Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus


dipenuhi setiap hari. Pada umumnya manusia mengkonsumsi air putih yang
bersih, jernih, dan steril sebagai minuman utama yang baik untuk kesehatan.
Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti
es krim atau es lilin. Di Indonesia jenis minuman sangat beragam, salah satu
diantaranya yaitu minuman beralkohol (Winarti, 2006).

Salah satu minuman yang mengandung alkohol adalah arak. Arak


merupakan minuman yang mengandung alkohol (etanol) yang telah dikenal di
India, Srilanka dan Indonesia sejak zaman purba. Pada umumnya arak dibuat dari
nira kelapa, nira aren maupun nira lontar, namun ada pula arak yang terbuat dari
beras atau beras ketan dengan proses fermentasi. Spesifikasi minuman ini berupa
cairan jernih, tidak berwarna, citarasa alkohol yang kuat (Anom,2009).

Indonesia memiliki peraturan tentang alkohol, mengingat banyaknya


produk minuman yang berada di pasaran yang mengandung alkohol (etanol) salah
satunya 128 terdapat pada arak. Produksi minuman keras di Indonesia umumnya
dilarang, namun berbeda dengan yang ada di Bali. Arak justru dijadikan salah satu
oleholeh bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain dikonsumsi untuk
minum dan sebagai bagian dari sesajen upacara keagamaan, arak juga diyakini
dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal. Arak
terus tumbuh dan berkembang dikonsumsi masyarakat lokal dan wisatawan asing.
Tetapi perlu dikhawatirkan arak yang beredar di masyarakat secara bebas tanpa
adanya pengawasan dari pemerintah daerah setempat, dan tidak ada etiket yang
jelas mengenai berapa kandungan alkohol yang ada di dalamnya (Anom, 2009).

Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH.


Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol atau minuman keras adalah
etil-alkohol atau etanol. Alkohol diperoleh dari peragian atau fermentasi madu,
gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol
sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan atau destilasi dapat dihasilkan
kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100% (Dewi, 2008). Sebagaian
alkohol digunakan sebagai pelarut, mempunyai sifat asam lemah, mudah menguap
dan mudah terbakar.
1. Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya
terikat pada satu gugus alkil.
Beberapa contoh alkohol primer antara lain :

CH3 – CH2 – Br CH3CH2 – CH2 – Cl CH3CH – CH2 – I


|
CH3

2. Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH
berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa
sama atau berbeda.
Contoh:

CH3 – CH – CH3 CH3 – CH – CH2CH3


½ | |
Br Cl
3. Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari
alkil yang sama atau berbeda.
Contoh:

CH3 CH3
| |
CH3 - C - CH3 CH3 -C -CH2CH3
| |
Br Cl

A. Sifat Bahan
1.1. Secara fisik
1. Semua alkohol berwujud cair pada suhu biasa atau kamar, serta
bercampur baik dengan air. Jika alkohol dilarutkan dalam air, gugus –
OH tidak terionisasi.
2. Antara molekul – molekul alkohol terdapat ikatan hidrogen, sehingga
alkohol memiliki titik didih yang tinggi (mendekati titik didih air).
3. Alkohol merupakan khamar, yaitu zat – zat yang dapat memabukkan
jika diminum. Bahkan ada alkohol yang bersifat racun, misalnya
metanol.
4. Alkohol dapat bereaksi dengan logam natrium, menghasilkan
senyawa Na-alkanoat (Na-alkoksida). Pada reaksi ini, atom H pada
gugus – OH disubstitusi oleh atom Na.
2C2H5OH + 2Na → 2C2H5ONa + H2
Etanol Na-etanoat
(Na-etoksida)
5. Alkohol dapat bereaksi dengan fosfor trihalida (PX3), menghasilkan
senyawa alkilhalida, pada reaksi ini, gugus – OH akan disubstitusi oleh
atom halogen.
3CH3OH + PCl3 → 3CH3Cl + H3PO3
Metanol Metil klorida

1.2 Secara kimia


1. Pembuatan metanol dan etanol
Metanol dalam industri dibuat dari reaksi gas – gas CO dan H2 pada
tekanan 200 atm dan suhu 400oC. Dengan bantuan katalis Cr2O3 dan
ZnO.
CO + 2H2 → CH3OH
Metanol
Metanol digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan pernis
dan lak, serta sebagai pembersih karat pada logam – logam. Titik beku
yang rendah menyebabkan metanol dipakai sebagai cairan anti beku
pada otomobil. Metanol sering ditambahkan pada etanol dengan
anjuran tidak boleh diminum, karena metanol sangat beracun dan
merusak saraf optik sehingga dapat membutakan mata. Campuran
metanol dan etanol dikenal dengan nama spiritus. Spiritus dibubuhi
warna biru.
Etanol dibuat dari reaksi fermentasi (peragian) karbohidrat
seperti beras, kentang, terigu (gandum), tapioka (singkong), atau
maizena (jagung). Ragi mengandung enzim – enzim diastose, maltase,
dan zimase yang mampu menguraikan amilum (tepung,pati).
diastase
2(C6H10O5)n + n H2O → n C12H22C11
Amilum maltosa
maltase
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Maltosa glukosa
zimase
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa etanol

Etanol (78oC) dipisahkan dari campuran dengan cara destilasi. Etanol


ini biasanya masih mengandung air. Dengan menambahkan kapur
tohor, CaO, untuk mengikat air, kita dapat memperoleh alkohol pekat
(96%) atau alkohol absolut (100% etanol).
Selain digunakan dalam pembuatan minuman keras seperti bir, atau
wiski, etanol digunakan dalam pembuatan berbagai barang industri,
zat –zat warna, seluloid, rayon dan sebagainya. Etanol juga digunakan
sebagai pelarut. Larutan suatu zat dalam etanol disebut tingtur
(tincture), misalnya tingtur iodium yang sering dipakai sebagai obat
antiseptik pada luka – luka.

2. Pembuatan alkohol polihidroksi


Alkohol polihidroksi (disebut juga alkohol polivalen) adalah
senyawa – senyawa yang mengandung gugus – OH lebih dari sebuah.
CH2 ― CH2 CH2 ― OH
│ │ │
OH OH CH ― OH
Etanadiol │
(etilen glikol) CH2 ― OH
Oropanatriol (gliserol,gliserin)
Dalam industri, etanadiol (etilen glikol) dibuat dengan mengoksidasi
etena dengan O2 dan dilanjutkan dengan hidrolisa. Reaksi dilakukan
pada suhu 250oC dengan bantuan logam perak sebagai katalis.
CH2 = CH2 + ½ O2 → CH2 ― CH2
Etena O
Etilen oksida
CH2 ― CH2 + H2O → CH2 ― CH2
O │ │
OH OH
Etilen glikol
Etilen glikol adalah bahan baku pembuat serat – serat sintatik
poliester, misalnya tetoran. Etilen glikol sering digunakan sebagai
penurun titik beku air pada negara – negara bermusim dingin (winter).
Gliserol dihasilkan pada reaksi pembuatan sabun. Gliserol banyak
digunakan sebagai pelarut obat – obatan dan kosmetik, seperti obat
batuk, body lotion, dan sebagainya. Gliserol juga merupakan bahan
baku pembuat bahan peledak dinamit yang mengandung gliseril
trinitrat ( nitrogliserin).
CH2 ― OH CH2 ― O ― NO2
│ │
CH ― OH + 3HNO3 → CH ― O ― NO2 + 3H2O
│ │
CH2 ― OH CH2 ― O ―NO2
Gliserol nitrogliserin

Jika dinamit meledak, akan dihasilkan gas – gas yang menimbulkan


energi cukup dahsyat:
CH2 ― O ― NO2

CH2 ― O ― NO2 → 3CO2 + 3N + O2 + 2H2O

CH2 ― O ― NO2

Menurut Permenkes RI No.86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras,


yang dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol,
tetapi bukan obat, meliputi minuman keras golongan A dengan kadar alkohol 1-
5%, minuman keras golongan B dengan kadar alkohol 5-20%, dan minuman keras
golongan C dengan kadar alkohol 20-55% (Mardoni, 2006). Etanol mempunyai
efek yang merugikan bagi manusia. Etanol pada kadar rendah dan sedang
berperan sebagai stimulant yang menimbulkan efek antara lain relaksasi, rasa
gelisah, kehilangan kesetimbangan dan kehilangan kendali. Pada dosis tinggi
kadar etanol dapat merusak saraf dan dapat menyebabkan kecanduan. Tanda-
tandanya antara lain halusinasi, sakit kepala, hipertensi, insomnia, keringat
berlebih, dan lain-lain (Mardoni, 2006).

Penggunaan etanol sebagai minuman sudah dikenal luas dan bervariasi


dalam berbagai bentuk yang sering tidak disadari keberadaannya oleh konsumen.
Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman sangat banyak, maka keracunan
akut maupun kronis akibat mengkonsumsi alkohol sering terjadi. Seiring
banyaknya minuman beralkohol yang memiliki kadar etanol yang sangat tinggi,
melebihi 55% dan tidak memiliki izin beredar maka Badan Pengawas Obat dan
Makanan 129 (BPOM) melakukan operasi langsung ke lapangan. Minuman
tersebut diuji di laboratorium, sehingga dapat diketahui apakah minuman tersebut
layak beredar atau tidak (Budiastra, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Winarti, S. 2006. Minuman Kesehatan. Trubus Agrisarana: Surabaya.


Mardoni, M.M,. dan Tjandrawati, Y. 2006. Perbandingan Metode Kromatografi
Gas dan Berat Jenis pada Penetapan Kadar Etanol dalam Minuman.
Budiastra, In., IA. Dwi Giriantari, Wyn. Artawijaya, Cok. Indra Partha (2009) -
Jurasan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Udayana; in: Jurnal
Bumi Lestari, Volume 9 No. 2, Agustus 2009, p. 263-267
BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan). 2014. Minuman Berenergi
Dewi, P.2008. Pemisahan Minyak Atsiri Daun Kemangi (olimum basilirum)
Secara KLT dan Aktifitasnya Terhadap Malasezia Fusfur in Vitro,
Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.
Briawan, D., Rachma, P., Annisa, K. Kebiasaan Konsumsi Minum dan Asupan
Cairan Pada Anak Usia Sekolah Di Perkotaan. Jurnal of Nutrition and
Food, 2011, 6(3) :186-191
BSN (Badan Standarisasi Nasional). 1998. Minuman Isotonik. Badan Standarisasi
Nasional : Jakarta
Departemen Kesehatan (Depkes). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai