04 PEKANBARU
NOMOR : 003/PKPO/XII/2018
TENTANG
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit ,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi tentang Pengadaan
Perbekalan Farmasi.
b. Bahwa perbekalan farmasi harus dikelola dan menjadi tanggung jawab Instalasi
Farmasi.
c. Bahwa untuk menjamin mutu pelayanan Rumah Sakit Tingkat IV 01.07.04 maka
perlu ditetapkan Surat Keputusan Direktur tentang Pengadaan Perbekalan Farmasi.
MENGINGAT :
MENETAPKAN :
Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui,
melalui :
a. Pembelian :
i. Secara tender (olehPanitiaPembelianBarangFarmasi)
ii. Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan)
iii. Sumbangan/droping/hibah
Beberapa evaluasi yang digunakan dalam pengadaan obat adalah (Pudjaningsih, 1996):
1. Frekuensi pengadaan tiap item obat setiap tahunnya
a. Digolongkan menjadi 3 kategori: rendah (<12), sedang (12-24), tinggi (>24)
b. Banyaknya obat dengan frekuensi sedang dan tinggi → kemampuan IFRS
dalam merespon perubahan kebutuhan obat dan melakukan pembelian obat
dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan saat itu.
c. Pengadaan obat yang berulang menunjukkan bahwa yang tersedia di IFRS
merupakan obat dengan perputaran cepat (fast moving).
d. Banyaknya obat yang masuk ke dalam jenis slow moving → kerugian bagi
rumah sakit.
2. Frekuensi kesalahan faktur
a. Kriteria kesalahan faktur: adanya ketidakcocokan jenis obat, jumlah obat
dalamsuatu item, atau jenis obat dalam faktur terhadap surat pesanan yang
bersesuaian
b. Penyebab:
i. Tidak ada stok, atau barang habis di PBF
ii. Stok barang yang tidak sesuai
iii. Reorder atau frekuensi pemesanan terlalu banyak
3. Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu yang disepakati
a. Tingginya frekuensi tertundanya pembayaran menunjukkan kurang baiknya
manajemen keuangan pihak rumah sakit.
b. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pihak pemasok kepada rumah sakit
sehingga potensial menyebabkan ketidaklancaran suplai obat di kemudian
hari.