Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur
terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa
ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk
tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk
dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang
bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap
makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam
kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval
(Medhy, 2013).
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat
beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide
cultur atauhanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan
pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).

Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem
pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti
benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh,
karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya
sendiri (Medhy, 2013).
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Jamur

Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
(“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Jamur merupakan
organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak mempunyai
kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri atau dengan kata lain jamur
tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya.
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).
Fungi atau cendawan adalah organism heterotrof . Mereka memerlukan senyawa
organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut,
mereka disebut safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kmia yang lebih sederhana, yang
kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan
kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungan kita bilamana
membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain. Jamur merupakan
kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.
Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).

2.2 Morfologi Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay
beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5
sampai 30 µm tau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.
Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan
spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan
beberapa filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;
haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau
septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-
tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu
ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak
terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif. Beberapa hifa
dari miselium somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat
makanan. Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk pembentukan spora
dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.
2.3 Cara Hidup Fungi

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme


lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati
seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi
molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehinggamudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam
bentuk sederhana yang oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasidengan
banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada
yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air
biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
2.4 Ciri- Ciri Jamur

Organisme yang termasuk dalam kelompok jamur , anggotany mempunyai


cirri-ciri umum :
1. Uniseluer ( bersel satu ) atau multi seluler ( bersel banyak )

2. Aikoriotik ( mempunyai membrane inti )

3. Tidak mempunyai kloforil sehingga bersifat heterottrof.

4. Dinding selnya tersusun atas zat kiting

5. Cadangan makan tersimpan dalam bentuk milegogen dan protein

6. Pencernaanya berlangsung secara ekstra seluler.

7. Memiliki keturuna yang bersifat haploid lebih singkat

8. Reproduksi jamur uniseluler di lakukan secara aseksesual dengan


membentuk spora .

2.5 KLASIFIKASI JAMUR

1 MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)


• Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
•Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
– fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium
– fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembaran yang
disebut myxoflagelata.
Contoh spesies :
1. Physarum polycephalum
2. . Lycogala terresfre
3. Fuligo septica
4. d. Mucilago crustacean

2 OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
• Reproduksi:
– Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan
sporangium dan konidia.
– Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:
– Vegetatif: dengan spora.
– Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4 ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:
– Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
– Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae (sehari-hari dikenal sebagai ragi)
– berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
– mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila (jamur oncom)
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum (penghasil
antibiotika penisilin)
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti (berguna untuk
mengharumkan keju)
5. Aspergillus oryzae (untuk membuat sake dan kecap)
6. Aspergillus wentii (untuk membuat kecap)
7. Aspergillus flavus (menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-
bijian. Flatoksin salah satu penyebab kanker hati)
8. Claviceps purpurea (hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae).

5 BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagain badan
penghasil spora.
• Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea (jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan)
2. Auricularia polytricha (jamur kuping, dapat dimakan dan sudah di
budidayakan)
3. Exobasidium vexans (parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar
daun teh)
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides (jamur beracun, habitat di
daerah subtropics)
5. Ustilago maydis (jamur api, parasit pada jagung)

6. Puccinia graminis (jamur karat, parasit pada gandum


2.6 Reproduksi Fungi

Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara
aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula
secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan,
suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada
penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.

Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk


dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:

1. Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.

2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang


disebut sporangium di ujung hifa khusus.

3. Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-
sel hifa.

4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.

5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan


konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama
adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami
(peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel
dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga
beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera
melakukan pembelahan meiosis.

Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:

1. Askospora

Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora

Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.

3. Zigospora.

Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.

4. Oospora

Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium.


Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium menghasilkan oospora.

Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang
sangat terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual
diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum
disebut peritesium dan apotesium.

2.7 PEMANFAATAN JAMUR DALAM KEHIDUPAN

Di bidang industri makanan dan minuman.


1). Rhizopus oryzae. Jamur ini tumbuh dan mengaitkan butir-butir bungkil atau
kedelai menjadi tempe. Rizopus dapat mengubah amilum dalam kedelai menjadi
gula dan dapat memecah protein dan lemak yang ada di dalam sel-sel kedelai
dan kacang, sehingga tempe itu mudah di cerna oleh pencernaan kita.
2). Saccharomyces. Sering disebut khamir atau yeast. Jenisnya banyak, antara
lainSaccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces ovale. Keduanya dimanfatkan
untuk membuat tape, alkohol atau roti. Sedang Saccharomyces sake digunakan
untuk membuat sake (minuman khas jepang) .
Di bidang Industri
Rhizopus nigricans, merupakan jenis jamur yang dapat dipergunakan untuk
produksi asam fumarat. Sedang Rhizopus nodusus dapat diperguanakn untuk
produksi asam laktat.
Di Bidang Kedokteran
Penicilium notatum dan Penicillium chrysogenum adalah jenis jamur yang
menghasilkan penisilin, yaitu zat antibiotik. Alexander Fleming adalah orang
yang menemukan zat antibiotik tersebut. Higroporus dan Lycoperdon
perlatum berguna sebagai dekomposer (pengurai).
Di Bidang Pertanian
Jamur sebagai organisme saprofit sangat penting guna kesuburan tanah. Jamur-
jamur saprofit menghancurkan kayu-kayu dan daun-dedaunan sehingga menjadi
mineral kembali.
Jenis aspergillus wentii di manfaatkan untuk membuat kecap. Aspergillus
oryzaedigunakan untuk pembuatan tape. Penicillium camemberti dan penicillium
roquefortibanyak digunakan untuk meningkatkan kulitas keju. Jenis volvariella
vovalcea atau biasa disebut dengan jamur merang dimanfaatkan untuk makanan.
Jenis jamur ini banyak mengandung lemak dan glikogen.

2.8 Cara menginfeksi jamur


 Tinea capitis
Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang
pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat
menyebabkan edematous dan bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton.
Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala
,ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.
 Maduromycosis (Madura foot)
Terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan
tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian
belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-
sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella
mycetomi, dan Madurella grisea.
Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang
terinfeksi jamur tersebut.
 Coccidioidomycosis
Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis.
Disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis.
Dapat tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen
,oksigen tersebut mengandung jamur
 Sporotrichosis
Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang,
mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi
sepanjang jaringan lympha.
Di sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii.
Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan
langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau
handuk yang sama.
 Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan
terjadinya abses dan fistula.
Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung
jamur tersebut.
 Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di
sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan
menjadi bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
Bersentuhan dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.
 Nocardiosis
Pembengkakan jaringan yang terkena, terjadinya lubang-lubang yang
mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula.
Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung
jamur tersebut.
 Panu (Pitriyasis versikolor)
Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
kepada warna kulit penderita.
Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur.
Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi
lewat pakaian yang terkena spora jamur.
 Blastomikosis
Manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang
seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari
(urogenital).
Disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B.
Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan
organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B.
dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari
miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan
respon imun terhadap perubahan tersebut.
Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.
 Tinea favosa
Bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang
berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan
meninggalkan luka basah atau bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku
pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.
 Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di
sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp.
Menginfeksi kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila
berjalan di tempat-tempat kotor yang berair.
 Tinea barbae Rambut (janggut)
Yang terkene jamur ini akan mudah patah, kusam. Sedangkan kulit (bagian
leher)yang terkene virus ini akan terdapat bintik-bintik putih.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum,
Microsporum cranis.
Dapat tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah
terinfeksi
 Tinea cruris
Terdapat bintik hitam pada kulit bagian paha atas.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada
kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui
sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.
 Infeksi candida
Terjadi karena faktor predisposisi.
Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung
dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang
terkena jamur ini.
 Tinea circinata (Tinea corporis)
Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
Di sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton .
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya
jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi
karena kuku yang terinfeksi jamur.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah makalah ini, maka penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat
heterotrof, makanan diperoleh dari lingkungannya, memiliki hifa.
2. Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu: Myxomycotina, oomycotina,
ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3. Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara generative.
4. Fungi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem
jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis
jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping
itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan,
dan manusia.
Setelah kita bahas tentang mikrobiologi jamur pada makalah ini, dapat kita
lihat bahwasannya terdapat kelebihan pada makalah yang sudah menjelaskan
secara khusus mengenai mikrobiologi pada jamur. Memaparkan secara jelas dan
rinci latar belakang dari permasalahan mikrobiologi jamur. Menyampaikan
penjelasan yang sangat jelas pada isi terutama pada cara hidup jamur dalam segi
alur uraiannya. Penggunaan bahasa yang sesuai EYD dan ejaan juga sesuai KBBI.
Bahkan, format penulisan sesuai dengan aturan pembuatan makalah, serta
dilengkapi dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan mikrobiologi
jamur.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis paparkan ada
Beberapa saran yang berkaitan dengan makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
2. Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai judul
makalah ini.
3. Diharapakan makalah ini dapat menambah literatur pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Aqsha.2013.”Laporan Brhyophyta”.http:aqshabiogger2010.blogspot.com201202

laporan-praktikum-brhyophyta.html-.html.(4 Juni 2013).

Echa.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:echa-resaindah.blogspot.com201211

Laporan-mikrobiologi.htm.(4 Juni 2013).

Ita.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:itatrie.blogspot.com201210 laporan-

mikrobiologi-pengamatan--jamur.html.(4 Juni 2013).

Medhy.2013.”Pengamatan Morfologi”.http:medhythedoctor.blogspot.com

201302laporan-pengamatan-morfologi-jamur.html.(4 Juni 2013).

Yamin.2013.”Laporan Mikrobiologi”.httpyaminanggri.blogspot.com201304

laporan-praktikum-mikrobiologi-umum_23.html.(4 Juni 2013).

Burus, Tony. 2005. Dermatologi. Jakarta: Erlangga.

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Brooks, Geo F.,dkk..2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.

Karim, Murniah. 2007. Biologi. Makassar: UNM Press.

Anonim. 2007. Struktur Bakteri dan Fungi.

Anda mungkin juga menyukai