04 PEKANBARU
NOMOR : 002/PKPO/XI/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI
RUMAH SAKIT TK IV 01.07.04 PEKANBARU
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit dan melaksanakan Visi dan Misi
Rumah Sakit maka dipandang perlu untuk dibentuk Komite Farmasi dan Terapi di
Rumah Sakit
b. Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, perlu ditetapkan dengan surat keputusan.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Presiden RI No. 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004, tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 631 tahun 2015 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Membentuk Komite Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit sebagaimana terlampir.
KEDUA : Semua pihak yang terkait dalam Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit tersebut
wajib melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
KETIGA : Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit , mempunyai tugas pokok sebagai
berikut:
1.Menyusun program kerja tentang farmasi dan terapi di RS. .
2.Melaksanakan usaha – usaha peningkatan mutu pelayanan farmasi dan terapi di
RS.
3.Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi kepada Wadir. Pelayanan
& Medis.
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1
tahun sekali.
KELIMA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
TEMBUSAN Yth :
1. Wadir Pelayanan Medis
2. Komite Medis
3. Seluruh Dokter di Rumah Sakit
4. Kepala Bagian Keperawatan
5. Seluruh Kepala Ruang Keperawatan
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
LAMPIRAN SURAT PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 002/PKPO/XI/2018
TANGGAL : Desember 2018
Pengertian
Komite Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara
para staff medis dengan farmasi sehingga anggotanya terdiri dari para dokter yang mewakili
spesialisasi – spesiliasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah
sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Ketua komite farmasi dan terapi dipilih dari dokter yang ada jika ada ahli Farmakologi
klinik maka sebagai ketua. Sekretaris Apoteker dari IFRS. Mengadakan rapat secara teratur
sedikitnya 2 (dua) bulan sekali. Untuk RS besar 1(satu) bulan sekali.
1. Tujuan
Menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta
evaluasinya. Melengkapi staff fungsional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
2. Kebijakan
a. Mengatur penggunaan obat dirumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Memberikan rekomendasi pada pimpinan Rumah Sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
c. Khusus untuk pasien kelas tiga agar menggunakan obat generik.
3. Landasan Hukum
a. KEPMENKES no. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standar pelayanan farmasi.
b. Peraturan Presiden RI no 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
c. KEPMENKES no. 631/Menkes/SK/IV/2015 tentang pedoman peraturan internal staff
medis di rumah sakit.
Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Anggota :