Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKD

“Standart Operasional Prosedur”

NAMA KELOMPOK:
1. Bintang Cahaya Sukma (04)
2. Btari Febra Fawnia (05)
3. Dwi Oktaviyanti (07)
4. Farida Hidayah (10)
5. Ida Lutfiatul Khasanah (12)
6. Yuni Rusmita Dhayanti (34)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang Pengertian SOP, Tujuan SOP, Fungsi SOP, Manfaat
SOP, Prinsip-Prinsip SOP, Cara Membuat SOP. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pemmbaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Gresik, 03 September 2019


DAFTAR ISI:
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………….......

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN


A. Pengertian SOP………......……………………………………………………
B. Tujuan SOP……………………………………………………………………
C. Fungsi SOP……………………………………………………………………
D. Jenis-Jenis SOP………………………………………………………………..
E. Manfaat SOP…………………………………………………………………..
F. Prinsip-Prinsip SOP…………………………………………………………...
G. Cara Membuat SOP…………………………………………………………...
H. Akibat Apabila SOP Tidak Diikuti Dengan Baik …………………………….

BAB II PENUTUPAN
A. Sumber………………………………………………………………………..
A.Pengertian SOP

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur
yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan
untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang
serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode
penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir (Laksmi,
2008:52).

Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan sebuah


panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap elemen atau unit perusahaan. Standar
Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan
dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal
sampai akhir.
Berikut beberapa pengertian SOP dari beberapa sumber buku:

 Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan untuk


memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar
(Sailendra, 2015:11).
 Menurut Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan
langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan
tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana
melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang
melakukannya.
 Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan
suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi
dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
pada unit kerja yang bersangkutan.
 SOP atau standar operasional prosedur adalah dokumen yang berisi serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan,
tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan (Insani, 2010:1).
B. Tujuan SOP
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik,
menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan,
serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam
perusahaan.

Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:30):

1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan
kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan
tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan
supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan
mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses
pelaksanaan kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan
efektif.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang
terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila
terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya,
sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.

C. Fungsi SOP
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

D. Prinsip Penyusunan SOP


1. Prinsip Kemudahan dan Kejelasan

Prinsip ini dimaksudkan agar prosedur-prosedur standar yang akan disusun harus
dengan mudah dapat dipahami dan diterapkan oleh semua pegawai termasuk pegawai
baru tanpa mengalami kendala dalam pelaksanaan tugasnya.

2. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas


Prinsip ini menerapkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pelaksanaan tugas.
Prinsip ini mutlak harus menjadi pedoman dalam penyusunan prosedur kerja. Diharapkan
prinsip ini membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih murah.

3. Prinsip Perhatian dan Keselarasan


Prinsip ini bertujuan untuk menyelaraskan prosedur-prosedur yang berkaitan satu
dengan lainnya.

4. Prinsip Keterukuran
Prinsip ini menjadi sangat penting dalam SOP karena output dari prosedur-prosedur
yang terstandarisasi mengandung kualitas mutu tertentu yang dapat diukur pencapaian
keberhasilannya.

5. Prinsip Dinamis
Prinsip dinamis maksudnya, prosedur-prosedur yang ada dapat dengan mudah
disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang
berkembang.

6. Prinsip Berorientasi Pada Konsumen


Prosedur-prosedur yang dikembangkan harus mempertimbangkan kebutuhan
pengguna sehingga dapat memberikan kepuasan pada pengguna.
7. Prinsip Kepatuhan dan Kepastian Hukum
Penyusunan SOP harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan pemerintah
yang berlaku, serta untuk memperoleh kepastian hukum agar dapat ditaati oleh pegawai
dan melindungi pegawai jika terjadi tuntutan hukum. Jenis-Jenis SOP (Standar Operating
Procedure)
Standard operating procedure POS atau kadang disingkat dalam bahasa indonesia
adalah SOP Standar Operasional Prosedur, adalah suatu set instruksi yang memiliki
kekuatan sebagai suatu petunjuk pekerjaan. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang
memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa kehilangan keefektifannya.
Setiap sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh SOP.

E. Manfaat SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah penetapan tertulis
mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa dan dibuat untuk
menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan
mengganggu kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain:

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan


khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
proses sehari-hari.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus
dalam melaksanakan tugas.
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret
untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah
dilakukan.
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat
melakukan tugasnya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan
pemberian pelayanan sehari-hari.
8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai
situasi.
F. Prinsip-prinsip SOP

1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh
siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan.
2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran
organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap
penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar
efisien dan efektif.
4. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran tertentu
dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak melaksanakan
perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya
juga berdampak pada proses penyelenggaraan pemerintahan.
6. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus
didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan referensi bagi setiap
mereka yang memerlukan.
G. Cara Membuat SOP

Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa pembuatan SOP harus


memenuhi prinsip-prinsip antara lain adalah kemudahan dan kejelasan, efisiensi dan
efektivitas, keterukuran, keselarasan, berorientasi kepada pengguna, dinamis, kepatuhan
terhadap hukum, dan kepastian hukum. Adapun cara-cara yang bisa digunakan untuk
membuat SOP tanpa terlepas dari anjuran PERMENPAN adalah:

1. Membuat Susunan Kerja


Mintalah pada seluruh manajer atau kepala bagian dalam perusahaan Anda agar
berbicara dengan bawahannya untuk menentukan hal-hal apa yang harus dibahas dalam
SOP.
2. Merencanakan Alur Proses
Dengan cara menentukan format, menyetujui format dan membuat template,
menetapkan alur proses, menentukan bagaimana SOP tersebut akan diakses.
3. Lakukan Wawancara
Melakukan wawancara terhadap karyawan untuk mengetahui apa saja aktivitas harian
mereka dalam pekerjaan dan bagaimana mereka bekerja.
4. Tulis, Bahas & Sosialisasikan
Setelah melakukan wawancara dan memeriksa dokumen tata laksana kerja, maka
perusahaan mulai bisa menulis SOP, membahas kembali dengan pihak-pihak terkait dan
melihat apakah masih ada kesenjangan peraturan antara pihak pegawai dan perusahaan.
Apabila sudah ada kesepakatan maka sudah bisa mulai disosialisasikan.
5. Adakan Pelatihan
Setelah disepakati dan disosialisasikan, maka perlu diadakan pelatihan agar SOP bisa
berjalan dengan baik dan benar sesuai apa yang diharapkan.
6. Evaluasi
Setidaknya dalam jangka waktu setahun sekali, pihak perusahaan harus mengadakan
evaluasi terhadap relevansi berjalannya SOP. Apakah ada hal yang harus ditambah atau
dihilangkan.

H. Akibat Apabila SOP Tidak Diikuti Dengan Baik

Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor
bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya
biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar
singkat bahaya:

1. Jamur.
2. Virus.
Faktor Bahaya Biologi 3. Bakteri.
4. Tanaman.
5. Binatang.

1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap
Berbahaya.
2. Beracun.
3. Reaktif.
Faktor Bahaya Kimia 4. Radioaktif.
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.
1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
Faktor Bahaya
6. Kebisingan.
Fisik/Mekanik
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10. Getaran.
11. Radiasi.

1. Gerakan Berulang.
Faktor Bahaya 2. Postur/Posisi Kerja.
Biomekanik 3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.

1. Stress.
2. Kekerasan.
Faktor Bahaya Sosial- 3. Pelecehan.
Psikologis 4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif.
SUMBER:
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-mengenal-manfaat-cara-pembuatan-dan-contoh-sop/
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-standar-operasional-prosedur-sop
https://www.anugerahdino.com/2014/10/prinsip-prinsip-penyusunan-sop.html
https://www.anugerahdino.com/2014/10/jenis-jenis-sop-standar-operating.html
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/materi-slide-dasar-
dasar-k3-keselamatan.html

Anda mungkin juga menyukai