PENDAHULUAN
Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur
terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa
ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk
tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk
dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang
bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap
makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam
kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval
(Medhy, 2013).
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat
beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide
cultur atauhanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan
pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem
pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti
benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh,
karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya
sendiri (Medhy, 2013).
BAB II
ISI
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
(“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Jamur merupakan
organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak mempunyai
kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri atau dengan kata lain jamur
tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya.
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).
Fungi atau cendawan adalah organism heterotrof . Mereka memerlukan senyawa
organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut,
mereka disebut safrofit. Safrofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kmia yang lebih sederhana, yang
kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan
kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungan kita bilamana
membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain. Jamur merupakan
kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi.
Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak).
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangay
beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm lebar dan panjangnya dari 5
sampai 30 µm tau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas.
Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan
spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan
beberapa filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;
haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau
septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-
tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu
ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak
terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif. Beberapa hifa
dari miselium somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat
makanan. Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk pembentukan spora
dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.
2.3 Cara Hidup Fungi
2 OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
• Reproduksi:
– Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan
sporangium dan konidia.
– Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3 ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:
– Vegetatif: dengan spora.
– Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4 ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:
– Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
– Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae (sehari-hari dikenal sebagai ragi)
– berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
– mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila (jamur oncom)
3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum (penghasil
antibiotika penisilin)
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti (berguna untuk
mengharumkan keju)
5. Aspergillus oryzae (untuk membuat sake dan kecap)
6. Aspergillus wentii (untuk membuat kecap)
7. Aspergillus flavus (menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-
bijian. Flatoksin salah satu penyebab kanker hati)
8. Claviceps purpurea (hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae).
5 BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagain badan
penghasil spora.
• Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea (jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan)
2. Auricularia polytricha (jamur kuping, dapat dimakan dan sudah di
budidayakan)
3. Exobasidium vexans (parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar
daun teh)
4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides (jamur beracun, habitat di
daerah subtropics)
5. Ustilago maydis (jamur api, parasit pada jagung)
Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara
aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula
secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan,
suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada
penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang.
1. Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.
3. Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-
sel hifa.
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
1. Askospora
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora
Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3. Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
4. Oospora
Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang
sangat terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual
diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum
disebut peritesium dan apotesium.
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah makalah ini, maka penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat
heterotrof, makanan diperoleh dari lingkungannya, memiliki hifa.
2. Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu: Myxomycotina, oomycotina,
ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3. Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara generative.
4. Fungi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem
jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis
jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping
itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan,
dan manusia.
Setelah kita bahas tentang mikrobiologi jamur pada makalah ini, dapat kita
lihat bahwasannya terdapat kelebihan pada makalah yang sudah menjelaskan
secara khusus mengenai mikrobiologi pada jamur. Memaparkan secara jelas dan
rinci latar belakang dari permasalahan mikrobiologi jamur. Menyampaikan
penjelasan yang sangat jelas pada isi terutama pada cara hidup jamur dalam segi
alur uraiannya. Penggunaan bahasa yang sesuai EYD dan ejaan juga sesuai KBBI.
Bahkan, format penulisan sesuai dengan aturan pembuatan makalah, serta
dilengkapi dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan mikrobiologi
jamur.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis paparkan ada
Beberapa saran yang berkaitan dengan makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
2. Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai judul
makalah ini.
3. Diharapakan makalah ini dapat menambah literatur pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Aqsha.2013.”Laporan Brhyophyta”.http:aqshabiogger2010.blogspot.com201202
Echa.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:echa-resaindah.blogspot.com201211
Medhy.2013.”Pengamatan Morfologi”.http:medhythedoctor.blogspot.com
Yamin.2013.”Laporan Mikrobiologi”.httpyaminanggri.blogspot.com201304