Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Humas merupakan salah satu cabang ilmu komunikasi, yang posisinya sangat penting

bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, setiap orang/manusia sudah tentu melakukan

fungsi humas, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain atau untuk

kepentingan keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat.

Dalam kapasitasnya, humas paling banyak menggunakan teori komunikasi sebagai dasar

berpijaknya. Bahkan, dapat dikatakan, tidak ada teori komunikasi yang tidak dibutuhkan

humas. Oleh karena itu, praktisi humas harus memiliki dan mempelajari seluruh teori

komunikasi sehingga mampu berkomunikasi dalam segala bidang/level, mulai komunikasi

antarpribadi, tatap muka hingga komunikasi massa, dengan menggunakan segala media.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB 2

HUMAS & TEORI KOMUNIKASI

Humas adalah salah satu cabang ilmu komunikasi yang sangat penting. Setiap orang
pasti melakukan fungsi humas baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain atau
untuk kepentingan keluarga,kelompok, organisasi dan masyarakat. Jika Anda berupaya untuk
memberikan kesan yang baik dan positif mengenai diri Anda kepada orang lain,maka
sebenarnya Anda sudah menjalankan fungsi humas untuk diri Anda sendiri. Mengapa
seseorang dapat memiliki kesan yang baik di mata oranglain sedangkan sescorang lainnya
tidak memilikikesan yang baik itu? Bisa jadi orang yang menerima kesan baik itu karena ia
dapat menjalankan fungsi humasnya dengan baik sedangkan yang lainnya tidak.

Sudah sejak lama para ahli mempelajari bagaimana orang berinteraksi satu sama
lainnya, bagaimana mereka berkomunikasi. Hasil pengamatan terhadap komunikasi
antarmanusia itu menghasilkan berbagai teori komunikasi yang pada intinya adalah upaya
para ahli menjelaskan bagaimana manusia berkomunikasi dan apa yang terjadi selama
komunikasi itu berlangsung. Teori komunikasi yang dihasilkan hingga saat ini jumlahnya
sangat banyak karena komunikasi itu sendiri merupakan bidang yang sangat luas. Berbagai
teori itu kemudian dikelompokkan atau digolongkan menurut mekanisme tertentu sehingga
berkembang menjadi ilmu tersendiri pula.

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting, namun juga kompleks dalam
kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan
manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi
memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu para praktisi humas
harus memberikan perhatian yang saksama terhadap komunikasi, khususnya teori komunikasi

Kita akan melihat bahwa humas merupakan salah satu cabang ilmu komunikasi yang
paling banyak menggunakan teori komunikasi sebagai dasar berpijaknya. Bahkan kita dapat
mengatakan tidak ada teori komunikasi yang tidak dibutuhkan humas. Praktisi humas
idealnya harus mempelajari seluruh teori komunikasi karena seorang praktisi humas
berkomunikasi dalam segala level, mulai dari komunikasi tatap muka hingga komunikasi
massa, dengan menggunakan segala media atau saluran yang ada.

Apakah itu teori? Setiap upaya untuk menjelaskan suatu pengalaman adalah teori,
yaitu gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi. Setiaporang pada dasarnya
menggunakan teori yang digunakan untuk memandu orang memahami berbagai hal dan
memberikan keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan. Teori selalu berubah
dari waktu ke waktu. Perubahan teori terjadi ketika orang menemukan hal baru atau
mendapatkan perspektif baru. Teori dapat menentukan pola-pola dari peristiwa sehingga kita
dapat mengetahui apa yang diharapkan akan terjadi. Teori membantu kita memutuskan apa
yang penting dan apa yang tidak. Teori juga dapat membantu kita. untuk memperkirakan apa
yang akan terjadi selanjutnya.

Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang
memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan
sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan dapat dipahami orang lain,
namun terkadang makna itu kabur, tidak dapat dipahamidan bahkan bertentangan dengan
makna semula. Dengan memahami teori komunikasi, maka orang dapat menafsirkan
peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat

Jika Anda ditanya: apakah itu komunikasi? Apa yang terjadi jika sejumlah orang
bertemu dan berinteraksi? Ketika Anda mencoba mcnjawab kedua pertanyaan itu, maka
sebenarnya Anda tengah menyusun suatu teori komunikasi. Kedua pertanyaan itu tampaknya
mudah bahkan orang awam yang bukan ahli pun dapat memberikan jawaban menurut sudut
pandangnya. Namun demikian, setiap orang akan menjawab kedua pertanyaan ini secara
berbeda-beda. Orang akan memberikan penjelasan yang berrmacam-macam. Tidak ada
jawaban yang sama. Sctiap orang akan mclihat hal yang berbeda pada itu berkomunikasi.
Inilah sebabnya mengapa terdapat begitu banyak teori dalam ilmu komunikasi saat ini.

Pada dasarnya siapapun dapat menyusun teori komunikasi. Lantas apa yang
membedakan antara teoi komunikasi yang disusun oleh orang awam dengan teori komunikasi
yang dihasilkan para ahli komunikasi Orang awam akan menyusun teorinya berdasarkan
perkiraan (guess work) atas hasil pengamatannya dalam kehidupan yang dialaminya sehari-
hari. Para ahli komunikasi akan menyusun teorinya secara ilmiah (scientific) berdasarkan
penganatan (observasi) yang disusun secara sistematis. Membangun teori bukanlah hal yang
mudah karena membutuhkan upaya yang serius mulai dari observasi yang terfokus,
menyusun hipotesis dan bahkan kemudian melakukan revisi terhadap teori yang sudah
disusun. Istilah "tcori komunikasi" dapat mengacu kepada suatu teori tunggal namun juga
dapat mengacu kepada sejumlah ide atau gagasan yang terkait dengan proses komunikasi
teori bukanlah pekerjaan mudah karena

Menurut Cultip, Center dan Broom, dalam komunikasi public relations itu ada 7
faktor penting yang disebut sebagai “the seven C’s of communication” (Ruslan, 2007:122),
yaitu:

a. Kredibilitas. Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yag diciptakan oleh
pihak komunikator secara sungguh-sunghuh untuk melayani publiknya yang memiliki
keyakinan dan respek.

b. Konteks. Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial,


pesan yang haruus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. Komunikasi efektif
diperlukan untuk mendukung lingkungan sosial melalui pemberitaan di berbagai media
Massa.

c. Content (isi). Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/publik sehingga


informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat

d. Clarity. Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti serta
memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud,
teman dan tujuan semua pihak,

e. Continuity dan consistency (kontinuitas dan konsistensi) . Komunikasi merupakan


proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan
berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian untuk mempermudah proses belajar,
membujuk dan tema dari pesan-psan tersebut harus konsisten.

f. Channels (saluran). Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan


terpercaya serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang
berbeda akan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang PR harus dapat memahami
perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif.

g. Capability of the Audiens (kapabilitas khalayak). Memperhitungkan kemampuan yang


dimiliki oleh khalayak. Komunikasi dapat menjadi bagi masyarakat bila berkaitan dengan
berkaitan faktor-faktor yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan
membaca dan pengembangan pengetahuan.

STUDI KOMUNIKASI

Walaupun orang telah mempelajari komunikasi sejak zaman purbakala, namun


perhatian terhadap pentingnya komunikasi baru muncul belakangan, yaitu pada awal abad ke-
20. Barnett Pearce (1989) menyebutkan munculnya peran komunikasi sebagai "penemuan
revolusioner" (revoutionary discovery) yang sebagian besar disebabkan penemuan teknologi
komunikasi seperti radio, televisi, telepon, satelit, dan jaringan komputer. Pada saat yang
hampir bersamaan muncul dan berkembang industrialisasi, big busines dan politik global.

Studi akademik yang lebih serius terhadap ilmu komunikasi dimulai setelah
selesainya Perang Dunia I. Selain karena faktor kemajuan teknologi telekomunikasi,
perhatian serius terhadap ilmu komunikasi juga ditunjang munculnya pemikiran pragmatisme
dan progresivisme dikalangan para ahli ilmu sosial yang mendorong keinginan untuk
memperbaiki masyarakat melalui perubahan sosial yang luas. Pada masa itu para akademisi
mulai melakukan penelitian atas kegiatan propaganda pemerintah dan pembentukan opini
publik. Para peneliti juga memulai studi mengenai sikap dan opini untuk mengetahui
bagaimana opini publik dapat dipengaruhi oleh media massa. Pada periode yang sama ilmu-
ilmu sosial semakin berkembang terutama sosiologi dan psikologi sosial yang muncul
sebagai pemimpin dalam studi komunikasi.

Riset sosiologi yang dilakukan pada tahun 1930-an kebanyakan menyelidiki


bagaimana komunikasi dapat memengaruhi individu dan masyarakat. Sedangkan topik-topik
riset yang populer dalam bidang psikologi sosial ketika itu antara lain adalah: riset mengenai
efek film terhadap anak-anak, riset mengenai propaganda, persuasi dan dinamika kelompok
Riset lain yang sering dilakukan pada periode ini adalah pada bidang perdidikan misalnya
penggunaan radio dalam pendidikan, riset mengenai efek dari berbagai jenis komunikasi
terhadap siswa di kelas. Pada masa ini juga dimulai pengajaran mengenai keahlian
komunikasi dasar seperi public speaking dan diskusi kelompok.

Usai Perang Dunia II, ilmu-ilmu sosial telah semakin diakui sebagai disiplin ilmu
tersendiri. Minat para ahli terhadap ilmu psikologi dan sosial semakin kuat. Riset mengenai
proses persuasi dan pengambilan keputusan (decision making) dalam kelompok menjadi
perhatian utama, tidak hanya di kalangan penelici tapi juga masyarakat pada umumnya. Tidak
lama setelah Perang Dunia II studi komunikasi menjadi semakin intensif.

TEORI KOMUNIKASI HUMAS

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menerima banyak pesan yang berasal dari
berbagai sumber. Kita menerima pesan dari setiap iklan dan program yang kita tonton di
televisi. Kita menerima pesan ketika kita mendengar radio, membaca surat kabar dan
majalah. Kita juga menerima pesan dari apa yang kita baca dari, selebaran, poster dinding,
spanduk, papan reklame dan sebagainya. Singkatnyakita menerima ratusan bahkan ribuan
pesan setiap harinya, disadari maupun tidak. Mungkin hanya sebagian kecil saja dari pesan
yang banyak itu yang berhasil menarik perhatian Anda.

Anda mungkin akan melewatkan rubrik politik atau ekonomi di surat kabar karena
Anda lebih suka membaca kolom olahraga. Anda mengabaikan sebagaian besar pesan yang
Anda terima karena pesan itu menurut Anda tidak penting atau tidak menarik atau Anda tidak
mempunyai waktu untuk memerhaikannya. Anda mengabaikan begitu banyak pesan karena
Anda lebih sibuk memerhatikan pesan lainnya.

Sebagian besar pesan yang disampaikan media massa terlewatkan dari perhatian
khalayaknya. Mungkin Anda tidak menyadari bahwa perhatian Anda telah menjadi
persaingan sangat ketat dari mereka yang mengirimkan pesan. Sebagaimana dikemukakan
Scott Cutlip dan rekan: your attention is the object of fierce competition (perhatian Anda
merupakan objek persaingan sengit). Kondisi ini menjadikan Anda sangat selektif bahkan
menolal untuk memberikan perhatian terhadap "serbuan" pesan yang datang kepada Anda.
Beberapa pesan mungkin bisa menarik perhatian Anda, namun lebih sedikit lagi pesan yang
mampu memberikan efek atau dampak, Pemerhati komunikasi massa kemudian menyebut
orang-orang semacam ini sebagai "khalayak yang keras kepala" (obstinate audience)

Praktisi humas adalah salah satu pihak yang turut serta bersaing dalam
memperebutkan perhatian khalayak. Tugas pertama praktisi humas adalah mendapatkan
perhatian dari khayalak menarik minat (ketertarikan) khalayak terhadap isi pesan; ketiga,
membangun suatu keinginan dan niat khalayak untuk bertindak sesuai dengan pesan; dan
keempat mengarahkan tindakan khalayak agar tetap sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Pada masa lalu kegiatan mengirimkan pesan dianggap sama dengan komunikasi atau
dengan kata lain "mengirimkan pesan" adalah sama dengan "berkomunikasi". Pandangan ini
mendapat dukungan paling kuat dari praktisi humas alasannya adalah karena kegiatan humas
ketika itu lebih banyak pada kegiatan mengumpulkan guntingan artikel koran atau
mengumpulkan bukti siaran iklan radio dan televisi yang menayangkan pesan promosi
mengenai organisasi atau perusahaan bersangkutan. Kliping koran atau bukti penayangan
iklan menjadi bukti kepada manajemen bahwa praktisi humas telah melakukan komunikasi

Pandangan tersebut muncul sebagai akibat pemahaman terhadap model komunikasi


yang dikemukakan pakar teknologi informasi Shannon dan Weaver yang bekerja pada
perusahaan Bell Telephone Laboratories pada tahun 1940-an. Menurut Shanon-Weaver
komunikasi terdiri dari: 1) sumber informasi (information source); 2) pesan atau sinyal
(message/signal) 3) saluran (channel) dan; 4) penerimaatau tujuan (receiver, destination).
Model komunikasi ini relatif sederhana karena hanya melihat bagaimana pesan dikirimkan
melalui pesawat telepon.

Masalah teknis dapat muncul bila sinyal atau saluran mengalami gangguan sehingga
membuat pesan yang dikirim menjadi tidak jelas. Masalah semantik dalam komunikasi dapat
muncul bila persepsi dari pihak penerima pesan tidak sama dengan maksud pengirim pesan.
Sebagaimana yang dikemukakan Weaver: "Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diteliti pada
suatu sistem komunikasi adalah terkait dengan jumlah informasi, kapasitas saluran
komunikasi, proses pengkodean (coding process) yang digunakan untuk mengubah suatu
pesan menjadi sinyal dan efek gangguan (effects of noise)

Menurut Wilbur Schramm (1971) melakukan komunikasi dengan khalayak tidaklah


sesederhana sebagaimana yang dikemukakan model komunikasi Shannon dan Weaver.
Schramm mengatakan berkomunikasi dengan khalayak sasaran (target publies) yang
diinginkan pada kenyataannya bahkan jauh lebih rumit. Menurut Schramm, manu-sialah yang
membuat komurikasi menjadi rumit. Sebagaimana yang dikemukakan Schramm: "Jika
seseorang mempelajari komunikasi, maka ia mempelajari mengenai bagaimana orang
berhubungan dengan orang lain, kelompok orang, organisasi dan masyarakat yang saling
memengaruhi satu sama lainnya, namun juga dipengaruhi, memberi tahu dan diberi tahu,
mengajarkan dan diajarkan, menghibur dan dihibur melalui tanda-tanda tertentu.

Konsep komunikasi Schramm membutuhkan proses komunikasi dua arah (two-way-


process) di mana pengirim dan penerima pesanberkomunikasi dalam konteks kerangka acuan
(frame of reference), hubungan dan situasi sosial mereka masing-masing. Dengan demikian,
komunikasi adalah proses timbal balik pertukaran tanda untuk memberitahukan,
memerintahkan atau membujuk berdasarkan makna dan kondisi bersama melalui hubungan
komunikator dan konteks sosial.

ELEMEN MODEL KOMUNIKASI

Sctiap pcristiwa komunikasi dalam tingkat apa pun, apakah komunikasi antarpribadi
ataupun komunikasi massa, akan melibatkan elemen-elemen komunikasi. Para ahli
komunikasi telah lama meneliti masing-masing elemen komunikasi untuk menentukan peran
dari masing-masing elemen dalam menentukan efektivitas komunikasi. Pada umumnya studi
komunikasi pada masa lalu lebih menckankan pada upaya bagaimana membujuk (persuasi)
sebagai bentuk efek yang diinginkan. Dengan kata lain, pengirim pesan berusaha
menyakinkan orang untuk mau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu Namun
perkembangan mutalkhir belakangan ini menunjukkan penelitian komunikasi telah semakin
luas dalam hal cakupan efek yang dipelajari. Komunikasi tidak hanya terbatas pada upaya
membujuk tetapi juga upaya memaksa. Setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan
elemen komunikasi yang meliputi:

1. Sumber

Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan,
yaitu di mana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada
pihak lainnya yaitu penerima pesan Sumber bisa jadi adalah individu, kelompok atau bahkan
organisasi. Sumber mungkin mengetahui atau tidak mengetahui pihak yang akan menerima
pesannya. Jika Anda sedang berbicara dengan seorang teman bisa jadi Anda sudah
mengetahui siapa teman Anda itu, bagaimana sifatnya, hal-hal apa saja yang mungkin akan
menyinggung perasaannya. Anda akan berusaha menghindari untuk mengeluarkan kata-kata
yang dapat menyinggung perasaan atau membuat teman Anda marah Sebaliknya, ketika saya
menulis kalimat pada buku yang tengah Anda baca ini, maka saya memiliki pengetahuan
selintas saja mengenai diri Anda yaitu jenis orang-orang yang membaca buku ini. Mungkin
Anda seorang mahasiswa atau dosen yang tengah mendalami ilmu hubungan masyarakat.
Namun saya tidak mengetahui siapa Anda serta reaksi atau apa yang akan Anda lakukan
ketika membaca buku ini.
Menurut Hovland (1953), karakteristik sumber berperan dalam memengaruhi
penerimaan awal pada pihak penerima pesan namun memiliki efek minimal dalam jangka
panjang.12 Hovland menyebut efek jangka panjang dari sumber sebagai efek tidur (sleeper
effect). Misalnya, menurut teori kredibilitas dan daya tarik sumber, kampanye untuk
mencegah penyebaran virus HIV/AIDS di antara mahasiswa akan lebih mudah diterima bila
disampaikan oleh sumber-sumber yang kredibel misalnya pihak yang berwenang di bidang
kesehatan dibandingkan jika disampaikan oleh teman sebaya (peer group). Sumber yang
dapat dipercaya (credible) akan dapat memperkuat nilai informasi yang disampaikan. Dengan
demikian, teori ini menegaskan bahwa status, kehandalan dan keahlian sumber menambah
bobot kualitas pesan. Sumber yang memiliki ketiga hal tersebut sekaligus akan menambah
bobot sumber dalam proses komunikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun sumber yang kredibel dapat


memengaruhi keberhasilan proses komunikasi namun dampak sumber terhadap penerima
pesan bervariasi dari satu situasi kepada situasi lainnya, dari satu topik ke topik lainnya dan
dari satu waktu ke waktu lainnya. Namun demikian, setidaknya sumber yang memiliki
kredibilitas tinggi dapat memberikan pengaruh kepada penerima pesan dalam hal daya
penerimaan awal dari suatu pesan

2. Encoding

Encoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk


menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh
indra.14Jika Anda akan mengatakan sesuatu, maka otak dan lidah akan bekerja bersama
untuk menyusun kata-kata dan membentuk kalimat. Ketika Anda menulis surat, otak dan jari
tangan akan bekerja sama untuk menghasilkan pola-pola atau bentuk yang terlhat di atas
kertas. Jika Anda seorang sutradara film, maka mungkin Anda akan meminta juru kamera
untuk mengambil gambar objek-objek tertentu yang dapat mewujudkan imajinasi yang ada di
pikiran Anda.

Encoding dalam proses komunikasi dapat berlangsung satu kali, dapat terjadi berkali-
kali. Dalam percakapan tatap muka, pembicara melakukan encoding terhadap pikiran atau
idenya kedalam kata-kata. Dalam percakapan melalui telepon, proses encoding terjadi dua
kali. Pembicara melakukan encoding terhadap pikirannya dan pesawat telepon melakukan
encoding terhadap gelombang suara yang dikeluarkan pembicara. Kemampuan untuk
melakukan encoding ini berbeda-beda untuk setiap orang. Ada orang yang sangat mahir
memilih kata-kata sehingga menghasilkan kalimat yang bagus dan mengesankan. Para orator
ulung memiliki kemampuan encoding yang sangat baik. Namun lebih banyak lagi yang tidak
memiliki kemampuan encoding ini. Kemampuan encoding juga berbeda-beda untuk setiap
teknologi. Radio FM memiliki kemampuan encoding yang lebih baik sehingga menghasilkan
suara yang lebih jernih dibandingkan dengan radio AM.
3. Pesan

Ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan (messages).
Ketika Anda menulis surat maka apa yang Anda tuliskan di atas kertas adalah pesan. Jika
Anda tengah menonton televisi, maka program yang tengah Anda saksikan atau dengar
adalah pesan. Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra.
Dominick mendefinisikan pesan sebagai: the actual physical product that the source encodes.
(produk fisik aktual yang telah di-encoding sumber).15 Pesan yang disampaikan manusia
dapat berbentuk sederhana namun bisa memberikan pengaruh yang cukup efektif misalnya
ucapan "Tidak!" Pesan dapat pula bersifat rumit dan kompleks seperti teori relativitas
Einstein. Pesan dapat ditujukan kepada satu individu saja atau kepada jutaan individu. Pesan
dapat dihasilkan dengan biaya murah bahkan gratis (misalnya kata-kata yang diucapkan)
mahal (misalnya buku ini) namun pesan dapat pula dihasilkan dengan biaya cukup

Penerima pesan memiliki kontrol yang berbeda-beda terhadap berbagai bentuk pesan
yang diterimanya. Ada pesan yang mudah sekali diabaikan atau ditolak oleh penerima, dalam
hal ini penerima memiliki kontrol yang besar terhadap pesan yang diterimanya, namun ada
pula pesan yang sulit untuk dikontrol atau dihentikan. Anda dapat memikirkan tingkat
kesulitan yang ditemui untuk menghentikan berbagai kegiatan komunikasi. Misalnya
bagaimana cara menghentikan percakapan tatap muka dengan orang tua Anda atau
menghentikan percakapan melaluitelepon dengan teman dibandingkan dengan ketika Anda
tengah menonton televisi

4. Saluran

Saluran atau channeladalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima.
Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan penyiar di studio atau memuat pesan
visual yang ditampilkan dilayar kaca televisi. Aliran udara dapat juga berfungsi sebagai
saluran. Ketika Anda mencium bau aroma makanan, maka udara bertindak sebagai saluran
yang menyampaikan pesan ke hidung Anda. Pcsan apa yang Anda terima ketika Anda
mencium harum parfum dari Perancis "Chanel No. 5" dari tubuh seorang wanita yang berdiri
di dekat Anda. Bagaimana jika orang yang berada di dekat Anda berbau aroma bawang.
Orang buta menggunakan sentuhan ketika membaca huruf Braille. Sentuhan juga merupakan
saluran. Pesan terkadang membutuhkan lebih dari satu saluran untuk dapat mencapai
penerimanya. Suara penyiar di stasiun radio menggunakan saluran gelombang
elektromagnetik untuk mencapai pesawat radio penerima yang kemudian mengubahnya
menjadi gelombang suara yang merambat melalui udara sebelum mencapai telinga
pendengarnya.

Para ahli komunikasi pada mulanyaberpendapat bahwa komunikasi tatap muka (face-
to-face communication) atau disebutjuga dengan komunikasi interpersonal sebagai bentuk
komunikasi yang memiliki efek atau pengaruh yang paling kuat-jika dibandingkan dengan
komunikasi massa-karena komunikasi interpersonal terjadi secara langsung, melibatkan
sejumlah kecil orang atau mungkin hanya dua orang yang sedang berbicara, serta adanya
umpan balik yang bersifat segera. Sedangkan komunikasi massa tidak dapat dilakukan secara
langsung atau bersifat satu arah (linear), melibatkan sejumlah besar orang scrta umpan balik
yang tidak bersifat segera.

Namun perkembangan komunikasi massa menunjukkan bahwa pengaruh atau efek


komunikasi massa saat ini sudah sangat sulit dibedakan dengan komunikasi interpersonal.
Perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa umpan balik pada komunikasi massa bisa
bersifat langsung dan segera. Kecepatan umpan balik yang diterima media penyiaran dari
audiennya, misalnya dalam program interaktif, memiliki kecepatan yang sama sebagaimana
komunikasi tatap muka (interpersonal). Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.

5. Decoding

Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses decoding yang merupakan


kegiatan yang berlawanan dengan proses encoding. Decoding adalah kegiatan untuk
menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang
memiliki arti bagi penerima.16 Ketika Anda membaca kalimat pada buku ini maka Anda
melakukan decoding terhadap pesan yang ada di buku ini. Jika Anda juga mendengarkan
radio sambil membaca buku ini, maka Anda melakukan dua decoding secara serentak, satu
audio dan satu visual Baik manusia ataupun teknologi (misalnya radio dan televisi)
merupakan dekoder, yaitu elemen komunikasi yang melakukan decoding.

Suatu peristiwa komunikasi dapat melibatkan beberapa tahapan decoding. Seorang


wartawan yang sedang meliput acara rapat umum pemegang saham (RUPS) sebuah
perusahaan besar dan mencatat berbagai keputusan yang dibuat pada RUPS itu, maka ia
tengah melakukan decoding. Wartawan itu kemudian menelepon kantornya untuk
melaporkan peristiwa tersebut. Asisten redaktur kemudian mengetik laporan yang dibacakan
wartawan di komputernya (decoding). Berita itu kemudian dibaca oleh editor (decoding).
Berita kemudian dicetak dan dibaca audien (decoding). Apa saja yang telah dijelaskan
sebelumnya mengenai encoding berlaku pula untuk decoding. Sebagian orang memiliki
kemampuan yang sangat bagus dalam melakukan decoding ini. Ada orang yang dapat
membaca 500 kata dalam satu menit sementara ada yang harus bersusah payah untuk
membaca 200 kata dalam waktu yang sama. Ada pesan yang tidak dapat di-decoding karena
pihak yang melakukan encoding (enkoder) meletakkan pesan di saluran yang salah.
Panggilan telepon tidak akan pernah bisa di-decod-ing oleh seseorang yang tuli. Pesan
melalui e-mail tidak akan pernah bisa diterima oleh orang yang tidak memiliki komputer

6. Penerima

Penerima atau receiver atau disebut juga audien adalah sasaran atau target dari pesan.
Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga atau bahkan suatu kumpulan
besar manusia yang tidak saling mengenal. Siapa yang akan menerima pesan (penerima
pesan) dapat ditentukan olch sumber, misalnya dalam komunikasi mclalui telepon. Namun
adakalanya penerima pesan tidak dapat ditentukan oleh sumber misalnya dalam program
siaran televisi. Perlu diperjelas di sini bahwa dalam situasi tertentu, sumber dan penerima
pesan dapat langsung berhubungan namun dalam kesempatan yang lain sumber dan penerima
pesan dipisah oleh ruang dan waktu

Pada awal studi terdapat pandangan bahwa khalayak atau audien adalah pihak yang
lemah (vulnerable) yang gampang sekali dipengaruhi oleh informasi atau pesan yang
disampaikan. Teori mengenai jarum hipodermik atau teori stimulus respons (S-R Teori)
membuktikan hal ini. Menurut teori ni media massa amat perkasa dalam memengaruhi
penerima pesan. Teori S-R menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya
melibatkan dua komponen, yaitu media massa dan penerima pesan yaitu khalayak. Media
massa mengeluarkan stimulus dan penerima menanggapinya dengan menunjukkan respons
sehingga dinamakan teori stimulus-respons. Teori jarum hipodermik atau teori S-R meyakini
bahwa kcgiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang
bisa langsung masuk ke dalam jiwa penerima pesan. Sebagaimana peluru yang ditembakkan
dan langsung masuk kedalam tubuh. Misalnya, cfek tayangan kekerasan di televisi terhadap
anak-anak yang dapat mendorong anak-anak melakukan tindakan kekerasan pula

Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pandangan yang menempatkan audien


sebagai pihak yang lemah ternyata tidak selalu benar terhadap setiap pesan Tidak semua
anak-anak, misalnya, mudah terpengaruh dengan tayangan kekerasan di televisi atau cerita di
buku komik. Dengan kata lain, pengaruh atau efek pesan yang disampaikan media massa
tergantung pada jenis atau tipe dari audien yang dituju. Penelitian yang dilakukan Universitas
Yale menujukkan bahwa audien tidak terpengaruh secara sama oleh pesan yang bertujuan
mengubah sikap. Misalnya, orang-orang yang memiliki apresiasi tinggi terhadap ikatan
kelompok (group membership) hampir-hampir tidak terpengaurh dengan pesan yang menolak
ikatan kelompok.

Mereka yang menunjukkan sikap agresif kepada pihak lainnya juga cenderung tidak
terpengaruh dengan pesan yang menentang sikap agresif tersebut. Sebaliknya, audien yang
memiliki penghargaan diri yang rendah (low self-esteem) serta kurang melakukan hubungan
sosial akan lebih mudah terpengaruh dengan pesan yang bersifat persuasif dibandingkan
dengan mereka yang memiliki penghargaan diri yang tinggi serta memiliki sikap "cuek"
terhadap orang lain.

7. Umpan Balik

Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respons dari penerima pesan yang
membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik
menjadi tempat perputaran arah dari arus komunikasi. Artinya sumber pertama kemudian
menjadi penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru (lihat gambar). Umpan
balik berguna bagi sumber karena umpan balik memungkinkan sumber untuk memberikan
jawaban terhadap pertanyaan yang muncul. Umpan balik juga penting bagi penerima karena
memungkinkan penerima berusaha untuk mengubah elemen- elemen dalam proses
komunikasi
Umpan balik terdiri atas dua jenis yaitu umpan balik positif dan umpan balik negatif.
Umpan balik positif dari penerima akan mendorong lebih jauh proses komukasi sementara
umpan balik negatif akan mengubah proses komunikasi atau bahkan mengakhiri komunikasi
itu sendiri.

Umpan balik dapat timbul seketika ataupun tertunda. Umpan balik seketika terjadi
bila reaksi dari penerima pesan dapat langsung diterima oleh sumber. Seseorang yang tengah
berpidato dapat mengetahui apakah pidatonya disukai oleh mereka yang hadir ataukah justru
membosankan dari reaksi yang muncul seketika misalnya hadirin berteriak "huuu..." atau
banyak orang yangtidak memerhatikan pidatonya. Sebaliknya, umpan balik bisa bersifat
tertunda, misalnya Anda baru saja mendengarkan album baru suatu kelompok musik, dan
menurut Anda album itu sangat jelek. Untuk dapat menyampaikan kritilkan Anda kepada
sumber, maka Anda harus mengetahui alamat atau nomor telepon perusahaan rekaman yang
mengeluarkan album itu. Setelahitu baru Anda dapat mengirimkan pesan. Perusahaan
rekaman kemudian meneruskan pesan itu kepada kelompok musik bersangkutan. Proses
penyampaian umpan balik dalam hal ini membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan
lebih lama lagi.

8. Gangguan

Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan
yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat
menghambat pesan untuk mencapai tujuannya. Setidaknya terdapat tiga jenis gangguan yaitu:
gangguan semantik, gangguan mekanik dan gangguan lingkungan

Gangguan semantik terjadi bilamana orang memiliki arti yang berbeda atas kata-kata
atau ungkapan yang sama. "Susu ini bagus untuk tulang." kata seorang anak pada sebuah
iklan susu di televisi. Temannnya mengira "tulang" adalah tulang pada tubuh manusia Namun
yan dimaksud di sini adalah "tulang" yang berarti paman (dalam bahasa Batak tulang berarti
paman)

Model Proses Komunikasi


Model proses komunikasi di atas menggambarkan suatu proses
komunikasi mba! balik di mana terjadi pertukaran pesan untuk
memberitahukan (informasi), meminta (instruksi) atau membujuk
(persuasi) berdasarkan makna bersama. Komunikasi dipengaruhi pula
oleh hubungan para komunikator serta lingkungan sosial yang menjadi
latar belakang hubungan tersebut

Ganguan mekanik terjadi jika nmuncul masalah dengan alat yang digunakan untuk
membantu terjadinya komunikasi. Pesawat televisitidak dapat menerima gambar dengan jelas
karena tiang antenanya patah. Pena tidak dapat digunakan karena kehabisan tinta, Internet
tidak dapat digunakan karena modem-nya tidak berfungsi

Gangguan ketiga dinamakan dengan gangguan lingkungan Gangguan lingkungan


terjadi jika sumber gangguan berasal dari luar elemen-elemen komunikasi yang sudah
disebutkan di atas. Gangguan ini biasanya berada di luar kontrol sumber atau penerima,
misalnya dua orang yang bercakap-cakap di klub malam yang memutar musik keras-keras.
Namun gangguan lingkungan juga dapat berasal dari sumber atau penerima pesan. Misalnya,
Anda mencoba berbicara kepada seseorang yang sedang memainkan instrumen musik atau
berbicara kepada orang sedang mengetuk-ngetukan jarinya di meja Semakin besar gangguan
maka pesan yang diterima menjadi semakin tidak jelas. Umpan balik penting untuk
mengurangi efek gangguan. Semakin cepat umpan balik diterima semakin cepat pula
gangguan dapat diatasi

Menurut Schramm, proses penyamnpaian pesan (to inform) terdiri atas empat tahap:
(1)menarik perhatian agar khalayak bersedia berkomunikasi, (2) proses penerimaan pesan, (3)
khalayak menginterpretasikan pesan seperti yang diinginkan sumber, dan (4) pesan disimpan
untuk digunakan kemudian. Diperlukan langkah kelima, yaitu stimulating active learning and
practice (mendorong orang untuk belajar aktif dan bertindak), jika komunikator
menginginkan lebih dari sekadar menyampaikan informasi, namun juga disertai dengan
instruksi atau perintah. Proses komunikasi untuk membujuk membutuhkan langkah lebih
lanjut yaitu langkah keenam, yaitu kesediaan menerima perubahan yang sesuai dengan
keinginan atau pandangan pengirim pesan. Tentu saja, rintangan untuk mencapai hasil atau
efek komunikasi yang bertujuan untuk memberi tahu (informing), memerintahkan
(instruction) dan pembujukan (persuasion) meningkat dengan adanya tambahan langkah
kelima dan kcenam dalam proscs komunikasi.

Praktisi humas dalam melaksanakan pekerjaannya membutuhkan teori. Suka atau


tidak suka, disadari atau tidak disadari, maka teori komunikasi selalu ada dalam setiap
pekerjaan humas. Lantas, teori apa saja yang dibutuhkan praktisi humas dalam melaksanakan
pekerjaan kehumasan. Jawabannya adalah hampir semua teori kominikasi dibutuhkan
tergantung pada jenis pekerjaan apa yang hendak dilakukan. Kita tidak akan membahas
seluruh teori komunikasi yang ada karena keterbatasan tempat. Pada bagian ini, kita akan
membahas beberapa teori komunikasi terpenting yang paling sering digunakan dalam
pekerjaan humas. Kita mulai dengan teori tanda.
SUMBER :
https://www.kompasiana.com/affanputra/54f469bc745513802
b6c8b08/komunikasi-dalam-hubungan-masyarakat

Anda mungkin juga menyukai