Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 01.07.

04 PEKANBARU
NOMOR : 001/PKPO/XI/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04
PEKANBARU

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04 PEKANBARU

MENIMBANG :

a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit TK IV 01.07.04,


maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi yang bermutu tinggi;

b. bahwa agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit TK IV 01.07.04 dapat terlaksana


dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit TK IV 01.07.04 sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit TK IV 01.07.04;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu


ditetapkan dengan Keputusan kepala Rumah Sakit TK IV 01.07.04.

MENGINGAT :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tentang Pekerjaan Kefarmasian

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 /Menkes/SK/X/2004


tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN : KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT TK IV


01.07.04 PEKANBARU
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Rumah Sakit TK IV 01.07.04 Pekanbaru tentang kebijakan
pelayanan farmasi rumah sakit Tk IV 01.07.04 pekanbaru

Kedua : Kebijakan pelayanan Farmasi Rumah Sakit TK IV 01.07.04 sebagaimana


tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Pekanbaru, November 2018


Kepala Rumah Sakit TK IV 01.07.04 Pekanbaru

dr. Alexander Indra Humala Sibarani,Sp.OG.M.Kes


Mayor Ckm NRP 11060000500977
Lampiran Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : 001/PKPO/XI/2018
Tanggal : Desember 2018

PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04 PEKANBARU

1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi,


penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.
2. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan farmasi
yang beredar di rumah sakit.
3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit
yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memilliki
Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja.
6. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-
peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan pengawasan distribusi .
7. Sediaan farmasi/perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan,
reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
8. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh apoteker
pendamping dan / atau tenaga tehnis kefarmasian.
9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker
menganalisa secara kefarmasian.
10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
 Nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien
 Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter
 Tanggal resep
11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal lain
dengan persetujuan dokter.
12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit dan standar obat karyawan.
13. Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat.
14. Besarnya persediaan obat/ alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk
pemakaian satu bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan “fast moving”
persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk tiga bulan.
15. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala Instalasi
farmasi.
16. Jumlah persediaan obat/alkes ditentukan maksimum untuk penjualan satu minggu.
17. Penerimaan obat / alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat satu tahun
hanya untuk obat-obat yang digolongkan “ cito “ dan segera pakai.
18. Untuk penagihan resep pasien rekanan dan pasien karyawan diperlukan selain foto cofy
resep juga tanda tangan asli dari cetakan slip pembelian obat (SPO) atau dari kuitansi
manual.
19. Jika harga obat/alkes di atas Rp. 100.000,00 perlu persetujuan dari pasien/ keluarga pasien
dengan menandatangani di belakang resep bahwa obat tidak dapat dikembalikan.
20. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi (PBF) yang
resmi.
21. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan mencantumkan
nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
22. Tidak menyediakan alkohol 70% dijual bebas.
23. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait seperti
IGD, rawat inap, rawat jalan, dan rawat intensif.
24. Tidak menyediakan susu bayi (< 6 bulan ) untuk dijual bebas.

Anda mungkin juga menyukai