Anda di halaman 1dari 2

TERMINOLOGI

1. Nyeri telan : disfagia, Seseorang yang mengalami disfagia mengalami kesulitan menelan makanan
dan merasa seolah-olah makanannya tersangkut di tenggorokan. Anda memerlukan usaha lebih keras
dan waktu yang lebih lama untuk menelan makanan. Sementara itu, orang yang mengalami odinofagia
tetap bisa menelan makanan dengan mudah, hanya saja terasa sakit.
2. Tonsil T3-3 : ukuran tonsil melebar kanan-kiri. T3 : pembesaran mencapai garis tengah (>50% <75%)
3. Kripte melebar : lekukan (kripta) yang ada di tonsil akan melebar
4. Detritus : Bercak putih pada tonsil. Detritus tonsil terbentuk ketika bakteri dan bahan lain, seperti sel-
sel mati, lendir, air liur, dan sisa makanan, terperangkap pada kripta (lekukan) amandel yang lama-
kelamaan mengeras.

RUMUSAN MASALAH
1. Hubungan keluhan dengan kondisi pasien (nyeri telan, demam, batuk, pilek)?
Radang pada tonsil dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah
bening melemah di dalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot, kedinginan, seluruh tubuh
sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh
sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa mengental.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran), sedangkan
pada tonsilitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid
terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan
mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini
meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fosa
tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.
Batuk  mekanisme mengeluarkan zat asing yg menginvasi
Pilek 
2. Kenapa sering terjadi tiap 2-3 bulan sekali?
Perlu ditanyakan pada keluhan sebelumnya diberi tidakan apa ngga, kan kemungkinan terapi yg dikasi
biasanya kalo emg indikasi bakteri dikasi Antibiotik. Mungkin tidak adekuat
Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi) dilakukan jika:
a. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.
b. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
c. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
d. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
3. Kenapa mendengkur dan terbangun saat malam karena sesak dan sering mengantuk?
Mengorok adalah suara napas yang berbunyi akibat getaran udara yang melalui saluran napas atas.
Jadi mengorok menunjukan adanya tahanan yang tinggi terhadap udara di saluran napas atas. Waktu
tidur otot mengalami relaksasi sehingga jalan napas mengecil. Akibatnya jumlah udara yang sama
harus melewati tempat yang lebih sempit.
Mendengkur pada anak merupakan kondis abnormal, Tersering disebabkan pembesaran amandel
(tonsil dan adenoid).
Bila mengorok disertai henti napas, anak kemungkinan menderita sleep apnea. Saluran udara sangat
sempit sehingga udara tak bisa lewat. Anak dapat berhenti napas beberapa detik sampai satu menit.
Kemudian otak membangunkan badan supaya berusaha bernapas kembali. Akibatnya anak terbangun
dan bernapas kembali. Karena sering terbangun, tidurnya tidak nyenyak dan merasa ngantuk dan lelah
sepanjang hari.
4. Interpretasi px?
Detritus : Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa
keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.
T3 : pembesaran mencapai garis tengah (>50% <75%) INFLAMASI
Kripte melebar : Kripta sebenarnya merupakan sebuah muara dari saluran jaringan limfoid di tonsil
(amandel). Kripta tampak seperti cekungan pada tonsil yang biasanya akan melebar ketika terjadi
radang/infeksi. Seringkali ketika terjadi radang kripta juga tampak putih karena terisi oleh zat-zat
radang.
5. Hubungan usia dan gender dgn keluhan?
Fungsi tonsil akan meningkat pada umur 5 tahun kemudian menurun dan akan mengalami peningkatan
lagi pada umur 10 tahun, kemudian akan menurun pada umur 15 tahun karena tonsil mulai mengalami
involusi pada saat pubertas sehingga produksi antibodi berkurang yang membuat lebih rentan terhadap
infeksi.
Karena itu anak-anak dan remaja usia 5-15 tahun (usia sekolah), yang lebih banyak menghabiskan
waktu di lingkungan sekolah dan di luar ruangan, sering menderita ISPA. Anak-anak dan remaja usia
sekolah juga sering mengosumsi makanan ringan yang mengandung bahan pengawet, pemanis buatan
dan pewarna buatan serta minuman dingin yang dapat menimbulkan iritasi ditenggorok sehingga dapat
memicu timbulnya infeksi tenggorok ataupun infeksi tonsil. Tingginya kejadian tonsillitis kronis pada
anak-anak dan remaja dikarenakan mereka sering menderita ISPA atau tonsilitis akut yang tidak
diterapi dengan adekuat atau dibiarkan saja tanpa pengobatan.Tonsilitis dapat menyebar melalui
kontak tangan maupun udara sehingga anak-anak dan remaja berusia 5-15 tahun adalah yang paling
mungkin untuk menderita tonsilitis, tetapi dapat menyerang siapa saja, sehingga pada penelitian ini
juga ditemukan penderita usia <5 tahun dan >15 tahun.

Anda mungkin juga menyukai