Abstract : Steel construction is a construction that has been widely used now because of the rapid development
process. Connections in steel construction are things that cannot be eliminated now and due to faulty joints this
construction usually fails. With the development of the method in analyzing the connection, the purpose of this
final project is to analyze the shear stress and pull the bolt on the column beam joint with the finite element
method using the Ansys Workbench 15.0 program which is then compared to the manual calculation method
with the LRFD concept. The results obtained by the authors of the stresses that occur in each bolt through the
finite element method (Ansys) both compressive stress and tensile stress under both compressive and tensile
stress resistances are calculated using the manual method. Deformation results obtained from the Ansys
program tend to decrease from the top row to the bottom line where maximum deformation occurs in the top row
bolt.
Keywords: Deformation, Ansys, Displacement.
Abstrak : Konstruksi baja adalah konstruksi yang telah banyak digunakan sekarang karena proses pembangunan
yang cepat. Sambungan pada konstruksi baja adalah hal yang tidak dapat ditiadakan sekarang dan akibat
kesalahan sambungan juga konstruksi ini biasanya mengalami kegagalan/keruntuhan. Dengan berkembangnya
metode dalam menganalisis sambungan, maka tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis
tegangan geser dan tarik baut pada sambungan balok kolom dengan metode elemen hingga menggunakan
program Ansys Workbench 15.0 yang kemudian dibandingkan dengan metode perhitungan secara manual
dengan konsep LRFD. Hasil yang di dapat penulis tegangan yang terjadi pada masing masing baut melalui
metode elemen hingga (Ansys) baik tegangan tekan maupun tegangan tarik dibawah tahanan tegangan tekan
maupun tegangan tarik yang dihitung menggunakan metode manual. Hasil deformasi yang didapat dari program
ANSYS adalah cenderung menurun dari baut baris teratas hingga terbawah dimana deformasi maksimum terjadi
pada baut baris teratas.
Kata kunci: Sambungan balok kolom, ANSYS, LRFD, Metode elemen hingga
Dimana db adalah diameter nominal baut Gambar 2. Kegagalan tarik baut (Charles G.Salmon
dan n adalah jumlah ulir per mm (Agus Setiawan, dan John E. Johnson, 1997).
2008). Sesuai dengan keadaan batas retak dalam
Proof load adalah beban diperoleh dengan tarik dan bentuk kegagalan yang terlihat dalam
mengalikan luas tegangan tarik dengan tegangan gambar 2, kekuatan nominal Rn pada suatu
leleh yang ditetapkan berdasarkan regangan tetap penyambung dalam tarik adalah (SNI 03-1729-
0,2% atau perpanjangan 0,5% akibat beban 2002) :
(Charles G. Salmon dan John E. Johnson, 1997) Rn = 0,75.fub.Ab (3)
Berdasarkan SNI 03-1729-2015, suatu Dengan : fub adalah kuat tarik baut(MPa)
baut yang memikul gaya terfaktor Ru, harus : Ab adalah luas bruto penampang baut
memenuhi syarat sebagai berikut : daerah tak berulir
Ru ≤ Ø Rn (2)
2. Tahanan geser rencana
Gaya yang terjadi tegak lurus pada baut
akan mengakibatkan baut mengalami gaya geser
seperti yang tampak pada gambar 3. Berdasarkan
gambar tersebut baut mengalami geser tunggal
yang artinya gaya tegak lurus yang terjadi pada
baut dan 2 pelat mengakibatkan kecenderungan 2
pelat saling menggelincir pada bidang kontak yang
dimana menyebabkan baut mengalami geser pada
satu bidang saja
Gambar 5. Grafik Klasifikasi Sambungan
Gambar 7. Konfigurasi Sambungan Balok Kolom Tipe Flush End Plate Lokal
Data-data :
Data sambungan:
a. Vu : 250000 N
b. Mu : 25000000 Nmm
c. Tipebaut : A-325
d. fub(tegangan tarik putus baut) : 620 MPa
e. diameter baut : 16 mm
f. Jarak antar baut (a) : 50 mm
g. Jumlah baut dalam satu baris : 2 bh
h. Jumlah baris baut : 5 baris
i. Faktor reduksi kekuatan tarik baut : 0.75
j. Faktor reduksi kekuatan geser baut : 0.75
k. Tegangan leleh pelat : 240 MPa
l. Tegangan tarik putus pelat : 370 MPa
m. Lebar pelat sambung : 125mm
n. Tebal pelat sambung : 10mm
Gambar 13. Tegangan Geser Max Baut Baris 5 Berdasarkan gambar 17, tegangan tarik maksimum
yang terjadi pada baut baris keempat adalah sebesar
Berdasarkan gambar 13, tegangan geser maksimum 55.989 Mpa
yang terjadi pada baut baris kelima adalah sebesar
68.018 MPa 4.3 Grafik Deformasi Baut
Grafik deformasi baut bila di konversikan
4.2.2 Tegangan Tarik Pada Baut menjadi tabel adalah sebagai berikut
Baut baris 1 Deformasi
3 (mm) 2.65
2,5 2.41
2.14
2 1.80
1.49
1,5
1
0,5 Defor…
Gambar 14. Tegangan Tagnrik Max Baut Baris 1
Baut
0 baris ke-
Berdasarkan gambar 14, tegangan tarik maksimum 1 2 3 4 5 n
yang terjadi pada baut baris pertama adalah sebesar
102 Mpa Gambar 18. Deformasi Baut