Anda di halaman 1dari 8

Nama : Raihan Afriansyah

Kelas : X MM1
Absen : 28
Nama Resmi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Dasar hokum : UU No. 3 tahun 1950; UU No. 13 tahun 2012

Ibu kota : Kota Yogyakarta


Luas area : 3.185,80 km2
Populasi : 3.657.700 Jiwa
Pemerintahan : - Gubernur : Hamengkubawana X[2]
- Wagub : Paku Alam X[3]
- Ketua DPRD : Yoeke Indra Agung Laksana
- Sekda : Gatot Saptadi
- Kabupaten :4
- Kota :1
- Kecamatan :78
- Kelurahan :440

Alasan Yogyakarta menjadi daerah Khusus


Yogyakarta memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan. Sultan Yogyakarta
saat itu, Hamengkubuwono IX, merupakan pendukung kemerdekaan Indonesia dan
menawarkan Yogyakarta sebagai ibukota sementara Indonesia ketika Jakarta diduduki oleh
Belanda. Jasa-jasa ini, ditambah dengan status khusus Yogyakarta sebagai kesultanan akhirnya
membuat wilayah ini dijadikan daerah otonomi khusush dengan Undang-undang Nomor 3
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor
31 Tahun 1950, yang saat ini masih berlaku dan dikuatkan dengan Undang Undang Nomor 13
Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kewenangan Istimewa DIY adalah wewenang tambahan tertentu yang dimiliki DIY
selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tentang pemerintahan daerah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012, keistimewaan DIY
meliputi :
 Tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil
gubernur.
 Kelembagaan Pemerintah DIY.
 Kebudayaan.
 Pertanahan.
 Tata ruang.
Nama Resmi : Provinsi DKI Jakarta
Ibukota : Jakarta
Luas Wilayah : 664,01 Km2 *)
Jumlah Penduduk : 9.809.857 jiwa *)
Suku Bangsa : Betawi, Jawa, Sunda dan lain-lain.
Agama : Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dll.
Wilayah Administrasi : Kab. : 1 (Kepulauan Seribu), Kota : 5, Kec. : 44, Kel. : 267,
Desa : 0.
Batas Wilayah :Wilayah Provinsi DKI Jakarta sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten/Kota Bekasi, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Tangerang dan Kota Depok, sebelah Barat
berbatasan dengan Kota Tangerang dan sebelah Utara
berbatasan dengan Laut Jawa
Lagu daerah : Kicir-kicir, Jali-jali, Keroncong kemayoran

Alasan DKI Jakarta menjadi daerah Khusus


DKI Jakarta menjadi daerah khusus karena statusnya sebagai ibukota negara. Jakarta
dibentuk sebagai sebuah provonsi khusus pada tahun 1959, setelah sebelumnya berstatus
sebagai kota. Saat ini peraturan yang mengatur otonomi khusus di DKI Jakarta adalah Undang
Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keunikan DKI Jakarta dibanding pemerintahan
provinsi lain adalah, gubernur Jakarta berhak mengangkat semua walikota dan bupati di
daerahnya. Saat ini DKI Jakarta terdiri atas 5 kota administratsi dan 1 kabupaten yaitu Jakarta
Tengah, Utara, Timur, Selatan, Barat dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Wilayah kota dan
kabupaten ini tidak memiliki Dewan Perwakila Rakyat Daerah (DPRD), karena di DKI Jakarta
hanya ada DPRD di tingkat provinsi.
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam
kedudukannya sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebagai daerah
otonom memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, beberapa hal yang
menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya adalah sebagai berikut.
 Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibu kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat
provinsi.
 Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan Negara
asing, serta pusat/ atau perwakilan lembaga internasional
 Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten
administrasi
 Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% dari jumlah
maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang
 Gubernur dapat menghadiri siding cabinet yang menyangkut kepentingan ibu kota
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur mempunyai hak protokoler, termasuk
mendampingi presiden dalam acara kenegaraan.
 Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota
Negara ditetapkan bersama antara pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan
usulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Hari jadi 1 Mei 1963 (direbut dari Belanda)

Jayapura
Ibu kota

Area

- Total luas 309.934,4 km2

Populasi

- Total 3.672.495 jiwa (2016)[1]

- Kepadatan 11,84 jiwa/km2

Pemerintahan

- Gubernur Lukas Enembe[2]

- Wagub Klemen Tinal

- Ketua DPRD Yunus Wonda

- Sekda Titus Emanuel Adopehan Herry Dosinaen

- Kabupaten 27

- Kota 2

- Kecamatan 214

Alasan Papua menjadi daerah Khusus


Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Jaya yang diberi Otonomi Khusus dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi ini diberikan oleh Negara Republik Indonesia melalui Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2001 (LN 2001 No. 135 TLN No 4151). Pemberian Otonomi Khusus bagi
Provinsi Papua dimaksudkan untuk mewujudkan keadilan, penegakan supremasi hukum,
penghormatan terhadap HAM
Otonomi Khusus Papua

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan
kepada Provinsi Papua, termasuk provinsi-provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Papua.
Hal-hal mendasar yang mejadi idi undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berikut.
 Pengaturan kewenangan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Papua serta
penerapan kewenangan tersebut di Provinsi Papua yang dilakukan dengan
kekhususan.
 Pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta
pemberdayaannya secara strategis dan mendasar.
 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri-ciri sebagai
berikut.
a) Partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan
pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kaum
perempuan.
b) Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya, untuk memenuhi
kebetuhan dasar penduduk Provinsi Papua pada umumnya dengan berpegang
teguh pada prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan
berkelanjutan, berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
c) Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang
transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat.
 Pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang tegas dan jelas antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta Majelis Rakyat Papua sebagai representasi
kultural penduduk asli Papua yang diberikan kewenangan tertentu
Nama resmi Nangroe Aceh Darussalam

Dasar hukum UU Nomor 11 Tahun 2006

Ibu kota Banda Aceh (dulu Koetaradja)

Kota Langsa, Lhokseumawe, Subulussalam,


Kota besar lainnya
Sabang

Area

- Total luas 58.375,63 km² atau 57.117[1] km2


- Latitude 1º 40' - 6º 30' LU
- Longitude 94º 40' - 98º 30' BT
Populasi Peringkat 14
- Total 5.184.003 (2017)[1]

- Kepadatan 91 jiwa [1]/km2

Zona waktu WIB (UTC+7)

Lagu daerah Bungong Jeumpa

Rumah tradisional Rumoh Aceh

Senjata tradisional Rencong

Situs web www.acehprov.go.id

 Alasan Aceh menjadi daerah Khusus


DI Aceh menjadi otonomi daerah khusus karena pemberlakukan syariat Islam dan sebagai hasil
perjanjian damai Helsinki. Otonomi Khusus di Aceh yang saat ini diberlakukan merupakan wujud dari
Perjanjian Helsinki, yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005. Perjanjian ini
adalah perjanjian perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka),
untuk mencapai perdamaian setelah bencana besar tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember
2004.

Anda mungkin juga menyukai