Ada dua alasan mengapa para pemasar berusaha mengarahkan pada perilaku
pembelian konsumen dengan keterlibatan tinggi (high involvement). Pertama yaitu
lebih mudah mempengaruhi konsumen ketika para pemasar menganggap bahwa ada
proses kognitif dalam evaluasi merek. Maksudnya adalah pemasar menginformasikan
kepada segmen sasaran manfaat-manfaat produk yang ditawarkannya. Kedua yaitu
pemasar berasumsi bahwa urutan dalam proses memilih, konsumen akan berpikir
dahulu sebelum bertindak.
- Tipe Perilaku Konsumen yang Loyal Terhadap Merek : Konsumen yang melakukan
pembelian terhadap satu merek tertentu secara berulang-ulang dan konsumen
mempunyai keterlibatan tinggi dalam proses pembeliannya.
- Tipe Perilaku Konsumen Inertia : Konsumen yang dalam pembelian atas suatu
merek produk berdasarkan kebiasaan, dan dalam pembeliannya konsumen merasa
kurang terlibat.
Teori yang ketiga berkenaan dengan tingkat keterlibatan yang rendah adalah Model
Kemungkinan Elaborasi. Teori ini menunjukkan cara bagaimana konsumen memproses
informasi dalam kondisi keterlibatan tinggi dan rendah. Model ini juga memberikan
kesatuan, mulai dari pemprosesan informasi yang bersifat tambahan/pelengkap atau bukan
hal yang pokok. Konsumen yang memiliki keterlibatan tinggi terhadap suatu produk, akan
memfokuskan pemprosesan informasi(iklan) pada hal-hal yang inti dan detailnya.
Sedangkan konsumen yang mempunyai keterlibatan rendah akan lebih memperhatikan
informasi pada unsur-unsur yang bukan inti dari iklannya.
Iklan
Iklan yang dibuat seharusnya berdurasi pendek, tetapi ditayangkan dalam frekuensi yang
tinggi. Pesan iklan seharusnya menekankan pada aspek peripheral ketimbang pada isi pesan.
Media yabg digunakan low involvement sebaiknya televisi dan radio. Iklan sebaiknya
digunakan untuk membedakan produk dari pesaing.
Memposisikan Produk
Produk yang low involvement lebih baik menempatkan diri meminimalkan masalah.
Sementara untuh produk high involvement memosisikan diri untuk memberikan manfaat yang
paling optimal.
Harga
Produk yang low involvement lebih banyak dipengaruhi oleh harga dalam penjualannya.
Dengan memberikan potongan harga, kupon belanja dan promosi lainnya. Hal tersebut dapat
mebantu dalam mengubah pilihan merek konsumen dan akan meningkatkan penjualan.
Kondisi di Toko
Produk di rak-rak toko akan sangat membantu dalam penjualan produk yang low
invovement. Penempatan produk pada tempet yang tersembunyi dan tidak menarik akan sulit
untuk dilihat oleh konsumen. Produk dipajang pada tempat yang mudah dilihat oleh
konsumendengan tata letak yang menarik akan membantu meningkatkan penjualan.
Distribusi Produk
Kategori produk low involvement, distribusi memegang peranan yang sangat penting.
Ketika produk tidak tersedia di toko, konsumen akan sangat mudah mengubah pilihan
mereknya. Ketersediaan produk akan sangat membantu dalam menjaga plihan merek
konsumen.
Percobaan Pembelian
Ketika konsumen sudah membeli berdasarkan keterbiasaan, yang bersifat inertia,
cenderung akan bertahan cukup lama. Untuk mengubah pilihan merek, konsumen perlu
dibujuk dengan cara memberi gratis.
Hubungkan produk dengan isu-isu yang bisa membuat konsumen terlibat. Contohnya
iklan sabun mandi menampilkan kesehatan kulit dengan membasmi kuman.
a. Hubungkan produk dengan situasi pribadi yang membuat konsumen terlibat. Contohnya
iklan kopi menampilkan suasana pagi yang sejuk.
b. Hubungkan produk dengan asosiasi diri. Contohnya iklan gudang garam filter dengan pria
punya selera.
c. Perkenalkan karakteristik yang penting dari produk. Contohnya sabun mandi yang dapat
membasmi kuman dengan zat puralin.
Persepsi Konsumen
Stimulus Pemasaran dan Persepsi Konsumen
Stimulus pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk
memperngaruhi konsumen. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan
bagaimana stimuli dipersepsi. Pertama, karakteristik stimulus, dan kedua, kemampuan
konsumen unyuk merasakan stimulus.
Karakteristik Stimulus yang Mempengaruhi Persepsi
Karakteristik iklan dan stimul pemasaran lainnya akan membuat pesan lebih dirasakan
konsumen seperti yang diharapkan oleh pemasar. Karakteristik dibagi menjadi dua
yaitu sensory element dan structural element.
Sensory
Sensory mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal lan itu sangat penting
dalam desain produk. Bau, sangat penting untuk produk kosmetik. Warna juga mempunyai
konotasi inderawi yang penting. Rasa juga akan mempengaruhipersepsi terhadap suatu obyek.
Faktor-faktor Struktural
Faktor-faktor struktural dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Ukuran, ukuran iklan cetak
yang lebih besar akan memungkinkan untuk doperhatikan. Posisi, akan ada erhatian lebih jika
posisi iklan dalam 10% pertama pada halaman majalah. Warna, dalam iklan cetak telah diteliti
sebagai faktor struktural. Kontras, memungkinkan untuk mendapatkan perhatian.