Pengkajian Resep Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Pengkajian Resep Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
2018
Audina, Tia
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3976
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGKAJIAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
SKRIPSI
OLEH :
TIA AUDINA
NIM131501028
SKRIPSI
OLEH :
TIA AUDINA
NIM 131501028
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
Sumatera Utara”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
besarnya kepada Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selakuDekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas dan masukan selama
masa pendidikan dan penelitian,kepada Prof. Dr. Wiryanto, M.S., Apt., selaku
bantuan selama masa penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis juga
Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt., dan Prof. Dr. Wiryanto, M.S., Apt., Apt.,
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi
ini, kepada Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu membimbing selama masa pendidikan, serta Bapak dan Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada kedua orangtua tersayang, Ayahanda Adi S.Pd.,dan Ibunda Poni,
Nenek tersayang Almh. Keruduk, Abangda Ilham Rahmanda dan Iswanda Fauza
Zaidan atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun materil yang tak
iv
Universitas Sumatera Utara
ternilai dengan apapun. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang tak bisa disebut satu persatu namanya, yang selalu memberikan
motivasi dan segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah
karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bidang farmasi.
Tia Audina
NIM 131501028
v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dan hasil
pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan orang lain untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena
kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam
skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
mendapat sanksi apapun oleh Program Studi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk
dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Tia Audina
NIM 131501028
vi
Universitas Sumatera Utara
PENGKAJIAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
vii
Universitas Sumatera Utara
ASSESSMENT OF OUTPATIENT PRESCRIPTIONS AT UNIVERSITY
OFSUMATERA UTARAHOSPITAL MEDAN
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3Hipotesis ............................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 4
1.6 Kerangka Pemikiran............................................................ 5
BAB II TINAUAN PUSTAKA ............................................................ 6
2.1 Pengertian Rumah Sakit ...................................................... 6
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian........................................... 6
2.3 Pengkajian Resep ................................................................ 8
2.4Resep .................................................................................. 9
2.4.1 Jenis-jenis Resep ......................................................... 12
2.4.2 Penulisan Resep........................................................... 12
2.4.3Penulis Resep ............................................................... 14
2.4.4Kerahasiaan dalam Penulisan Resep .............................. 14
2.4.5Prinsip Penulisan Resep ................................................ 15
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 16
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 16
ix
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 16
3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................ 16
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................ 16
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................... 17
3.3.1 Populasi ..................................................................... 17
3.3.2 Sampel ....................................................................... 17
3.4 Definisi Operasional .......................................................... 18
3.5 Tata cara Penelitian ............................................................ 22
3.6 Cara Kerja Penelitian .......................................................... 23
3.7Analisis Data ...................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 26
4.1 Hasil Penelitian................................................................... 26
4.1.1 Analisis Kelengkapan Administrasi Resep .................... 26
4.1.2 Analisis Kelengkapan Farmasetik Resep....................... 27
4.1.3 Analisis Kelengkapan Klinis Resep .............................. 28
4.2Pembahasan ......................................................................... 31
4.2.1 Analisis Kelengkapan Administrasi Resep .................... 31
4.2.2 Analisis Kelengkapan Farmasetik Resep....................... 33
4.2.3 Analisis Kelengkapan Klinis Resep .................................. 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 40
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 40
5.2 Saran ................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 41
LAMPIRAN........................................................................................ 43
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
menyebutkan bahwa “ Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter
gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
kesalahan saat memberikan obat kepada pasien. Hal ini dilakukan untuk
resep yang salah (yang mungkin dapat mengakibatkan kesalahan pemberian dosis
obat), serta penulisan obat yang tidak tepat untuk situasi yang spesifik (Katzung,
2004).
aturan pemakaian obat, tidak menuliskan rute pemberian obat, dan tidak
1
Universitas Sumatera Utara
Bentuk kesalahan pengobatan yang terjadi adalah pada fase prescribing
(error terjadi pada penulisan resep) yaitu kesalahan yang terjadi selama proses
peresepan obat atau penulisan resep. Dampak dari kesalahan tersebut sangat
beragam, mulai yang tidak memberi risiko sama sekali hingga terjadinya
bahkan dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan seperti terjadinya interaksi
obat. Interaksi obat merupakan suatu reaksi antara obat dan senyawa kimia lain
yang dapat mempengaruhi kerja obat sehingga dapat menimbulkan efek yang
medication error oleh seorang apoteker adalah melakukan skrining resep atau
Rumah Sakit USU Medan ini memiliki jumlah peresepan yang cukup
banyak dan untuk peresepan tiap harinya mencapai 80 hingga 100 resep.
Banyaknya resep yang masuk ke instalasi farmasi Rumah Sakit USU Medan
dicegah.
Instalasi farmasi Rumah Sakit sebagai bagian dari Rumah Sakit yang
pelayanan yang dilakukan tepat sesuai standar pelayanan kefarmasian yang telah
2
Universitas Sumatera Utara
Uraian di atas dapat dijadikan pedoman untuk dilakukanpenelitian yang
berjudul Pengkajian Resep Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit USU Medan pada
bulan Oktober 2017. Penelitian ini menggunakan data resep yang diterima oleh
unit farmasi Rumah Sakit USU Medan pada bulan Oktober 2017. Dari data resep
tersebut dapat dianalisi kelengkapan resep dan diidentifikasi ada tidaknya efek
Rumah Sakittersebut.
Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016, dimana kegiatan pengkajian resep dimulai
dari persyaratan administrasi (nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi
badan pasien, nama dan paraf dokter serta tanggal resep), persyaratan farmasetik
(nama obat,bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah obat dan aturan cara
diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain, kontraindikasi dan
interaksi obat)
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah salah satu bagian dalam Rumah
dapat menjamin bahwa pelayanan yang dilakukannya tepat dan sesuai dengan
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah
resep pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara pada bulan
Oktober 2017.
1.3 Hipotesis
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara masih banyak
pada resep.Selain itu, dapat menjadi data awal untuk memberikan penjelasan
kepada pihak yang berkait mengenai masalah yang berkaitan dengan resep
sehingga pihak-pihak terkait dapat membuat tindakan yang tepat dalam mengatasi
masalah ini.
4
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Resep rawat jalan yang masuk ke apotek Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara bulan Oktober 2017
Pengkajian Resep
Kelengkapan
Kejelasan
Ketepatan
5
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tugas rumah sakit umum adalah
bertanggung jawab kepada fasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
6
Universitas Sumatera Utara
Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk :
2016).
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
meliputi :
a. Pemilihan
b. Perencanaan kebutuhan
c. Pengadaan
d. Penerimaan
e. Penyimpanan
f. Pendistribusian
h. Pengendalian
i. Administrasi
7
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
terjamin.
3. Rekonsiliasi obat
5. Konseling
6. Visiter
bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis
8
Universitas Sumatera Utara
a) Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien
c) Tanggal resep
c) Stabilitas
b) Duplikasi pengobatan
d) Kontraindikasi
penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk
2.4 Resep
dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep menurut kaidah dan
peraturan yang berlaku, diajukan secara tertulis kepada apoteker. Pihak apoteker
9
Universitas Sumatera Utara
sebagai pihak penerima resep berkewajiban melayani secara cermat memberi
terjadi kesalahan dalam penulisan. Dengan demikian pemberian obat dapat lebih
Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari
suatu rumah sakit yang bekerja melalui TFT, mengevaluasi, menilai dan memilih
dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling
pemberian suatu obat dengan nama dagang atau obat dengan nama generik apabila
obat itu tersedia dalam dua nama tersebut. Formularium adalah dokumen berisi
kumpulan produk obat yang dipilih TFT disertai informasi tambahan penting
tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan prosedur berkaitan obat
yang relevan untuk rumah sakit tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu
berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf
Kesalahan obat adalah pemberian suatu obat yang menyimpang dari resep
atau orderdokter yang tertulis dalam kartu pengobatan penderita atau menyimpang
dari kebijakan, prosedur dan standar rumah sakit. Kecuali kesalahan karena
kelalaian memberikan dosis obat kepada penderita, yang dimaksud kesalahan obat
adalah jika dosis obat telah benar-benar sampai pada penderita. Misalnya, suatu
10
Universitas Sumatera Utara
kesalahan dosis yang terdeteksi dan diperbaiki sebelum pemberian kepada
(nama obat kelihatan mirip atau bunyi nama obat mirip). Kegagalan atau gagal
fungsi peralatan, tulisan tangan tidak terbaca, penulisan kembali resep / order
dokter yang tidak tepat, perhitungan dosis yang tidak teliti, personil terlatih tidak
kesalahan etiket, beban kerja berlebihan, konsentrasi hilang dalam unjuk kerja
inkompatibilitas, dan lama pemberian. Serta kesalahan klinis seperti alergi, reaksi
obat yang tidak sesuai, interaksi yang meliputi obat dengan penyakit, obat dengan
obat lain dalam hal lama terapi, dosis, cara pemberian dan jumlah obat (Tatro,
2009).
garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebas (OTC = Other of
the counter) dan Ethical (obat narkotika, psikotropika dan keras), harus dilayani
dengan resep dokter.jadi sebagian obat tidak bisa diserahkan langsung pada pasien
atau masyarakat tetapi harus melalui resep dokter (on medical prescription only).
Dalam sistem distribusi obat nasional, peran dokter sebagai “medical care” dan
alat kesehatan ikut mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotek sebagai
11
Universitas Sumatera Utara
organ distributor terdepan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pasien,
dan apoteker berperan sebagai “pharmaceutical care” dan informan obat, serta
kesehatan masyarakat, kedua profesi ini harus berada dalam satu tim yang solid
(Jas, 2009).
sendiri oleh dokter penulis resep dan menentukan dosis serta entuk sediaan
3. Resep medicinal, yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merk dagang
4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam
bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tiak
Penulisan resep adalah pemberian obat secara tidak langsung, ditulis jelas
dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi kepada pasien, format dan kaidah
12
Universitas Sumatera Utara
diberikan obat dalam bentuk kesediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan
penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi.
Sebagai identitas dokter penulis resep. Format inscriptio suatu resep dari rumah
b. Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = resipe” artinya
apotek.
c. Prescriptio/ Ordonatio: nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang
diinginkan.
d. Signatura: yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval
keberhasilan terapi.
e. Subscrioptio : yaitu tanda tangan/ paraf dokter penulis resep berguna sebagai
karena banyak kesalahan medikasi terjadi karena kesalahan penulisan resep (Bobb
et al., 2004). Dalam sebuah penelitian di Malaysia mengatakan bahwa salah satu
13
Universitas Sumatera Utara
dalam penulisan resep (Ni, et al., 2002). Kesalahan dalam penulisan obat
informasi penulis resep dan pasien, selain itu berkaitan dengan tidak adanya
dengan klinis seperti kesalahan dosis obat, interaksi obat dan kesalahan cara
penggunaan obat.
- Dokter Umum
- Dokter hewan, terbatas pada pengobatan pada hewan/ pasien hanya hewan
(Syamsuni, 2006).
obat). Oleh karena itu, resep tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada yang
beberapa penyakit, dimana penderita tidak ingin orang lain mengetahuinya. Oleh
sebab itu, kerahasiaannya dijaga, kode etik dan tata cara (kaidah) penulisan resep
(Jas,2009).
14
Universitas Sumatera Utara
Resep asli harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kecuali
2. Karakteristik nama obat ditulis harus sama dengan yang tercantum di label
kemasan
15
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan tabel atau gambar. Penelitian
dipilih berdasarkan lokasi yang strategis seperti mudah dijangkau penduduk dan
16
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
hewan, tumbuhan, gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang elah
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua resep pasien
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah resep pasien rawat jalan di Rumah Sakit
untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N)
𝑁𝑁
n=
1+𝑁𝑁𝑁𝑁 2
2400
n= = 343
1+2400(0.05)2
Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapat hasil 343 lembar resep sebagai
jumlah sample minimal yang diperoleh dalam penelitian. Jumlah tersebut adalah
jumlah resep yang diambil selama bulan Oktober 2017. Untuk validasi hasil
17
Universitas Sumatera Utara
penelitian, maka jumlah lembar resep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
No Definisi
Variabel Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
1 Kelengka -Lengkap Menilai/melihat/mengob -Lengkap Nomin
pan secara servasi resep pasien bila secara al
administras rawat jalan di RS USU administras
i (data i,
pasien, farmasetik
paraf dan klinis
dokter, terpenuhi
legalitas -Tidak
narkotik lengkap
dan bila secara
kesesuaian administras
dengan i,
formulariu farmasetik
m) dan klinis
-Lengkap tidak
secara terpenuhi
Farmasetik
(bentuk
sediaan dan
ketercampu
ran obat)
-Lengkap
secara
Klinis
(nama obat,
ketepatan
dosis,
signa, rute
pemberian,
frekuensi
pemberian
dan
interaksi
obat)
18
Universitas Sumatera Utara
No. Variabel Definisi Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
2 Data Menilai/melihat Ukuran Nomin
Pasien Informasi kelengkapan data pasien -Lengkap al
utama (nama, alamat, tanggal bila data
mengenai lahir dan no rekam medis pasien
pasien pasien terpenuhi
seperti -Tidak
nama, lengkap
alamat, bila secara
tanggal administraS
lahir dan no i,
rekam farmasetik
medis dan klinis
pasien tidak
terpenuhi
3 Paraf Tanda Menilai/melihat -Lengkap Nomin
dokter tangan atau kelengkapan paraf dokter bila paraf al
stempel penulis resep dokter
nama dosen terpenuhi
penulis -Tidak
resep yang lengkap
berguna bila paraf
sebagai dokter tidak
legalitas terpenuhi
resep
tersebut
19
Universitas Sumatera Utara
No Variabel Definisi Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
6 Bentuk bentuk menilai/melihat/mengobs -Jelas bila Nomin
Sediaan tertentu ervasi kejelasan penulisan al
sesuai penulisan bentuk sediaan bentuk
dengan sediaan
kebutuhan, ditulis
mengandun dengan
g suatu zat jelas
aktif atau -Tidak
lebih dalam Jelas bila
pembawa Penulisan
yang bentuk
digunakan sediaan
sebagai ditulis
obat dalam dengan
atau obat tidak jelas
luar
20
Universitas Sumatera Utara
No. Variabel Definisi Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
10 Signa Petunjuk Menilai/melihat/mengob -Jelas bila Nomin
penggunaan servasi kejelasan penulisan al
obat bagi penulisan signa signa obat
pasien pada ditulis
bagien dengan
resep yang jelas
ditulis oleh
dokter
penulis
resep
-Tidak jelas
bila
penulisan
signa obat
ditulis
dengan
tidak jelas
21
Universitas Sumatera Utara
No. Variabel Definisi Cara Ukur Ukuran Skala
Operasional
13 Interaksi Menilai/melihat/mengob -Ada bila Nomin
obat Situasi servasi kemungkinan dalam al
dimana terjadinya interaksi obat peresepan
suatu zat berpotensi
mempengar mengalami
uhi akivitas interaksi
suatu obat, obat
yaitu -Tidak ada
meningkatk bila dalam
an atau peresepan
menurunka tidak
n efeknya, berpotensi
atau mengalami
menghasilk interaksi
an efek obat
baru yang
tidak
diinginkan
atau
direncanaka
n
1. Tahap Perencanaan
22
Universitas Sumatera Utara
resep pasien rawat jalan bulan Oktober 2017 yang dilakukan adalah mengamati
resep rawat jalan yang masuk diunit farmasi Rumah Sakit Universitas
2. Pengumpulan data
a. Keabsahan resep :
Data pasien
Penulisan obat
23
Universitas Sumatera Utara
Signa obat
Paraf dokter
Legalitas narkotik
Formularium obat
b. Terkait obat :
Dosis Sediaan
Bentuk sediaan
Rute pemberian
Frekuensi pemberian
Ketercampuran obat
100%, karena dalam setiap obat pasti mempunyai efek samping yang
Interaksi obat
Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan
resep pada bulan Oktober 2017 di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.
Analisis yang dilakukan didasarkan dari pengamatan satu persatu dengan cara
24
Universitas Sumatera Utara
mencatat semua bentuk-bentuk kelengkapan resep dengan menggunakan formulir
analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara jumlah jenis obat dalam
satu resep dengan banyaknya kejadian interaksi obat yang ada. Dalam penelitian
ini menggunakan uji chi-square atau uji kai kuadrat dengan interpretasi hasil p
25
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara pada bulan
farmasetik dan klinis serta gambaran interaksi obat pada resep. Dalam pengkajian
resep ini digunakan parameter pedoman penulisan resep yaitu Peraturan Menteri
kefarmasian di Rumah Sakit. Melalui hasil pengamatan dari 350 lebar resep
Pada penelitian ini, sekitar lebih dari dua ribu lembar resep pada bulan
validasi hasil penelitian, jumlah lembar resep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 350 lembar resep. Resep tersebut diamati kelengkapan Administrasi resep
resep. Data kelengkapan administrasi resep tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1
26
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Data Analisis Kelengkapan Administrasi Resep
Persyaratan Kelengkapan Resep
No Administrasi
Ya (%) Tidak (%)
1 Data Pasien
Nama 349 (99,7) 1 (0,3)
Usia 350 (100) 0
Jenis Kelamin 350 (100) 0
Berat Badan 12 (3,4) 338 (96,6)
Tinggi Badan 0 350 (100)
2 Keterangan Dokter
Nama Dokter 350 (100) 0
SIP 350 (100) 0
Paraf Dokter 350 (100) 0
3 Tanggal Resep 340 (97,1) 10 (2,9)
administrasi resep yang ditulis oleh dokter terbanyak pada kelengkapan data
pasien, dimana kelengkapan data pasien ini mencakup penulisan berat badan
pasien yaitu 96,6% (338 lembar resep), penulisan tinggi badan pasien 100% (350
administrasi resep yang ditulis oleh dokter terbanyak kedua adalah pada penulisan
tanggal resep yaitu 2,9% (10 lembar resep). Sedangkan untuk kelengkapan
penulisan nama dokter 100% (350 lembar resep), SIP dokter 100% (350 lembar
farmasetik resepmeliputi nama obat, bentuk sediaan, jumlah obat, aturan dan cara
27
Universitas Sumatera Utara
penggunaan, kesesuaian formularium. Data hasil analisis tersebut dapat dilihat
jumlah obat. Hasil penulisan bentuk sediaan obat yang ditulis tidak lengkap
adalah sebanyak 73,7 % (258 lembar resep), penulisan aturan dan cara
penggunaan obat yang tidak lengkap adalah sebanyak 16,6% (58 lembar resep),
penulisan nama obat yang tidak lengkap sebanyak 10,9% (38 lembar resep),
terhadap formularium adalah sebanyak 7,4% (26 lembar resep). Hasil 92 lembar
resep dengan penulisan bentuk sediaan yang ditulis dengan jelas tersebut
diketahui bahwa bentuk sediaan yang diberikan sudah tepat. Berdasarkan literatur,
aturan dan cara penggunaan obat pada 292 lembar resep tersebut sudah tepat.
persyaratan klinis resep. Data hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3
28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3Data Analisis Kelengkapan Persyaratan Klinis Resep
Kelengkapan Resep
No Persyaratan Klinis
Ya (%) Tidak (%)
1 Ketepatan Indikasi 350 (100) 0
2 Dosis/Kekuatan Sediaan 318 (90,9) 32 (9,1)
3 Waktu Penggunaan Obat 346 (98,9) 4 (1,1)
4 Interaksi Obat 127 (36,3) 223 (63,7)
dosis sediaan lebih besar dibanding dengan penulisan waktu penggunaan obat dan
ketepatan indikasi. Hasil penulisan dosis sediaan yang ditulis dengan jelas adalah
sebanyak 90,9%(318 lembar resep). Hasil 318 resep dengan penulisan dosis
sediaan yang jelas tersebut diketahui bahwa dosis sediaan yang diberikan sudah
tepat. Waktu penggunaan obat yang ditulis dengan jelas adalah sebanyak 98,9%
(346 resep). Berdasarkan literatur, hasil waktu penggunaan obat pada 346 lembar
resep tersebut sudah tepat. Sedangkan penulisan ketepatan indikasi obat adalah
Pada Tabel 4.3 juga diketahui bahwa dari 350 lembar resep yang dianalisis,
resep yang tidak berpotensi mengalami interaksi obat lebih besar dibandingkan
resep yang berpotensi mengalami interaksi obat. Hal ini diketahui dari hasil
analisis yaitu sebanyak 63,7% (223 lembar resep) tidak berpotensi mengalami
jumlah obat dua hingga kurang dari lima macam obat dan resep yang mempunyai
29
Universitas Sumatera Utara
jumlah obat lebih atau sama dengan lima. Dari kelompok-kelompok resep tersebut
didapat gambaran jumlah obat yang berpotensi mengakibatkan interaksi obat yang
Tabel 4.4 Gambaran Jumlah Obat Berdasarkan Ada Tidaknya Potensi Interaksi
Obat dan Gambaran Distribusi Jumlah Jenis Obat yang Diresepkan dalam Lembar
Resep dengan Kejadian Interaksi Obat
Tidak
AdaPotensi
BerpotensiInterak Total P
Interaksi
Kriteria Kategori si Value
N % N % N %
Jenis 6 27 10
Obat 2-<5Obat 5 23,4 213 76,6 8 0 0,000
6 10
>5Obat 2 86,1 10 13,9 72 0
Berdasarkan hasil analisis lembar resep tersebut, sebanyak 127 lembar resep
(36,3%) berpotensi mengalami interaksi obat dan sebanyak 223 lembar resep
(63,7%) tidak berpotensi mengalami interaksi obat. Dari Tabel 4.4 diatas dapat
dilihat bahwa potensi interaksi obat lebih banyak terjadi pada lembar resep
dengan jumlah obat dua hingga kurang dari lima macam obat, yaitu sebanyak 65
lembar resep (23,4%) dari total 278 lembar. Sedangkan yang potensi interaksi
obat lebih sedikit terjadi pada lembar resep dengan jenis obat lebih atau sama
dengan jenis obat lebih atau sama dengan lima yaitu sebanyak 62 lembar resep
(86,1%). Hal ini terjadi karena dalam resep obat yang jumlahnya >5 lebih sedikit
dibandingkan obat yang jumlahnya 2-<5. Pada dasarnya, semakin banyak jumlah
obat dalam suatu resep maka semakin besar kemungkinan terjadinya interaksi
obat.
dalam 1 resep dengan kejadian interaksi obat dengan menggunakan uji chi-square
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah jenis obat
30
Universitas Sumatera Utara
dalam satu resep dengan kejadian potensi interaksi obat. Hal ini ditunjukkan dari
4.2 Pembahasan
Penelitian tentang analisis resep ini dilakukan di apotek rawat jalan Rumah
Oktober 2017, hasil inklusi didapatkan sebanyak 2400 dan sampel yang diambil
administrasi resep yang ditulis oleh dokter terbanyak pada kelengkapan data
pasien, dimana kelengkapan data pasien ini mencakup penulisan berat badan
pasien yaitu 96,6% (338 lembar resep), penulisan tinggi badan pasien 100% (350
resep), dan penulisan nama pasien 0,3% (1 lembar resep). Data pasien dalam
penulisan resep cukup penting., hal ini sangat diperlukan dalam proses pelayanan
peresepan sebagai pembeda ketika ada nama pasien yang sama agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat pada pasien. Seperti contohnya umur dan no rekam
medik pasien sangatlah penting dan harus dicantumkan. Dalam resep bentuk
ketidaklengkapan data pasien dalam resep yang diamati ini beragama, yaitu
karena tidak dituliskannya tanggal lahir atau umur pasien, alamat, no rekam
terbanyak kedua adalah pada penulisan tanggal resep yaitu 2,9% (10 lembar
31
Universitas Sumatera Utara
resep). Sedangkan untuk kelengkapan keterangan dokter telah memenuhi
lembar resep), SIP dokter 100% (350 lembar resep), dan paraf dokter 100% (350
lembar resep).
Penelitian ini tidak ditemukan adanya resep tanpa tanda tangan atau stempel
nama dokter. Dimana resep yang tidak mencantumkan tanda tangan diganti
dengan stempel nama dokter. Paraf atau tanda tangan dokter juga berperan
penting dalam resep agar dapat menjamin keaslian resep dan berfungsi sebagai
legalitas dan keabsahan resep tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
dokter sebanyak 6,8%. Pada kasus pencantuman tanda tangan/paraf dokter ini
hasil yang didapatkan sangat bagus karena 100% resep yang dikaji mencantumkan
stempel nama dokter sebagai pengganti tanda tangan. Dengan ini berarti, resep
yang diberikan kepada pasien merupakan resep yang sah yang dberi oleh dokter
yang bersangkutan.
Nama dokter, SIP, alamat, telepon, paraf atau tanda tangan dokter serta
tanggal penulisan resep sangat penting dalam penulisan resep agar Apoteker
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian, dokter penulis resep tersebut bisa
Format resep yang rasional dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep
pada praktik pribadi. Resep di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara tidak
tercantum Surat Izin Praktek (SIP), hal ini dikarenakan dokter-dokter yang
32
Universitas Sumatera Utara
bekerja atau melakukan praktek di rumah sakit tersebut bernaung dibawah izin
izin operasional rumah sakit adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang
persyaratan dan standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Jadi
berbeda dengan resep dokter yang membuka praktek sendiri di luar rumah sakit
dimana resep dokter yang membuka praktek sendiri harus mencantumkan Surat
Izin Praktek (SIP) agar dapat memberikan perlindungan kepada pasien dan
tersebut benar-benar layak dan telah memenuhi syarat untuk menjalankan praktik
seperti yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Akan tetapi pada penelitian
ini, paraf dokter dalam resep yang diterima di Instalasi Farmas Rumah Sakit
jumlah obat. Hasil penulisan bentuk sediaan obat yang ditulis tidak lengkap
adalah sebanyak 73,7 % (258 lembar resep), penulisan aturan dan cara
penggunaan obat yang tidak lengkap adalah sebanyak 16,6% (58 lembar resep),
penulisan nama obat yang tidak lengkap sebanyak 10,9% (38 lembar resep),
33
Universitas Sumatera Utara
penulisan jumlah obat yang tidak lengkap sebanyak 0 % dan ketidaksesuaian
Penulisan bentuk sediaan obat yang tidak jelas didapatkan hasil sebanyak
73,7% (258 lembar resep). Pada resep, seharusnya penulisan bentuk sediaan harus
ditulis dengan jelas agar tidak memicu terjadinya kesalahan pemberian bentuk
sediaan obat yang akan digunakan oleh pasien sesuai dengan kebutuhan, keadaan
sediaan lebih dari satu. Maka dalam resep perlu dituliskan bentuk sediaan tablet
atau syrup. Hasil ketidaklengkapan penulisan bentuk sediaan ini sesuai dengan
Pada Tabel 4.2 diketahui juga hasil dari ketidakjelasan penulisan aturan dan
cara penggunaan obat yaitu sebanyak 16,6 % (58 lembar resep). Dalam resep,
penulisan aturan dan cara penggunaan obat sangat penting agar dalam proses
pasien dapat meminum obat sesuai dengan cara dan aturan pemakaian obat.
Dengan demikian, seharusnya dokter menuliskan signa obat dengan jelas agar
obat ini sesuai dengan penelitian Prawitosari (2009) Yng mendapatkan hasil
10,9 % ( 38 lembar resep ). Penulisan nama obat sangat penting dalam resep agar
ketika proses pelayanan tidak terjadi kesalahan pemberian obat, karena banyak
obat yang tulisannya hampir sama atau penyebutannya sama. Untuk itu, dokter
34
Universitas Sumatera Utara
harus menuliskan nama obat dengan jelas sehingga terhindar dari kesalahan
pemberian obat.
didapatkan hasil sebanyak 7,4 % ( 26 lembar resep). Resep yang tidak sesuai
formularium. Formularium dalam hal ini adalah formularium rumah sakit tempat
membimbing dokter dalam peresepan obat yang paling aman dan paling efektif
Formularium rumah sakit yang telah disusun bersama harus dipatuhi oleh
seluruh praktisi rumah sakit sebagai pedoman yang digunakan dalam pemberian
terapi, hal ini seperti dijelaskan oleh Menteri Kesehatan RI dalam buku Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, tercapainya suatu pelayanan rumah sakit dapat
dilihat dari penulisan resep yang sesuai dengan formularium, dimana standar
dosis sediaan lebih besar dibanding dengan penulisan waktu penggunaan obat dan
ketepatan indikasi. Hasil penulisan dosis sediaan yang ditulis dengan jelas adalah
sebanyak 90,9%(318 lembar resep). Hasil 318 resep dengan penulisan dosis
sediaan yang jelas tersebut diketahui bahwa dosis sediaan yang diberikan sudah
35
Universitas Sumatera Utara
tepat. Waktu penggunaan obat yang ditulis dengan jelas adalah sebanyak 98,9%
(346 resep). Berdasarkan literatur, hasil waktu penggunaan obat pada 346 lembar
resep tersebut sudah tepat. Sedangkan penulisan ketepatan indikasi obat adalah
dosis sediaan serta kejelasan penulisan waktu pemberian obat beserta ketepatan
didapatkan hasil sebanyak 9,1% (32 lembar resep). Dengan ini, diketahui bahwa
hanya 90,9% (318 lembar resep) dosis sediaan obat yang ditulis dengan jelas.
Sebanyak 318 lembar resep yang ditulis dengan jelas tersebut setelah dilakukan
analisis berdasarkan literatur, dosis sediaan yang diberikan sudah tepat. Penulisan
dosis sediaan obat harus ditulis dengan jelas agar terhindar dari kesalahan
pemberian jumlah dosis mengingat adanya obat-obat yang memiliki dosis lebih
dari satu. Dimana dosis obat itu sendiri adalah jumlah atau ukuran yang
diharapkan dapat menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh yang mengalami
gangguan. Misalnya Amoxan 500 mg dan Amoxan 250 mg, maka dosis obat perlu
ditulis dengan jelas dalam peresepan. Tetapi biasanya ada kesepakatan tidak
tertulis dalam pelayanan obat tersebut bahwa jika kekuatan obat tidak tertulis
maka diberikan obat dengan kekuatan kecil. Oleh karena itu, dosis sediaan harus
kekuatan sediaan obat ini sesuai dengan penelitian Prawitosari (2009) yang
36
Universitas Sumatera Utara
ketidakjelasan penulisan frekuensi pemberian obat ini sesuai dengan penelitian
pemberian obat sebanyak 75,5%. Pada resep seharusnya waktu pemberian obat
ditulis dengan jelas dan lengkap. Penulisan waktu pemberian obat sangat penting
dalam resep agar ketika dalam proses pelayanan tidak terjadi kesalahan informasi
penggunaan obat yang tepat. Misalnya obat diminum 3 kali sehari dan diminum
satu jam sebelum makan, atau 2 jam sesudah makan dan sebagainya. Dengan
informasi tersebut, maka diharapkan pasien akan dapat menggunakan obat dengan
literatur terhadap 98,9% (346 lembar resep) yang ditulis dengan jelas, didapatkan
Selain itu, pada Tabel 4.3 berdasarkan literatur diketahui adanya interaksi
obat dengan obat pada resep yang diamati yaitu sebanyak 36,3% (127 lembar
resep). Analisis interaksi obat ini berperan penting dalam terapi pengobatan agar
ketika dalam proses pengobatan tidak terjadi hal yang dapat merugikan pasien dan
Hasil terhadap 350 lembar resep, diperoleh bahwa terdapat interaksi obat
pada 127 lembar resep (36,3%) dan sebanyak 223 lembar resep (63,7%) tidak
mengalami interaksi obat. Dari data tersebut diketahui bahwa interaksi lebih
banyak terjadi pada pasien yang menerima obat <5 macam obat dibandingkan
dengan pasien yang menerima obat >5 macam obat. Ini terjadi karena dalam
resep obat yang jumlahnya >5 lebih sedikit dibandingkan obat yang jumlahnya 2-
<5. Pada dasarnya, semakin banyak jumlah obat dalam suatu resep maka semakin
37
Universitas Sumatera Utara
besar kemungkinan terjadinya interaksi obat. Hal ini sesuai dengan penelitian
Mega (2013) bahwa resiko terjadinya interaksi obat meningkat sejalan dengan
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama dapat berubah
efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi bisa bersifat
potensiasi atau antagonis efek satu obat oleh obat lainnya, atau adakalanya
Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat
lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam
lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat
bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa yang terjadi ketika obat hadir
bermakna antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat.
Hasil ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil
dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara jumlah obat dalam satu resep dengan kejadian interaksi obat. Hasil yang
didapatkan ini sesuai dengan penelitian Mega (2013) dengan nilai probabilitas α =
0,000.
satu wilayah tertentu maupun wilayah lain. Seperti data pasien yang tidak
diberikan kepada pasien. Tulisan tangan yang tidak jelas dari nama obat yang
38
Universitas Sumatera Utara
membingungkan, dapat mengakibatkan kesalahan pengambilan obat sehingga
berakibat fatal bagi pasien bila sampai pada tahap pemberian karena obat yang
diberikan tidak sesuai dengan penyakitnya. Penulisan signa obat yang tidak jelas,
pemberian bentuk sediaan obat yang tidak tepat, jumlah obat yang tidak tepat
sehingga dapat mengakibatkan kegagalan terapi pada saat penggunaan obat oleh
pasien. Jenis prescribing error lain adalah peresepan beberapa obat yang dapat
mengakibatkan interaksi obat sehingga tujuan terapi tidak dapat diperoleh dengan
maksimal.
toksisitas dan atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi terutama bila
menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang
(Setiawati, 2007).
39
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Unversitas Sumatera Utara masih banyak
5.2 Saran
dihindari.
40
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Charles J. P., dan Endang, K. (2006). Farmasi Klinik Teori dan Penerapan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Halaman 55.
Hartayu, T.S., dan Widyati, A. (2005). Kajian Kelengkapan Resep Pediatri Yang
Berpotensi Menimbulkan Medication Error di Rumah Sakit dan 10 Apotek
di Yogyakarta. Yogyakarta. Halaman 17-18.
Iskandar, H.D. (1998). Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan dan Pasien. Jakarta:Sinar
Grafika. Halaman 87.
Jas, A. (2007). Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Edisi 1.
Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Halaman 44-46.
Jas, A. (2009). Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Edisi 2.
Medan: Universitas Sumatera Utara Press.Halaman 33-35.
Lestari, C. S. (2002). Seni Menulis Resep Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Perca.
Halaman 70.
Lia, A. (2007). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Halaman 99-101.
41
Universitas Sumatera Utara
Medscape.com. Drug
Interaction.CheckerAvailable:http://reference.medscape.com/drug-
interactionchecker.(diakses 15 Oktober 2017).
Mega. (2013). Analisis Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral Pada Pasien
Rawat Jalan Askes Rumah Sakit DR. SOEDARSO Pontianak Periode
Januari-Maret 2013. Skripsi Fakultas KedokteranUnuversitas Tanjungpura
Pontianak. Halaman 66-67.
MenKes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. Halaman 3.
Sandy. (2010). Study Kelengkapan Resep Obat Untuk Pasien Anak di Apotek
Wilayah Kecamatan Kartasura Bulan Oktober-Desember 2008.Skripsi
Universitas MuhammadiyahSurakarta. Halaman 6-10.
Siregar, C.J.P. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 69.
Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.Halaman 78-
79.
Tatro. (2009). Drug Interaction Facts. Fifth Edition. United States of America:
Wolters Kluwer Company. Halaman 76.
42
Universitas Sumatera Utara
Thanacoody. (2012). Drug Interactions. Dalam Buku: Walker R dan Whittlesea,
Editor. Clinical Pharmacyand Therapeutics. Fifth Edition. London:
Churchill Livingstone Elsevier. Halaman 78-80.
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Surat Pengajuan Judul Penelitian
44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Surat Izin Melaksanakan Penelitian
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Data Kelengkapan Resep (Persyaratan
Administrasi, Persyaratan Farmasetik Persyaratan Klinis)
Bentuk/ Waktu
Data Nama Tangga Keteranga ktepata Interaks
Obat Sesuai Dosis kekuata penggunaa
Nama Pasien Obat l n n i Obat
No Signa n n obat
No Pasie
Rm Formulariu Sediaa Sediaaa
n Resep Dokter indikasi
m n n
T T T T
L L S S S S A A Y T A TA S TS A TA S TS A TA A TA
03125
Ny. 4
1 KA X X X X X - X X X X X X
Tn. 03101
2 DGS 1 X X X X X - X X X X X X
Tn. 03125
3 SM 9 X X X X X - X X X X X X
Ny. 00047
4 IL 1 X X X X X - X X X X X X
Tn. 02986
5 PS 0 X X X X X - X X X X X X
03101
6 Ny. D 1 X X X X X - X X X X X X
Ny. 03131
7 SS 9 X X X X X - X X X X X X
Ny. 03100
8 CR 9 X X X X X - X X X X X X
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Nama Pasien
S Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 1 .3 .3 .3
tidak ada 349 99.7 99.7 100.0
Total 350 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 0 0 0 0
tidak ada 350 100 100 100.0
Total 350 100.0 100.0
59
Berat Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 88 96,6 96,6 96,6
tidak ada 12 3,4 3,4 100.0
Total 350 100.0 100.0
60
61
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 0 0 0 00
tidak ada 350 100 100 100.0
Total 350 100.0 100.0
Tanggal Resep
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 10 2.9 2.9 2.9
tidak ada 340 97.1 97.1 100.0
Total 350 100.0 100.0
62
Bentuk Sediaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 258 73.7 73.7 73.7
tidak ada 91 26.0 26.0 99.7
22 1 .3 .3 100.0
Total 350 100.0 100.0
63
64
65
66
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenisobat *
interaksiobat 350 50.9% 338 49.1% 688 100.0%
interaksiobat
ada tidak ada Total
jenisobat obat<5 65 213 278
obat>5 62 10 82
Total 127 223 350
67
68