Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN MATEMATIKA PEMINATAN

KELAS X SEMESTER GASAL


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Disusun Oleh :
AXZEL RIFKI FERDINANSAH(08)
X MIPA 3
Daftar isi :
Bab I fungsi, persamaan dan pertidaksamaaan eksponensial

1) Fungsi eksponensial
2) Persamaan eksponensial
3) Pertidaksamaan eksponensial

Bab II fungsi, persamaan dan pertidaksamaan logaritma

1) Fungsi logaritma
2) Persamaan logaritma
3) Pertidaksamaan logaritma

Bab III sistem persamaan dan pertidaksamaan kuadrat

1) Sistem persamaan kuadrat dua variabel


2) Sistem persamaan nonlinear-nonlinear (pengayaan)
3) Sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel
BAB I

FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONENSIAL

1. Fungsi Eksponensial
A. Pengertian fungsi eksponensial

Fungsi eksponensial f dengan bilangan pokok a adalah fungsi yang


memetakkan setiap bilangan real x ke ax dengan a >0 dan a ≠ 1 dan ditulis
sebagai :

Bentuk pemetaan f : x ax , dengan a >0 dan a ≠ 1

Atau

Bentuk formula f (x) = ax , dengan a >0 dan a ≠1

B. Melukis grafik fungsi eksponensial dengan persamaan


(i) Mula-mula tabel fungsi eksponen dibuat dengan persamaan seperti
tabel dibawah.
Misal : Y = 2x
x Y
0 1
1 2
2 4
3 8
-1 ½
-2 ¼
-3 1/8

(ii) Dari nilai x dan y diperoleh titik-titik (x,y) yang dilukiskan pada
diagram kartesius berupa titik kecil yang jika dihubungkan akan
terjadi kurva y=2x.

Dari data tersebut dapat diperoleh

 Domain : himpunan semua bilangan real


 Range berupa himpunan semua bilangan real positif
 Grafik memotong sumbu Y pada satu titik yaitu (0,1)
 Grafik tidak pernah memotong sumbu X
 Untukx >0 fungsi selalu naik yaitu kurva dalam keadaan monoton naik
 Grafik kurva mempunyai asimtot datar yaitu garis y =0 atau sumbu X

Dari gambar 1.2 dapat disimpulkan :

 Grafik f (x) = (1/2)x dapat diperoleh dengan mencerminkan grafik g(x) =


ax(a>1) terhadap sumbu Y. Dengan kata lain, kedua grafik tersebut
simetris terhadap sumbu Y.
 Kedua grafik tersebut berpotongan di titik (0,1)
 Kurva selalu berada di atas sumbu X
 Kurva mempunyai asimtot datar pada garis y=0 atau sumbu X
 Domain fungsi y=2xadalah -∞<x< ∞ dengan range 0<y<x dan domain
fungsi y= (1/2)= 2-x adalah -∞<x<ydengan range 0<y<∞

2. Persamaan eksponensial
A. Pengertian
Persamaan eksponensial adalah persamaan dengan variabel berada
di dalam suatu pangkat.
 Persamaan bentuk af(x) = ap

Untuk menyelesaikan persamaan diatasdigunakan

af(x) = ap f(x) = p

contoh : 4x = 8
(22)x = 23
22x=23
2x= 23
2X = 3
X= 3/2 → HP : {3/2}
 Persamaan eksponensial bentuk af(x) = a g(x)
persamaan eksponensial berbentuk af(x) = ag(x) dengan a>0 dan a≠ 1
dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat berikut

af(x) = ag(x) f(x) = g(x)

contoh : 3(2x+1) = 33
2x+1 = 3
2x =2
x = 1 → HP : {1}
 persamaan eksponensial berbentuk af(x) = bf(x)

Dapat diselesaikan dengan sifat :

af(x) = bf(x) dengan a>0, b>0 dan a≠ 1, b≠ 1 f(x) = 0

contoh : 52x-6= 32x-65 > 0 dan 3>0


2x-6 = 0
2x = 6
X = 3 → HP : {3}
 persamaan eksponensial berbentukaf(x)= bg(x)

Untuk menyelesaikan persamaan diatas digunakan cara :

1) Ambil f(x) = 0 dan g(x) =0 , kemudian tentukan nilai x yang


memenuhi kedua persamaan f(x) =0 dan g(x)=0. Jika cara ini tidak
menghasilkan nilai x, dapat dilanjutkan ke cara 2
2) Kedua ruas ditarik logaritma
af(x)= bg(x)
Log af(x)= log bg(x)
f(x) log a = g(x) log b
contoh :

 Persamaan eksponensial berbentukh (x)f(x)=h(x)g(x)


Ada beberapa kemungkinan, yaitu :
1. Eksponennya sama yaitu f(x)=g(x)
2. Bilangan pokok h(x)=1 sebab 1f(x)=1g(x)=1
3. Langan pokok h(x)=-1 asalkan (-1)f(x) = (-1)g(x) untuk x yang
memenuhi
4. Bilangan pokok h(x)=0 asalkan f(x)=g(x)keduanya bernilai positif

 Persamaan eksponensial berbentukf(x)h(x)=g(x)h(x)

Untuk menyelesaikannya digunakan cara :

1. h(x)=0 dengan f(x)= 0 dan g(x) ≠ 0


2. Bilangan pokok sama yaitu f(x) = g(x)

 Persamaan eksponensial berbentuk A(af(x))2= B(af(x)) + C =0


(i) Kita gunakan pemisalan y = af(x) sehingga persamaan eksponen
berubah bentukmenjadi persamaan kuadrat dalam variabel y, yaitu
Ay2+By+C.
(ii) Nilai-nilai y dalam persamaan kuadrat tersebut dapat dicari dengan
cara faktorisasi atau rumus ABC.
(iii) Nilai y dikembalikan ke pemisalan tadi sehingga diperoleh
persamaan af(x)=y. Lalu diselesaikan sesuai persaman yang terbentuk
sehingga akan diperoleh nilai-nilai x yang dicari.

3. Pertidaksamaan eksponensial
A. Pengertian

Pertidaksamaanmerupakan bentuk lain dari persamaaan


eksponensial, yaitu pertidaksamaan yang variabelnya ada di dalam suatu
pangkat, tetapi tanda penghubungnya merupakan tanda
ketidaksamaan. Tanda ketidaksamaan yangsering dipakai meliputi :>, <,
≥ atau ≤. Dalam menyelesaikan suatu pertidaksaam kita dapat
menggunakan sifat-sifat eksponen, ketentuan pada persamaan
eksponensial maupun tinjauan pada grafik fungsi eksponensial.
Contoh : jika x<y, maka 2x< 2y. Ini merupakan kenyataaan dari sifat-sifat
pertidaksamaan, tetapi jika ditinjau dari grafik fungsi f(x)= 2x,, akan menjadi
yang terbalik yaitu :

2x< 2y maka x<y

 Sifat-sifat dasar pertidaksamaan eksponensial :


(i) Jika a > 1, maka ax<ay↔ x<y
(ii) Jika 0<a<1, maka ax<ay ↔ x>y

o Aplikasi fungsi eksponensial

Fungsi eksponensial dengan bilangan pokok (basis) e sering digunakan


sebagai aplikasi dalam memecahkan masalah nyata yang terkait pertumbuhan
(eksponensial growth) dan peluruhan (decay problems)

Contoh Kasus pertumbuhan

Kolera, penyakit yang menyerang usus, disebabkan oleh bakteri kolera yang
berkembang biak secara eksponensial dengan membelah selnya dan
dinyatakan N = N0 . e1,386t

Bakteri N adalah jumlah bakteri yang muncul setelah t jam dan N0 adalah
jumlah bakteri pada permualan (t=0). Jika di awal terdapat 25 bakteri maka
dalam waktu 3,5 jam akan menjadi berapa bakteri?

Penyelesaian

Nilai N ketika t=3,5

N = N0 . e1,386t

N = N0 . e1,386(3,5)

N = 25 . e 1,386(3,5)

N= 3.197 bakteri
BAB II

FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


LOGARITMA
A. Penegertian
Logaritma merupakan invers dari pemangkatan. Suatu pemangkatan
dapat dirubah menjadi bentuk logaritma, begitu sebaliknya.

Y = alog x ↔ x = ay
Dengan a>0 dan a≠1 dan x>0
Ket : a = bil pokok(basis) logaritma
X = bil. Numerus atau domain logaritma
Y = hasil atau range logaritma

B. Fungsi Logaritma
 Definisi
Bentuk alog x berarti “eksponen dari a yang menghasilkan x”
(alog x dibaca logaritma x bilangan pokok a dari x atau logaritma dari x
terhadap bilangan pokok a)

 Grafik fungsi logaritma


Grafik fungsi Y = alog x merupakan invers dari fungsi y = ax. Untuk
melukis grafik Y = alog x, kurva y = ax dicerminkan terhadap garis y=x.
Seperti pada gambar di bawh ini.

Grafik y= f(x) = alog x memiliki sifat :


a) Selalu melalui titik (1,0)
b) Grafik terletak di sebelah kanan sumbu Y
c) Untuk a>1 :
 Grafik selalu naik (monoton naik)
 Nilai y→ −∞ jika x→0
d) Untuk 0<a<1
 Grafik selalu turun (monoton turun)
 Nilai y→∞ jika x→0
e) Sumbu y (garis x=0) merupakan asimtot tegak.
Grafik y=f(x)= alogx digambarkan sebagai berikut

 Sifat- sifat logaritma


Jika a>0 dan a≠1, m>0 dan m≠1, b>0 dan c>0, maka berlaku
hubungan berikut :
1) alog 1 = 0, alog a = 1
2) alog b + alog c =alog(b.c)
3) alog b – alog c = alog(b/c)
4) alog b = mlog b/mlog a
5) amlog bn = n/m alog b
6) a a log b = b
7) alog b =1/blog a
8) alog b = 1/ blog a
9) alog (b/c) = - alog (c/b)
am
10) log bm = alog b
 jika bilangan pokok logaritma a = 10, maka bilanga pokok ini
biasanya tidak dituliskan. Sebagai contoh log 3 maksudnya
10
log 3
 log n x adalah cara penulisan untuk (log x)n
C. Persamaan Logaritma
persamaan logaritma adalah persamaan yang di dalamnya terdapat
logaritma dimana numerus ataupun bilangan pook logaritma tersebut
mengndung variabel. Bbebapa bentuk persamaan logaritma dan cara
menentukan penyelesaiannya antara lain :
1) persamaan logaritma bentukalog f(x) = p, a > 0 dan a≠1 maka
a
log f(x) = f(x) = apdengan f(x) >0
2) persamaan logaritma bentukalog f(x) = alog p, a>0, a≠1 dan f(x) > 0
serta p>0, maka
a
log f(x)= = alog p ↔ f(x) = p
3) persamaan logaritma bentuk alog f(x) = alog g(x), a>0, a≠1, f(x)>0
dan g(x)> 0
a
log f(x) = alog g(x) ↔ f(x) = g(x)
4) persamaan logaritma bentuk alog f(x) = blog f(x) a>0, a≠1, b>0, b≠1
dan f(x) positif, maka
a
log f(x) = blog f(x) ↔ f(x) = 1
5) persamaan logaritma bentuk f(x)log g(x) = f(x)log h(x) dengan f(x)≠ 1,
f(x) > 0, g(x)>0 dan h(x) >0
f(x)
log g(x) = f(x)log h(x)↔ g(x) = h(x)
6) persamaan logaritma bentuk A{alog f(x)}2 + B {alog f(x)} + C = 0
dengan a>0, a≠1, dan f(x)>0 serta A,B dan C Є R
Dapat dilakukan dengan pemisalan u = alog f(x ), sehingga
persamaan berubah menjadi Au2 + Bu +C=0. penyelesaiian dapat
dilakukan dengan faktorisasi maupun melengkapikuadrat
sempurna.
D. Pertidaksamaan Logaritma
Pertidaksamaan logaritma merupakan bentuk lain dari persamaan
logaritma, yaitu pertidaksamaan dengan variabelnya berada di dalam
suatu indeks(pangkat) yang memiliki tanda penghubung berupa
ketidaksamaan, yang meliputi <, ≤, > dan≥.
Sifat- sifat pertidaksamaan logaritma :
1) Jika a > 1, maka 0<x<y ↔alog x <alog y
2) Jika 0<a<1, maka 0<x<y ↔ alog x>alog y
BAB III
SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
1) Sistem persamaan kuadrat dua variabel
A.Pengertian

Sistem persamaan kuadrat dua variabel adalah kumpulan dari


beberapa persamaan yang mengandung paling sedikit satu persamaan
berderajat dan dalam x dan y(dua variabel)

B.Bentuk umum persamaan kuadrat dua variabel

 Ax2 +Pxy+By2+Cx+Dy+E= 0
 Dengan A,B,C,D, dan E Є R

(gambar grafik)

Dapat diidentifikasi grafik atau kurva dari persamaaannya, yaitu :

 Jika P = 0 dan A=B≠0, kurvanya berbentuk lingkaran


 Jika P2 – 4AB = 0, kurvanya berbentuk parabola
 Jika P2 – 4AB < 0, kurvanya berbentuk ellips
 Jika P2 – 4AB > 0, kurvanya berbentuk hiperbola

 Ax2+ By2+Cx+Dy+E=0

 Jika A= 0 atau B=0, kurvanya berbentuk parabola


 Jika A=B≠0, kurvanya berbentuk lingkaran
 Jika A≠B tetapi bertanda sama, kurvanya berbentuk ellips
 Jika A dan B berlawanan tanda, kurvanya berbentuk hiperbola
2) Sistem Persamaan Linear-Kuadarat

Solusi penyelesaian dari sistem persamaan linear-kuadrat dilakukan


dengan cara mensubstitusikan persamaan linear (dalam bentuk eksplisit)
ke persamaan kuadrat, sehingga terbentuk persamaan kuadrat dalam
satu variabel. Lalu diselesaikan dengan cara :

a) Faktorisasi
b) Melengkapi kuadrat sempurna
c) Rumus ABC

Nilai deskriminan

a) Jika D>0 → memiliki 2 pasang nilai x dan y


b) Jika D=0 → ada sepansang nilai x dan y
c) Jika D< 0 → tidak ada penyelesaian

3) Sistem persamaan kuadrat-kuadrat

Bentuk umumnya ax2+by2+c=0

Solusinya dapat menggunakan kreatifitas


BAB IV

SISTEM PERSAMAAN KUADRAT DUA VARIABEL


Sistem persamaan kuadrat dua variabel adalah kumpulan dari beberapa persamaan
yang mengandung paling sedikit satu persamaan berderajat dua dalam x dan y (dua
variabel).

Bentuk Umum Persamaan Kuadrat Dua Variabel

Grafik dari suatu persamaan kuadrat dua variabel dapat berapa salah satu dari empat
kemungkinan bentuk potongan kerucut : lingkaran, elips, hiperbola, atau parabola.
Suatu persamaan kuadrat dua variabel mempunyai bentuk umum sebagai berikut.

Ax2 + Pxy + By2 + Cx + Dy + E = 0

dengan A, B, C, D, dan P merupakan bilangan real.

Dari bentuk yang lebih umum, dapat diidentifikasi grafik atau kurva dari
persamaannya, yaitu sebagai berikut.

 Jika P = 0 dan A = B ≠ 0 , kurvanya berbentuk lingkaran.


 Jika P2 – 4AB = 0 , kurvanya berbentuk parabola.
 Jika P2 – 4ab < 0 , kurvanya berbentuk elips.
 Jika P2 – 4AB > 0 , kurvanya berbentuk hiperbola.

Jika P = 0, maka dalam persamaan kuadrat tersebut tidak terdapat suku yanng
mengandung xy. Bentuk yang lebih umum di atas adalah sebagai berikut.

Ax2 + By2 + Cx + Dy + E = 0

dengan A, B, C, D, dan E merupakan bilangan real.

Sistem Persamaan Linear-Kuadrat

Sistem persamaan linear-kuadrat termasuk dalam sistem persamaan kuadrat dua


variabel karena dalam sistem tersebut terdapat paling sedikit satu persamaan berbentuk
kuadrat. Penyelesaian dari sistem persamaan linear-kuadrat dilakukan dengan cara
mensubstitusi persamaan linear (dalam bentuk eksplisit) ke persamaan kuadrat sehingga
terbentuk persamaan kuadrat dalam 1 variabel. Lalu, persamaan tersebut diselesaikan
dengan cara seperti menyelesaikan persamaan kuadrat.

Himpunan penyelesaian (HP) dari sistem persamaan linear kuadrat adalah {(x,y)}.

PERHATIKAN 

1. Bentuk eksplisit, jika x dan y berada di ruas yang berlainan sehingga berbentuk y =
f(x) atau x = f(y).
2. Bentuk implisit, jika x dan y berada di ruas yang sama sehingga berbentuk f(x,y) = 0.

Contoh :
Carilah semua solusi (x,y) dengan x dan y bilangan real dari sistem
persamaan berikut.
y = 4 – x2
2x + y = 1
Jawab
Ubahlah persamaan linear dalam bentuk eksplisit sebagai berikut.
2x+y = 1 → y = 1 – 2x (bentuk eksplisit)
y = 1 – 2x disubstitusikan ke persamaan kuadrat , diperoleh :
1 – 2x = 4 – x2
x2 – 2x – 3 = 0
(x-3) (x+1) = 0
x-3 = 0 atau x+1=0
x=3 x = -1

Nilai - nilai x tersebut dapat disubstitusikan ke persamaan awal , diperoleh :

 x = 3 → y = 1 – 2(3)
=1–6
Y= -5
 x = -1 → y = 1 -2(-1)
=1+2
Y=3
Solusi atau jawaban yang diperoleh adalah (3,-5) dan (-1,3) atau HP = {(-1,3), (3,-
5)}.
Lihat & praktikkan 
Diskriminan
D = b2 – 4ac

Syarat :

1.Jika D > 0 , maka memotong 2 titik.

2.Jika D = 0 , maka memotong 1 titik.

3.Jika D < 0 , maka tidak memotong titik manapun.

Praktekkan !!

x2 – 2x – 3 = 0

D = b2 – 4ac

D = 4 – 4.1.-3

D = 4 + 12

D = 16 > 0

Maka , pada soal tadi memiliki 2 titik potong / himpunan penyelesaian.

Anda mungkin juga menyukai