BAB X
ENZIM PENCERNAAN I
Nim : 3021311001
SUKABUMI
2016
I. Tujuan
Untuk melihat daya cerna air liur dalam menghidrolisis larutan pati (telah mengalami
pemanasan) dan tepung pati (pati mentah).
I. Pembahasan
4.1 Hidrolisis Pati oleh Amilase Air Liur
Hidrolisis adalah mekanisme reaksi penguraian suatu senyawa oleh air atau asam
dan basa. Pati atau amilum tergolong ke dalam kelompok polisakarida sehingga pati atau
amilum tersebut bisa dihidrolisis menjadi glukosa yang merupakan monosakarida.
Pertama-tama amilum dihidrolisis menghasilkan maltosa kemudian maltosa dihidrolisis
menghasilkan glukosa. Pada hidrolisis ini memerukan katalisaator untuk memepercepaat
jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai berupa enzim ptyalin (enzim amilase
hidrolitik).
Pada percobaan ini akan menguji kerja enzim amilase yang bekerja untuk
memecahkan atau merombak pati menjadi glukosa, yaitu dengan sampel saliva.
Kemudian memanaskannya dalam penangas air dengan suhu 37oC. Hal tersebut
dilakukan karena hampir semua enzim mempunyai aktivasi optimal pada suhu 30-40 oC
dan akan mengalami denaturasi pada suhu 45 oC. Pada umumnya semakin tinggi suhu
maka laju reaksi semakin cepat karena energi semakin besar dan melampaui energi
aktivasinya. Akan tetapi enzim merupakan suatu protein sehingga semakin tinggi suhu
proses aktivasi enzim ini juga meningkat. Pengaruh suhu yang terlau tinggi dapat
mempercepat pemecahan atau kerusakan enzim, demikian juga sebaliknya. Uji iodin
berfungsi sebagai indikator terhadap proses terjadinya reaksi yang ditandai dengan
adanya perubahan warna.
Dari pengamatan yang dilakukan bahwa
saliva yang digunakan menunjukkan warna biru
pekat pada 30 detik pertama, dan masih berwarna
biru sampai 30 detik berikutnya sampai menit ke
5 warna biru mulai memudar. Pada 30 detik ke-12
atau 6 menit dihasilkan warna bening atau tidak
terjadi perubahan warna sekalipun sudah ditetesi
pereaksi iod. Warna tersebut terbentuk disebabkan dextrin yang molekulnya sudah kecil
lagi (akhrodextrin) dan maltosa tidak memberi warna biru atau ungu amilum yang
berikatan dengan iod sehingga warna ungu telah mengalami proses hidrolisis menjadi
maltosa dan dextrin yang tidak menimbulkan warna apabila berada dalam larutan
iodium. Proses hidrolisis dianggap selesai jika telah tercapaititik akromatik, yaitu waktu
ketika perekasi Iod sudah tidak lagi positif atau tidak menunjukkan perubahan warna.
4.2 Hidrolisis Pati Mentah oleh Amilase Air Liur
Kemampuan enzim amilase untuk menghidrolisis substrat bergantung pada jenis pati
matang atau pati mentah. Pati mentah ialah pati yang tidak mengalami
proses pemanasan, sedangkan pati matang sebaliknya. Proses hidrolisis pati tersebut
dibantu dengan pereaksi Iod. Fungsi uji Iod ialah untuk mengetahui ada tidaknya amilum
pada sampel.
Pada percobaan ini campuran pati mentah, akuades, dan saliva dipanaskan selama 20
menit pada 37oC. Suhu 37oC adalah suhu yang optimum, pada suhu optimum amilase
dapat menjalankan fungsinya mengubah amilum menjadi maltosa. Sehingga pada saat uji
iod menghasilkan warna biru karena menurut teori amilum dan dextrin yang molekulnya
masih besar bereaksi dengan iodium akan memberikan warna biru.
II. Simpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa proses pencernaan berawal di dalam rongga
mulut yang dikatalis dengan enzim amilase yang terdapat di dalam saliva. Uji iodin yang
digunakan berfungsi sebagai indikator terhadap proses terjadinya reaksi yang ditandai dengan
adanya perubahan warna. Pati yang terhidrolisis pada suhu optimun 37 oC tidak menunjukkan
perubahan warna pada menit ke-6, sedangkan pati mentah berubah menjadi warna biru
menandakan adanya amilum.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. “Khasiat Saliva”. Dalam http://masenchipz.com/khasiat-saliva.
Lehinger AL. 1998. Dasar-Dasar Biokimia 1. Thenawijaya M, penerjemah. Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia PRESS.
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. Edisi IV, Volume 2. Jakarta: EGC.
Lampiran
Soal:
Jawaban:
1.
2. Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-
reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan
oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri.
3. a) Golongan I Oksidoreduktase
Enzim yang ternasuk dalam golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
dehidrogenase dan oksidase.
b) Golongan II Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa contoh
enzim yang termasuk golongan ini adalah meeetiltransferase,
hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, asiltransferase dan aminotrandferase
atau disebut juga transminase (Anna Poedjiadi, 1994).
5. Untuk melihat daya cerna air liur dalam menghidrolisis larutan pati (telah mengalami
pemanasan) dan tepung pati (pati mentah).