Pusing
Kelompok 3 :
Fakutas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen Medan
Pemicu
Wanita, berinisial S 28 tahun datang dengan keluhan adanya rasa berputar yang timbul
mendadak apabila pasien pada saat posisi tubuh dari tempat tidur ke duduk atau pada saat pasien
membelikkan tubuhnya dari kanan ke kiri pada saat tidur. Hal ini terjadi kurang lebih 30 detik.
Pada saat serangan pasien mengeluh mual dan terkandung muntah.
More info :
Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 80/menit
Pernafasan 20/menit
Suhu tubuh 360C
Pada pemeriksaan Dix Hallpike timbul Nistagmus postitional yang lamanya kurang dari
30 detik, lamanya Nistagmus sama dengan lamanya rasa kepala berputar, kepala rasa
berputar berkurang. Pada setiap pada pemeriksaan telinga tidak dijumpai kelainan.
Unfamilliar terms
Nistagmus
Gerak bola mata
Uji Dix Hallpike
Untuk pemeriksaan versibular melihat adanya Nistagmus di bola mata
Masalah
Keluhan adanya rasa berputar yang timbul mendadak apabila pasien pada saat posisi
tubuh dari tempat tidur ke duduk atau pada saat pasien membelikkan tubuhnya dari kanan
ke kiri pada saat tidur.
Terjadi kurang lebih 30 detik.
Analisa masalah
Trauma kepala, Penuaan
Berpindah ke semisirkularis
Hipotesa
BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
Learning issue
1. Anatomi dan Fisiologi telinga bagian dalam
2. Fisiologi organ keseimbangan
3. Diagnosa Banding pemicu
4. Vertigo
Definisi
Etiologi dan Faktor resiko
Klasifikasi
5. BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)\
Definisi
Faktor resiko
Etiologi
Epidemiologi
Patofisiologi
Gejala klinis
Penegakan diagnose
Penatalaksanaan
Komplikasi dan prognosis
SKDI
Pembahasan Learning Issue
Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada
tempatnya oleh jaringan ikat.
Sakulus bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian depan
dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, tempat terdapat nervus
akustikus.
Duktus semisirkularis. Ada tiga cabang selaput semisirkularis yang berjalan dalam
kanalis semisirkularis (superior, posterior, dan lateralis).
Duktus koklearis, merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-olah
membuat batas pada koklea timpani
Perasaan seolah-olah penderita bergerak/berputar yang biasanya di sertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan.
Gejala klinis :
Vertigo
Mual
Muntah
Keringat dingin
Dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan
lesi di susunan saraf pusat.
Terjadi pada pagi hari
Rasa berat
Rasa menekan
Berakhir kurang dari 1 menit
Penglihatan kabur
Gangguan keseimbangan
Berlangsung beberapa detik 10 - 30 detik
Neuronitis Vestibular
Gejala klinis :
Vertigo
Tinitus
Gangguan pendengaran
Mual
Muntah
Demam tinggi
Malaise
Nistagmus spontan
Sakit pada sendi-sendi
Beberapa hari sampai beberapa minggu
Penyakit Miniere
Gejala klinis :
Vertigo Sentral
Gejala klinis :
Pandangan ganda
Kesemutan
Kelemahan
Gangguan koordinasi
Gangguan pendengaran
Gangguan kesadaran
Mual
Muntah
Tidak mampu berkata-kata
Sukar menelan
Kelumpuhan otot-otot wajah
Sakit kepala yang parah
Kesadaran terganggu
Serangan beberapa detik
4. Vertigo
Defenisi
Suatu sensasi abnormal berupa gerakan berputar (dirinya sendiri atau lingkungannya yang
berputar). Seringkali vertigo terjadi dengan seketika maupun kadang-kadang. Ketika berat
umumnya dibarengi mual, muntah dan jalanya terhuyung-huyung.
Klasifikasi
BPPV adalah gangguan organ vestibular telinga dalam yang paling banyak ditemukan.
BPPV adalah perasaan berputar disebabkan gangguan mekanik pada bagian telinga dengan
karakteristik vertigo yang muncul singkat dan periodic ketika posisi kepala relatif berubah
terhadap gravitasi.
50% idiopatik
17% Trauma kepala
15% Neuritis vestibularis
Migren
Implantasi gigi
Operasi telinga
Dapat juga sebagai akibat dari posisi tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed
rest total lama.
Epidemiologi
Patofisiologi
Hipotesis kupulolithiasis
Hipotesis kanalilithiasis
Hipotesis kulupolithiasis
Adanya debris yang berisi kalsium karbonat berasal dari fragmen otokonia yang terlepas
dari macula utriculus yang berdegenerasi, menempel pada permukaan kupula kanalis
semisirkularis posterior yang letaknya paling bawah. Penyebab terlepasnya debris dari
macula belum diketahui secara pasti diduga terjadi karena pasca trauma atau infeksi.
Penderita BPPV usia tua diduga berkaitan dengan timbulnya osteopenia dan osteoporosis
sehingga debris mudah terlepas sehingga menimbulkan serangan BPPV yang berulang.
Bilamana pasien berubah posisi dari duduk ke berbaring dengan kepala tergantung, sperti
Tes Dix Hallpike, kanalis posterior berubah posisi dari inferior ke superior, kupula
bergerak secara centrifugal, dan menimbulkan nistagmus dan keluhan vertigo.
Pergeseran masa otokonia tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang menyebabkan
adanya masa laten sebelum timbulnya nistagmus dan keluhan vertigo.
Gerakan posisi kepala yang berulang akan menyebabkan otokonia terlepas dan masuk ke
dalam endolimf, hal ini yang menyebabkan timbulnya fatigue, yaitu berkurangnya atau
menghilangnya nistagmus/vertigo, disamping adanya mekanisme kompensasi sentral.
Nistagmus tersebut timbul secara paroksismal pada bidang kanalis posterior telinga yang
berada pada posisi di bawah, dengan arah komponen cepat ke atas.
Hipotesis kanalithiasis
Gejala klinis
Vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi misalnya miring ke satu sisi pada waktu
berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk atau waktu menegakkan kembali badan, menunduk
atau menengadah. Serangan berlangsung dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 10-30 detik.
Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa disertai rasa mual, kadang-kadang muntah. Setelah
rasa berputar menghilang pasien bisa merasa melayang dan diikuti disekulibrium selama
beberapa hari sampai minggu. BPPV dapat muncul kembali.
Vertigo
Mual
Muntah
Keringat dingin
Dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan
lesi di susunan saraf pusat.
Terjadi pada pagi hari
Rasa berat
Rasa menekan
Berakhir kurang dari 1 menit
Penglihatan kabur
Gangguan keseimbangan
Berlangsung beberapa detik 10 - 30 detik
Penegakan diagnosa
Anamnesis
1. Apakah pasien mengeluhkan vertigo (rasa berputar), gejala sekunder (seperti mual dan
muntah0, gejala non spesifik (pusing atau kepala terasa berat)
2. Pengaruh terhadap perubahan posisi
3. Waktu, apakah gejela menetap atau episodik. Apabila episodik beberapa lama baru
berakhirnya.
4. Pencetus atau faktor eksaserbasi
5. Riwayat gangguan pendengaran
6. Riwayat menderita penyakit lain
7. Riwayat obat-obatan, termasuk obat atotoksik, obat antiepilepsi, obat antihipertensi,
sedatif dan paparan zat ototoksik.
Pemeriksaan fisik
Ditujukan untuk meneliti factor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik, otologik atau
meurologik-vestibular atau sereberal, dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan
keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum.
Pendekatan klinis terhadap kelainan vertigo adalah untuk menentukan penyebab; apakah
akibat kelainan sentral-yang berkaitan dengan susunan saraf pusat-korteks serebri, serebelum,
batang otak atau berkaitan dengan system vestibular/otologik, selain itu harus dipertimbangkan
pula factor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut.
Pemeriksaan Neurologis
1. Fungsi vestibuler/sereberal
a. Uji Romberg, mula-mula dengan kedua meta terbuka kemudian tertutup. Biarkan
pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak
dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara
tertentu). Pada kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan penderita akan
bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan sereberal badan penderita akan
bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
b. Tandem gait
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/kiri ganti bergantian.
c. Uji unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan dan jalan ditempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibular posisi
penderita akan menyimpang atau berputar kearah lesi dengan gerakan seperti orang
melempar cakram; kepala dan badan berputar kearah lesi; kedua lengan bergerak
kearah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini
disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
d. Past-pointing test (uji tunjuk barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dengan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya keatas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka atau
tertutup.
Pada kelainan vestibular akan terlihat penyimpangan lengan penderita kearah lesi.
e. Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah kedepan dan lima
langkah kebelakang selama setengah menit, jika ada gangguan vestibular unilateral,
pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer.
1. Fungsi vestibular
a. Uji Dix Hallpike
Perhatikan adanya nistagmus; lakukan uji ini ke kanan dan kiri
1. Kepala putar kesamping
2. Secara cepat gerakkan pasien kebelakang (dengan posisi duduk ke posisi
terlentang)
3. Kepala harus menggantung kebawah dari meja periksa
b. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis
secara kuantitatif.
2. Fungsi pendengaran
a. Tes garpu tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif. Dengan tes
Rinne, weber dan schwabach.
Pada tuli konduktif tes Rinne negative, Weber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan
Schwabach memendek.
b. Audiometric
Pemeriksaan penujang
1. Pemeriksaan laburatorium terdiri atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai
dengan indikasi.
2. Foto Rontgen tengkorak, Stenvers (pada neurinoma akustik)
3. Neurofisiologi : Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG)
4. Pencitraan : CT Scan, Arteriografi, MRI
Penatalaksanaan
1. Pengobatan simtomatik
2. Pengobatan rehabilitatif
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer.
1. Fungsi Vestibuler
Uji Dix Hallpike
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya
vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-
10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila
tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue).
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-langsung lebih dari 1 menit,
bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
Komplikasi
1. Cidera fisik
2. Kelemahan otot
Prognosis
Pada pasien dengan vertigo tipe perifer vestibular umumnya baik, dapat terjadi remisi
sempurna, sebalignya pada tipe sentral prognosisnya tergantung dari penyakit yang
mendasarinya misalnya : infrak arteri basilar atau vertebral, menandakan prognosis buruk.
SKDI
Kesimpulan
Berdasarkan pemicu S, umur 28 tahun dengan keluhan rasa berputar mengalami vertigo
jenis BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo). Penatalaksanaan dengan obat untuk
menghilangkan rasa berputar.
Daftar Pustaka
Price, S. A., & Wilson, L. M. 2012. PATOFISIOLOGI, Ed. 6, Vol. 2. Jakarta: EGC.
W.Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., & Setiati, S. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam; Jilid III; Ed.5. Jakarta: Interna Publishing.
Junqueira, liuz carlos, Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta : EGC.
Guyton & hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC.