1. Uraikan apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas
manusia? Jelaskan! 2. Jelaskan pendapat anda perihal kritik-kritik terhadap globalisasi ekonomi dengan studi kasus ekonomi Indonesia!
Jawaban :
1. Ukuran – ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas manusia :
a. Indeks Kualitas Kehidupan Fisik (PQLI) adalah upaya untuk mengukur kualitas hidup atau kesejahteraan suatu negara. Nilai ini rata-rata dari tiga statistik: tingkat keaksaraan dasar, kematian bayi, dan harapan hidup pada usia satu tahun, semua sama berbobot pada skala 0 hingga 100. Ini dikembangkan untuk Overseas Development Council pada pertengahan tahun 1970- an oleh Morris David Morris, sebagai salah satu dari sejumlah tindakan yang dibuat karena ketidakpuasan dengan penggunaan GNP sebagai indikator pembangunan. PQLI mungkin dianggap sebagai perbaikan tetapi berbagi masalah umum dalam mengukur kualitas hidup dengan cara kuantitatif. Ini juga telah dikritik karena ada banyak tumpang tindih antara kematian bayi dan harapan hidup. b. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Elemen yang digunakan yaitu Produktivitas, Pemerataan, Keberlanjutan, Pemberdayaan. 2. Kritik terhadap globalisasi ekonomi dengan studi kasus Indonesia : a. Globalisasi ekonomi tidak akan membawa keuntungan bagi Indonesi, karenat tidak memiliki daya saing nasional ditengah pasar global. Berbagai praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme dibidang ekonomi telah menurunkan daya saing Indonesia. b. Globalisasi ekonomi dapat memberikan kerugian baik sektor industri yang selama ini tumbuh dan berkembang karena perlindungan proteksi. c. Sektor jasa juga akan mengalami kerugian dari praktek globalisasi, karena dapat kalah bersaing dari luar negeri. Sektor jasa yang selama ini diproteksi masih mengalami defisit, jika proteksi itu dibuka maka akan berdampak semakin kalah bersaing dengan industri jasa dari luar negeri. d. Sektor kegiatan ekonomi dapat dikuasai oleh pihak asing dan pasar impor dalam negeri akan dibanjiri produk ekspor sehingga dapat mematikan usaha ekonomi lokal.