Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN
Sistem Rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
kemungkinan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertikal (komunikasi antar unit yang sederajat) ataupun secara
horizontal (lebih tinggi yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten,
terjangkau, rasional dan tidak dibatasi wilayah administrasi. Salah satu kelemahan
pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan
dalam suatu pelayanan di Rumah Sakit bukanlah suatu kekurangan, melainkan suatu
tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat.

Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan


yang lebih bermutu karena pasien dapat pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan.

Salah satu sistem rujukan medis yang dilakukan di RSUD Kabupaten Bekasi yaitu rujukan
specimen/penunjang diagnostik lainnya seperti rujukan CT Scan. Apabila RSUD
Kabupaten Bekasi tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan penunjang, maka
harus merujuk pasien tersebut kepada fasilitas kesehatan yang lebih mampu atau fasilitas
kesehatan penunjang yang lebih lengkap yang memang tidak terdapat di RSUD
Kabupaten Bekasi.

Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di RSUD Kabupaten Bekasi, perlu adanya
program evaluasi rujukan penunjang diagnostik guna memberikan masukan dan
feedback dari petugas dan dokter penanggung jawab pasien (DPJP). Dengan adanya
program evaluasi rujukan penunjang diagnostik dapat mengetahui kualitas & kuantitas
kerjasama RSUD Kabupaten dengan rujukan pihak ke dua.

II. TUJUAN
1. Menganalisa kerjasama rujukan
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi
3. Menilai mutu pelayanan rujukan yang telah dilakukan

III. WAKTU PELAKSANAAN


Program evaluasi dilaksanakan 1 tahun sekali dengan menyimpulkan serta melakukan
analisa data dan laporan berdasarkan masukan – masukan yang ada.
IV. METODE ANALISA
1. Form cheklis evaluasi kerjasama rujukan dari unit laboratorium
2. Form cheklis evaluasi kerjasama rujukan dari unit radiologi

V. HASIL EVALUASI
Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan data berikut hasil dari program yang telat
dilaksanakan :
1. Hasil penilaian evaluasi kerjasama rujukan dari unit laboratorium
2. Hasil penilaian evaluasi kerjasama rujukan dari unit radiologi

VI. TINDAK LANJUT


Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan pada kasus yang tergolong
berisiko tinggi. Berdasarkan hasil penilaian dari unit radiologi dan laboratorium,
kerjasama rujukan penunjang diagnostik RSUD Kabupaten Bekasi dengan pihak ke dua
(Laboratorium ABC, Laboratorium Prodia, RS Siloam) dapat dilanjutkan. Harapan
dengan adanya pelaksanaan evaluasi kerjasama rujukan penunjang diagnostik tahun
2017 ini hal – hal yang sudah dianggap baik dapat dipertahankan dan untuk
pelaksanaan evaluasi tahun 2018 hal – hal yang dianggap masih kurang dapat
ditingkatkan.
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PEMERIKSAAN RADIOLOGI RUJUKAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 2

Disahkan Oleh
STANDAR DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
(SPO) dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
NIP. 196308251989112001

PENGERTIAN Suatu proses pemeriksaan yang dilakukan di luar unit radiologi RSUD
Kabupaten Bekasi karena pemeriksaan tersebut tidak dapat dilakukan di
unit Radiologi RSUD Kabupaten Bekasi.

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah dalam melaksanakan pemeriksaan


rujukan ke luar RSUD Kabupaten Bekasi.

KEBIJAKAN 1. Unit radiologi rujukan yang ditunjuk adalah RS. Siloam Lipo Cikarang
2. Pemeriksaan rujukan yang dilakukan adalah pemeriksaan yang tidak
ada di unit radiologi seperti pemeriksaan MRI, MRCP, Panoramik
dan CT-Scan bila CT-Scan di RSUD Kabupaten Bekasi tidak dapat
beroperasional karena rusak/error
3. Pelayanan diluar rumah sakit terpilih berdasarkan rekomendasi
direktur dan memiliki rekam jejak yang baik tentang tepat – waktu
dan memenuhi undang – undang dan peraturan.
4. Pasien diberi tahu tentang hubungan dokter yang merujuk
pelayanan diluar rumah sakit tersebut
5. Pemeriksaan rujukan didaftarkan di Unit Radiologi.

1. Pasien didaftarakan ke Unit Radiologi sesuai dengan jenis


pemeriksaannya
2. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menghubungi petugas
PROSEDUR
rumah sakit Rujukan dan menginformasikan bahwa akar, ada
pemeriksaan rujukan di sana.
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PEMERIKSAAN RADIOLOGI RUJUKAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 2

3. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menanyakan persiapan


dan waktu pemeriksaanya
PROSEDUR
4. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menanyakan harga
pemeriksaan tersebut
5. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menginformasikan ke
bagian perawatan bahwa pemeriksaan dapat dilakukan sesuai
dengan yang sudah dijadwalkan serta menginformasikan berapa
tariff untuk pemeriksaan tersebut.
6. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menerima nota/bukti
pembayaran pemerikssan rujukan.
7. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menghubungi rumah
sakit rujukan bahwa pasien akan segera dikirim untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang.
8. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi mencatat data rujukan
yang dilakukan
9. Petugas radiologi RSUD Kabupaten Bekasi menghubungi rumah
sakit rujukan untuk menanyakan expertise pemeriksaan
radiologinya.
10. Petugas radiologi menghubungi supervisor untuk meminta kurir
agar mengambil hasil pemeriksaan di rumah sakit rujukan tersebut.

Radiologi, keperawatan kasir

UNIT TERKAIT Dokumen terkait : buku registrasi rujukan


STANDAR PROSEDUR OPERASI
PENGGUNAAN ALAT MONITORING RADIASI PERORANGAN (TLD)

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 2

Disahkan Oleh
STANDAR DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
(SPO) dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
NIP. 196308251989112001
1. TLD (Termo Luminisesi Dosimeter) adalah alat ukur yang digunakan
PENGERTIAN oleh petugas radiasi untuk melihat dosis radiasi yang diterima oleh
petugas yang diakibatkan paparan radiasi yang diperoleh pada saat
melakukan pemeriksaan radiologi
2. Tatacara penggunaan alat monitoring radiasi (TLD) yang digunakan
oleh petugas radiasi di unit radiologi

1. Mengetahui cara penggunaan dan pemasangan alat monitoring


TUJUAN radiasi perorangan.
2. Mengetahui nilai dosis radiasi yang diterima oleh petugas radiasi
selama bekerja di unit radiologi

KEBIJAKAN 1. Alat monitoring radiasi harus selalu digunakan oleh radiographer


ketika sudah berada di dalam unit radiologi
2. Alat monitoring radiasi di evaluasi setiap 3 bulan ke Pusat Teknologi
Keselamatan Dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional
(PTKMR BATAN)
3. Alat monitoring radiasi digunakan sesuai dengan nama dan nomor
registrasi yang tertera pada alat monitoring radiasi tersebut.
4. Seorang pekerja radiasi hanya mempunyai satu No. Kode dan tidak
boleh dipertukarkan/digunakan oleh pekerja radiasi lain. Seorang
pekerja radiasi mempunyai 2 (dua) buah lencana TLD/Film, yang
pemakaiannya begantian, yaitu satu dipakai pada saat yang lain
dievaluasi.
5. Lencana TLD/Film dipakai di dada sebelah kiri atas pada setiap kali
melakukan kegiatan yang menggunakan sumber radiasi pengion
6. Selama tidak dipakai, lencana TLD/Film disimpan dalam ruangan
dengan kondisi tempat penyimpanan sebaiknya:
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PENGGUNAAN ALAT MONITORING RADIASI PERORANGAN (TLD)

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 2

-Cukup kring (30 – 50)% RH, dengan suhu 100-270C)


-Diluar medan radiasi : Lencana TLD/Film control diletakkan
KEBIJAKAN
berdampingan dengan Lencana TLD/Film milik pekerja radiasi di
luar medan radiasi dan tidak diperkenalkan untuk digunakan
pada saat melaksanakan pekerjaan (dengan kata lain tidak
digunakan sebagai monitor radiasi perorangan)
7. Periode pemakain Lencana TLD/Film berturut – turut tiga dan sau
bulan segera dikirim
8. Kembali setelah habis masa pemakaiannya ke PTKMR – BATAN
untuk dievaluasi
9. Apabila terjadi kecelakaan radiasi atau dicurigai terjadi kecelakaan
radiasi di tempat kerja, mohon Lencana TLD/Film segera dikirim ke
PTKMR – BATAN untuk segera dievaluasi walaupun belum habis
masa pemakaiannya dan diganti dengan Lencana TLD/Film yang
baru agar dapat selalu dipantau dosis yang diterima oleh pemakai
Lencana TLD/Film

PROSEDUR 1. Radiografer datang ke unit radiologi


2. Radiografer memasang lencana TLD pada bagian sebelah kiri dada
3. Radiografer melakukan kegiatan radiologi rutin
4. Radiografer selesai melakukan kegiatan radiologi rutin rumah sakit.
5. Radiografer melepas lencana TLD dan meletakkan pada tempat
yang aman dari radiasi untuk digunakan kembali pada setiap
melakukan kegiatan radiologi

- Keuangan
- Dokumen terkait : Formulir evaluasi, hasil evaluasi.
UNIT TERKAIT
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PERMINTAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 2

Tanggal Terbit Disahkan Oleh


DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
(SPO) NIP. 196308251989112001
Alat kesehatan/Alat medis adalah instrument, aparatus, mesin, impian
PENGERTIAN yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Suatu proses pengajuan permintaan alat kesehatan dari
unit/bagian/ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal, klinik
perusahaan baik yang terencana maupun tidak terencana (cito)

Sebagai acuan langkah – langkah dalam rangka pemenuhan kebutuhan


TUJUAN alat alat kesehatan di suatu unit /bagian/ruangan di internal rumah
sakit, klinik eksternal, klinik perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan
standar peralatan

KEBIJAKAN 1. Setiap permintaan alat kesehatan harus diajukan menggunakan


formulir permintaan barang/obat, di tujukan kepada sub logistic &
Alkes.
2. Kriteria alat kesehatan yang dimaksud adalah alat kesehatan yang
difokuskan untuk kepentingan pasien baik langsung maupun tidak
langsung
3. Pengajuan pengadaan alat kesehatan di sesuaikan dengan
perencanaan tahunan atau apabila ada analisa kebutuhan alkes di
luar perencanaan tahunan, misalnya ada pengembangan layanan
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PERMINTAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 2

Persiapan :
Formulir permintaan barang/obat
PROSEDUR
Pelaksanaan :
1. Kepala Unit/kepala ruang/coordinator membuat permintaan alat
kesehatan dengan mengisi formulir permintaan barang/obat
2. Kepala Unit/kepala ruang/coordinator/Pj mengajukan permintaan
alat kesehatan ke sub logistic & alkes
3. Sub logistik & alkes melakukan analisa dan melakukan rekapitulasi
permintaan alat kesehatan
4. Apabila permintaan alat yang diajukan tersedia di gudang alkes (ada
stok) maka selanjutnya Sub Logistik & alkes mendistribusikan ke
unit/bagian/ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal, klinik
perusahaan yang mengajukan permintaan
5. Apabila permintaan alat yang diajukan tidak tersedia, maka sub
logistic & alkes akan berkoordinasi dengan beberapa supplier alat
kesehatan untuk mengetahui kebutuhan Alkes yang diperlukan
tersedia/tidak tersedia, serta meminta penawaran harga dari alkes
tersebut.
6. Sub logistic & alkes mengajukanpermintaan alat kesehatan kepada
Direktur dengan di ketahui Kabid Keperawatan
7. Setelah disetujui permintaan alat kesehatan oleh Direktur, Sub
logistic & alkes berkoordinasi kembali dengan supplier untuk
pembuatan alkes yang dibutuhkan
8. Sub logistic &alkes berkoordinasi dengan bagian keuangan untuk
pembuatan purchasing order (PO)
9. Purchasing order (PO) dikirim oleh bagian keuangan
10. Alkes pesanan ari supplier tiba di Rumah Sakit, Sub logistic & alkes
berkoordinasi dengan teknisi untuk mengecek pesanan alat yang
datang layak/sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan atau tidak
11. Setelah sesuai, alat kesehatan/alat medis yang dipesanan di cek dan
di distribusikan kepada pemesan
12. Sub logistic & alkes berkoordinasi dengan bagian keuangan untuk
tagihan pembayaran (invoice)
Unit rawai inap, unit rawaj jalan, IGD, kamar bersalin, Kamar Bedah,
Unit Penunjang Medis, Klinik eksternal, inhouse klinik, Bidang
UNIT TERKAIT
Keperawatan, Bagian Keuangan.

STANDAR PROSEDUR OPERASI


KERUSAKAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 2

Tanggal Terbit Disahkan Oleh


STANDAR DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SPO) dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
NIP. 196308251989112001

PENGERTIAN
Suatu proses pelaporan kerusakan alat kesehatan/alat medis di
unit/bagain/internal rs/klinik eksternal/inhouse klinik

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah dalam pelaporan kerusakan alat


kesehatan/alat medis.

KEBIJAKAN 1. Laporan kerusakan alat kesehatan/alat medis dari


unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse klinik menggunakan
formulir ‘’laporan kerusakan alkes’’
2. Apabila formulir ‘’Laporan kerusakan alkes’’ habis di ruangan,
segera lakukan penyediaan formulir
3. Apabila ada kerusakan di unit/bagian/internal rs/klinik
eksternal/inhouse klinik tidak melakukan pelaporan secara tertulis,
maka dianggap tidak ada kerusakan alkes
4. Laporan secara tertulis, bisa dilakukan bersamaan saat tekhnisi
alkes datang untuk tindaklanjut kerusakan yang bersifat cito

1. Sub logistic & Alkes mendapatkan adanya informasi laporan


PROSEDUR kerusakan alkes dari karu/coordinator/Pj/teknisi alkes
2. Unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse klinik membuat
laporan tertulis menggunakan formulir’’ Laporan kerusakan
alkes/alat medis’’ditujukn kepada Bagian Sub Logistik & alkes
3. Sub logistic & alkes berkoordinasi dengan teknisi alkes untuk
melakukan tindaklanjut dari laporan yang disampaikan
4. Apabila hasil dari evaluasi teknisi alkes harus dilakukan penggantian
spare part atau akssoris, maka teknisi alkes melakukan pelaporan
rekomendasi kepada sub logisik & alkes

STANDAR PROSEDUR OPERASI


KERUSAKAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 2

5. Sub logistic & Alkes melakukan tidnaklanjut kepada direktur sesuai


prosedur
PROSEDUR

Unit rawai inap, unit rawat jalan, IGD, kamar bersalin, Kamar Bedah,
ICU/HCU, unit penunjang medis yang terkait dengan fasilitas alkes, kinik
UNIT TERKAIT
eksternal, inhouse klinik
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 5

Tanggal Terbit Disahkan Oleh


STANDAR DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SPO) dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
NIP. 196308251989112001
Suatu proses pemeliharaan alat – alat kesehatan yang dilakukan secara
PENGERTIAN berkala dan sistematis sehingga diperoleh suatu alat kesehatan yang
berkualitas serta safety saat digunakan dan siap pakai.
Pemeliharaan alat kesehatan/alat medis yang dimaksud ada 2 macam,
yaitu :
1. Pemeliharaan alat kesehatan/alat medis sesuai jadwal harian
2. Kalibrasi alat kesehatan/alat medis sesuai jadwal yang telah
ditentukan
1. Memelihara alat – alat kesehatan agar dapat digunakan dengan
baik sesuai dengan fungsinya
2. Menghindari kerusakan alat pada saat alat tersebut digunakan saat
melakukan pelayanan’
TUJUAN
3. Mempertahankan fungsi alat dengan baik dalam jangka waktu yang
lebih lama
4. Menghindari adanya kerusakan alat yang fatal oleh karena
mengabaikan kerusakan pada bagian kecil alat
5. Safety saat digunakan pada pasien dan petugas

1. Pemeliharaan alat – alat kesehatan dilakukan setiap hari sesuai


KEBIJAKAN dengan jadwal yang telah ditetapkan dimasing – masing
unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse klinik
2. Pemeliharaan alat – alat kesehatan dilakukan oleh seorang ahli
teknik elektromedik/teknisi alkes sesuai kualifikasi/petugas
maintenance yang dikoordinasikan oleh sub logistic & alkes
3. Sub logistic & alkes melakukan koordinasi dengan seorang ahli
teknik elektromedik dan petugas maintenance untuk menetapkan
jadwal pemeliharaan alat dan menindaklanjuti penggantian spare
part (asesoris) serta pengadaan alat apabila memerlukan
penggantian
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 5

4. Setiap alat harus tersedia formulir ‘’catatan pemeliharaan alat’’.


Apabila sudah terisi penuh, karu/coordinator/Pj wajib menyediakan
kembali formulir tersebut.
5. Apabila formulir pemeliharaan alkes habis di ruangan, maka
unit/nagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse klinik segera
menyediakan formulir tersebut
6. Alat – alat khusus mendapatkan prioritas yang lebih besar dalam
perawatannya
7. Apabila teknisi alkes sedang melakukan pemeliharaan alat sesuai
jadwal, kemudian ada alat yang rusak di unit/bagian/internal
8. Rs/ kinik eksternal/inhouse klinik maka akan diprioritaskan alat
tersebut yang akan diperbaiki. Apabila dalam pelaksanaannya ada
suatu alat yang tidak dapat diperbaiki oleh teknisi RSUD Kabupaten
Bekasi, maka Sub logistic & Alkes akan melakukan pengajuan kepada
direktur untuk pemanggilan teknisi dari luar sesuai distributor alat
KEBIJAKAN
yang rusak
9. Apabila terdapat kerusakan alat kesehatan pada saatalat tersebut
digunakan, maka unit terkait harus membuat laporan kerusakan
dengan menggunakan formulir laporan kerusakan alkes
10. Ahli teknik elektromediks/teknisi alkes/maintenance juga
menyimpan persediaan sebagian stok spare part alat yang
diperlukan
11. Ahli teknik elektromedik/teknisi alkes melakukan pemeliharaan alat
– alat keshatan di tiap unit setiap hari sesuai jadwal
12. Apabila didapatkan kerusakan alat dan diperlukan asesoris (spare
part) maka sub logistic & Alkes akan melakukan pengajuan kepada
direktur untuk pengadaan spare part alat tersebut
13. Kalibrasi alat kesehatan dilakukan 1 tahun sekali/sesuai jadwal
perencanaan/apabila ada keperluan segera (cito)
A. PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS RUTIN
1. Sub logistic & Alkes membuat jadwal pemeliharaan alat – alat
PROSEDUR
kesehatan untuk tiap unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/
inhouse klinik
2. Ahli teknik elektromesik/teknisi alkes mempersiapkan peralatan
yang dibutuhkan untuk proses pemeliharaan Alkes/Alat medis

STANDAR PROSEDUR OPERASI


PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

3 dari 5

3. Ahli teknik elektromedik/teknisi alkes setelah melakukan


perawatan alat, akan melakukan pendokumentasikan pada
PROSEDUR
formulir ‘’catatan pemeliharaan Alat’’ dan divalidasi untuk
diketahui oleh karu/coordinator/Pj serta membuat laporan
rekomendasi tertulis apabila ada alkes yang perlu ditindaklanjuti
4. Apabila ada alkes yang perlu ditindaklanjuti, taknisi alkes
melaporkan kepada sub logistic & alkes untuk ditindak lanjuti
5. Proses pemeliharaan alat kesehatan yang dilakukan terus
menerus dan sistemis
B. KALIBRASI ALAT KESEHATAN /ALAT MEDIS
1. Unit /bagian/ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal,
klinik perusahaan membuat perencanaan tahunan untuk
pelaksanaan kalibrasi alat medis/alat kesehatan
2. Setelah perencanaan tahunan untuk pelaksanaan kalibrasi alat
medis/alat kesehatan dari unit /bagian/ruangan di internal
rumah sakit, klin eksternal, klinik perusahaan dibuat, kemudian
diajukan kepada sub logistic & alkes
3. Sub logistic & Alkes berkoordinasi dengan kalibrator yang
ditunjuk manajemen RS/ kalibrator lain untuk meminta
penawaran harga kalibrasi alat kesehatan/alat medis yang akan
dilaksanakan
4. Sub logistic & Alkes akan membuat rekapitulasi dan proposal
pengajuan kalibrasi dari unit /bagian/ruangan di internal rumah
sakit, klinik eksternal, klinik perusahaan diajukan kepada
Direktur /manajemen RS
5. Direktur /manajemen RS akan menganalisa dan member
persetujuan /tidak pada proposal pengajuan kalibrasi dari unit
/bagian /ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal, klinik
perusahaan

STANDAR PROSEDUR OPERASI


PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

4 dari 5

6. Apabila proposal pengajuan kalibrasi dari unit /bagian/ruangan


di internal rumah sakit, klinik eksternal, klinik perusahaan
PROSEDUR
disetujui/Acc dari Direktur /manajemen RS, selanjutnya sub
logistic & Alkes akan berkoordinasi dengan kalibrator untuk
menentukan jadwal pelaksanaan kalibrasi alat kesehatan/alat
medis
7. Apabila sudah disepakati jadwal pelaksanaan kalibrasi dengan
kalibrator, maka sub logistic & Alkes akan menunjuk teknisi
alkes untuk mendampingi tim kalibrator melaksanakan
pengujian alat kesehatan/alat medis
8. Petugas kalibrator melaksanakan pengujian alat kesehatan/alat
medis menggunakan alat khusus sesuai dengan alat
kesehatan/alat medis yang di tes
9. Hasil pengujian alat kesehatan/alat medis yang dilaksanakan
langsung mendapatkan hasil apabila sesuai dituliskan ‘’LAYAK
PAKAI’’ menggunakan stiker yang langsung di temple pada alat
kesehatan/alat medis tersebut
10. Apabila hasil pengujian alat kesehatan/alat medis yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan standar, maka akan dituliskan
stiker ‘’SURVEY’’ menggunakan stiker yang langsung di temple
pada alat kesehatan/alat medis tersebut
11. Sertifikat hasil pengujian alat kesehatan/alat medis yang
dilaksanakan akan terbit setelah ± 1 minggu
12. Setelah selesai pelaksanaan kalibrasi, pihak kalibrator akan
mengirimkan tagihan (invoice) alat kesehatan/alat medis
13. Sub logistic & Alkes menyampaikan tagihan (invoice) alat
kesehatan/alat medis ke bagian keuangan
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

5 dari 5

14. Bagian keuangan akan membuat jadwal untuk pembayaran Sub


logistic & alkes membuat laporan hasil pelaksanaan kalibrasi
PROSEDUR
ditunjukkan kepada direktur dan ditembuskan pada unit/bagian
/ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal, klinik
perusahaan terkait
15. Untuk hasil pengujian kalibrasi alat kesehatan/alat medis yang
dilaksanakan dengan hsail ….akan dilaksanakan evaluasi serta
tindaklanjut
16. Tindaklanjut dari hasil pengujian kalibrasi yang tidak sesuai
berupa perbaikan alat (service alat) dan penggantian sparepart,
selanjutnya akan dilakukan kalibrasi ulang
17. Apabila hasil dari kalibrasi ulang masih ditemukan hasil tidak
sesuai, maka dilakukan pembelian alat kesehatan/alat medis
yang baru

UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, IGD, Kamar Bedah, Kamar Bedah,
Kamar Alkes, Klinik Eksternal, Inhaouse Klinik
STANDAR PROSEDUR OPERASI
PEMESANAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 2

Tanggal Terbit Disahkan Oleh


STANDAR DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SPO) dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
NIP. 196308251989112001
Suatu proses pemesanan alat kesehatan/alat medis dari RSUD
PENGERTIAN Kabupaten Bekasi kepada supplier/distributor alat kesehatan yang
ditunjuk, sesuai perencanaan tahunan atau kepentingan segera (cito)
dari kebutuhan unit/bagian/ruangan di internal rumah sakit, klinik
eksternal, klinik perusahaan

TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah dalam pemenuhan alat kesehatan/alat


medis

KEBIJAKAN 1. Setiap pemesanan alat kesehatan/alat medis harus disesuaikan


dengan kebutuhan unit/bagian/ruangan di internal rumah sakit,
klinik eksternal, linik perusahaan dengan prioritas atau perencanaan
tahunan atau kepentingan segera (cito0
2. Pemesanan alat kesehatan/alat medis harus ditujukan kepada
supplier alat kesehatan yang telah ditunjuk oleh management RSUD
Kabupaten Bekasi
3. Pemesanan spare part (accecoris) alat kesehatan/alat medis harus
disesuaikan dengan distributor/sesuai merk alat, kecuali apabila ada
merk lain yang bisa digunakan dan sesuai
4. Criteria pemesanan alat kesehatan yang dimaksud adalah alat
kesehatan yang dibutuhkan untuk pasien berdasarkan usulan dari
unit/bagian/ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal, kinik
perusahaan/tenaga medis
5. Setiap pemesanan alat kesehatan/alat medis harus mendapat
persetujuan direktur/managemen RSUD selanjutnya pemesanan
menggunakan Purchasing Order (PO)

STANDAR PROSEDUR OPERASI


PEMESANAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 2

1. Sub logistic & Alkes memproses setiap permintaan alat


kesehatan/alat medis dari semua unit/bagian/ruangan di internal
PROSEDUR
rumah sakit, klinik eksternal, klinik perusahaan yang mengajukan
sesuai prioritas perencanaan tahunan atau kepentingan segera
(cito)
2. Sub logistic & Alkes melakukan analisa kebutuhan alkes dari semua
unit/bagian/ruangan di internal rumah sakit, klinik eksternal, klinik
perusahaan yang mengajukan sesuai prioritas dengan melakukan
diskusi dengan teknisi alkes serta validasi di lapangan untuk
penggantian/pengadaan
3. Sub logistic & Alkes mengajukan kepada direktur untuk meminta
persetujuan
4. Setelah mendapat persetujuan dari direktur. Selanjutnya Sub
logistic & Alkes menghubungi supplier/distributor alat
kesehatan/alat medis untuk memintakan penawaran harga
5. Setelah informasi penawaran harga diterima melalui
email/fax/dikirim secara langsung oleh supplier/distributor,
selanjutnya diusulkan kepada direktur/wadir keuangan untuk
kesepakatan harga yang ditawarkan
6. Setelah penawaran harga dari supplier/distributor mendapatkan
persetujuan dari direktur/wadir keuangan, selanjutkan Sub logistic
& Alkes menyampaikan kepada bagian keuangan untuk membuat
pemesanan alat kesehatan/alat medis kepada supplier/distributor
dalam bentuk purchasing order (PO)
7. Alat kesehatan/alat medis akan dikirim sesuai dengan waktu yang
ditentukan (berdasarkan kesepakatan)
8. Pada saat pemasanan alat kesehatan/alat medis yang dipesan,
invoice atau tagihan/surat jalan/kwitansi akn disampaikan atau
sesuai kesepakatan hari yang telah ditentukan oleh bagian
keuangan untuk menukar faktur.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, IGD, Kamar Bedah, Kamar bersalin,
ICU/HCU, Unit Penunjang Medis yang terkait dengan fsailitas alkes,
klinik eksternal, inhouse klinik

STANDAR PROSEDUR OPERASI


PENGADAAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

1 dari 2

Disahkan Oleh
DIREKTUR RSUD KABUPATEN BEKASI
Tanggal Terbit

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SPO)
dr, Hj. Sumarti, M.Kes.
NIP. 196308251989112001

PENGERTIAN Suatu proses pengadaan alat kesehatan/alat medis yang diajukan dari
user (pengguna) di unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse
klinik

TUJUAN Sebagia acuan langkah – langkah dalam pengadaan alat kesehatan/alat


medis

1. Perencanaan pengadaan lebutuhan alat kesehatan/alat medis


KEBIJAKAN dibuat pada akhir tahun oleh unit/bagian/internal rs /klinik
eksternal/inhouse klinik
2. Pengadaan kebutuhan alat kesehatan/alat medis dibuat sesuai
dengan prioritas kebutuhan dan mengikuti perkembangan
kebutuhan di manajemen rs.
3. Pengadaan kebutuhan alat kesehatan/alat medis di luar
perencanaan tahunan bisa dilaksnakan, apabila kebutuhan bersifat
darurat atau cito
1. User (pengguna) di unit/bagian/internal rs /klinik eksternal/inhouse
PROSEDUR klinik membuat perencanaan kebutuhan alat kesehatan/alat medis
yang dituangkan dalam perencanaan tahunan masing – masing.
2. Setelah perencanaan kebutuhan alat kesehatan/alat medis dibuat,
kemudian diserahkan kepada bagian sub logistic & alkes

STANDAR PROSEDUR OPERASI


PEMESANAN ALAT KESEHATAN/ALAT MEDIS

Nomor Dokumen Revisi ke Halaman

2 dari 2

3. Sub logistic & alkes membuat rekapitulasi perencanaan kebutuhan


alat kesehatan/alat medis dari unit/bagian/internal rs/klinik
PROSEDUR
eksternal/inhouse klinik yang telah diajukan
4. Rekapitulasi perencanaan kebutuhan alat kesehatan/alat medis dari
unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse dibuat dan diajukan
kepada direktur, sebelumnay diketahui oleh kabid keperawatan
5. Direktur/manajemen rs akan menganalisa pengajuan alat
kesehatan/alat medis yang disampaikan
6. Direktur/manajemen rs melakukan Acc/tidak pada pengajuan alat
kesehatan/alat medis yang disampaikan
7. Apabila pengajuan alat kesehatan/alat medis yang disampaikan
8. Apabila pengajuan alat kesehatan/alat medis yang disampaikan di
Acc, Sub logistic & Alkes berkoordinasi dengan distributor, bagian
keuangan dan bagian terkait lainnta sesuai prosedur yang ada
9. Apabila pengajuan alat kesehatan/alat medis yang disampaikan
tidak Acc, maka sub logistic & Alkes menyampaikan pada user
(pengguna) di unit/bagian/internal rs/klinik eksternal/inhouse klinik
UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, IGD, Kamar Bedah, Kamar bersalin,
ICU/HCU, Unit Penunjang Medis yang terkait dengan fsailitas alkes,
klinik eksternal, inhouse klinik

Anda mungkin juga menyukai