Anda di halaman 1dari 3

Inovasi Dalam Bidang Pendidikan Fisika

Oleh: Nada Intan Shabirah


NIM: 1605122839

Metode:
Permainan dan Ekspresi Seni dalam Pembelajaran Fisika
Fisika sebagai salah satu pelajaran yang dianggap sulit bahkan menjadi momok bagi
sebagian besar siswa SMP dan SMA. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya keluhan siswa
dan rendahnya nilai ujian untuk mata pelajaran tersebut, di samping pelajaran matematika, kimia
dan bahasa Inggris. Dengan realita semacam itulah maka kita sebagai guru mata pelajaran yang
dianggap momok, harus pandai-pandai mengemas sajian pembelajaran kita sehingga menjadi
suguhan yang mengundang nafsu belajar.
Oleh karena itu, untuk menghilangkan momok menakutkan dan mengundang nafsu
belajar siswa kembali. Maka dibuatlah metode pembelajaran berbentuk permainan dan
berekspresi seni dalam pelaksanaan pembelajaran fisika.
Belajar dengan cara permainan ini diberi nama “Puzzle”, permainan dilakukan dalam
bentuk kelompok dan pelaksanaan nya diluar ruangan. Pertama seorang guru menentukan KD
(Kompetensi Dasar) yang akan dibahas, kemudian dibentuklah beberapa kelompok. Misalnya
kita ingin membagi kelas yang beranggotakan 40 siswa menjadi 8 kelompok dan masing-masing
kelompok 5 orang. Maka kita siapkan 8 gambar pada kertas HVS dan tiap-tiap gambar digunting
acak menjadi 5 bagian. Kemudian seluruh siswa dibawa keluar kelas sambil membawa buku,
LKS, kalkulator dan perlengkapan tulis lain yang diperlukan.
Gambar yang sudah dipotong-potong secara acak sebanyak jumlah siswa tadi kita
sebarkan, tiap siswa hanya boleh mengambil satu potongan gambar. Selanjutnya siswa disuruh
menggabungkan gambar yang diperoleh tadi dengan potongan gambar temannya yang sesuai
hingga terbentuk gambar utuh seperti sebelum di potong. Jadilah 8 kelompok sesuai gambar
yang masing-masing beranggotakan 5 orang. Masing-masing kelompok diberi kesempatan
berunding untuk memberi nama kelompok dengan nama ilmuwan Fisika. Selanjutnya, jenis
permainan harus disesuaikan dengan waktu dan indikator yang ingin dicapai.
Untuk permasalahan pertama, dibuat permasalahan yang relatif sederhana. Misalnya
bentuk pertanyaan konsep yang jawabannya bisa diperoleh dari buku materi. Tetapi sebelum
menjawab permasalahan pertama, kelompok harus melewati rintangan yang sudah ditentukan
lewat instruksi di kertas yang sudah diletakkan disuatu tempat, dengan tulisan : “Buat tulisan
nama kelompokmu dari rangkaian daun atau barang bekas di atas tanah, seindah mungkin.
Setelah selesai, kerjakan pertanyaan yang ada di depan Lab Fisika”.
Setelah kelompok sudah dapat melewati rintangan dan dapat menyelesaikan
permasalahan pertama, dengan segera kelompok tersebut melanjutkan misi kedua tanpa harus
menunggu kelompok lain selesai, karena ini bersifat kompetisi.
Permasalahan kedua, misalnya berupa soal, bisa diletakkan pada jarak sekitar 50 meter
dari garis start yang sudah ditentukan. Tiap kelompok bisa menggapai soal tersebut dengan cara
membuat rangkaian dari semua yang benda atau barang yang menempel pada dirinya dengan
cara sambung-menyambung hingga mencapai soal tersebut. Siswa dapat memanfatkan ikat
pinggang atau apapun, termasuk merebahkan dirinya sendiri agar dapat menggapai soal. Dari
permainan ini dapat dilihat kekompakan dari anggota kelompok yang rela berkorban demi
kelompok agar dapat memenangkan kompetisi.
Permasalahan ketiga, boleh dikerjakan jika kelompok sudah bisa membuat sebuah puisi
bebas dengan nuansa fisika sesuai dengan KD yang sedang dibahas. Misalnya, KD tentang
gelombang.
Setelah semua kelompok merasa dapat menyelesaikan tugasnya, maka seluruh siswa
dipandu berkumpul di tempat teduh untuk menyamakan persepsi terhadap penyelesaian yang
sudah mereka buat, lewat diskusi bersama. Setelah itu diambil kesimpulan dari KD yang sedang
dibahas. Selanjutnya akan ada reward bagi kelompok yang unggul.

Difusi:
Penyelenggaraan metode pembelajaran berupa permainan dan ekspresi seni dalam
pembelajaran fisika ini dilaksanakan pada tahun 2009 di SMAN 1 Nganjuk. Hasil
pembelajarannya sangat efektif membuat siswa aktif dan kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran, sehingga membuat siswa merasa bahwa fisika adalah suatu pelajaran yang asik
dan menyenangkan.
Diadopsi:
Metode ini dapat diterima oleh siswa dengan beberapa alasan yaitu menurut siswa dengan
melaksanakan metode pembelajaran ini siswa tidak perlu mencatat materi sebanyak-banyaknya
atau siswa tidak perlu lagi belajar dengan menggunakan sistem CBSA (Catat Buku Sampai Abis)
yang membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Selanjutnya, siswa bisa menggunakan metode
baru tersebut karena metode itu sangat menyenangkan, melatih kekompakan antar siswa,
melatih sikap rela berkorban antar kelompok, melatih siswa untuk berpikir kritis, dan membuat
siswa berani berkarya mengaspirasikan ide-ide mereka kedalam suatu puisi yang bernuansa
fisika.

Diriject:
Ada beberapa siswa yang menolak metode ini, alasannya yaitu walaupun metode ini
dianggap menyenangkan, tetapi pelaksanaan nya harus membutuhkan tempat yang luas, dan
siswa merasa kelelahan dengan metode pembelajaran ini karena tubuh lebih banyak beraktivitas
dan bergerak daripada proses pembelajaran seperti biasa. Jadi tidak harus setiap pertemuan harus
menggunakan metode ini.

Anda mungkin juga menyukai