian penduduk secara keseluruhan.
4
Ukuran morbiditas dan mortalitas digunakan sebagai dasar untuk menentukan
tinggi rendahnnya tingkat kesakitan dan kematian suatu komunitas penduduk.
Adanya beberapa ukuran kesakitan dan kematian yang dikenal,dari yang paling
sederhana sampai dengan yang cukup kompleks Angka kematian (Mortalitas) dan
angka kesakitan (Morbiditas) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit
yang terjadi di masyarakat. Kegunaan dari mengetahui angka kesakitan dan
kematian ini adalah sebagai indikator yang digunakan sebagai ukuran derajat
kesehatan untuk melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan
kesehatan serta upaya pengobatan yang dilakukan.
Data kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survei,
karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada
fasilitaspelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Konsep-
konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah:
1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum
berumur satu bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death)
adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya
pada saat dilahirkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan
sampai dengan kurang dari satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai
umur satu tahun.
5
mencegah 25-90% kematian karena penyebab spesifik. Secara keseluruhan 65%
kematian anak bisa di cegah dengan biaya murah.
6
2. Lingkungan
Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi KIA. Banyak
aspek yang mempengaruhi KIA yang dapat dilihat dalam suatu lingkungan.
Dalam hubungannya dengan meningkatnya kasus kematian ibu (hamil,
melahirkan dan nifas), lingkungan yang dibahas adalah aspek geografis. Kondisi
geografis suatu lingkungan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di
lingkungan itu sendiri. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit
terjangkau oleh sarana transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan
tenaga kesehatan untuk menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan
masyarakat di lingkungan tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim
dalam sarana kesehatan, dan banyak ibu yang mengalami kesulitan selama masa
kehamilan, melahirkan dan juga nifas, sehingga angka kematian ibu (hamil,
melahirkan dan nifas) akan terus bertambah besar.
3. Ekonomi
Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan para ibu (hamil,
melahirkan dan nifas) untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai. Oleh
sebab itu, mereka cenderung tidak memeriksakan kesehatan dirinya pra kehamilan
hingga pasca kehamilan. Akibatnya, banyak ibu yang meninggal saat melahirkan
karena penyakit yang baru diketahui ketika akan melahirkan.
7
5. Adat Istiadat
Pada kasus kematian ibu akibat perdarahan faktor budaya yang berpengaruh
terhadap tingginya angka kematian ibu adalah kecenderungan bagi ibu di
perdesaan dan keluarga miskin untuk melahirkan dengan bantuan dukun beranak,
bukan dengan bantuan petugas medis yang telah disediakan. Ada pula tradisi suku
tertentu yang mengharuskan ibu nifas ditempatkan dalam suatu tempat yang dapat
dikatakan kurang higienis.
B. Diare
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang,
termasuk indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab
kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan. Angka kematian akibat diare
di Indonesia masih sekitar 7,4%. Sedangkan angka kematian akibat diare persisten
8
lebih tinggi yaitu 45% (solaiman, EJ, 2001). Sementara itu, pada survei
morbiditas yang dilakukan oleh depkes tahun 2001, menemukan angka kejadian
diare di indonesia adalah berkisar 200-374 per 1000 penduduk. Sedangkan
menurut SKRT 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan
angka kematian akibat diare pada balita adalah 75 per 100.000 balita. Insiden
penyakit diare yang berkisar antara 200-374 dalam 1000 penduduk, dimana 60-
70% diantaranya anak-anak usia dibawah 5 tahun. Penyakit diare ini adalah
penyakit yang multi faktoral, dimana dapat muncul karena akibat tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang kurang serta akibat kebiasaan atau budaya
masyarakat yang salah. Oleh karena itu, keberhasilan menurunkan serangan diare
sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat, terutama membudayakan
pemakaian larutan oralit dan cairan rumah tanggapada anak yang menderita diare.
Saat ini sedang digalakkan dan dikembangkan pada masyarakat luas untuk
menanggulangi diare dengan upaya rehidrasi oral (oralit) dan ternyata dapat
menurunkan angka kematian dan kesakitan karena diare.
9
atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian.
F. DHF
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan
Arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Gejala klinis DHF
(dengue hemoragic fever) dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu derajat I ditandai
adanya panas 2-7 hari dengan gejala umumnya tidak khas, tetapi uji tourniquet
positif; derajat II sama seperti derajat I, tetapi sudah ada tanda-tanda perdarahan
spontan, seperti petekie, ekimosa, epitaksis, hematemesis, melena, perdarahan
gusi, telinga, dan lain-lain; derajat III ditandai adanya kegagalan dalam peredaran
darah, seperti adanya nadi lemah dan cepat serta tekanan darah menurun; dan
derajat IV ditandai adanya nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, akral
dingin, berkeringat, dan adanya sianosis. Kadang-kadang dijumpai gejala seperti
pembesaran hati, adanya nyeri, asites, dan tanda-taanda ensefalopati, seperti
kejang, gelisah, sopor, dan koma.
G. Bronkitis Bronkitis
adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan. Bronkus
merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea, yang menghubungkan
10
saluran pernafasan atas, hidung, tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkitis
umumnya diawali dengan batuk pilek, akan tetapi jika infeksi ini telah menyebar
ke bronkus, maka batuknya akan bertambah parah dan bertambah sifatnya.
H. Kejang demam
Merupakan bangkitan kejang yang dapat terjadi karena peningkatan suhu akibat
proses ekstrakranium dengan ciri terjadi antara usia 6 bulan – 4 tahun, lamanya
kurang dari 15 menit dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah
timbulnya demam. Pada kejang demam, wajah anak akan menjadi biru, matanya
berputar-putar, dan anggota badannya akan brgetar dengan hebat. Kejang demam
sering terjadi pada anak di bawah usia satu tahun samai awal kelompok usia dua
sampai lima tahun, karena pada usia ini otak anak sangat rentan terhadap
peningkatan mendadak suhu badan. Sekitar sepuluh persen anak mengalami
sekurang-kurangnya 1 kali kejang. Pada usia lima tahun, sebagian besar anak telah
dapat mengatasi kerentanannya terhadap kejang demam i. Hiperbilirubinemia
Merupakan suatu kondisi bayi baru lahir dengan kadar bilirubin serum total lebih
dari 10 mg% pada minggu pertama yang ditandai dengan ikterus, yang dikenal
dengan ikterus neonatorum patologis.
I. Hiperbilirubinemia
yang merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan
ekstravaskular, sehingga konjungtiva kulit dan mukosa akan berwarna kuning.
Keadaan tersebut juga berpotensi besar terjadi ikterus, yaitu kerusakan otak akibat
perlengketan bilirubin indirek pada otak. Bayi yang mengalami bilirubinemia
memiliki ciri sebagai berikut: adanya ikterus tejadi pada 24 jam pertama,
peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg% atau lebih setiap 24 jam,
konsentrasi bilirubin serum 10 mg% pada neonatus yang cukup bulan dan 12,5
mg% pada neonatus yang kurang bulan, ikterus disertai dengan proses hemolisis
kemudian ikterus yang disertai dengan keadaan berat badan lahir kurang dari 2000
gram, masa gestasi kurang dari 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan
pernapasan dan lain-lain.
11
J. Tetanus neonatorum
Merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan oleh adanya
infeksi melalui tali pusat. Penyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani yang
bersifat anaerob, dimana kuman tersebut berkembang pada keadaan tanpa
oksigen. Tetanus pada bayi dapat disebabkan karena tindakan pemotongan tali
pusat yang kurang steril. Masa inkubasi penyakit ini antara 5-14 hari.
12
golongan penduduk tertentu misalnya anak, ibu, ayah dan
sebagainya.Dalam kenyataan data ini mempunyai kualitas lebih baik
dibandingkan dengan data bentuk langsung. Oleh sebab itu data kematian
yang sering dipakai di Indonesia adalah data kematian bentuk tidak
langsung dan biasanya yaitu data ‘Survivorship’ anak. Selain sumber data
di atas, data kematian untuk penduduk golongan tertentu di suatu tempat,
kemungkinan dapat diperoleh dari rumah sakit, dinas pemakaman, kantor
polisi lalu lintas dan sebagainya.
2. MORBIDITAS
Data morbiditas adalah data primer masukan ke sistem informasi mananjemen
institusi pelayanan kesehatan. Informasi morbiditas digunakan untuk kepentingan
manajemen pelayanan pasien, perencanaan pelayanan kesehatan, pengalokasian
sumber daya, indentifikasi kausa penyakit, evaluasi terapi dan pengkajian proyek
baru atau program kesehatan masyarakat. Pada akhir suatu episode asuhan, dokter
yang bertanggungjawab terhadap asuhan pasien harus mendokumentasikan semua
kondisi yang tersandang pasiennya berikut semua prosedur tindakan ke dalam
Rekam Medis pasien sesuai episode asuhan dan pelayanan rawatnya. Rekam
Medis – Rekam Kesehatan pasien adalah sumber primer data diagnosis utama
pasien yang harus teridentifikasi dengan nyata, setelah pasien dinyatakan pulang.
13
2.5 Indikator Morbiditas Dan Mortalitas
• Angka (rate) yang merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya
suatu kejadian, misalnya kematian, kelahiran dan sakit dalam suatu
periode tertentu.
• Rasio merupakan suatu ukuran yang menyatakan hasil perbandingan
antara dua angka, sebagai contoh adalah rasio antara bayi lahir mati dan
bayi lahir hidup.
Harus jelas :
a) KAPAN : waktu berlakunya ukuran tersebut
b) SIAPA : ukuran untuk populasi yang mana
c) APA : ukuran untuk kejadian apa
14
Pravelensi II
• Angka Pravalensi Titik adalah rasio antara pravalensi dengan penduduk
atau jumlah orang beresiko pada suatu titik waktu tertentu.
• Angka pembilang adalah semua orang yang pada saat itu sedang sakit,
tanpa memandang kapan kasus tersebut dimulai
• Angka Penyebut adalah semua penduduk beresiko, baik yang sedang sakit
atau tidak
Pravelensi III
• Angka Pravalensi Periode adalah jumlah penduduk yang sakit, baik sakit
lama maupun baru selama periode tertentu.
• Merupakan jumlah antara pravalensi titik pada awal suatu periode waktu
dan insiden selama periode tertentu.
Prevelence Rate Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru
yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada
waktu tertentu. PR yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000)
disebut Point Prevalence Rate.
PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31
Desember 2000) disebut Periode Prevalence Rate.
jumlah penyakit lama + jumlah penyakit baru
PR = xk
jumlah populasi beresiko
Attack Rate Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu
wabah yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara
pada waktu tertentu.
15
jumlah penyakit baru
AR = xk
jumlah populasi beresiko (dalam waktu wabah berlangsung)
16
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Adalah jumlah kematian bayi dibawah 1 tahun per 1000 kelahiran dalam tahun
tertentu.
Do
IMR = 𝑥𝑘
B
Keterangan : IMR = Angka Kematian
Do = jumlah kematian bayi berusia < 1 tahun pada tahun
tertentu
B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
K = konstanta. 1000
Angka Kematian Lepas Baru Lahir (Post Neo Natal Death Rate)
Yaitu kematian yang tejadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai
dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahirang pada periode tertentu.
Jumlah Kematian Bayi berumur 1 bulan s. d < 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Rumus = 𝑥𝑘
Banyaknya Kelahiran
17
Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih
mereflesikan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi
tingkat kesehatan anak. Perbedaan angka kematian anak antara berbagai
Negara atau kelompok masyarakat ini menunjukan adanya perbedaan kondisi
lingkungan social ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan, karena
sebagian besar kematian tersebut dapat di cegah dengan adanya perbaikan
kondisi social ekonomi
Angka ini sekaligus mereflesikan tinggi rendahnya angka kematian bayi dan
kematian anak
.
Berikut data Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian dibawah usia 5 tahun di
Provinsi Lampung:
Angka Kematian
Tahun AKB
dibawah usia 5 tahun
1971 146 218
1980 99 143
1990 69 96
1994 38 58
1997 48 64
1999 - 60
2000 48 -
2002 55 -
2007 43 55
2010 23
2012 30 38
Sumber: BPS
18
Proporsi Kematian Anak Di Bawah Lima Tahun ( Proportion Of
Children Dead Under 5)
Yaitu jumlah kematian anak usia di bawah lima tahun selama 1 tahun tertentu
terhadap jumlah seluruh kematian selama tahun itu.
rumus ∶
jumlah kematian anak umur < 5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
= 𝑥𝑘
jumlah kematian selama tahun tersebut
19
Proporsi Kematian Karena Sebab Tertentu ( Proportion Dying Of A
Specific Causes, PDSC )
Adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab / penyakit tertentu di
bandingkan dengan jumlah seluruh kematian.
Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi.
20
Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya,
pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial
ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga
berpengaruh. Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala
permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab.
Berdasarkan data dari departemen kesehatan bahwa tiga faktor utama penyebab
kematian ibu melahirkan yakni: pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre
eklamasi dan infeksi. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab
kematian ibu (28%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil
menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari
seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan; proporsinya berkisar antara
kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan
hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun akan menderita
akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah
kesehatan yang berkepanjangan.(WHO).
21
pembantu, posyandu, serta unit-unit yang berkaitan di masyarakat. Bentuk
pelayanan tersebut dilakukan dalam rangka jangkauan pemerataan pelayanan
kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan dengan penyabaran bidan
desa, perawat komuniksi, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa dan
puskesmas keliling.
22
dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah
meningkatan manajemen pelayanan malalui pendayagunaan tenaga kesehatan
profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan anak.
Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga perawat, bidan,dokter yang
berada diperpustakaan yang secara langsung berperan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
23
pelayanan ditingkat rumah sakit dengan 24 jam. Para bidan, para dokter di
wilayah tersebut ditingkatkan kemampuan bagaimana menolong persalinan. Yang
kedua, bagamana cara pengiriman ibu yang mau melahirkan, mendiagnosis
dengan tepat. Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar-
benar terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta
warga didunia harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal ini
menarik perhatian yang cukup besar sehingga di lakukannya berbagai usaha untuk
menanggulangi masalah kematian ibu ini. Usaha tersebut terlihat dari beberapa
program yang dilaksanakan oleh organisasi internsional misalnya program
menciptkan kehamilan yang lebih aman (making pregnanci safer program) yang
dilksanakn oleh WHO (World Health Organisation), atau program gerakan sayang
ibu (safe Motherhood Program) yang dilaksanakan di Indonesia sebagai salah satu
rekomendasi dari konferensi internasional di Mesir, Kairo tahun 1994. Selain
usaha- usaha tersebut, ada pula beberapa konferensi internasional yang juga
bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu seperti Internasional Conference
on Population and Development, di Cairo, 1994 dan the World Conference on
Women, di Beijing, 1995. (Rahima; Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan
Hak- hak perempuan, 2001). Pemerintah indonesia dan UNICEF telah membuat
kesepakatan untuk menurunkan tingkat kematian ibu di indonesia yang
merupakan prioritas nomor satu dalam persetujuan kerjasamanya. Aus AID
mendanai program Safe Motherhood di empat provinsi dengan tingkat kematian
ibu yang tinggi dan tidak dapat ditolerir, yaitu Jawa Barat, Banten, Maluku, dan
Papua. Menanggapi tingginya tingkat kematan ibu melahirkan di provinsi-
provinsi tersebut, program safe motherhood ditujukan untuk memperkuat
kapasitas masyarakat dan dinas- dinas pemerintah di tingkat kabupaten dan yang
lebih rendah, sehingga dapat mengurangi tingkat kematian ibu, bayi dan balita.
RAN PPAKI (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian
Ibu) memuat berbagai program kesehatan sebagai acuan setiap perencanaan
kegiatan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dalam upaya menurunkan
kematian ibu. Ada tiga strategi yang disiapkan dalam RAN PPAKAI ini, yakni
peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, peningkatan peran
24
Pemerintah Daerah terhadap Peraturan yang dapat mendukung secara efektif
pelaksanaan program dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
Ketiga strategi tersebut juga dibarengi dengan tujuh program utama yang akan
dijalankan. Pertama, penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa
sesuai standar. Kedua, penyediaan fasilitas kesehatan di tingkat dasar yang
mampu memberikan pertolongan persalinan sesuai standar selama 24 jam 7 hari
seminggu. Ketiga, penjaminan seluruh Puskesmas Perawatan, Puskesmas
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Rumah Sakit
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (RS PONEK) selama 24
jam 7 hari seminggu berfungsi sesuai standar. Keempat, pelaksanaan rujukan
efektif pada kasus komplikasi. Kemudian, perlu adanya penguatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dalam tata kelola desentralisasi program kesehatan,
seperti regulasi, pembiayaan, dan lain-lain. Keenam, pelaksanaan kemitraan lintas
sektor dan swasta dan terakhir, peningkatan perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat melalui pemahanan dan pelaksanaan P4K serta
Posyandu. Program Utama Pemerintah Sulawesi Selatan terkait.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Renstrakes 2008-2013
1. Peningkatan Cakupan dan kualitas antenatal, kesehatan ibu dan pencegahan
komplikasi, kesehatan ibu bersalin dan nifas, pelayanan KB, Penyuluhan
kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu, monitoring, evaluasi
dan pelaporan
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Neonatus, Autopsi Verbal dan Audit
Maternal Perinatal, Peningkatan Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit,
Peningkatan Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak, Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
26
(JAMKESMAS), Meningkatkan Kualitas Perawat atau Pelayanan Kesehatan
dan Program Sistem Penjaminan Biaya Pelayanan Medik
3.2 Saran
Di Indonesia masih banyak bayi yang mengalami kesakitan dan kematian karena
salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah sosial ekonomi dan di indonesia
masih banyak orang indonesia yang menderita kemiskinan apalagi yang terletak di
bagian terpencil, oleh karena itu untuk mengurangi angka morbiditas dan
mortalitas pada bayi dan balita seharusnya dilakukan penambahan lapangan kerja
sehingga masyarakat di indonesia mudah dalam mencari lapangan pekerjaan, dan
apabila lapangan pekerjaan sudah dapat maka status ekonomi mereka pun akan
naik sehingga jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia akan berkurang. Dengan
demikian mereka akan mampu membiayai kehidupan mereka dan mereka akan
mampu memberi gizi yang baik kepada anggota keluarga mereka atau pada bayi
dan balita sehingga bayi dan balita di Indonesia yang mengalami morbiditas dan
mortalitas akan berkurang.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://oscarianieshapaserang.blogspot.com/2014/07/mortalitas-dan-morbiditas-
penduduk.html
http://ekacrudhgeograf.blogspot.com/2011/06/mortalitas.html
28