S Fis 0802660 Chapter II PDF
S Fis 0802660 Chapter II PDF
BAB II
A. Pembelajaran Inkuiri
guru dengan siswa dalam berinteraksi. Misalnya dalam model pembelajaran yang
Tujuan dari adanya model pembelajaran adalah untuk membantu siswa dalam
belajar.
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
belajar sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui guru secara verbal tetapi siswa berperan untuk
siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana
antara siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
(3) Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menerapkan pembelajaran
ini adalah guru sebagai penanya sehingga dapat mengembangkan sikap kritis
siswa dengan mempertanyakan segala fenomena yang ada. (4) Belajar untuk
1. Aktivitas guru
2. Aktivitas siswa
dinamakan levels of inquiry model yang terdiri dari enam tingkatan inkuiri, di
Setiap tingkatan juga melibatkan intelektual dan keterampilan proses sains siswa.
kompleks, dari konseptual menuju analisis, dari kongkrit menuju abstrak, dari
umum menuju spesifik, dari dari luas menuju sempit, serta dari prinsip umum
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan tingkatan inkuiri dari levels of
inquiry model serta tingkat kemampuan intelektual siswa dan peranan guru yang
terlibat.
Tabel 2.1
Levels of Inquiry Model
Inquiry Real-world Hypotheti-
Discovery Interactive Inquiry
Lab application cal Inquiry
Learning Demonstration Lesson
(3 types) (2 types) (2 types)
Rendah ← kemampuan intelektual → Tinggi
Guru ← pihak pengontrol → Siswa
(Wenning, 2010)
1. Discovery Learning
found it!”. Discovery learning bukan fokus pada mencari aplikasi dari ilmu
a. Guru memperkenalkan siswa pada satu atau lebih fenomena yang menarik
untuk dipelajari. Siswa merasa ingin tahu dan tertarik dengan fenomena
tersebut.
berdasarkan dari apa yang mereka lihat dan fenomena lain yang masih
berkaitan.
situasi lain dimana fenomena tersebut juga dapat terjadi atau diamati.
f. Jika sesuai, guru memberikan nama atau sebutan dari konsep yang telah
dibangun.
2. Interactive Demonstration
b. Guru meminta siswa untuk berpikir tentang apa yang akan terjadi dan
mengapa hal itu dapat terjadi melalui demonstrasi. Siswa menulis prediksi
c. Para siswa terlibat diskusi dalam kelompok kecil. Tujuannya adalah agar
orang lain serta dapat memperbaiki prediksi itu jika ada kesalahan.
catatan masing-masing.
dengan jelas.
yang telah siswa buat. Pada pembelajaran ini guru dapat mengidentifikasi
identifikasi-pecahkan-perkuat.
3. Inquiry Lesson
siswa untuk bertindak seperti ilmuwan dalam suatu eksperimen yang lebih formal
yang harus dipelajari lebih lanjut dalam kaitannya dengan variabel terikat
4. Inquiry labs
Inquiry labs secara umum merupakan tingkatan dimana siswa kurang lebih
hubungan yang tepat antara variabel. Inquiry lab terdiri dari 3 tipe yang dibagi
inquiry, bounded inquiry, dan free inquiry. Di bawah ini merupakan perbedaan
Tabel 2.2
Tipe Inquiry Labs
Tipe
Pertanyaan/sumber permasalahan Prosedur
inquiry lab
Guided Guru mengidentifikasi masalah Dibimbing dengan beberapa
inquiry yang akan diteliti pertanyaan dari guru;
adanya orientasi pra-lab
secara luas.
Bounded Guru mengidentifikasi masalah Dibimbing oleh satu
inquiry yang akan diteliti pertanyaan dari guru;
adanya orientasi pra-lab
sebagian.
Tipe
Pertanyaan/sumber permasalahan Prosedur
inquiry lab
Free Siswa mengidentifikasi masalah Dibimbing oleh satu
inquiry yang akan diteliti pertanyaan dari siswa; tidak
adanya orientasi pra-lab
5. Real-world application
mengenai pembuangan limbah nuklir atau pembangkit listrik tenaga nuklir yang
Terdapat dua tipe dari pembelajaran ini, di antaranya textbook application dan
keseharian.
6. Hypothetical inquiry
pernyataan tentang apa yang terjadi setelah diberikan seperangkat kondisi awal.
Contoh prediksi adalah “ketika saya meningkatkan volume gas dengan cepat,
maka temperaturnya akan turun”. Prediksi memiliki ciri dimana tidak memiliki
penjelasan yang kuat, meskipun dapat dikatakan logis, yang berasal dari hukum
atau pengalaman. Hipotesis merupakan penjelasan tentatif yang dapat diuji secara
Contoh hipotesis “senter tidak akan berfungsi jika baterainya mati”. Untuk
menguji hipotesis ini seseorang akan mengganti baterai lama dengan baterai yang
baru, jika ini gagal maka hipotesis baru bisa dihasilkan. Hipotesis baru ini
tertentu.
Hypothetical inquiry dibagi ke dalam 2 jenis yaitu murni dan terapan, masing-
Hypothetical inquiry murni adalah penelitian yang dilakukan tanpa ada penerapan
untuk masalah yang ada di dunia nyata, melainkan dilakukan semata-mata dengan
sebelumnya ke dalam masalah yang baru. Dua tipe dari hypothetical inquiry pada
pedagogis.
Dalam tingkatan pedagogi terkini, bentuk yang paling tinggi dari inkuiri
seri dan rangkaian paralel bisa dihubungkan dengan hukum kekekalan energi dan
arus, dan bagaimana hukum dua Newton dapat menjelaskan prinsip Bernoulli.
Dalam contoh-contoh berikut berkenaan dengan gaya apung, guru bisa menyuruh
siswa untu menjelaskan dari bagaimana gaya apung bisa terjadi. Dengan
gaya apung berbanding lurus dengan berat fluida yang dipindahkan. Pertanyaan
seperti itu akan mengarahkan siswa untuk membangun hipotesis dan mengujinya.
Dengan bentuk inkuiri seperti ini, siswa akan melihat bagaimana inkuiri hipotesis
permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata, siswa harus membangun sebuah
siswa yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan kemampuan siswa dan tujuan
Tabel 2.3
Kemampuan Inkuiri dan Tujuan Pedagogik Dasar pada Levels of Inquiry
Levels of inquiry Kemampuan inkuiri Tujuan pedagogik dasar
Discovery learning Kemampuan paling dasar Mengembangkan konsep
Mengamati berdasarkan pengalaman
Merumuskan konsep (fokus pada keterlibatan
Memperkirakan siswa secara aktif untuk
Menarik kesimpulan membangun
Mengkomunikasikan pengetahuan)
hasil
Mengklasifikasikan
hasil
Interactive Kemampuan dasar Menjabarkan,
demonstration Memprediksi mengidentifikasi,
Menjelaskan menghadapi, dan
Memperkirakan menyelesaikan konsepsi
Memperoleh dan alternatif
mengolah data
Sebagai contoh, akan dipelajari rotasi dan revolusi Bumi maka pembelajaran
Tabel 2.4
Pembelajaran Levels of Inquiry Model pada Topik Gerak Bumi
Levels of Inquiry
Kegiatan pembelajaran
Model
a. Siswa diperkenalkan fenomena-fenomena berdasarkan
pengalaman mereka yang berkaitan dengan rotasi dan
revolusi Bumi seperti perubahan panjang bayangan
Discovery benda, pergantian siang dan malam, pergeseran
learning kedudukan Matahari dari terbit hingga terbenam,
perubahan rasi bintang setiap bulan, dan pergeseran
kedudukan Matahari.
b. Siswa mengidentifikasi dan menggambarkan fenomena-
Levels of Inquiry
Kegiatan pembelajaran
Model
fenomena tersebut.
a. Guru mendemonstrasikan kepada siswa menggunakan
alat peraga yang berkaitan dengan rotasi Bumi dengan
menggunakan globe dan senter serta bandul Faucoult
Interactive
sederhana. Selain itu, guru mendorong siswa untuk
demonstration
mendemonstrasikan/memperagakan gerak revolusi.
b. Siswa memprediksi atau menyelidiki fenomena yang
didemonstrasikan.
a. Siswa melakukan percobaan terkontrol menggunakan
animasi seasons and ecliptic simulator untuk
memperoleh informasi mengenai kedudukan Matahari
serta menjelaskan hubungan antara kedudukan Matahari
dengan pergantian musim di Bumi.
Inquiry lesson
Levels of Inquiry
Kegiatan pembelajaran
Model
inquiry dengan pengaruh revolusi Bumi terhadap perbedaan
lamanya siang dan malam melalui animasi daylight
hours explorer.