Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekanan merupakan salah satu fenomena penting dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita
jumpai keterkaitan tekanan atau hukum hidrostatis seperti pada kapal laut atau kapal selam,
bendungan, pembuatan pintu air, dan masih banyak lagi. Hukum hidrostatis digunakan dalam
menentukan besarnya gaya tekan hidrostatis serta letak titik gaya tekan terbesar pada pintu air
tersebut sehingga dapat menentukan dimensi pintu air itu sendiri.
Ketika akan membangun sebuah bendungan, maka seorang engineer harus mampu
memperhitungkan kekuatan bendungan tersebut. Dimana kedalaman suatu bendungan akan
sangat memengaruhi gaya tekan air pada pada bendungan tersebut. Seorang engineer harus
mampu mendesain bendungan dengan memperhitungkan gaya tekan fluida dan tekanan
hidrostatis agar bendungan tidak roboh. Oleh karena itu, praktikan melakukan praktikum ini
guna memahami fenomena tekanan hidrostatis serta prinsip gaya fluida itu sendiri, dan untuk
memahami persamaan tekanan hidrostatis.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami fenomena tekanan Hidrostatis
2. Memahami prinsip gaya fluida
3. Memahami persamaan tekanan Hidrostatis

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Permukaan fluida datar
Menggunakan Permukaan fluida yang datar ini bertujuan untuk mempermudah
praktikan menghitung ketinggian dari fluida. Sehingga mempermudah praktikan dalam
pengambilan data dan perhitungannya.
2. Percobaan dilakukan pada suhu kamar yaitu 26oC
Pada percobaan ini, dilakukan di suhu kamar yaitu 26o C. Hal ini dikarenakan agar suhu
tidak merubah properti dalam fluida.
3. Incompresible Fluid.
Incompresible fluid adalah fluida yang variasi densitas nya dapat diabaikan dikarenakan
variasi densitasnya tidak lebih dari 5%. Sehingga mempermudah praktikan dalam pengambilan
data dan perhitungan, karena densitasnya dianggap diabaikan perubahannya.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap torsi?
2. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap gaya?
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hidrostatis


Hidrostatis merupakan gabungan dari dua kata yaitu hidro dan statis. Hidro berarti air
dan statis berarti diam. Jadi, Hidrostatis adalah salah satu cabang ilmu mekanika fluida yang
mempelajari tentang fluida yang statis atau diam. Fluida adalah zat yang dapat mengalami
perubahan bentuk secara kontinu akibat adanya tegangan geser meskipun tegangan yang
diterima oleh zat tersebut sangat kecil. Fluida yang diam menyebabkan tekanan pada tiap
ketinggian berbeda-beda yang biasa disebut tekanan hidrostatis.
Tekanan Hidrostatis dapat diartikan sebagai tekanan yang diberikan oleh fluida
(cairan) pada kesetimbangan akibat adanya pengaruh gaya gravitasi. Sehingga, setiap benda
yang berada pada zat cair yang diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi.
Sedangkan besarnya tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh ketinggian dan masa jenis zat cair.
Persamaan dari tekanan hidrostatis adalah
𝐹 𝑚 .𝑔
𝑃= = …................................................... (2.1)
𝐴 𝐴
karena 𝑚 = 𝜌 𝑉
𝜌 𝑉𝑔
𝑃= .................................................... ...... (2.2)
𝐴
dan 𝑉 = 𝐴 ℎ
𝜌 𝐴ℎ𝑔
𝑃=
𝐴
𝑃 = 𝜌 𝑔 ℎ…....................................................... (2.3)
Dimana :
P : tekanan hidrostatis (N/m2)
ρ : massa jenis zat cair (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
h : ketinggian (m)

Dalam fluida statis tidak terjadi tegangan geser. Gaya yang bekerja pada suatu bidang
adalah gaya tekanan yang bekerja tegak lurus pada bidang tersebut dan gaya permukaan.
Tekanan disetiap titik adalah sama dalam segala arah.

Gambar 2.1 Volume wadah zat cair


Gambar diatas merupakan tinjauan zat cair dengan massa jenis ρ yang berada dalam wadah
silinder dengan luas alas A dan ketinggian h. Volume zat cair dalam wadah, 𝑉 = Aℎ. Berat zat
cair dalam wadah adalah:
𝐹 = 𝑚. 𝑔 = 𝜌. 𝑉. 𝑔 = 𝜌. 𝐴. ℎ. 𝑔…………………(2.4)

Sehingga tekanan hidrostatik di sebarang titik pada luas bidang yang diarsiroleh zat cair
dengan kedalaman h dari permukaan adalah:

𝐹 𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑃=𝐴= = 𝜌𝑔ℎ ………………………(2.5)
𝐴

2.2 Penurunan Rumus Gaya Tekan Hidrostatis


Gaya adalah suatu kekuatan yang mengakibatkan benda yang dikenainya mengalami
perubahan posisi. Fluida yang diam tetap memiliki gaya terhadap benda yang dikenainya.
Persamaan gaya adalah
𝑑𝐹 = 𝑃. 𝑑𝐴 .................................. …...................... (2.6)
Dari benda yang tenggelam dalam zat cair memiliki dimensi seperti gambar yaitu w dan
dy. Untuk mendapatkan gaya tekan hidrostatis rumus dasar tekanan diturunkan dan kemudian
diintegralkan seperti berikut.

dy

w
Gambar 2.2 Penampang yang terkena fluida
Gaya sepanjang w besarnya tetap sehingga tidak ada perubahan. Pada gaya sepanjang y terjadi
perubahan karena besar gaya bertambah siring dengan bertambahnya y sehingga luasnya adalah
𝑑𝐴 = 𝑤 𝑑𝑦 .................................. (2.7)
Dianggap y = h, maka besar gaya pada pintu air

𝐹𝑅 = ∫0 𝑑𝐹 ................................... (2.8)

𝐹𝑅 = ∫ 𝑃 𝑑𝐴
0

𝐹𝑅 = ∫ 𝜌 𝑔 ℎ 𝑑𝐴
0

𝐹𝑅 = ∫ 𝜌 𝑔 ℎ 𝑤 𝑑𝑦
0
𝑦
𝐹𝑅 = 𝜌 𝑔 𝑤 ∫ ℎ 𝑑𝑦
0
𝑦
𝐹𝑅 = 𝜌 𝑔 𝑤 ∫ 𝑦 𝑑𝑦
0
𝐹𝑅 = 𝜌 𝑔 𝑤 [1⁄2 𝑦 2 ]
Sehingga
𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝐹𝑅 = ……………..(2.9)
2
Dimana:
F : gaya tekan hidrostatis (N)
ρ : massa jenis zat cair (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
w : lebar bidang (m)
h : ketinggian (m)

2.3 Penurunan Rumus Torsi Hidrostatis


Torsi merupakan kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda melakukan gerak
rotasi. Persamaan torsi adalah
𝑇 = 𝐹𝑅 𝑟………..(2.10)
Dengan model aliran sebagai berikut, dapat dicari nilai torsi yang bekerja pada aliran tersebut
dari penurunan rumus tekanan.

Gambar 2.3 Model Aliran pada Pengujian Hidrostatis

Diketahui suatu benda dicelupkan didalam air dengan ketinggian (h) membuat benda
melakukan gerak rotasi yang bertumpu pada titik a. Jarak dari titik a terhadap batas bawah
benda adalah 0.23 m. Lengan beban torsi merupakan jarak dari gaya terhadap titik tumpuan.
Gaya yang mengenai benda semakin besar seiring dengan bertambahnya ketinggian.
Dikarenakan besar gaya tidak sama, maka digunakan gaya resultan yang menggunakan
mengasumsikan distribusi gaya berbentuk segitiga dengan jarak FR adalah titik berat segitiga.
Sehingga lengan beban torsi adalah
r = (0.23 − 1⁄3 ℎ) ..................... (2.11)
maka persamaan torsi sebagai berikut
𝐹𝑅 = 𝜌 𝑔 𝑤 [1⁄2 𝑦 2 ]
𝑇 = 𝜌 𝑔 𝑤 [1⁄2 𝑦 2 ](0.23 − 1⁄3 ℎ) …………(2.12)

2.4 Menentukan Letak Titik Kerja Gaya Resultan FR = (x’, y’)


Dengan menggunakan besar momen gaya resultan (FR) terhadap suatu titik = ∑ momen
gaya distribusinya terhadap titik yang sama.

𝐹𝑅 = ∫ 𝑟̅ 𝑥̅̅̅̅
𝑟̅ 𝑥̅̅̅̅ ̅̅̅̅…………..(2.13)
𝑑𝐹 = −∫ 𝑟̅ 𝑥𝑃𝑑𝐴
Dimana:
̅ = 𝑥 ′ 𝑟̂ + 𝑦 ′ 𝑗̂
𝑟′
̅̅̅̅ = −𝐹𝑅
𝐹𝑅 ̅̅̅̅ 𝑘̂
𝑟̅ = 𝑥 𝑖̂ + 𝑦 𝑗̂
̅̅̅̅
𝑑𝐴 = + ̅̅̅̅
𝑑𝐴𝑘̂
Sehingga, jarak x dan y adalah

𝑥 ′ 𝑥𝐹𝑅 = ∫ 𝑥𝑃𝑑𝐴
𝐴
′ 1
𝑥 = 𝐹𝑅 ∫𝐴 𝑥 𝑃 𝑑 𝐴……………..(2.14)

𝑦 ′ 𝑦𝐹𝑅 = ∫ 𝑦𝑃𝑑𝐴
𝐴

1
𝑦 ′ = 𝐹𝑅 ∫𝐴 𝑦 𝑃 𝑑 𝐴……………(2.15)

Gambar 2.4 Arah vektor


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum hidrostatis adalah:
1. Beban
2. ember
3. Mistar
4. Air
5. Bejana kaca
6. Selang air
7. Benda uji

3.2. Instalasi Alat

Gambar 3.1 Instalasi alat percobaan

3.3. Langkah-langkah Praktikum


Percobaan ini dilakukan pertama dengan ketinggian air pada bejana kaca diatur dengan
tinggi permukaan air mula-mula sebesar 10 cm dari batas bawah benda uji. Lalu ketinggian air
diatur dengan cara membuka keran bejana kaca. Kemudian posisi beban diatur sehingga barang
benda uji kembali horizontal. Lalu tinggi permukaan air dikurangi sejauh 0,5 cm. Kemudian
posisi beban (r) dari ketinggian air (h) dicatat pada lembar data. Lalu percobaan diulangi dengan
menurunkan ketinggian air pada interval h= 0,5 cm hingga air berada pada ketinggian 0 cm dari
batas bawah benda uji.

Anda mungkin juga menyukai