Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dasar MTBS

1. Pengertian MTBS

MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau dalam bahasa

inggris disebut Integrated Management of Childhood Ilness (MCI) adalah

suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana balita

sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara

menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi

suatu pendekatan atau cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS

merupakan upaya yang ditunjukan untuk menurunkan kesakitan dan

kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak

balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti puskesmas, polindes,

poskedes, dan lain-lain. Bila dilaksanakan dengan baik upaya ini tergolong

lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering

menyebabkan kematian bayi dan balita. Dikatakan lengkap karena

meliputi upaya kuratif, preventif, perbaikan gizi, imunisasi dan konseling.

WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan

di negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian,

kesakitan, dan kecacatan pada bayi dan balita (AM Wijaya, 2009).
MTBS merupakan suatu pendekatan terhadap balita sakit yang dilakukan

secara terpadu dengan memadukan pelayanan promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif terhadap lima penyakit penyebab utama kematian bayi dan

balita di negara berkembang, yaitu pneumonia, diare, campak dan malaria,

serta malnutrisi (Rusdiyanti, 2002).

2. Komponen MTBS

Tiga komponen dalam kegiatan MTBS berikut ini menguntungkan, yaitu:

a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana

kasus balita sakit.

b. Memperbaiki dan memperkuat sistem kesehatan.

c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan

dirumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit ( hal ini

meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan

kesehatan).

3. Tujuan pendekatan MTBS

Tujuan dari pendekatan MTBS adalah mengerjakan manajemen kasus

kepada perawat, bidan, dokter dan tenaga kesehatan lain yang menangani

balita sakit dan bayi di fasilitasi kesehatan dasar seperti puskesmas,

puskesmas pembantu, pondok bersalin, balai pengobatan, maupun melalui

kunjungan rumah.
Petugas kesehatan akan belajar cara menangani balita dan bayi sakit,

dengan :

a. Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi

dan pemberian vitamin A.

b. Membuat klasifikasi.

c. Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi penyakit pada anak

dan menentukan apakah seorang anak perlu dirujuk.

d. Memberi pengobatan pra-rujukan yang penting, seperti dosis pertama

antibiotik, vitamin A dan perawatan anak untuk mencegah

menurunnya gula darah dengan pemberian air gula, mencegah

hipotermia serta merujuk anak.

e. Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan kuratif dan preventif seperti

pemberian obat diare, vitamin A dan imunisasi.

f. Mengajari ibu cara memberi obat dirumah.

g. Memberi konseling kepada ibu mengenai pemberian makanan pada

anak, pemberian ASI dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatan.

h. Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang langsung

pada saat anak tersebut kembali untuk pelayanan tindak lanjut.

4. MTBS di Puskesmas

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada sebagian besar balita sakit

yang dibawa berobat ke puskesmas memiliki lebih dari satu keluhan.

Berdasarkan data WHO menyebabkan bahwa tiga dari empat balita yang

sakit memiliki banyak keluhan lain yang menyertai.


Balita tersebut sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita

yang menjadi fokus MTBS. Keluhan-keluhan tersebut dapat diakomidir

oleh MTBS karena dalam setiap pemeriksaann MTBS, berarti puskesmas

tersebut telah turut membantu dalam upaya pemerataan pelayanan

kesehatan dan membuka akses bagi seluruh balita di Indonesia untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang terpadu.

5. Kendala pelaksanaan MTBS di puskesmas

Meskipun MTBS telah diketahui sebagai jenis intervensi yang paling

hemat biaya dalam memberikan dampak terbesar pada beban penyakit

secara global, namun belum semua puskesmas di indonesia dapat

menerapkannya. Hal ini disebabkan adanya berbagai kendala antara lain :

a. Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan seperti perawat yang dapat

dilatih MTBS.

b. Perpindahan (mutasi) tenaga kesehatan seperti perawat yang telah

dilatih.

c. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana pendukung, dan sebagainya.

6. Penilaian dan klasifikasi anak sakit pada MTBS

Telah disebutkan bahwa MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas

oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan

penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak

terhadap penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa.


Maka untuk melakukan penilaian dan klasifikasi MTBS

mengelompokkannya dalam 2 kelompok umur, yaitu :

a. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 1 hari sampai 2 bulan :

Apabila anak belum genap berumur 2 bulan, maka ia tergolong bayi

muda. Maka dalam MTBS, digunakan bagan penilaian klasifikasi dan

pengobatan bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan.

b. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun :

Apanila anak umur 2 bulan sampai 5 tahun digunakan bagan penilaian

dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Sampai 5

tahun berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima.

Kelompok umur ini termasuk balita umur 4 tahun 11 bulan, akan tetapi

tidak termasuk anak yang sudah berumur 5 tahun. Maka MTBS proses

manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan

urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya.

Langkah-langkahnya adalah :

1) Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit.

2) Menentukan tindakan dan pemberi pengobatan.

3) Memberi konseling bagi ibu.

4) Manajemen terpadu bayi muda.

5) Memberi pelayanan tindak lanjut.


Klasifikasi MTBS, yaitu :

a. Klasifikasi masalah telinga

1) Gejala : Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga.

Klasifikasi : Mastoiditis.

Tindakan/Pengobatan : Beri dosis pertama antibiotik yang

sesuai, Beri dosis pertama parasetamol untuk mengatasi nyeri,

RUJUK SEGERA.

2) Gejala : Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah

terjadi kurang dari 14 hari. ATAU Nyeri telinga.

Klasifikasi : Infeksi telinga akut.

Tindakan/Pengobatan : Beri anti biotik yang sesuai, Beri

parasetamol untuk mengatasi nyeri, Keringkan telinga dengan

bahan penyerap, Kunjungan ulang 2 hari.

3) Gejala : Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah

terjadi selama 14 hari atau lebih.

Klasifikasi : Infeksi telinga kronis.

Tindakan/Pengobatan : Keringkan telinga dengan kain/kertas

penyerap setelah dicuci dengan H202 3%, Beri tetes telinga

yang sesuai, Kunjungan ulang 5 hari.


4) Gejala : Tidak ada sakit telinga DAN tidak ada nanah keluar dari

telinga.

Klasifikasi : Tidan ada infeksi telinga.

Tindakan/Pengobatan : Tidak perlu tindakan tambahan.

b. Klasifikasi Anemia

1) Gejala : Telapak tanga sangat pucat.

Klasifikasi : Anemia berat.

Tindakan/Pengobatan : RUJUK SEGERA, Bila masih

menyusu, teruskan pemberian ASI.

2) Gejala : Telapak tangan agak pucat.

Klasifikasi : Anemia.

Tindakan/Pengobatan : Lakukan penilaian pemberian makan

pada anak, Bila ada masalah pemberian makan, lakukan

konseling gizi dan kunjungan ulang 5 hari, Beri zat besi, Beri

obat cacing, Jika daerah risiko Tinggi Malaria : beri antimalaria

oral, Nasihati kapan kembali segera, Kunjungan ulang 4

minggu.

3) Gejala : Tidak ditemukan tanda kepucatan pada telapak tangan.

Klasifikasi : Tidak anemi.

Tindakan/Pengobatan : Tidak perlu tindakan.


c. Klasifikasi Status Gizi

1) Gejala : Badan sangat kurus, ATAU BB/PB(TB)<3SD, ATAU

Bengkak pada kedua punggung kaki.

Klasifikasi : Sangat Kurus atau Edema.

Tindakan/Pengobatan : Beri air gula, Hangatkan badan, Beri

Vitamin A, Bila disertai diare, berikan cairan ReSoMal atau

modifikasinya, Bila syok, berikan bolus glukosa 10% iv dan

infus, Bila ada komplikasi pada mata, beri tetes/salep mata tanoa

kortikosteroid, RUJUK SEGERA. Selama di perjalanan jaga

kehangatan badan dan bila masih menyusu teruskan ASI.

2) Gejala : Badan kurus, ATAU BB/PB(TB) fi -3SD - <-2SD.

Klasifikasi : Sangat kurus.

Tindakan/Pengobatan : Lakukan Penilaian Pemberian Makan

pada anak, Bila ada masalah pemberian makan, lakukan

konseling gizi dan kunjungan ulang 5 hari, Bila tidak ada

masalah pemberian makan, nasihati sesuai “Anjuran Makan

Untuk Anak Sehat Maupun Sakit” dan kujungan ulang 14 hari,

Nasihati kapan kembali segera.


3) Gejala : BB/PM(TB) -2 SD -+ 2 SD DAN Tidak ditemukan

tanda-tanda kelainan gizi diatas.

Klasifikasi : Normal.

Tindakan/Pengobatan : Jika anak berumur kurang dari 2 tahun,

lakukan Penilaian Pemberian Makan dan nasihati sesuai

“Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit”, Bila ada

masalah pemebrian makan, lakukan konseling gizi dan

kunjungan 5 hari, Bila tidak ada masalah pemberian makanan,

anjurkan untuk menimbang berat badan secara teratur.

7. Gambaran singkat tatalaksana balita sakit dengan MTBS

a. Gambaran singkat tatalaksana bayi muda berusia kurang dari 2 bulan

dengan MTBS atau disebut juga MTBM (Manajemen Terpadu Bayi

Muda).

Penilaian dan klasifikasi bayi muda ( 0 sampai kurang 2 bulan )

didalam MTBM, terdiri dari :

1) Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit

sangat berat atau infeksi bakteri.

2) Menilai dan mengklasifikasikan diare.

3) Memeriksa dann mengklasifikasikan icterus.


4) Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan

rendah atau masalah pemberian ASI.

Dalam kegiatan ini, diuraikan secara rinci cara mengajarkan ibu

tentang cara meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang

baik, mengatasi masalah pemberian ASI secara sistematis dan

terperinci, cara merawat tali pusat menjelaskan kepada ibu

tentang jadwal imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan.

5) Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi.

6) Memeriksa masalah dan keluhan lain.

b. Gambaran singkat tatalaksana balita sakit dengan MTBS

Penilaian dan klasifikasi balita sakit yaitu anak umur 2 bulan sampai

5 tahun, secara ringkas adalah sebagai berikut :

Pada saat anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas kesehatan

terlatih akan menanyakan kepada orang tua atau wali secara berututan

dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:

1) Apakah anak bisa minum atau menyusu?

2) Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

3) Apakah anak menderita kejang?

Kemudian petugas kesehatan terlatih akan melihat atau memeriksa

apakah anak tampak letargis atau tidak sadar?

Setelah itu petugas kesehatan terlatih akan menanyakan keluhan

utama lain:

1) Apakah anak menderita batuk atau sulit bernafas?

2) Apakah anak menderita diare?


3) Apakah anak demam?

4) Apakah anak mempunyai masalah telinga?

5) Memeriksa status gizi.

6) Memeriksa status imunisasi.

7) Memilah keluhan lain.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, petugas kesehatan terlatih akan

mengklasifikasikan keluhan anak, setelah itu melakukan langkah-

langkah tindakan atau pengobatan yang telah ditetapkan dalam

penilaian. Tindakan yang dilakukan antara lain :

1) Mengajari ibu cara pemberian obat oral, pembuatan oralit, cara

memberikan zinc.

2) Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah.

3) Menjelaskan kepada ibu tentang aturan perawatan anak yang

sakit dirumah, misalnya aturan penanganan diare dirumah dengan

oralit.

4) Memberikan konseling bagi ibu, misalnya anjuran pemberian

makanan selama anak sakit maupun keadaan sehat.

5) Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan.

6) Memeriksa masalah dan keluhan lain.

Anda mungkin juga menyukai

  • DJDNF
    DJDNF
    Dokumen2 halaman
    DJDNF
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Wududb
    Wududb
    Dokumen31 halaman
    Wududb
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Contoh Daftar Isi Kti Studi Kasus 2019
    Contoh Daftar Isi Kti Studi Kasus 2019
    Dokumen2 halaman
    Contoh Daftar Isi Kti Studi Kasus 2019
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • JDJFNF
    JDJFNF
    Dokumen3 halaman
    JDJFNF
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • LP Anemia PDF
    LP Anemia PDF
    Dokumen12 halaman
    LP Anemia PDF
    Priskila Prasetyaningrum
    Belum ada peringkat
  • Hehhd
    Hehhd
    Dokumen2 halaman
    Hehhd
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • GBHH
    GBHH
    Dokumen44 halaman
    GBHH
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • JDJFNF
    JDJFNF
    Dokumen3 halaman
    JDJFNF
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • DJDNF
    DJDNF
    Dokumen2 halaman
    DJDNF
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Lindajessie
    Lindajessie
    Dokumen2 halaman
    Lindajessie
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Hehhd
    Hehhd
    Dokumen2 halaman
    Hehhd
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • DHHDHD
    DHHDHD
    Dokumen2 halaman
    DHHDHD
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • DJDNF
    DJDNF
    Dokumen2 halaman
    DJDNF
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • 1.1. Latar Belakang
    1.1. Latar Belakang
    Dokumen4 halaman
    1.1. Latar Belakang
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • JDJFNF
    JDJFNF
    Dokumen3 halaman
    JDJFNF
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Bab 123 Baru
    Bab 123 Baru
    Dokumen41 halaman
    Bab 123 Baru
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Revisi UP
    Revisi UP
    Dokumen17 halaman
    Revisi UP
    sulfikar
    Belum ada peringkat
  • Sjejdj
    Sjejdj
    Dokumen3 halaman
    Sjejdj
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen5 halaman
    Bab 1
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Contoh Daftar Isi Kti Studi Kasus 2019
    Contoh Daftar Isi Kti Studi Kasus 2019
    Dokumen2 halaman
    Contoh Daftar Isi Kti Studi Kasus 2019
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • APENDIK
    APENDIK
    Dokumen22 halaman
    APENDIK
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Revisi Bab - 1 - Proposal
    Revisi Bab - 1 - Proposal
    Dokumen6 halaman
    Revisi Bab - 1 - Proposal
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Bronkopneumonia Bab 2 Tinjauan Teori
    Bronkopneumonia Bab 2 Tinjauan Teori
    Dokumen3 halaman
    Bronkopneumonia Bab 2 Tinjauan Teori
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • XJRJJD
    XJRJJD
    Dokumen2 halaman
    XJRJJD
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Lindajessie
    Lindajessie
    Dokumen2 halaman
    Lindajessie
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • MJJM
    MJJM
    Dokumen84 halaman
    MJJM
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Makalah Konsep Model Keperawatan Komunitas
    Makalah Konsep Model Keperawatan Komunitas
    Dokumen6 halaman
    Makalah Konsep Model Keperawatan Komunitas
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat
  • Makalah Konsep Model Keperawatan Komunitas
    Makalah Konsep Model Keperawatan Komunitas
    Dokumen6 halaman
    Makalah Konsep Model Keperawatan Komunitas
    Mega Unzila
    Belum ada peringkat