Penilaian Autentik Dan Evaluasi Pembelajaran Dalam K-2013

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Penilaian Autentik dan Evaluasi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Amongguru.com. Mutu pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah
sistem penilaian (assesment).

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, istilah penilaian (assesment) terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut mempunyai makna
yang berbeda, meskipun saling berkaitan.

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau
ukuran.

Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi melalui pengukuran (menafsirkan,


mendeskripsikan, dan menginterpretasi hasil pengukuran. Sedangkan evaluasi merupakan proses
mengambil keputusan berdasaarkan hasil penilaian.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 53 tahun 2015, penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah
proses pengumpulan informasi atau bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran.

Penilaian dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, ulangan, penugasan, tes
praktik, projek, dan portofolio disesuaikan denan karakteristik kompetensi

Secara umum, penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif
dalam penilaian. Sedangkan secara khusus, penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi
sebagai berikut.

1. Memantau kemajuan belajar.

2. Memantau hasil belajar.

3. Mendeteksi kebutuhan remidial.

Prinsip-Prinsip Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

Secara umum, prinsip penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Sahih; berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

2. Objektif; berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
oleh subjektivitas penilaian.

3. Adil; berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik tertentu.
4. Terpadu; berarti penilaian oleh pendidik merupakan satu komponen yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka; berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

7. Sistematis; berarti penialain dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah yang baku.

8. Beracuan kriteria; berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.

9. Akuntabel; berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.

Sedangkan penilaian autentik sebagai ciri penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki prinsip-
prinsip khusus sebagai berikut.

1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.

2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.

3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.

4. Berbasis kinerja peserta didik.

5. Memotivasi belajar peserta didik.

6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.

7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.

8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.

10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.

11. Mengendaki balikan yang segera dan terus menerus.

12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.

13. Terkait dengan dunia kerja.

14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.


15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

Ruang Lingkup dan Sasaran Penialain Autentik dalam Kurikulum 2013

Lingkup penilaian autentik dalam Kurikulum 2013 meliputi kompetensi sikap spiritual,
kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

Sasaran penilaian hasil belajar pada kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial meliputi
tingkatan sikap menerima. menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai
spiritual dan nilai sosial.

Sasaran penilaian hasil belajar pada kompetensi pengetahuan, meliputi tingkatan memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan metakognitif.

Sasaran penilaian hasil belajar pada kompetensi keterampilan mencakup keterampilan abstrak
dan keterampilan konkrit.

Keterampilan abstrak merupakan kemampuan belajar yang meliputi: mengamati, menanya,


mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Keterampilan konkrit merupakan kemampuan belajar yang meliputi: meniru, melakukan,


menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan mencipta.

Skala Penilaian Autentik dan Ketuntasan

Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian.

Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A = sangat baik, B = baik, C =
cukup, dan D = kurang.

Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan diperoleh dengan
cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester.

Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka 0 – 100 dan predikat
serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian
KD selama satu semester.

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapain kompetensi sikap, kompetensi


pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang meliputi : (1) ketentasan penguasaan substansi;
dan (2) ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

Kriteria ketuntasan minimal kompetensi sikap ditetapkan dengan predikat B (Baik). Sedangkan
skor rerata untuk ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan disesuaikan dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) masing-masing satuan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai