Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir pada Mata kuliah Metodologi Penelitian
Disusun Oleh:
11171010000069
Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak dapat diubah dan
dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah seperti genetik, jenis kelamin,
dan umur. Sementara faktor risiko obesitas yang dapat diubah adalah
konsumsi makanan, gaya hidup dan aktivitas fisik seseorang (Sudikno et al.,
2015). Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena
remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi untuk peningkatan pertumbuhan
fisik. Pada periode ini juga terdapat perubahan gaya hidup dan kebiasaan
makan, hal ini terjadi karena adanya globalisasi secara luas dan remaja
mempunyai kebutuhan zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet (Kurdanti et
al., 2015).
Peningkatan yang cukup tinggi dari angka kejadian obesitas pada remaja
ini sangat mengkhawatirkan dan berisiko untuk munculnya penyakit-penyakit
metabolik pada usia yang lebih dini. Faktor penyebab obesitas pada remaja
bersifat multifaktorial, diantaranya: peningkatan konsumsi makanan cepat saji,
rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, faktor psikologis, status sosial
ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang
berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada
kejadian obesitas (Kurdanti et al., 2015). Perkiraan 40% anak menjadi obesitas
ketika dilahirkan oleh salah satu orang tuanya mengalami obesitas, dan ketika
kedua orang tua mengalami obesitas, risiko menjadi 80% anak terkena
obesitas (James & Linton, 2009a). Genetik memainkan peran penting dalam
kejadian obesitas namun, lingkungan keluarga juga memiliki peluang besar
pada berat badan anak. Sesuai dengan uraian diatas, maka peneliti akan
meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Obesitas Pada Remaja (Usia 15-19 Tahun) di SMAN 6 Kota Yogyakarta
Tahun 2019”
TINJAUAN PUSTAKA
c. Genetik
Perkiraan menunjukkan bahwa hanya 7% anak akan overweight
ketika dilahirkan oleh orang tua dengan berat badan normal. Risiko
obesitas meningkat hingga 40% ketika salah satu orang tua
mengalami obesitas, dan ketika kedua orang tua mengalami obesitas,
risiko meningkat menjadi 80% pada anak untuk terkena obesitas.
Genetika memainkan peran penting dalam kasus obesitas namun,
lingkungan keluarga juga memiliki dampak pada berat badan anak
(James & Linton, 2009b).
Dalam penelitian Ali dan Nuryani riwayat obesitas orang tua dapat
menjadi faktor risiko tinggi apabila salah satu atau bahkan kedua
orang tua pernah mengalami obesitas dan risiko rendah apabila salah
satu atau kedua orang tua tidak pernah mengalami obesitas, dengan
OR=2,016, hal ini menunjukan bahwa remaja yang memiliki riwayat
obesitas 2,016 kali lebih beresiko terkena obesitas dari pada remaja
yang tidak memiliki riwayat obesitas (Ali & Nuryani, 2018).
e. Status Ekonomi
Faktor sosial ekonomi tidak hanya penting untuk komposisi
makanan tetapi juga untuk risiko obesitas. Secara historis, obesitas
adalah penyakit kemakmuran karena orang kaya mampu membeli
makanan padat energi yang banyak, sementara orang miskin sering
kelaparan. Hal ini dapat dilihat di banyak negara berkembang, di
mana status sosial ekonomi rendah dikaitkan dengan kerawanan
pangan, asupan energi yang tidak memadai, dan kekurangan gizi di
antara orang dewasa dan anak-anak (Moreno Aznar et al., 2011).
f. Pengetahuan Individu
g. Uang Saku
Lanhamnew, 2018)
OBESITAS PADA
REMAJA
3. Konsumsi fastfood
4. Sarapan pagi
Pengetahuan
Konsumsi Fast
Food
Obesitas
Aktivitas Fisik
Uang Saku
3.2 Definisi Operasional
Variable Independent
No Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
dan Dependent
METODELOGI PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah remaja SMAN (usia 15-19 Tahun)
yang bersekolah di SMAN 6 Kota Yogyakarta tahun 2019 yang berjumlah
500 orang.
N (d2) + 1
N = jumlah populasi
Ali, R., & Nuryani, N. (2018). Sosial Ekonomi, Konsumsi Fast Food Dan Riwayat
Obesitas Sebagai Faktor Risiko Obesitas Remaja [Socio-Economic, Fast
Food Consumption and Obesity History as A Risk Factors of Adolescent
Obesity]. Media Gizi Indonesia, 13(2), 123–132.
https://doi.org/10.20473/mgi.v13i2.123-132
Buttriss, J. L., Welch, A. A., Kearney, J. M., & Lanhamnew, S. A. (2018). Public
Health Nutrition. Chichester: The Nutrition Society.
Dinkes DIY. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Di Yogyakarta Tahun 2017.
Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M., & Arab, L. (2013). Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kedokteran EGC.
James, L. C., & Linton, J. C. (Eds.). (2009a). Handbook Of Obesity Intervention
For The Lifespan. New York, NY: Springer.
Kemenkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kemenkes.
Kopelman, P. G., Caterson, I. D., & Dietz, W. H. (Eds.). (2010). Clinical obesity
in adults and children (3rd ed). Chichester, West Sussex ; Hoboken, NJ:
Wiley-Blackwell.
Kosnayani, A. S., & Aisyah, I. S. (2017). Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Obesitas Remaja (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Siliwangi Tasikmalaya Tahun 2016). Jurnal Siliwangi Seri
Sains dan Teknologi, 2(2).
Kurdanti, W., Suryani, I., Syamsiatun, N. H., Siwi, L. P., Adityanti, M. M.,
Mustikaningsih, D., & Sholihah, K. I. (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Obesitas Pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, 11(4), 179–190. https://doi.org/10.22146/ijcn.22900
Mardalena, I. (2017). Dasar-dasar Ilmu Gizi Konsep Dan Penerapan Pada
Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Moreno Aznar, L., Pigeot, I., & Ahrens, W. (Eds.). (2011). Epidemiology of
obesity in children and adolescents: prevalence and etiology. New York:
Springer.
Pramono, A., & Sulchan, M. (2014). Kontribusi Makanan Jajanan Dan Aktivitas
Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Kota Semarang. GIZI
INDONESIA, 37(2), 129-136–136.
Prihanti, G. S. 2016. Pengantar Biostatistik. Malang: UMM Press.
Rafiony, A., Purba, M. B., & Pramantara, I. D. P. (2015). Konsumsi fast food dan
soft drink sebagai faktor risiko obesitas pada remaja. 11, 170–178.
Ross, C. A., Caballero, B., Cousins, R. J., & Tucker, K. (2014). Modern Nutrition
in Health and Disease (7th Edition). Baltimore: Lippincott Williams &
Wilkins, a Wolters Kluwer business.
Sassi, Franco (2010). Obesity And The Economics Of Prevention : Fit Not Fat, 1st
ed. OECD, Paris.
Seogih, R., & Wiramihardja, K. K. (2009). Obesitas Permasalahan dan Terapi
Praktis. Jakarta: Sagung Seto.
Sudargo, T., Freitag, H., Rosiyani, F., & Kusmayanti, N. A. (2014). Pola Makan
dan Obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Express.
Sudikno, S., Syarief, H., Dwiriani, C. M., & Riyadi, H. (2015). Faktor Risiko
Overweight Dab Obese Pada Orang Dewasa Di Indonesia (Analisis Data
Riset Kesehatan Dasar 2013). GIZI INDONESIA, 38(2), 91-104–104.
Toruan, P. L. (2014). Weight-loss Kiat langsing Seumur Hidup. Jakarta:
TransMedia Pustaka.
Toruan, P. L. (2015). The New Fat-loss Not Weight-loss : Gemuk Tapi Ramping.
Jakarta: TransMedia Pustaka.
Wahyuningsih, R. (2013). Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
WHO. (2016). Obesity and overweight. Retrieved March 28, 2019, from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Wibowo, Adik. 2014. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta:
Raja Grafindo Perkasa