Anda di halaman 1dari 4

Cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan

dalam jangka waktu yang singkat.Cuaca terbentuk dari beberapa unsur cuaca dan jangka waktu cuaca
bisa hanya terjadi dalam beberapa jam saja. Perubahan cuaca bisa terjadi karena proses alam internal
maupun kekuatan dan tingkah laku aktivitas manusia yang terus menerus mengubah komposisi
atmosfer dan tata guna lahan. Perubahan cuaca ini merupakan ancaman bagi bumi, karena dapat
memengaruhi semua aspek kehidupan. Dan tentu saja akan merusak keseimbangan kehidupan bumi.

Pada hakikatnya, perubahan cuaca dapat berupa peningkatan temperatur secara global ( panas ) yang
dapat mengakibatkan muncul dampak negatif bagi kehidupan manusia.

Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah memadai. Dengan adanya
kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk melakukan sesuatu secara
konvensional.

Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat bidang properti
menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak social yang
terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang
kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa
besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini.

Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara sebaik-
baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini.
Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.

Dengan danya Konsep Bangunan Go Green Masa Depan ini , saya rasa dapat menyelamatkan dunia kita
ini

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang minim
mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)

Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik permasalahan yang mencuat akhir-
akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan
dan ketidak
nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi
produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami kurang. Selain karna
adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang terbarukan juga menjadi latar belakang
timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat
Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu
langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Indikasi arsitektur
disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain penggunaan renewable
resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passiveactive solar photovoltaic (sel surya pembangkit
listrik), teknik menggunakan tanaman
untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan
sebagainya.

Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik permasalahan yang mencuat
akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan
kesehatan dan ketidak nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang
ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan
pencahayaan alami kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon mesin fotocopy,
polusi dari perabot dan panel kayu, asap rokok, dsb.

Menurut World Health Organisation (WHO), 30% bangunan gedung di dunia mengalami masalah
kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep green architecture yaitu pendekatan
perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep green architecture ini memiliki beberapa manfaat
diantaranya bangunan lebih tahan lama, hemat energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih
nyaman ditinggali, serta lebih sehat bagi penghuni. Konsep green architecture memberi kontribusi pada
masalah lingkungan khususnya pemanasan global. Apalagi bangunan adalah penghasil terbesar lebih
dari 30% emisi global karbon dioksida sebagai salah satu penyebab pemanasan global.

Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang terbarukan juga menjadi
latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green
Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan
pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep
hemat energi yang tepat, konsumsi energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya
menambah investasi sebesar 5% saat pembangunannya. ”Dengan hanya menambah 5% dari biaya
pembangunan gedung biasa, konsumsi energi gedung dapat diturunkan hingga 50%.” Green Building
dibangun dengan perencanaan energi modern. Selain dari sisi desain yang dipertimbangkan untuk
meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga mengurangi penggunaan beban Air Conditioner (AC),
pada atap gedung bisa dipasang panel surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam
gedung. Beberapa sudut pandang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut diantaranya
adalah aspek Passive Design, Active Design, Kondisi Udara Ruangan, Management, serta Service &
Maintenance.
Arsitektur hijau tentunya lebih dari sekedar menanam rumput atau menambah tanaman lebih banyak di
sebuah memberdayakan arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat bagi lingkungan, menciptakan
ruang-ruang publik baru, menciptakan alat pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya.

Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global,
sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan
manusia, akibat dari berbagai macam eksploitasi sumber daya alam tersebut.

Upaya penerapan green architecture di Indonesia juga dapat dijumpai dalam penanganan
arsitektural berkaitan dengaan iklim tropis kering Indonesia. Menurut DR. Ir. RM.
Sugiyatmo,kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab
adalah :

1. Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia bukan oleh
benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar
arsitekturnya.
 Kriteria dan Prinsip Kenyamanan Thermal
Standar internasional mengenai kenyamanan thermal ( suhu) “ISO 7730 : 1994”
”menyatakan bahwa sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi dari 4 faktor
iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin, serta faktor-faktor individu
yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta pakaian yang di gunakan.”
Untuk mencapai kenyamanan thermal haruslah di mulai dari Kualitas udara di sekitar kita yang
harus memiliki kriteria :
1. Udara di sekitar rumah tinggal tidak mengandung pencemaran yang berasal dari
asap sisa pembakaran sampah, BBM, sampah industru, debu dan sebagainya.
2. Udara tidak berbau, terutama bau badan dan bau dari asap rokok yang
merupakan masalah tersendiri karena mengandung berbagai cemaran kimiawi
walaupun dalam variable proporsi yang sedikit.
Prinsip dari pada kenyamanan thermal sendiri adalah, teciptanya keseimbangan antara suhu
tubuh manusia dengan suhu tubuh sekitarnya.

2. Sirkulasi udara
Prinsip upaya perancangan bangunan pada daerah beriklim tropis yang benar harus
mempertimbangkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondisi alam, diantaranya adalah
pengupayaan pemikiran penghawaan alami untuk memenuhi kebutuhan udara dan kelancaran
sirkulasi udara pada bangunan tersebut.

3. Penerangan Alami pada Siang Hari


Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan
siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak
dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan,
kecuali sinar matahari pada pagi hari.

4. Radiasi Panas Sinar Matahari.


Disamping memancarkan sinar/cahaya, matahari juga akan mengeluarkan panas. Panas inilah
yang harus ditanggulangi dalam upaya perancangan bangunan, setidak-tidaknya dikurangi
sehingga suhu ruangan bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa pemikiran perancangan ruang sebagai upaya untuk mengurangi efek panas yang
disebabkan oleh radiasi panas sinar matahari adalah berdasarkan suatu prinsip memasang
lubang cahaya didaerah bayang-bayang/bias cahaya matahari.

Berikut ini strategi yang harus diperhatikan saat perancangan pembangunan untuk strategi
perancangan bangunan pada iklim tropis kering menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo yaitu :
 Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang diterima siang
hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari. Konduktivitas rendah agar panas siang hari
tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar
kapasitas menyimpan panas tinggi.
 Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan angin atau
debu kering masuk sehingga mempertahankan kelembaban.
 Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar dan rumah-
rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi, jalan-jalan sempit selalu terbayang.
Atap datar juga untuk menghindari angin kencang, karena curah hujan rendah.
 Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa angin sejuk.
 Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus angin
 Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.

Anda mungkin juga menyukai